RMA Indonesia jualan Ford Ranger baru

Mudik 2024: Bengkel Siaga Ford Layani Model Fiesta Hingga Ranger

Seperti biasa, agen pemegang merek mobil pasti ikut sibuk di musim mudik ini. Termasuk RMA Indonesia, pemegang merek Ford dan Mahindra. Mereka menggandeng beberapa dealer resmi di tanah air, dan membuka Bengkel Siaga Ford.

Pelaksanaan Bengkel Siaga Ford kali ini diadakan mulai tanggal 8 hingga 13 April 2024 di 7 titik arus mudik meliputi pulau Sumatra, Jawa, dan Bali (Palembang, Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Surabaya dan Denpasar). Menurut pernyataan resmi RMA, “Program ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna kendaraan Ford yang melakukan perjalanan selama masa libur hari raya.”

Ford menegaskan dengan Bengkel Siaga ini, layanan bengkel dan suku cadang tetap buka selama libur lebaran. Artinya, dealer tetap melayani servis berkala, perbaikan umum, pembelian spare part, hingga layanan emergency sesuai dengan jam kerja normal.

Layanan derek juga disiapkan untuk mengangkut mobil konsumen ke bengkel atau saat pemilik memiliki kondisi darurat lainnya.

Siaga Untuk Semua

Seperti diketahui, sebelum mengambil hak APM, RMA adalah penyedia layanan pemeliharaan kendaraan Ford. Makanya, selama mengadakan program Bengkel Siaga, mereka juga siap melayani semua jenis Ford. Bukan cuma yang baru.

Artinya, kalau Anda pemilik Ecosport, Fiesta, Everest, Escape atau Ranger, mereka mengklaim siap melayani perbaikan dan perawatannya.

“Kami mendorong agar para pelanggan setia Ford bisa memanfaatkan program ini, demi menunjang aktivitas mudik lebaran di tahun 2024. Kami juga telah memastikan kesiapan tim aftersales di masing-masing dealer agar pelaksanaan program ini dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan” ujar Jari Kohonen, Country Manager RMA Indonesia.

Untuk lebih jelasnya, konsumen bisa menghubungi call center di nomor 0807 190 9000, atau kunjungi tautan ini.

Ford F150 Lightning EV

Ford Bangun EV Murah Untuk Hadang Mobil RRC

Pergerakan pabrikan RRC di pasar mobil listrik dunia mulai meresahkan. Honda sampai harus kolaborasi dengan Nissan, lalu kini diberitakan Ford sedang menyiapkan EV murah.

Pengumuman ini, untuk pabrikan Amerika Serikat adalah yang kedua kalinya. Tesla sudah lebih dulu mengatakan mereka sedang siapkan mobil dengan harga lebih terjangkau. Paling cepat 2025. Produk Ford akan hadir setahun kemudian dalam model SUV compact dan double cabin elektrik murah.

Seberapa murah dua mobi Ford tersebut? Untuk gambaran, saat ini mobil listrik Chevrolet Bolt, EV termurah di Amerika Serikat, harganya US $26.000. Ini akan berada di bawahnya.

Bikin Tidak Tidur

BYD Seagull

Pergerakan mobil listrik buatan RRC memang belum sampai di daratan Amerika Serikat. Namun pergerakan mereka di pasar global membuat para petinggi otomotif Amerika Serikat gelisah. Bagaimana tidak, harga mobil listrik buatan tiga besar AS raata-rata US $60.000. Bikinan Cina berbanderol setengahnya.

Bayangkan apa yang akan terjadi kalau mobil seperti BYD Seagull mendarat di negara Joseph Biden itu. Kenapa kami sebutkan Seagull? Karena ini jauh lebih murah daripada Chevy Bolt yang katanya paling murah. Seagull dihargai US $9.000-an. Fiturnya seperti biasa BYD: Lengkap! Bagaiaman Ford tidak khawatir.

Rencana Ford EV itu tidak datang dengan mudah. Saat ini mereka sedang matang-matangnya mempersiapkan SUV berpenggerak listrik. Rencana tersebut harus ditunda, menurut Bloomberg, untuk memberi jalan pada penjegal mobil Cina ini.

Ford Territory akan masuk ke Indonesia

RMA Indonesia Akan Bawa Saingan CR-V Bernama Ford Territory

Lini produk Ford di Indonesia sepertinya akan segera bertambah dengan kehadiran Ford Territory. Terutama untuk mengisi segmen mobil keluarga. Saat pembukaan dealer baru Ford kemarin (26/02), beberapa petinggi RMA Indonesia, APM Ford mengungkapkan hal tersebut.

Ini seperti menegaskan rumor yang kami dengar sejak uji coba Ranger dan Everest di Vietnam tahun lalu. Mobilnya adalah Ford Territory, yang ukurannya lebih ringkas dari Everest. Jari Kohonen, mengatakan pihaknya memang punya rencana itu. Dr. Beteng Santoso, Direktur Sales dan Marketing RMA Indonesia bahakan sudah mengatakan, “Kami akan membawa Ford Territory untuk pasar Indonesia. Tunggu saja nanti.”

Namun tidak dipastikan kapan mobil ini akan masuk ke Indonesia. Saat ini, untuk kawasan ASEAN, Territory baru dipasarkan di Filipina, yang menganut lalu lintas setir kiri.

Apa Itu Ford Territory?

Kalau mau melihat ke belakang, Territory mungkin cocok disebut sebagai penerus Ford Escape yang sempat laris di Indonesia. Mobil ini adalah SUV berikuran medium yang lebih banyak dipasarkan di Cina atau negara-negara berkembang. Dan hadir juga di beberapa negara Timur Tengah.

Mobil ini dikenal juga sebagai Equator Sport, dirakit di Nanchang, Cina. Memiliki dua baris bangku untuk menampung lima orang. Motivatornya mesin EcoBoost 1,5 liter bertenaga 168 hp. Atau 1.8 liter untuk pasar Timur Tengah. Dikawinkan dengan transmisi DCT 7-speed.

Dimensi panjangnya 4.630 mm dengan wheelbase 2.726 mm. Lebih pendek dari Honda CR-V terbaru (4.691 mm), namun wheelbase Territory lebih panjang 25 mm. Lebarnya 1.935 mm dengan tinggi 1.706 mm. Dua ukuran terakhir itu, melewati dimensi CR-V.

Ini tentunya berita bagus untuk pasar otomotif Indonesia. Konsumen akan semakin punya banyak pilihan. Kita tunggu saja kehadiran mobil ini.

TEsst ford ranger raptor 2.0 di Vietnam. Motomobi NEws.

Ford Perluas Jaringan, PT DAS Jadi Penjual Ford di Surabaya

PT RMA Indonesia, pemegang merek mobil Ford di Indonesia mengumumkan penambahan dealer baru untuk area jawa Timur, tepatnya di kota Surabaya. Yang menarik, dealer baru ini berada di bawah manajemen PT DAS (Dili Auto Service). Kalau merasa familiar dengan nama itu, karena DAS juga menjual Jeep di Indonesia.

Kemitraan tersebut ditanda tangani pada 5 Desember 2023 lalu di Jakarta oleh Jari Kohonen, Country Manager dan Direktur RMA Indonesia, Dr. Beteng Santoso selaku Direktur Sales dan Marketing RMA Indonesia. Dari PT DAS diwakili oleh Dedy Tjandrakoesoema dan Mulyadi Kantiana. Rencananya, dealer Ford Surabaya ini akan mulai beroperasi penuh pada kuartal pertama 2024.

Hadir dengan kemampuan pelayanan 3S (sales, service, spare part). Diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan para pengguna setia dan menjangkau konsumen baru di Surabaya dan sekitarnya. “Kami sangat senang bisa menjalin kemitraan dengan PT DAS,” ungkap Jari Kohonen. Menurutnya, kolaborasi terbaru ini merupakan langkah lanjutan dalam upaya RMA memperluas jaringan dealer 3S Ford di Indonesia. “RMA Indonesia dan Ford berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan industri otomotif di Indonesia. Kami ingin terus konsisten meningkatkan kepuasan pelanggan melalui jaringan dealer dan layanan servis yang akan kami hadirkan,” ungkapnya.

Tetap Jualan Jeep

Saat ini, Ford telah memiliki jaringan dealer resmi 3S di kota kota seperti di Mampang dan Tomang di Jakarta. Ada juga di Banjarmasin, Medan, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Balikpapan, dan Samarinda. Lalu, sebanyak 28 outlet yang berfungsi sebagai dealer 2S Sales and Service tersebar di 22 kota di Indonesia.

“Kami antusias untuk menjalani peluang kerjasama ini. Dengan dukungan serta pengalaman yang luar biasa dari RMA Indonesia, kami percaya bisa memberikan layanan terbaik kepada para pelanggan Ford di Surabaya. Kami berharap kehadiran dealer resmi Ford ini bisa menambah pengalaman berkendara yang tak tertandingi bagi para pecinta mobil Ford,” kata Dedy Tjandrakoesoema mewakili PT DAS. Menurut informasi yang kami terima, DAS juga tetap akan menjual produk Jeep di kota ini. 

RMA Indonesia Buka Dealer Resmi 3S Ford di Samarinda

Produk buatan Ford bukan barang baru di wilayah Kalimantan. Ford sudah digunakan oleh banyak perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut, sejak awal tahun 2000an. Sebagai upaya untuk semakin mendekatkan diri kepada konsumen loyalnya, RMA Indonesia, selaku Agen Pemegang Merek (APM) Ford di Indonesia, membuka dealer resmi Ford di kota Samarinda.

Bermitra dengan PT Hayyu Pratama Dealer, mereka membuka dealer resmi Ford yang dilengkapi layanan berstandar 3S (Sales, Service, dan Sparepart). Dengan hadirnya cabang ini, tentu menjadi bukti komitmen perusahaan dalam upaya terus memperluas kehadiran merek Ford di Tanah Air.

Fasilitas yang berlokasi di Jl. K.H Wahid Hasyim 1 No. 40 RT. 10, Sempaja Selatan, Samarinda Utara, ini akan menjadi destinasi lengkap bagi para pelanggan Ford di kota tersebut. Ford Samarinda melengkapi jaringan dealer resmi Ford, yang mencapai total 31 outlet tersebar di 27 kota di seluruh Indonesia.

Pelanggan juga akan dapat mengakses fasilitas purna jual mencakup bengkel perawatan dan perbaikan kendaraan. Keberadaan gudang suku cadang asli Ford juga akan memudahkan konsumen dalam membeli komponen fast-moving dan slow-moving dengan harga yang lebih terjangkau.

“Kami sangat senang dapat bekerjasama dengan PT Hayyu Pratama Dealer. Ini menjadi bukti komitmen kami untuk terus mendukung pertumbuhan industri otomotif di Indonesia,” sambut Jari Kohonen, Country Manager RMA Indonesia.

“Kami merasa sangat bangga dapat mengambil langkah yang signifikan dalam memberikan kemudahan bagi pelanggan setia Ford di Kota Samarinda,” imbuh Brama Wijaya, Direktur PT Hayyu Pratama Dealer.

Ford

6 Mobil Terbaik Yang Lahir Berkat Ford

Ford adalah salah satu raksasa otomotif dunia. Pasang surut mereka lalui dan bertahan hingga sekarang. Pabrikan Amerika ini banyak melahirkan mobil-mobil yang akhirnya jadi legenda dunia permobilan. Sebut saja Mustang, Ford GT, Focus, Fiesta, Escort, Jaguar XJ220. Hah? Bagaimana?

Jaguar XJ220

Jaguar XJ220

Titel Automotive Giant bukan tanpa alasan melekat di produsen asal Detroit ini. Mereka mencaplok Jaguar pada 1990. Di tangan mereka, bergulir berbagai mobil baru mulai dari S-Type, X-Type dan yang paling fenomenal, supercar Jaguar XJ220.

Awalnya, saat masih konsep dibekali mesin V12 6,2 liter dengan kemampuan AWD. Namun realisasinya menggunakan jantung mekanis twin turbocharged V6 3,5 liter. Kemampuan geraknya juga dipangkas jadi RWD (rear wheel drive). Meski begitu, mobil tersebut dianggap salah satu yang mumpuni. Top speed lebih dari 320 km/jam berkat mesin yang mampu menghasilkan 500 hp. Dibuat kurang dari 300 unit selama dua tahun (1992-1994).

Land Rover Discovery 3

Land Rover Discovery 3

Land Rover diambil alih dari BMW tahun 2000. Empat tahun kemudian, lahir Discovery 3 yang membuat nama Discovery makin populer di berbagai belahan dunia. Mesin tangguh, kemampuan off road tidak perlu dipertanyakan. Tentunya Ford ‘happy’. Tahun 2009, muncul Discovery 4 yang sebetulnya tidak terlalu berbeda, tapi punya banyak peningkatan kemampuan. Sayangnya, saat Disco 4 lahir, kepemilikan Land Rover sudah pindah ke Tata Motors.

Range Rover Generasi 3

Range Rover generasi ketiga

Ini sebetulnya tidak sepenuhnya dibuat di bawah pengawasan Ford. Karena saat dikembangkan, Range Rover masih dikuasai BMW. Itulah kenapa, versi awal menggunakan mesin BMW. Namun seiring berjalannya waktu, Anda bisa menemukan versi dengan mesin buatan Ford atau Jaguar. Yang menarik, kalau versi Range Rover sebelumnya dikatakan sebagai off roader yang dibuat nyaman, mulai gen-3 ini BMW mencanangkan Range Rover dibuat eksklusif sebagai off roader mewah kalangan atas. Hingga sekarang citra itu melekat. Akhirnya, Ford membuatkan jalan tengah dengan mobil di bawah.

Range Rover Sport

Range Rover Sport

Arahan baru datang dari Ford setelah mereka menguasai Land Rover/Range Rover. Mereka ingin Range Rover juga mencakup pasar yang tidak terlalu tinggi. Ini diterjemahkan oleh engineer dan desainer Range Rover melalui Stormer Concept. Debut perdana di Detroit Auto Show 2004. Ukurannya lebih kecil dari Range Rover biasa. Supaya ongkos pengembangan dan produksi bisa ditekan, komponennya banyak berbagi dengan Discovery 3. Sebuah rumus yang akhirnya membuahkan hasil. Mobil ini diserap dengan baik di pasar otomotif dunia.

Lincoln Navigator

Lincoln Navigator

Lincoln adalah merek mewah Ford yang dipasarkan kebanyakan di Amerika Serikat dan sekitarnya. Generasi pertama lahir pada 1998 dengan mesin V8, setahun lebih dulu dari Cadillac Escalade yang juga bertebaran di Indonesia. Ukurannya cukup masif. Versi yang beredar sekarang punya panjang hampir enam meter. Meski penjualannya disalip oleh Escalade, tapi Navigator tetap jadi pilihan banyak orang kaya. Sayangnya, untuk generasi terbaru, Navigator kehilangan sistem gerak 4WD-nya yang mumpuni. Lincoln (Ford) memutuskan mobil ini cukup gerak roda belakang saja. Menggunakan mesin V6 Ecoboost. Sayang sekali. Untuk yang akan datang, Lincoln Navigator dikatakan akan full electric.

Aston Martin DB7

Aston martin DB7

Menjelang akhir era 1980-an, Aston martin mengalami perubahan besar-besaran. Kepimilikannya sebagian dikuasai Ford pada 1987. Lalu 100 persen dikendalikan Ford pada 1993. DB7 lahir setahun berikutnya. Desain yang benar-benar baru memberikan angin segar bagi perusahaan Inggris ini. Hadir dalam bentuk coupe, lalu dua tahun kemudian versi convertibel yang disebut Volante muncul . Berkat kepemilikan Ford di Jaguar, DB7 bsia mendapatkan mesin Jaguar AJ6 untuk varian entry level. Kapasitasnya 3,2 liter dengan konfigurasi V6 plus Supercharger. Varian lebih mahal, diberikan mesin V12 buatan Aston Martin sendiri. Semasa kepemilikan Ford ini, lahir Virage (1988), Vanquish V12, Vantage dan DB9 yang tidak kalah spektakuler.

Volvo XC90

Volvo XC90

Salah satu pemicu turunnya merek pembuat sedan mewah ke pasar SUV adalah XC90. Volvo yang dipegang kendalinya oleh Ford, merasa bisa untuk membuat SUV. Dan terbukti, pabrikan Swedia ini sukses membuat SUV dengan semboyan ‘SUV yang menolak terguling’. Mesinnya juga menarik. Tapi yang paling menarik adalah XC90 bermesin B8444S. Ini mesin V8 4,4 liter yang dibuat oleh Yamaha, yang juga menggerakkan Ford Taurus SHO. Mobil yang menyelamatkan Ford dari kebangkrutan. 

 

 

Ford Ranger Plug-in Hybrid, Bisa Diajak Kerja Sekaligus Main

Ford bakal menawarkan produk yang bisa dipakai di dua ‘kebutuhan’, yaitu Ranger Plug-in Hybrid. Mobil ini akan menggabungkan kapabilitas berkendara sebuah kendaraan listrik (EV) dengan kemampuan untuk menjelajah beragam medan yang ditempuh, bahkan dapat mendukung pekerjaan maupun aktivitas para penggunanya.

Ford merencanakan produksi Ranger Plug-in Hybrid dimulai pada akhir tahun 2024, sehingga konsumennya sudah dapat menerima unit pada awal tahun 2025. Ranger Plug-in Hybrid ini menjadi langkah besar dalam rencana besar Ford untuk menyuguhkan beragam sumber tenaga pada deretan produknya, terutama di segmen pick-up berukuran medium.

Pemilik Ranger Plug-in Hybrid akan mendapat manfaat dari ekosistem Ford Pro, yang merupakan solusi penyederhanaan transisi dari mobil konvensional menuju mobil listrik, dengan adanya software dan opsi perawatan kendaraan.

Pick-up ini memiliki torsi yang lebih besar dari Ranger lainnya, karena Ford memadukan mesin bensin EcoBoost 4 silinder 2.3 liter dengan sebuah motor listrik dan sistem baterai yang dayanya dapat diisi ulang. Diklaim bahwa mobil ini dapat dikendarai dengan mode listrik sejauh 45 km. Mode listrik ini membuka peluang baru kepada para pelaku bisnis yang banyak beraktivitas di area perkotaan dengan zona rendah emisi gas buang.

Ranger Plug-in Hybrid juga menawarkan Pro Power Onboard, yang memungkinkan penggunanya mengoperasikan berbagai perkakas bertenaga listrik hanya dengan menyambungkannya ke soket power outlet pada bak belakang. Sehingga peran generator (genset listrik) pun boleh ‘pensiun dini’ dan bak belakang bisa diisi dengan barang bawaan lebih banyak.

Tersedia empat mode pada sistem EV, yang dapat memberi fleksibilitas penggunanya dalam berkendara dengan tenaga baterai. Tentu tidak ketinggalan lima mode berkendara dan beragam fitur keselamatan, ditambah lagi dengan sistem penggerak empat roda yang telah dikenal mumpuni melahap medan buruk.

Ford Bronco Siap Diproduksi Dan Beredar Di China

Ford kian gencar memasarkan Sport Utility Vehicle (SUV) andalan mereka yakni Bronco ke pasar global. Tak puas hanya bermain di pasar Inggris dan Eropa, kini pasar domestik China menjadi target the Blue Oval yang selanjutnya. Seberapa optimiskah Ford dengan kawasan yang satu ini?

Perakitan Lokal Lebih Ekonomis

Pasar domestik RRC memang sangat gemuk dan potensial. Namun untuk bisa sukses bermain di kawasan yang satu ini, Ford harus menerapkan langkah strategis.

Harga jual yang kompetitif alias murah dan terjangkau adalah kunci utama untuk bisa sukses bersaing di pasar domestik RRC.

Perakitan secara lokal dan kandungan komponen buatan dalam negeri adalah langkah efektif untuk bisa menekan biaya produksi. Distribusi produk ke konsumen pun jadi lebih cepat.

Kemitraan bersama pun dijalin antara Ford dan industri lokal asal China, Jiangling. Bronco rencananya akan mulai diproduksi di China pada tahun 2024 oleh Jiangling Ford.

Tak hanya Bronco, ternyata Jiangling Ford telah memproduksi pickup Ford Ranger spek domestik China dengan harga yang sangat terjangkau.

Berdasarkan reportase dari media lokal Car News China, Ford Bronco made in China ini kisaran harga jual termurahnya mulai dari 300.000 Yuan ($41.243) atau sekira Rp 634,8 jutaan.

Jika harus mendatangkan dari Amerika Serikat (AS), biaya impor akan membuat harga jualnya berada di kisaran 700 ribu-1,2 juta Yuan ($96.233-$164.971). Sekitar Rp 1,48 miliar hingga Rp 2,53 miliar. Selisihnya sangat banyak…

Seperti Inilah Bronco Made In China

Bronco versi spek lokal China produksi Jiangling Ford memang belum diluncurkan secara resmi. Namun foto unitnya telah dilansir oleh pihak Kementerian Industri dan Teknologi Informasi pemerintah RRC.

Dibandingkan dengan versi aslinya di AS, tentu saja terdapat sejumlah perbedaan dan penyesuaian.

Bronco spek China tampil dalam versi 4-pintu, dan terdapat 2 varian model. Perbedaannya terlihat jelas pada desain velg, bumper, dan ekstensi pada fender.

Perbedaan dari US-spec terlihat pada emblem Ford pada grille, reflektor lampu yang lebih polos dan tulisan huruf China pada pintu belakang.

Spek Bronco Pasar Domestik China

Berdasarkan data resmi dari pihak pemerintah RRC, sasis SUV ini tetap menggunakan model ladder-frame.

Hanya saja dimensi ukuran bodinya terdapat sedikit perbedaan. Lebar bodi yang 2.070 mm dan jarak wheelbase 2.950 mm sama seperti Bronco US-spec. Perbedaan terdapat pada panjang bodi yang di kisaran 4.800-4.825 mm dan tinggi bodi sekira 1.990 mm. Hal ini dipengaruhi oleh desain bumper serta ukuran pelek dan ban serta settingan suspensi.

Mesin Ford Rakitan China

Tak hanya perakitan kendaraan saja yang dilakukan secara lokal. Mesin yang digunakan Bronco ini pun diproduksi di China.

Mesin bensin 4-silinder 2.3-liter turbo untuk Bronco akan diproduksi oleh kemitraan bersama Changan Ford.

Output tenaganya yang sebesar 271 hp hanya selisih 29 hp lebih rendah dari mesin 2.3 EcoBoost spesifikasi varian terendah Bronco yang beredar di AS.

Torsi maksimum yang sebesar 455 Nm tak ada perbedaan. Perihal versi transmisi apa yang akan dibekalkan memang belum resmi diumumkan.

Bronco di AS dibekali transmisi otomatis 10-speed dan tersedia opsi transmisi manual. Untuk pasar domestik RRC kemungkinan hanya akan tersedia dengan transmisi otomatis 8-speed dan tanpa opsi transmisi manual.

Dengan munculnya Ford Bronco di pasar domestik RRC, semakin ramai pula pasar SUV di negara itu. Konsumen bisa bingung tentunya, pilih Bronco asli dari Ford, atau SUV lokal yang tampilan desainnya mirip-mirip Bronco…

Ford Mustang Mach-E Rally, Kuda Liar Penyuka Medan Gravel

Terobosan unik dilakukan oleh Ford melalui salah satu Mustang varian Mach-E. Ya, tapi yang ini adalah Mustang Mach-E Rally. Sesuai namanya, mobil ini membawa karakter Mustang ke segmen yang berbeda, bukan hanya bergaya mobil reli, namun juga dapat digunakan di jalanan non-aspal. Langkah ini seolah mendobrak anggapan bahwa Mustang Mach-E hanya bisa dipakai di jalanan aspal halus saja.

Eksplor segmen baru

“Satu tahun lalu, mobil ini hanya merupakan ide kami saja. Namun kini, Ford berhasil merealisasikannya. Sebab kami selalu ingin mengeksplor setiap area baru yang terkait dengan performa. Mulai dari suspensi dengan spesifikasi reli, hingga penggunaan sepasang motor listrik. Kami yakin bahwa Mustang Mach-E akan disukai oleh banyak kalangan,” kata Donna Dickson, Chief Engineer untuk Ford Mustang Mach-E.

Posturnya lebih jangkung

Ford Mustang Mach-E Rally menggunakan komponen dari Mustang Mach-E GT, dengan sepasang motor listrik yang memiliki output 480 hp dan torsi 880 Nm. Baterai lithium-ion yang digunakan memiliki kapasitas 91 kWh. Supaya penampilannya semakin mantap, suspensi bawaan Mustang Mach‑E GT ditinggikan 20 mm, dengan per model baru dan sokbreker MagnaRide.

Penampilan mumpuni juga harus didukung dengan sejumlah komponen penunjang lainnya. Rem depan dengan cakram berukuran 385 mm dan kaliper buatan Brembo yang dicat warna merah. Velgnya pun bergaya mobil reli, dengan diameter 19 inci dan dilabur kelir putih. Bannya menggunakan Michelin CrossClimate2 berukuran 235/55 R19.

Spoiler ala Ford Focus RS

Pada Mustang Mach-E Rally juga disematkan RallySport Drive Mode 6 yang dirancang untuk penggunaan saat berkendara di jalanan non-aspal, serta mampu beradaptasi dengan semua sistem kontrol pada komputer mobil. Hasilnya, respons throttle sesuai kondisi kecepatan dan peredaman suspensi yang baik saat melahap medan gravel, salju, maupun permukaan basah.

Bodi Mustang Mach-E Rally dilengkapi dengan body moulding di bagian atas dan bawah, wind splitter di bagian depan, atap berwarna hitam, serta spoiler belakang bergaya Ford Focus RS. Pilihan warna pun cukup beragam, mulai dari Grabber Blue, Shadow Black, Eruption Green, Grabber Yellow, Star White, tak ketinggalan Glacier Gray.

“Mustang Mach-E Rally menjadi bukti dari jiwa Ford terhadap dunia reli. Sehingga kami ingin menyuguhkan sebuah produk yang dapat mengakomodir antusiasme para penyuka reli,” tukas Jim Farley, Chief Executive Officer Ford. Pemesanan Ford Mustang Mach-E Rally mulai dibuka pada awal tahun 2024 nanti. Untuk harga, Ford belum mengungkap angkanya…

Pabrik Mobil Listrik Ford Di Cologne, Jerman Resmi Beroperasi

Ford mengumumkan bahwa proyek revitalisasi fasilitas manufaktur mobil listrik Ford di Jerman, Ford Cologne Electric Vehicle Center telah rampung dan resmi beroperasi.

Pabrik yang berlokasi di Niehl, tak jauh dari kota Cologne tersebut pertama didirikan pada tahun 1930. Ini bukan sekadar fasilitas manufaktur, namun bagian dari rekam jejak sejarah Ford di Eropa, khususnya di Jerman.

Lebih dari 18 juta unit kendaraan telah dilahirkan di pabrik ini, mulai dari Ford Model A, Granada, hingga Fiesta.

Kini, fasilitas manufaktur seluas 125 hektar pun ikut berbenah mengikuti arah visi masa depan Ford yang mulai bergeser ke elektrifikasi otomotif.

Bebas Emisi Karbon 2035

Untuk mencapai visi bebas karbon memang tak dapat diraih dalam waktu yang singkat. Nihil jejak emisi karbon secara penuh pada tahun 2035 mendatang, merupakan target jangka panjang yang dicanangkan oleh Ford untuk kawasan Eropa.

Tak hanya pada operasional fasilitas manufaktur saja, namun secara menyeluruh dari hulu ke hilir. Mulai dari jaringan logistik pasokan bahan baku serta komponen produksi hingga distribusi produk ke jaringan dealer.

Manufaktur Ramah Lingkungan

Tak heran jika dana investasi yang digelontorkan oleh The Blue Oval sangat besar yakni mencapai 2 milyar dolar AS atau setara Rp 29,7 triliun!

Ford tak sekadar merombak total seluruh sistem dan teknologi yang digunakan pada proses manufaktur.

Sumber daya energi menggunakan listrik terbarukan dan gas biometana yang lebih ramah lingkungan.

Ford Explorer versi bertenaga listrik merupakan model pertama yang akan diproduksi di pabrik ini. Nantinya, model EV lain seperti Mustang Mach-E, E-Transit van dan F-150 Lightning segera menyusul.

Untuk tahap awal, pabrik ditargetkan mampu memproduksi hingga 250.000 EV per tahun. Lalu meningkat menjadi 2 juta unit kendaraan pada akhir tahun 2026 mendatang.

Mulai pertengahan tahun 2026 mendatang kendaraan penumpang Ford di Eropa akan berteknologi rendah emisi. Dan pada tahun 2030, Ford hanya akan memproduksi mobil listrik untuk pasar Eropa.

 

 

Ford Everest Titanium 2023

Ford Everest 2023 Dijual Mulai Dari Rp 778 Jutaan, Sebagus Apa?

Ford Everest 2023 hadir di Indonesia untuk menggoyang pasar SUV tujuh penumpang. PT RMA, distributor Ford di Indonesia memboyong dua varian, XLT dan Titanium, yang keduanya dibekali penggerak empat roda. Berapa harganya?

Everest XLT dijual dengan harga Rp 778 juta. Sedangkan Harga Everest Titanium, sebagai tipe tertinggi, adalah Rp 871 juta. Semuanya OTR DKI. Dibanding Mitsubishi Pajero Sport Ultimate 4×4, harganya terpaut 135 juta lebih mahal. Lalu, apa bagusnya SUV ini? Terutama versi Titanium.

Ford Everest Gen 3

Ford Everest Wildtrack

Kami sempat mencoba Ford Everest di Vietnam beberapa waktu lalu. Meski bukan yang dijual di Indonesia (namanya Everest Wildtrack), namun cukup memberikan gambaran kemampuan mobil off roader keluarga ini.

Seperti dikatakan tadi, semua tipe hadir dengan gerak 4×4 yang bisa diatur melalui tombol. Tidak perlu pakai tuas. Selain itu fitur kenyamanannya cukup lengkap. Ada panoramic sunroof, untuk tipe Titanium. Joknya juga sudah kulit dengan pengaturan elektrik. Layar infotainment 10,1 inci di dashboard memiliki kemampuan konektivitas dengan handphone Anda.

Fitur Mumpuni

Jujur, kami suka dengan interior yang ditawarkan. Dashboard-nya mudah dipahami. Tombol-tombol fisik gampang diraih. Material yang dipakai juga cukup enak di pegang. Ruang kaki terasa lega terutama di baris pertama dan kedua. Row ketiga memang begitu saja. Seperti yang ada di pesaingnya. Tidak lupa, ada soket 12 volt di depan dan, siapa tahu perlu, ada colokan listrik 250 Volt.

Sebagai mobil penumpang, tentu didukung kemampuan perlindungan. Tercatat ada tujuh airbag, rem parkir elektrik, hill descent control yang mumpuni, ini kami buktikan sendiri di Vietnam. Lalu untuk kemudahan berkendara, disediakan blind spot monitoring, cruise control,

Eksterior, seperti yang bisa Anda lihat, terlihat tegas. Grill lebar dengan lampu LED mengapit. Parasnya membuat Everest tampak besar. Agak kontras dengan bagian samping yang berlekuk.

Ukurannya, panjang 4.914 mm, lebar 2.207 mm serta tinggi 1.841 mm. Wheelbase menyentuh 2.900 mm. Tidak kalah penting, ground clearance 246 mm.

Bagian teknis, baik Ford Everest Titanium diberikan mesin diesel 2,0 liter empat silinder. Dibekali juga dengan sistem induksi bi-turbo. Jantung mekanis ini menghasilkan 207 hp dengan torsi 500 Nm. Angka spesifikasi yang sama dengan Ranger Raptor.

Menurut DJ Simpson, Managing Director Ford Asia Pacific Distributor Markets, tujuan mereka untuk Everest baru sangat jelas. “Tim global kami telah mengembangkan next-gen Everest dengan menggabungkan kemampuan untuk menjelajah di berbagai medan dengan kenyamanan yang luar biasa,” ujarnya.

“(Everest) dilengkapi dengan desain eksterior yang berani dan menggambarkan jiwa penuh petualangan. Desain interior yang menghadirkan ketenangan dan kenyamanan. Next-gen Everest ini benar-benar bentuk nyata ‘SUV generasi selanjutnya’ yang pastinya akan diminati oleh pelanggan kami,” tambah Simpson.

Ford luncurkan Ranger Raptor dan Everest baru

Ford Everest dan Ranger Generasi Terbaru Resmi Meluncur di Indonesia

Ford Indonesia yang berada di bawah grup usaha RMA memperkenalkan dua mobil baru hari ini (8/6/2023) di Jakarta. Keduanya adalah Ford Everest dan Ranger Raptor generasi terbaru.

Ford Everest hadir dalam dua varian: Titanium dan XLT. Rp 871 juta untuk versi Titanium, sedangkan XLT harganya lebih murah yaitu Rp 778 juta . Keduanya memiliki spesifikasi serupa, mesin empat silinder 2.0 liter bi-turbo bertenaga 207 hp, gerak empat roda dengan transmisi 10-speed otomatis.

Yang membedakan adalah kelengkapan fitur. Dari luar, selain tulisan Titanium di moncongnya, varian tertinggi ini berbagai kelengkapan yang mumpuni.

Untuk mendukung hiburan, keduanya dibekali sistem infotainment yang mumpuni. Salah satu yang menonjol adalah multi-touch screen multi-function display berukuran 12 inci. Tidak ketinggalan layar berwarna 12,4 inci. Keduanya diposisikan vertikal di tengah dashboard, membentuk layar yang masif.

Fitur bantu berkendara yang ada di Titanium antara lain, Automated Active Park Assist System, Adaptive Cruise Control yang memiliki kemampuan Stop and Go.

Ford Ranger 

Untuk doubel cabin ini,  Ford Indonesia memboyong beberapa varian generasi baru Ranger, yang semuanya berpenggerak 4×4 dengan mesin diesel 2.0 liter.

Varian dan harganya bisa dilihat di bawah ini:

● FORD RANGER BASE 2.0L (4X4) M/T (Rp 481 juta)

● FORD RANGER XLT 2.0L (4X4) A/T (Rp 589 juta)

● FORD RANGER WILDTRAK 2.0L (4X4) A/T (Rp 731 juta)

● FORD RANGER RAPTOR 2.0L (4X4) A/T (Rp 1,103 milyar)

Ranger Raptor

Ini yang paling berkesan. Ford Ranger Raptor yang Anda lihat di sini dikatakan sebagai Raptor paling pintar. Hadir menggunakan mesin 2.0 liter. Juga bertenaga 207 hp dengan torsi 500 Nm.

Ini bukan sembarang mobil off road yang bisa mengangkut barang banyak di bak. Tapi merupakan double cabin performa tinggi yang siap melahap medan berat dengan kecepatan di atas rata-rata. Kami sudah buktikan kemampuannya di Vietnam pada 31 Mei lalu.

Dengan harga Rp 1,103 milyar, apa yang ditawarkannya rasanya cukup sepadan. Meski dengan harga itu, segmentasinya jadi terbatas. Ranger Raptor menawarkan kemampuan off road yang mumpuni dengan gerak empat roda dalam berbagai mode (Eco, Normal, Mud/Rut, Rock Crawl, Sand dan Baja).

Ditunjang juga dengan penggunaan suspensi double wishbone dengan shock absorber racikan FOX. Pengalaman kami dengan mobil ini, kaki-kaki ini membuat percaya diri bergerak di aspal maupun medan berat. Selain tentunya ditunjang torsi 500 Nm tadi.

DJ Simpson, Managing Director Ford Asia Pacific Distributor Markets, menegaskan, “Kami benar-benar fokus untuk menghadirkan pikap dengan performa terunggul di kelasnya melalui next-gen Ranger Raptor.”

“Ranger Raptor diciptakan dengan engineering spesifik bagi para peminat off-road, menggabungkan raw power dengan kepresisian mekanik dan teknologi untuk menciptakan Ranger yang paling canggih yang pernah ada,” tambahnya. 

Tertarik? Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, jujur kami sangat tertarik.

Mobil Baru Ford Mau Datang, Seperti Apa Kesiapan Distributornya?

Masih seputar peluncuran mobil baru Ford Everest dan Ranger Raptor yang akan dilaksanakan 8 Juni nanti, kami coba menggali sebetulnya seperti apa arah bisnis RMA, distributor Ford di Indonesia.

Aviandra Pradipta, Strategic Planning & Product Management Manager, RMA Indonesia angkat bicara. Ia menegaskan, awalnya RMA memang hanya mendistribusikan suku cadang Ford di Indonesia, lengkap dengan garansinya. Namun sejak 2019 hal tersebut berubah. Saat itu mereka mendapatkan izin untuk menjual produk Ford Ranger XLT serta varian paling bawah untuk kepentingan fleet. Terutama perusahaan tambang.

Tahun 2022, Ford mempercayakan perusahaan asal Thailand ini untuk menjual kendaraan penumpang Ford Everest. “Jadi perkembangannya sudah lumayan jauh. Tidak cuma jualan mobil, tapi perkembangan dealer network-nya mulai aktif lagi,” ujar Aviandra Pradipta.

Ia juga mengatakan, penjualan Ford terbesar di Indonesia ada di Kalimantan, khusunya Banjarmasin dan Balikpapan.

Selain itu, soal ketersediaan spare part juga diklaim terjamin oleh RMA. “Kami punya hub di Jakarta dan Balikpapan. Jadi bisa menjamin ketersediaan suku cadang. Bukan hanya untuk Everest atau Ranger, tapi juga untuk model-model sebelumnya seperti Ford Fiesta atau Focus.”

RMA juga dikabarkan akan menambah dealer baru di Jakarta dan Tangerang tahun ini, untuk mendukung distribusi mobil penumpang (Ford Everest) dan ‘mobil hobby’, Ranger Raptor yang mereka pasarkan.

Untuk informasi, penjualan Ford yang ditangani oleh RMA memang belum terlalu banyak. Jumlahnya ratusan unit tahun lalu. Yang paling laris tidak lain Everest Titanium varian Ranger XL double cabin dan versi Raptor.

Nantinya, tidak menutup kemungkinan Ford juga akan menjual SUV yang memiliki pangsa pasar lebih luas. “Saat ini kami masih mengikuti arahan dari Thailand. Dan yang tersedia dua model (Everest dan Ranger) ini. Nanti kalau di Thailand ada produksi model baru, kami bisa saja datangkan untuk Indonesia,” tutup Pradipta.

Ford everest baru

Menebak Kemampuan Ford Everest Titanium Yang Akan Hadir di Indonesia

Undangan soal peluncuran Ford Everest generasi ketiga yang kami terima cukup membuat penasaran. Di undangan tersebut dikatakan Next-gen Ford Everest Titanium. Kalau melihat versi sebelumnya, Titanium punya fitur yang cukup lengkap. Namun seperti biasa, distributor Ford di Indonesia tutup mulut soal kelengkapan mobil ini. 

Secara umum, pesaing Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport ini mengandalkan platform yang disebut T6. Berbagi banyak komponen dengan versi doubel cabin, Ford Ranger. Untuk EFord Everest baru, di pasar global disediakan satu pilihan mesin bensin berkonfigurasi 4-silinder 2,3 liter EcoBoost.

Ada juga opsi dua mesin diesel berkapasitas 2,0 liter EcoBlue. Salah satunya dibekali twin turbo dan satunya turbo tunggal. Terakhir, yang paling menarik untuk penyuka kecepatan, Everest V6 PowerStroke diesel. Jujur, kami kurang yakin apakah verswi V6 ini akan hadir di Indonesia, tapi kalau memang ada, akan jadi gebrakan tersendiri untuk Ford.

Pilihan transmisinya 6 speed atau 10 speed automatic, lengkap dengan penggerak 4WD, atau 2WD. Selain itu, penunjang gerak di medan berat lainnya ada diff lock elektronik. Dihadirkan juga beberapa mode berkendara yang disebut Terrain Management System. Tidak lupa, kemampuan menerjang banjir diklaim hingga ketinggian air 800 mm.

Ganjalan Terbesar

Ford Everest Titanium 2023

Suspensi depan sudah independen, dengan kaki belakang menggunakan konstruksi Watt link. Suspensi model ini, sebetulnya bukan yang baru dan cocok untuk mobil dengan gardan belakang yang punya kemampuan offroad. Intinya, mobil lebih stabil karena suspensi mampu meredam pergerakan menyamping saat bermanuver atau melibas medan tidak rata.

Fitur kenyamanan yang menarik adalah kemampuan untuk parkir otonomus untuk tipe Ford Everest Titanium. Namanya Active Park Assit 2.0. Anda tinggal memantau dari layar vertikal besar di tengah dashboard. Meski entah akan ada di versi yang hadir di Indonesia nantinya.

Menarik juga, dengan kemampuan yang ada, menakar berapa harga mobil ini. Yang jelas, ganjalan terbesarnya adalah, Ford Everest Titanium atau varian lainnya masih diimpor dari Thailand. Sementara lawannya sudah dirakit lokal. Tidak perlu heran kalau harganya lebih mahal. Mungkin akan mendekati banderol Hyundai Palisade. Kita tunggu saja tanggal 8 Juni ini.

Ford Ranger Raptor, varian paling kencang di keluarga Ranger

Ford Ranger Generasi Terbaru Akhirnya Dipasarkan di Amerika

Ford Amerika akhirnya resmi memperkenalkan Ranger generasi kelima. Meski agak terlambat, tapi pasar setempat sepertinya cukup antusias dengan kehadiran Ford Ranger ini. Apalagi, double cbain tersebut tersedia dalam pilihan varian yang lumayan lengkap.

Seperti diketahui, Ford Ranger generasi kelima hadir pertama kali di Thailand menjelang akhir 2021 lalu. Namun Amerika baru kebagian tahun ini. Salah satu yang mencolok adalah varian Ranger Raptor. Meski secara penampilan dan penggerak serupa dengan versi global, tapi yang ini punya tenaga lebih besar.

Ford Ranger Raptor di US punya tenaga lebih besar.

Ranger Raptor Amerika dibekali mesin V6 Ecoboost 3,0 liter yang mampu menghasilkan 405 hp, dengan torsi puncak 583 Nm. Transmisinya 10-speed, automatic. Dan hanya girbok ini yang tersedia di semua lini Ranger di negara itu. Biasanya, mobil global untuk pasar Amerika tenaganya berkurang karena penyesuaian dengan regulasi emisi setempat.

Yang Membedakan

Pikap kencang ini dibekali sistem gerak empat roda yang canggih dengan transfer case 2-speed. Juga dilengkapi dengan diff lock untuk gardan depan dan belakang. Bannya mengandalkan BF Goodrich 33 inci, yang membungkus pelek ukuran 17 inci.

Seperti Ranger Raptor di Thailand, kaki-kakinya memiliki kemampuan berbeda karena menggunakan suspensi racikan Fox. Diklaim peredaman kecepatan tinggi di medan non-aspal bisa lebih baik.

Ford Ranger Raptor US Spec.

Untuk membedakan, secara kasat mata cukup mudah. Perawakannya terlihat lebih kekar dari varian lain berkat fender yang lebar. Dan tentunya logo Raptor di beberapa bagian eksterior.

Untuk versi standar, Ranger tersedia dengan opsi mesin 2,3 liter empat silinder. Sama-sama punya teknologi EcoBoost yang menyediakan tenaga hingga 270 hp. Torsinya 420 Nm. Dikabarkan juga, Ford akan menjual Ranger yang menggunakan mesin 2,7 liter EcoBoost yang dipakai F 150. Tenaganya 315 hp dengan momen puntir 542 Nm.

Konsumen Amerika Serikat sudah bisa memesan mobil ini mulai akhir Mei 2023. Harga paling murah adalah US $34.160. Paling mahal pasti sang Raptor dengan harga US $56.960.

Vale Indonesia dan Huayou Kolaborasi Dengan Ford

PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. (Huayou) Tiongkok mengumumkan kesepakatan dengan produsen mobil global Ford Motor Co. (Ford) pada 30 Maret 2023. Kolaborasi tiga pihak ini bertujuan untuk memajukan produksi nikel yang lebih berkelanjutan di Indonesia dan membantu membuat baterai kendaraan listrik agar lebih terjangkau.

Mampu hasilkan MHP hingga 120 kiloton per tahun

Ketiga perusahaan tersebut melakukan penyertaan modal di Proyek High-Pressure Acid Leach (HPAL) Blok Pomalaa, serta dihadiri oleh Presiden Indonesia Joko Widodo. Proyek HPAL Blok Pomalaa akan mengolah bijih pasokan PT Vale Indonesia, untuk menghasilkan nikel dalam bentuk mixed hydroxide precipitate (MHP).

MHP ini digunakan dalam baterai EV dengan katoda kaya nikel. Pabrik HPAL ini akan beroperasi di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Proyek ini mampu menghasilkan hingga 120 kiloton MHP per tahun.

Kolaborasi ini akan menyediakan bahan-bahan penting untuk peralihan industri otomotif ke kendaraan listrik, meningkatkan industri manufaktur EV Indonesia, dan mendukung rencana Ford untuk menghasilkan laju produksi 2 juta EV pada akhir 2026.

Dukung target produksi EV Ford hingga 2026

Proyek pemrosesan nikel dilakukan secara tiga arah dan secara kolektif, sehingga akan digabungkan dengan sumber nikel Ford lainnya. Kontribusi signifikan tersebut untuk mendukung target produksi kendaraan listriknya hingga akhir 2026.

“Kerangka kerja ini memberikan kendali langsung kepada Ford untuk mendapatkan nikel yang dibutuhkan dan memastikan nikel telah ditambang sejalan dengan target keberlanjutan Ford,” kata Lisa Drake, Vice President Model e Industrialization, Ford Motor Company.

“Perjanjian ini menunjukkan bahwa bukan hanya mengenai apa yang kami tambang, tetapi bagaimana kami melakukannya. Kerja sama global ini sejalan dengan visi Indonesia untuk membangun ekosistem EV domestik,” kata Febriany Eddy, CEO PT Vale Indonesia.

“Huayou adalah perusahaan berbasis teknologi, dan produsen terkemuka bahan baterai energi baru ramah lingkungan, rendah karbon, dan berstandar ESG tinggi. Kerja sama strategis ini merupakan salah satu proyek unggulan. Karena menghubungkan sumber daya nikel dan kobalt Indonesia dengan pembuat EV melalui kapabilitas canggih,” tambah Dr. George Fang, Senior Vice President Huayou.

Bakal serap 12 ribu pekerjaan konstruksi

Kesepakatan ini merupakan kelanjutan dari groundreaking Blok Pomalaa PT Vale Indonesia pada November 2022 silam. Blok ini merupakan Proyek Strategis Nasional dengan investasi hingga Rp 67,5 triliun dan diperkirakan akan menyerap sekitar 12.000 pekerjaan konstruksi.

“Kemitraan ini mengukuhkan PT Vale Indonesia sebagai pemasok utama dan pemimpin dalam nikel berkelanjutan dan rendah karbon. Kami berkomitmen untuk mendorong manfaat sosial ekonomi yang berkelanjutan bagi Indonesia,” tutup Deshnee Naidoo, Presiden Komisaris PT Vale dan Wakil Presiden Eksekutif Vale Energy Transition Metals.

Ford

Tanpa Ford di F1, Anda Tidak Akan Kenal Michael Schumacher

Ford memastikan akan masuk ke balapan F1 tahun 2026 nanti. Mereka akan bergandengan dengan Red Bull Racing sebagai ‘technical partner’. Artinya, Ford akan menyediakan mesin. Kembalinya pabrikan Amerika Serikat itu sebetulnya cukup ironis.

Red BUll Racing 2023 Livery

Kenapa? Karena dulu Red Bull Racing adalah punya Ford. Dan bukan anak baru juga di balapan pemuncak ini. 174 kemenangan sudah dikantongi. Bahkan tanpa merek ini, Anda tidak akan kenal siapa Michael Schumacher.

DFV Engine

Mesin dengan kode DFV menandai masuknya Ford ke balapan F1 pada tahun 1967 di sirkuit Zandvoort, Belanda. DFV adalah hasil kerjasama Ford dengan tuner Cosworth. Terpasang di mobil F1 Lotus 49, langsung memberikan pole position untuk Graham Hill. Saat balapan, Ford Lotus 49 yang dikendarai memberikan kemenangan pertama untuk Ford.

Ford Cosworth DFV engine

Tahun itu, mesin DFV sukses membuat Lotus bertengger di posisi kedua klasemen akhir konstruktor. Jim Clark menempati posisi ketiga di klasemen pembalap.

1968 Ford akhirnya mencabut hak eksklusif untuk mesin DFV. Mesin ini akhirnya tidak hanya digunakan oleh Lotus, tapi juga McLaren dan Matra. Dari 12 balapan, mesin Ford di F1 masa itu menang 11 kali. Penggunanya meraih posisi satu sampai tiga di klasemen akhir.

Lotus Ford 49

 

Seiring berjalannya waktu, DFV dianggap penggerak yang bisa diandalkan dan tidak terlalu mahal. Maka makin banyak tim yang menggunakan mesin ini seperti Brabham, Williams dan Surtees. 

Ford Cosworth DFV terus digunakan hingga 1983. Mesin ini mempersembahkan 176 kemenangan untuk yang menggunakan. Inilah salah satu mesin mobil F1 yang paling sukses dalam sejarah.

Era Kurang Lancar

Setelah 1983, balapan F1 memasuki babak baru dimana mesin turbo jadi andalan. Ini adalah bagian pertama dari kiprah mesin turbo di lomba ini. 1984 mereka menyediakan mesin untuk Tyrell dan jadi satu-satunya mesin non-turbo di arena. Hasilnya, Tyrell diasapi terus.

Tyrell F1

Ford membuat mesin V6 turbo bersama tim Haas Lola. Kode mesinnya GBA 1.5 Turbo V6. Untuk diingat, Haas yang ini tidak ada hubungannya dengan Haas F1 tim yang ada sekarang. Tapi pengembangan dan produksinya berjalan lambat. Baru tahun 1986 baru bisa digunakan. Sialnya, mesin tidak punya performa yang mumpuni. Masa itu mesin Honda di Williams dan Porsche (menggunakan nama TAG) di McLaren yang paling dominan.

Benetton Ford 1987

1987 agak mendingan. Bersama Tyrell dan tim baru, Benetton F1 sebagai pengguna mesin baru DFZ 3.5 berkonfigurasi V8 non-turbo. Mesin ini mempersembahkan posisi lima dan enam untuk penggunanya di klasemen akhir. Meski tanpa raihan podium juara.

Penghantar Sang Legenda

Setelah 1987, segalanya seperti bergulir lancar. Ford terus menyuplai mesin untuk Benetton. 1989 Benetton dengan pembalap Alessandro Nannini juara di balapan F1 Jepang. Tahun itu, Benetton finish urutan keempat. Sementara Tyrell kelima. Lumayan.

Benetton Ford 1994

Tahun berikutnya, Benetton Ford lebih bersinar. Nelson Piquet juara dua kali dan membuat pembalap Brazil itu menempati posisi ketiga di klasemen akhir. Sementara timnya menduduki tempat ketiga klasemen konstruktor. Setelah itu, Benetton Ford seperti jadi pelanggan juara tiga selama musim 92-93.

1994 agak lain. Delapan dari 16 balapan dimenangkan oleh pembalap muda bernama Michael Schumacher dari tim Benetton Ford. Tahun itu, ia jadi juara dunia untuk pertama kalinya. Namun timnya hanya bisa bersandar di posisi kedua setelah dikalahkan Williams Renault.

Langkah Berbeda Ford

Tahun berikutnya Benetton ganti mesin menggunakan Renault. Ford jadi rekanan Stewart Grand Prix dan sebuah tim baru yang namanya Red Bull Sauber F1 Team. Tim yang dimiliki oleh Jackie Stewart, juara dunia F1 tiga kali. Tiga musim dilalui tanpa ada hasil yang signifikan. Baru 1999, Stewart bisa berbicara. Itupun hanya finish keempat di klasemen, setelah Johny Herbert menang di European Grand Prix.

Stewart Grand Prix

Setahun kemudian, Stewart diambil alih oleh Ford dan menjadi tim pabrikan. Mereka menggunakan nama Jaguar F1 team, karena Jaguar saat itu dikendalikan oleh mereka. Sayang, tidak bisa berbicara banyak. Jarang ada hasil yang signifikan.

Yang lumayan ada ‘suaranya’ malah tim konsumen mereka, Jordan Ford dengan pembalap Giancarlo Fisichella. Mereka menang di balapan Brazil 2003. Tahun itu, Jaguar finish ketujuh, Jordan Ford kesembilan. Inilah kemenangan terakhir untuk mesin Ford.

Jaguar F1 2004

2004 jadi musim terakhir Ford di F1. Setahun kemudian tim ini dijual ke Red Bull yang tahun itu sebetulnya masih menggunakan mobil bikinan Ford/Jaguar. Pembalapnya Mark Webber dan Christian Klein. Lagi-lagi, hasilnya tidak signifikan karena finish ketujuh di klasemen konstruktor.

Nah, entah kenapa, kami merasa Ford dan Red Bull akan bisa jalan bersama menuju juara. Keduanya punya pengalaman yang pahit dan manis. Motivasi Red Bull sangat kuat untuk tetap bisa berada di puncak. Ford punya pengalaman membuat mesin F1 yang hebat, Red Bull dalam asuhan Christian Horner, tahu betul bagaimana caranya untuk menang.

Kita lihat saja. Regulasi baru F1 tahun 2026 merupakan sebuah revolusi regulasi untuk memudahkan para kontestan. Mesin yang lebih mudah dibuat dan ramah lingkungan, serta pembatasan biaya pengembangan setiap tim, akan memunculkan sesuatu yang pastinya berbeda.

Red Bull RB01

Ford dan Red Bull Racing Ketahuan Akan Kerjasama di F1

Desember lalu, ada rumor yang mengatakan Ford tertarik untuk kembali lagi ke balapan F1. Ini terdengar sebelum Cadillac dan Andretti membuat heboh bulan lalu. Kami tidak terlalu tertarik, tapi kemudian ada yang membocorkan kalau Ford memang akan kembali ke ajang Formula One, bersama Red Bull Racing.

Berita ini bocor karena ada salah paham antara Red Bull Racing dan agensi pemberitaan Ansa yang berkantor di Italia. Masalahnya, tim balap itu tidak bilang kalau berita tersebut diembargo (dilarang ditayangkan) hingga hari Jumat ini. 

[UPDATE 04/02/2023] Resmi, Ford dan Red Bull Racing akan kerjasama mulai musim balap F1 tahun 2026. 

Menurut berita yang bocor duluan itu, Ford akan mendukung Red Bull tahun 2026. Bentuk support-nya dalam bentuk pengembangan mesin. Seperti diketahui, saat ini tim asuhan Christian Horner itu mengandalkan mesin Honda. Namun kerjasama dengan pabrikan Jepang itu akan berakhir di penghujung musim 2025. Untuk mempersiapkan melepas Honda, Horner dan koleganya sudah mendirikan divisi Red Bull Powertrain untuk membuat mesin. Dan di situlah Ford akan hadir.

Red Bull Ford Sauber F1

Ford sendiri tidak membantah. Dikutip dari Crash, Mark Rushbrook, bos Ford Performance, divisi pembuat mobil kencang mengatakan, “F1 (sekarang) memiliki perkembangan yang kuat. Baik di Amerika Serikat ataupun global. Balapannya makin seru. Dan mereka juga bisa menggaet target (penonton) baru melalui acara TV Drive to Survive.”

Rushbrook juga bilang kalau Ford ikut balapan demi menciptakan sebuah inovasi, transfer teknologi dan kesempatan belajar. “Juga potensi marketing yang bagus,” tambahnya.

Kalau Anda mengikuti F1, tentu paham kalau Ford bukanlah nama yang asing di ajang balapan pemuncak ini. Terakhir mereka turun balapan adalah tahun 2004 dengan membawa nama Jaguar. Waktu itu Jaguar berada di bawah kendali Ford Motor Company. Ironisnya, setelah musim tersebut, Ford melepas Jaguar ke Tata Motors. Mereka jual tim F1-nya ke Red Bull Racing.

Selain Ford, Porsche juga sempat benegosiasi dengan Red Bull Racing. Namun gagal karena dikatakan Porsche terlalu banyak maunya.