Citroën C3 Aircross Suguhkan Kenyamanan Khas Prancis

Citroën Indonesia memenuhi komitmennya untuk menghadirkan C3 Aircross untuk pasar Tanah Air. Pertama kali tampil pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) pada tahun lalu, Citroën C3 Aircross secara resmi diluncurkan pada 23 April 2024.

Kehadiran Citroën C3 Aircross ini tentu untuk mengakomodir kebutuhan banyak konsumen Indonesia yang masih ‘ngefans’ dengan Sport Utility Vehicle (SUV) tujuh penumpang. Tentu saja dihadirkan dengan paduan desain yang atraktif, punya teknologi mumpuni, dan tidak melupakan aspek kenyamanan berkendara khas mobil Prancis.

“Citroën C3 Aircross SUV hadir untuk memenuhi kebutuhan keluarga Indonesia dengan menawarkan kenyamanan dan performa terbaik di kelasnya. Kami yakin masyarakat luas akan menyambut kehadiran produk ini dengan antusias,” ujar Tan Kim Piauw, Chief Executive Officer Citroën Indonesia.

Penampilan eksterior yang gagah dan agresif, disertai dengan interior yang nyaman dan lapang, termasuk yang berada di bangku baris ketiga. Dengan fitur keselamatan berkendara berupa anti-lock braking system, electronic brakeforce distribution, dan electronic stability program, membuat perjalanan semakin tenang.

Mengusung mesin tiga silinder 1.2 liter dengan turbocharger, tenaga yang dihasilkan ialah 108 hp pada putaran 5500 rpm dan torsi puncak 205 Nm yang tersedia mulai putaran 1750 rpm. Mesin PureTech 110 tersebut dipadu dengan transmisi otomatis 6-speed dan memiliki fitur manual gear selector.

Citroën C3 Aircross dipasarkan dengan harga mulai dari Rp 289,9 juta dan hadir dalam 10 pilihan warna atraktif. Sedangkan untuk pilihan warna dual tone, dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 5 juta.

Citroën memberikan garansi standar tiga tahun atau 100 ribu km (mana yang tercapai lebih dahulu). Tak ketinggalan layanan purna jual yang mencakup layanan servis gratis selama empat tahun atau 50 ribu kilometer.

Citroën Experience Center PIK Pakai Identitas Baru

PT Indomobil National Distributor, sebagai Agen Pemegang Merek (APM) Citroën di Indonesia, kembali mendirikan Citroën Experience Center ketiga, yang berlokasi di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Fasilitas ini mulai beroperasi pada 2 April 2024 dan menjadi outlet Citroën Indonesia yang ke-14 sejak tahun 2022.

Citroën Indonesia masih merencanakan untuk terus menambah jumlah jaringan di seluruh Indonesia. Sebut saja di Bali, Medan, Palembang, dan Makassar, sehingga menjadi total sebanyak 19 outlet pada akhir tahun 2024 ini.

“Kami berkomitmen untuk terus membangun dan mengembangkan brand Citroën di Indonesia secara berkesinambungan. Keberadaan Citroën Experience Center juga memudahkan pelanggan untuk memperoleh layanan perawatan maupun perbaikan kendaraan, dan ketersediaan suku cadang Citroën. Termasuk layanan test drive dan pembelian unit,” ungkap Tan Kim Piauw, Chief Executive Officer, PT Indomobil National Distributor.

“Keberadaan jaringan penjualan dan layanan purna jual, merupakan faktor yang sangat vital dalam upaya memperluas cakupan pasar,” tegasnya.

“Citroën Experience Center PIK memiliki total bangunan seluas kurang lebih 1.630 meter persegi. Luas lantai satu sebesar 1.120 meter persegi. Terdiri dari area showroom area, area serah terima unit, ruang tunggu, dan bengkel dengan sembilan workshop bay,” imbuh Susilo Darmawan, Chief Executive Officer, PT Indomobil Trada Nasional.

Uniknya lagi, Citroën Experience Center PIK merupakan Citroën Experience Center pertama di luar Perancis, yang sudah menggunakan standarisasi desain terbaru (corporate identity) dari Citroën global.

Dalam rangka menyambut libur Lebaran 2024, ada program Bengkel Siaga yang berlangsung dari tanggal 7 hingga 14 April 2024. Untuk wilayah Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya. Citroën juga memberikan Layanan Darurat 24 jam, untuk pelanggan yang memerlukan bantuan saat berkendara melalui Citroën Care 14023.

Sang Maestro Desain Marcello Gandini Berpulang di Usia 85 Tahun

Dalam perjalanan sejarah otomotif dunia, Marcello Gandini selalu diingat sebagai perancang mobil yang ikonik. Pria kelahiran kota Turin, Italia, ini menjadi salah satu desainer mobil yang mampu menginspirasi banyak hal. Sang maestro desain ini menghembuskan nafas terakhirnya pada 13 Maret 2024, di usia 85 tahun.

Marcello Gandini yang lahir pada 26 Agustus 1938, meraih puncak karirnya saat bekerja di studio milik Nuccio Bertone. Di studio tersebut, namanya menjadi terkenal berkat goresan tangannya dalam mendesain sosok sejumlah Lamborghini. Mulai dari Miura, Countach, hingga Diablo.

Selalu berinovasi

Dirinya pertama kali memperkenalkan ide mengenai pintu gunting (scissor door), pada mobil konsep Alfa Romeo Carabo di tahun 1968. Beberapa tahun sebelum akhirnya diterapkan pada Lamborghini Countach, lalu dilanjutkan pada Diablo. Pintu gunting ini lalu menjadi ciri khas dari beberapa model supercar Lamborghini.

“Saya membangun identitas sebagai seorang desainer, terutama saat menggarap supercar Lamborghini. Setiap model yang saya rancang, harus berupa inovasi baru, dan harus berbeda dengan apa yang telah sebelumnya,” ujarnya di tahun 2021 silam.

Tak melulu mobil Italia

Meski namanya seolah lekat dengan brand berlogo ‘banteng mengamuk’ itu, Marcello Gandini juga sibuk merancang sejumlah mobil Italia ngetop lainnya. Sebut saja Ferrari Dino 308 GT4, Fiat X1/9, Lancia Stratos, Maserati Quattroporte II dan IV, Maserati Shamal/Ghibli II, serta Alfa Romeo Montreal.

Talentanya tidak selalu tertuang pada mobil Italia saja. Sebab masih ada sederet mobil Eropa lain yang lahir berkat goresan pena Marcello Gandini. Mulai dari Volkswagen Polo generasi pertama, Renault 5 Turbo, Citroën BX, Bugatti EB110 concept, dan tak lupa BMW Seri 5 generasi pertama (E12).

Pernah merancang bodi helikopter

“Ayah saya seorang konduktor orkestra dan menginginkan saya menjadi seorang pianis. Namun, saya akhirnya memilih jalan hidup yang ingin saya lalui sendiri,” ungkapnya.

Sosoknya yang berani dan memiliki kemampuan untuk mendesain sesuatu yang baru, tanpa harus melihat kesuksesan mobil pendahulu, menjadi karakter keras yang dipegang teguh selama hidupnya.

Marcello Gandini tak hanya merancang mobil saja, karena ia sempat mendesain sejumlah properti rumah, interior nightclub, furnitur industrial, sampai bodi helikopter Heli-Sport CH-7.

Enam Varian Spesial Mobil Kencang Era 90an di Indonesia

Ekonomi Indonesia pada akhir 80an dan awal 90an yang semakin baik mendekati era ‘Tinggal Landas’, membuat semakin banyak penduduk yang mampu membeli mobil dan bahkan memiliki kemampuan untuk membeli mobil hobi. Karena itu para pabrikan mobil mulai menawarkan versi performa tinggi alias yang lebih kencang, utamanya untuk memuaskan permintaan pasar. 

Meski saat itu aturan Indonesia yang masih melarang mobil built-up, ‘memaksa’ lini model mobil di Indonesia terbatas. Hal ini tidak membuat para pabrikan kesulitan untuk menghadirkan mobil spesial. Berikut ini adalah beberapa pilihan mobil 90an yang memiliki varian kencang di Indonesia. Kira-kira mobil mana yang menjadi favorit Anda? 

Toyota Corolla GTI 

Penggemar Toyota pasti tahu akan mesin legendaris 4A-GE yang tertanam pada Corolla Levin atau Sprinter Trueno. Nah, ada satu mobil bermesin 4A-GE yang pernah dijual di Indonesia secara resmi. Ya, Toyota Corolla Twincam GTI yang diluncurkan pada tahun 1990. 

Perbedaan utama Corolla Twincam GTI dengan Corolla biasa adalah mesin 4A-GE empat silinder 1.6 liter 16 katup DOHC EFI yang mampu menghasilkan tenaga 140 hp pada 7.200 rpm dan torsi 149 Nm pada 4.800 rpm alias naik 46 hp dibanding Corolla 1.6 SE Limited dengan mesin 4A-F karburator. 

Kemudian terdapat strut bar yang membantu mobil agar tetap kokoh dan rem cakram menjadi standar di depan. Secara tampilan hanya ada sedikit perbedaan seperti grille yang berbeda, emblem, side decal, dan velg berukuran 14 inci. Untuk bagian dalam, terdapat indikator tambahan, setir palang tiga, tuas transmisi, serta jok dengan desain berbeda. 

Mitsubishi Eterna GTI

Jika pada stage reli ada Galant VR4, maka di jalanan Indonesia ada Eterna GTI. Varian kencang dari Eterna ini mendapatkan mesin empat silinder 2.0 liter 16 valve DOHC EFI dengan kode 4G63 yang mampu menghasilkan tenaga 145 hp pada 6.500 rpm. Konon, untuk menembus 220 km/jam, hal yang sepele buat mobil ini… 

Tampilan luar Eterna GTI pun tidak kalah lantaran memiliki front spoiler serta rear wing yang mirip dengan Galant VR4 sehingga mobil ini pun semakin terlihat sebagai ‘adik’ dari Galant VR4. Jika Eterna GTI masih dianggap kurang langka, maka ada varian LeMans yang bertenaga 170 hp. Jumlahnya hanya 50 unit saja di tahun 1993. Sebagian dari komponen mesinnya menggunakan produk Ralliart, suspensi spek balap dan juga rem buatan Brembo. 

Mitsubishi Lancer GTI 

Tidak hanya Eterna yang mendapat varian GTI, rupanya Lancer juga tersedia dalam varian kencang yang diluncurkan pada tahun 1994. Jika Lancer GLXi memiliki mesin 1.6 liter SOHC, maka pada varian GTI menggunakan mesin berkode 4G93 empat silinder 1.8 liter DOHC EFI yang mampu menghasilkan tenaga 137 hp pada 6.500 rpm dan torsi 167 Nm pada 5.500 rpm.

Mobil yang berkode bodi CB5 ini memiliki beberapa identitas fisik yang membuatnya terlihat ‘agak’ seperti Lancer Evolution. Mulai dari fog lamp di bumper depan, grille sewarna bodi, velg multi spoke serta spoiler belakang. Kemudian di bagian dalam terdapat setir 3 spoke yang sporty. 

Volvo 740 Turbo Intercooler

Berkat keikutsertaannya di ajang balap touring, Volvo bermesin turbo mendapat julukan flying brick. Rupanya Indonesia juga pernah mendapat unit 740 Turbo Intercooler. Sedan asal Swedia ini dilengkapi dengan mesin empat silinder 2.3 liter dengan sistem injeksi bahan bakar Bosch LH-Jetronic yang mampu menghasilkan tenaga 168 hp dan torsi 265 Nm. Transmisi yang digunakan ialah otomatis 4-speed buatan Aisin-Warner. 

Eksteriornya memiliki ciri khas dengan grille bermotif kotak (egg-crate), kaca samping belakang dengan aksen bergaris, serta velg Draco 5-spoke. Pada kap bagasi, terdapat emblem Turbo Intercooler pada bagian kanan, menandakan kalau mobil lebih ‘kencang’ dari Volvo 740 GLE. 

Citroën BX 19 GTI

Meski identik sebagai sedan nyaman, Citroën juga bisa ‘dibeset’ ialah model BX 19 GTI. Di balik kap depan, ada mesin XU9J2 empat silinder 1.9 liter SOHC dengan sistem injeksi bahan bakar Bosch LE-Jetronic. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga 121 hp dan dipasangkan dengan transmisi manual 5 percepatan menuju roda depan. 

Versi GTI tetap mempertahankan suspensi hydropneumatic yang menjadi andalan Citroën. Pada eksterior terdapat perbedaan dengan penambahan spoiler depan. Sedangkan di kap bagasi, bertengger spoiler yang ukurannya lebih besar. Tak ketinggalan velg alloy buatan Speedline. Interiornya pun berbeda dengan BX 16 TRS, karena BX 19 GTI punya aksen warna lebih gelap.

Fiat Uno Turbo 1.4 i.e.

Ungkapan ‘kecil-kecil cabe rawit’ mungkin tepat untuk Fiat Uno Turbo 1.4 i.e., apalagi jika warnanya merah. Fiat Uno Turbo pertama kali diluncurkan di Indonesia pada tahun 1994. Jumlahnya amat terbatas, yaitu hanya 48 unit saja. Si kecil asal Italia ini menggunakan mesin empat silinder 1.4 liter dengan sistem injeksi bahan bakar elektronis. Karena ada ‘perabotan’ turbocharger dan intercooler, maka hot-hatch ini punya tenaga 118 hp pada 5.750 rpm dan torsi 172 Nm pada 3.500 rpm. 

Fiat Uno Turbo sendiri mudah dibedakan, karena hanya tersedia dalam format bodi tiga pintu saja. Sedangkan Uno 1.4 dan Uno 1.4 Selecta i.e. berbodi lima pintu. Velg alloy yang digunakannya juga punya dengan desain unik. Masuk ke dalam kabinnya, terdapat jok bucket serta setir dari Momo.

Kantor Baru Citroën Indonesia Punya Gaya Simpel dan Modern

Resmi beroperasi di Indonesia pada tanggal 4 Oktober 2022, Citroën melalui PT Indomobil National Distributor, terus berupaya untuk memperkuat eksistensinya di pasar otomotif Indonesia. Citroën Indonesia mengawali tahun 2024 ini dengan meresmikan beroperasinya kantor baru di Indomobil Tower, Lantai 14, Jl. MT Haryono Kav. 11. Jakarta Timur.   

Kantor baru dengan interior yang modern dan minimalis ini berada di kompleks perkantoran Indomobil Group.  Kantor baru yang menempati area seluas 543 m2, terdiri dari ruang kantor dengan kapasitas menampung sampai 70 orang, termasuk ruang meeting yang diberi nama sesuai nilai-nilai perusahaan seperti: Comfortable, Simple, Sustainable, Daring, dan For Everyone, Like No One.

“Dengan kepindahan kami ke kantor baru dengan suasana yang baru, kami memastikan untuk semakin fokus dalam membangun merek Citroën di Indonesia. Kami juga ingin memberikan solusi cerdas untuk kebutuhan pelanggan di Indonesia melalui pilihan produk dan teknologi serta inovasi yang dimiliki,” kata Tan Kim Piauw, Chief Executive Officer, PT Indomobil National Distributor.

Rencana kami di tahun 2024 ini ialah menghadirkan beberapa model baru yang sesuai dengan pasar Indonesia. Baik mobil berbahan bakar bensin maupun yang full-electric. Dua model tersebut diharapkan mampu menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat Indonesia,” imbuhnya.

Konsep For Everyone, Like No One merupakan komitmen yang tercermin dalam empat prinsip merek Citroën: Comfortable, Simple, Sustainable dan Daring. Hal ini merupakan panduan dasar dalam menentukan model terbaru Citroën. termasuk yang dihadirkan di Tanah Air, sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Citroën juga mau meneruskan rencana pengembangan jaringan dealer menjadi 19 outlet di tahun 2024. Citroën memastikan bahwa layanan purna jual berjalan dengan baik dan sesuai harapan konsumen. Pusat suku cadang pun segera dibangun, di Indomobil Parts Centre, Kota Bukit Indah, Cikampek, Jawa Barat.

Review Citroën C3, Pendatang Baru Dengan Keunikan Tersendiri

Liburan akhir tahun 2023 lalu memberikan rasa yang berbeda, karena kami berkesempatan untuk menyambangi berbagai lokasi dengan mobil Citroën C3. Ya, mobil ini menjadi salah satu kendaraan yang disiapkan untuk aktivitas #MotomobiMauKemana selama masa liburan Nataru silam. Citroën C3 menjadi kendaraan ringkas dengan segala keunikan, sehingga memberikan kesan tersendiri.

Selain itu, Citroën C3 yang dipasarkan di Indonesia pun masih menggunakan transmisi manual. Meski begitu, kami tidak merasa keberatan. Karena bukan pertama kalinya kami berjumpa dan mengendarai mobil ini.

RPM bertambah sendiri

Memang terasa unik, mengendarai mobil keluaran baru yang bertransmisi manual, namun tidak membuat betis kami salah urat. Sebab, pedal koplingnya terasa ringan, bahkan lebih ringan dari pada pedal rem. Heran…

Perpindahan gigi terasa sangat halus, memberikan rasa puas setiap kali menggerakkan tuas transmisi. Hal unik lain yang kami rasakan adalah ketika akan memasukkan gigi, putaran mesin pun langsung sedikit bertambah. Sehingga membantu pengendara ketika ingin parkir, tanpa harus menginjak pedal gas.

Tak ragu untuk untuk menggilas speed bump

Urusan suspensi, lain lagi. Beberapa saat sebelum Citroën C3 diperkenalkan di Indonesia, kami sempat meragukan aspek kenyamanan. Apalagi produk Citroën selalu identik dengan kenyamanan, apapun modelnya. Namun, keraguan tersebut sirna setelah kami harus menempuh jalanan ‘babak-belur’ di daerah Cakung.

Suspensinya dapat menyerap benturan dengan baik dan meredamnya secara optimal. Respons setir juga tergolong akurat dan pengoperasiannya amat ringan. Kami tidak ragu untuk untuk menggilas speed bump maupun polisi tidur. Sepertinya, rasa berkendara seolah di atas karpet ajaib masih diperhatikan oleh Citroën untuk C3 ini, meski tidak sepenuhnya.

Karakter cruising sejak lahir

Citroën C3 punya tenaga yang cukup, tapi bukan underpower. Mesin bensin tiga silinder 1.2 liter selalu mampu menyuguhkan tenaga di berbagai kondisi jalan. Namun, perlu dicatat bahwa Citroën C3 ini bukan kendaraan yang senang diajak buru-buru. Jadi, karakter ‘cruising’ sudah jadi bawaan sejak lahir. Oleh karenanya, kami tak kaget ketika mendapat angka konsumsi bahan bakar 15 km per liter, padahal sempat ‘diterpa’ macet di ruas jalan tol Bekasi saat ingin menuju Bandung.   

Desain mobil asal Prancis memang selalu atraktif, setidaknya mengundang perhatian. Tampak depan terlihat macho, tampak samping elegan, dan tampak belakang terlihat menggemaskan. Ditambah lagi dengan perpaduan warna two tone, membuat mobil ini terlihat berbeda dari mobil lain.

Desain dashboard terkesan sederhana, tapi lagi-lagi, memang unik berkat ada aksen warna cerah. Posisi duduk yang cenderung tinggi, membuat visibilitas berkendara lebih optimal. Jok bagian depan terasa lebih nyaman, jika dibandingkan dengan jok belakang yang cenderung tegak. Namun, hal itu terbayarkan dengan ruang kaki penumpang belakang dan ruang kepala yang lapang.

Beberapa hari bersama Citroën C3 ini ternyata ada beberapa hal yang dapat kami simpulkan. Pertama, dimensinya yang ringkas, bukan berarti harus kompromi dengan kelegaan kabin. Kedua, minimnya fitur, bukan berarti harus kompromi dengan fungsionalitas. Ketiga, mesin berkapasitas kecil, belum tentu underpower. Dan keempat, tak lagi menggunakan suspensi hidropneumatik, bukan berarti tidak mempu memberikan kenyamanan…

Reviewer: Diangga Simanjuntak

Editor: Aldi Prihaditama

Citroën Méhari, Diandalkan Tentara Prancis dan Disukai Turis Pantai

Tahun 2023 menjadi tahun yang spesial bagi salah satu produk legendaris Citroën, yakni kendaraan serbaguna Méhari. Kendaraan dengan platform 2CV ini ternyata tidak kalah ngetop, sebab pernah menjadi andalan mulai dari tentara Prancis hingga para turis yang menikmati pantai di Perancis Selatan. Namun apa yang membuat Mehari begitu ikonik? 

Meski menjadi produk yang cukup ikonik, ternyata Méhari sendiri bukan lahir dari Citroën, melainkan ide Count Roland de la Poype, seorang pahlawan Perang Dunia II. Ia sempat mengabdi di Angkatan Udara Prancis dan dikirim ke Uni Soviet sebagai bagian dari Normandie-Niemen Squadron, yaitu pilot Prancis yang membantu AU Soviet dan berhasil menjatuhkan 16 pesawat selama perang dunia kedua (PDII). 

Setelah Perang berakhir, de la Poype mendirikan usaha plastik SEAB atau Société d’Etudes et d’Applications des Brevets yang sukses menawarkan pengepakan plastik setelah PDII. de la Poype sendiri membayangkan mobil yang dibuat dari plastik, sehingga mudah dibuat dan mampu menekan biaya produksi, sekaligus tidak mudah berkarat. 

Terinspirasi Mini Moke

Salah satu inspirasi de la Poype adalah Mini Moke, kendaraan serbaguna berbasis Mini. Namun de la Poype merasa ground clearance yang rendah membuat mobil ini kurang bisa melewati jalan jelek dan juga body besinya mudah berkarat. Akhirnya de la Poype mengaplikasikan konsep Moke dengan mengambil basis dari Citroën 2CV. 

Disaat yang sama, Citroën sendiri melihat ada pasar untuk 2CV yang mampu melewati jalan jelek di negara bekas jajahan Prancis. Awalnya, Citroën menciptakan 2CV Sahara dengan dua mesin sehingga menjadi mobil penggerak 4 roda. Namun harga yang mahal serta desain yang rumit membuat 2CV Sahara kurang laku. Tidak patah semangat, Citroën membuka tender untuk kendaraan serbaguna berbasis Dyane yang merupakan pengembangan dari 2CV. 

Akhirnya dua perusahaan menjawab tantangan Citroën yaitu karoseri Heuliez yang membuat Dyane Tout Chemin dan perusahaan SEAB. Seperti yang sudah diketahui, SEAB yang kemudian terpilih dan memperkenalkan produknya pada 16 Mei 1968 di lapangan golf Deauville, Prancis. Kendaraan ini diberi nama Méhari yang diambil dari nama unta di Afrika Utara yang dikenal bisa berlari kencang. Salah satu inovasi Mehari adalah penggunaan body plastik ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene). 

Mudah dibongkar-pasang

Secara desain sendiri Méhari sangat sederhana karena hanya terdiri dari 11 bagian bodi saja. Karena itu bodi Méhari bisa disesuaikan dengan kebutuhan, sebut saja pintu yang bisa dilepas-pasang, kaca depan yang bisa dilipat, serta pilar B yang bisa dibongkar pasang untuk pemasangan kanopi kanvas. Kemudian pada bagian belakang bisa diubah dari kursi baris kedua menjadi flatbed. 

Keunikan Méhari lain adalah bodi tanpa cat lantaran pigmen warna sudah diinjeksikan ketika bodi dicetak. Kemudian membersihkan Méhari juga mudah lantaran pada bagian dalam terdapat saluran air sehingga pengguna bisa menyemprotkan air ke interior untuk membersihkan mobil. 

Dapur pacu yang digunakan Méhari sama dengan Dyane dan 2CV yaitu mesin flat twin 602 cc berpendingin udara yang mampu menghasilkan tenaga 28 hingga 32 hp. Tenaga mesin disalurkan melalui transmisi manual 4 speed menuju roda depan. Suspensi menggunakan model independen yang dikenal sangat empuk dan jika dalam kondisi sehat maka mobil tidak akan terguling. 

Ada varian 4×4

Seperti mobil lainnya, Méhari mendapatkan beberapa facelift seperti pada tahun 1970 terdapat desain grille dan lampu baru. Kemudian pada tahun 1978, Méhari kembali mendapatkan facelift dengan perbedaan grille serta rem cakram menjadi standar. Selain itu terdapat model khusus seperti Méhari Azur dengan ciri khas warna biru untuk pintu, grille, dan soft top berpadu dengan warna putih serta jok dengan paduan warna yang serupa. 

Pada tahun 1979, Citroën meluncurkan Méhari 4×4, dengan menggunakan transfer case. Selain itu model Méhari 4×4 juga sudah mendapatkan rem cakram di keempat roda. Dari luar, Méhari 4×4 bisa dibedakan dari ban serep di kap mesin, bumper depan dan belakang yang berbeda, serta lampu belakang dari Citroën Acadiane.

Dari tahun 1968 hingga tahun 1987, total 144.953 unit Méhari telah diproduksi di beberapa negara. Beberapa negara juga menghasilkan versi unik dari Méhari. Sebut saja Jerman, dimana bahan plastik dianggap mudah terbakar dan akhirnya muncul versi fiberglass bernama Fiberfab Sherpa. Argentina dan Uruguay juga memproduksi Méhari dengan bahan fiberglass lantaran alat produksi body plastik belum tersedia. 

Punya karakter serbaguna

Tercatat Méhari sendiri sangat populer di berbagai kalangan. Mulai dari tentara dan polisi Perancis, petani yang menyukai bentuk Méhari yang serbaguna ini, pemilik toko untuk mengantarkan barang, industri pariwisata yang membutuhkan mobil atap terbuka untuk turis, hingga menjadi kendaraan medis untuk ajang balap Paris-Dakar. 

Citroën sendiri masih mengingat reputasi Méhari sehingga pada tahun 2016 meluncurkan e-Méhari, sebuah mobil listrik offroad kecil yang diproduksi sebanyak 1.000 unit saja. Mehari yang asli juga masih digunakan di berbagai belahan dunia. Bahkan di Prancis ada perusahaan bernama 2CV Club Cassis yang memproduksi seluruh komponen Méhari baru dan menawarkan konversi listrik. 

Méhari sendiri juga pernah mengaspal di Indonesia dan dijual oleh PT Alun dari tahun 1975. Karena keterbatasan teknologi produksi kala itu, maka Méhari yang dijual di Indonesia menggunakan body fiberglass. Tidak jelas sampai kapan Méhari dijual di Indonesia namun beberapa tercatat digunakan sebagai aircraft tender atau penarik pesawat. Hingga kini terdapat puluhan Méhari yang masih aktif digunakan di Indonesia. *IFR

Citroën Holiday Akomodir Gaya Hidup Van Life

Citroën menciptakan sebuah kendaraan unik untuk ditampilkan pada event Düsseldorf Caravan Show, 25 Agustus hingga 3 September 2023, di Jerman. Acara tahunan ini menjadi salah satu gelaran yang menampilkan kendaraan caravan maupun camper van. Melihat antusiasme yang tinggi dari pasar global, maka sebuah Citroën SpaceTourer dimodifikasi hingga menyerupai sosok Citroën Type H klasik dan diberi nama Citroën Holiday.

Dalam menuangkan konsep ‘neo-retro’ pada bodi SpaceTourer, Citroën menggandeng Caselani, sebuah Perusahaan karoseri asal Italia. Kepiawaian Caselani untuk mengubah bentuk mobil masa kini menjadi sosok Citroën Type H legendaris memang patut diacungi jempol. Citroën Holiday ini dijamin bakal terlihat atraktif dan langsung mudah mengundang perhatian siapa saja yang berada di sekitarnya.

Gandeng Bravia Mobil

Lagi-lagi, Citroën berkolaborasi dengan spesialis pembuat komponen camper van untuk merombak interior Holiday. Kali ini Bravia Mobil, perusahaan asal Slovenia, menjejalkan sederet perlengkapan yang diperlukan selama melakukan perjalanan seru bersama Citroën Holiday. Mulai dari atap pop-up yang mampu diisi kasur tidur, jok dua baris yang dapat berfungsi sebagai tempat tidur dan dapat dilepas, jok depan yang dapat diputar posisinya, kitchen set, meja lipat serta beberapa lemari, tak ketinggalan pemanas ruangan buatan Webasto.

Gaya hidup ‘Van Life’ memang merebak di beberapa tahun terakhir. Mayoritasnya bahkan para kaum muda, yang memiliki jiwa petualang tinggi dan senang dengan aktivitas luar ruangan. Oleh karenanya, mereka membutuhkan kendaraan yang tingginya tidak lebih dari 2 meter, tetap dapat digunakan sehari-hari, namun tetap bisa diajak berpetualang. Beberapa esensi utamanya adalah mudah dikendarai, mudah dirawat, nyaman, dan praktis.

Tetap ada ciri khas Citroën Type H klasik

Sebenarnya, SpaceTourer sudah memiliki keempat aspek tersebut. Namun Citroën ingin menyuguhkan sesuatu yang berbeda dan mengundang decak kagum. Sehingga diciptakanlah Citroën Holiday ini. Sejumlah ciri khas Citroën Type H klasik yang diaplikasikan pada Holiday di antaranya: sepasang pintu geser di setiap sisi bodi dan pintu kargo yang terpisah dengan jendela.

Dengan aransemen interior yang nantinya akan tersedia di seluruh dealer Citroën (khususnya di Eropa), Citroën Holiday ini terinspirasi dari ide akan kebebasan dalam beraktivitas, terutama aktivitas di luar ruangan bersama keluarga. Lagipula, Citroën SpaceTourer telah diterima dengan baik di sejumlah pasar otomotif.

Citroën Siap Dengar Kebutuhan Mobilitas Konsumen Indonesia

Seiring dengan peluncuran dua kendaraan baru Citroën di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023. Beberapa hal penting yang menjadi perhatian besar bagi Citroën ialah aspek produk yang mampu mengakomodir kebutuhan mobilitas konsumen, harga yang ditawarkan, dan layanan purnajual yang optimal.

Kami pun sempat berbincang dengan Mr. Daniel Gonzalez (Chief Operating Officer ASEAN & General Distributors Stellantis) dan Bapak Tan Kim Piauw (Advisory Board Indomobil Group), terkait dengan rencana serta ekspektasi brand asal Prancis tersebut di Indonesia.

Citroën secara gamblang menargetkan angka penjualan kendaraan secara global mencapai 1 juta unit pada tahun 2025. Termasuk di dalamnya adalah ‘kue’ pasar Indonesia menjadi bagian dari rencana besar Citroën tersebut dan diproyeksikan mampu berkontribusi sebesar 30 persen untuk di luar kawasan Eropa.

Sebagai perusahaan manufaktur otomotif multinasional yang memayungi 14 merek kendaraan, salah satunya ialah Citroën, Stellantis memahami bahwa diperlukan fleksibilitas dalam memasarkan produk di negara tertentu.

Sehingga ketika Stellantis menggandeng Indomobil Group untuk membawa Citroën di Indonesia, maka studi pun dilakukan sebelum akhirnya memasarkan C3 Aircross dan e-C3. Kunci penting yang sangat berpengaruh yaitu memahami kendaraan yang sesuai dengan kondisi jalanan Indonesia dan kebutuhan mobilitas masyarakatnya.

Harga yang rasional dan terjangkau oleh para calon konsumen juga tergolong penting. Dalam hal ini, bukan harga yang murah, sebab istilah ‘murah’ biasanya mencerminkan kualitas yang kurang meyakinkan. Lebih lanjut, layanan purnajual yang mampu membuat tenang para pengguna Citroën di Indonesia, melalui jaringan bengkel yang tersebar di berbagai wilayah Tanah Air.

Oleh karenanya, melalui penampilan Citroën di GIIAS 2023 dengan membawa C3 Aircross dan e-C3, konsumen Indonesia kini memiliki pilihan baru yang dapat disesuaikan dengan preferensi dan kebutuhannya masing-masing. Semoga dengan kembalinya Citroën ke Tanah Air, mendapat respons positif dari pasar dan mampu bersaing di tengah gempuran banyak merek ‘baru’ di Indonesia.

Citroën C3 Aircross, Pilihan Baru di Segmen Favorit

Sebagai upaya untuk mencapai angka penjualan kendaraan secara global mencapai 1 juta unit pada tahun 2025 nanti, Citroën juga menyasar pasar dari luar kawasan Eropa. Salah satu pasar yang disorot oleh pabrikan asal Prancis ini ialah Indonesia. Karena pasar otomotif Tanah Air memiliki keunikan tersendiri, maka Citroën pun menyiapkan produk yang sesuai dengan karakter konsumen Indonesia, yakni C3 Aircross.

Kami pun berkesempatan untuk melihat langsung Citroën C3 Aircross di Design Automotive Network Stellantis, di Vélizy-Villacoublay, Prancis. Memang unit yang diperlihatkan masih berspesifikasi pasar India. Namun, setidaknya kami mendapat gambaran mengenai produk yang nantinya bakal dipasarkan di Indonesia, dengan ada penyesuaian spesifikasi.

Versi 7 penumpang untuk Indonesia

C3 Aircross menjadi salah satu bagian dari program Citroën C-Cubed yang dicanangkan pada tahun 2019. Kendaraan ini dikembangkan dan diproduksi secara lokal oleh fasilitas milik Citroën di Thiruvallur (India) serta Porto Real (Brazil). Citroën C3 Aircross tersedia dalam varian 5 penumpang dan 7 penumpang. Kami yakin jika yang akan dipasarkan di Tanah Air adalah versi 7 penumpang, sebab pasar kendaraan tersebut masih menjadi pilihan favorit bagi masyarakat Indonesia.

Menurut studi Citroën, sekitar 70 persen kendaraan roda empat baru yang terjual ialah berkonfigurasi 7 penumpang, baik Multi-Purpose Vehicle (MPV) maupun Sport Utility Vehicle (SUV). Selain itu, sejak tahun 2016 sudah ada peningkatan minat beli untuk kendaraan crossover sebesar 20 persen.

Harus bisa memenuhi kebutuhan pasar

Aspek penting dalam menjalankan dan mengembangkan program Citroën C-Cubed ialah adanya kolaborasi antara tim regional Citroën dan sejumlah desainer serta para engineer. Sebab C3 Aircross harus mampu memenuhi kebutuhan para konsumen kendaraan crossover di sejumlah pasar yang menjadi target Citroën.

Mobil ini memiliki panjang bodi 4.320 mm dan ground clearance setinggi 200 mm, sehingga memang sesuai dengan sejumlah kondisi jalan di Indonesia. Lebar sumbu roda dan skid plate di bagian bawah bodi menyiratkan karakter sebuah kendaraan crossover.

Interior mirip Citroën C3

Interiornya tidak berbeda jauh dengan Citroën C3, namun sebagai pembeda ialah warna material yang digunakan. Jika mengacu pada trim paling atas untuk pasar India, maka Citroën C3 Aircross ini memiliki panel instrumen dengan layar TFT 7 inci dan layar sentuh 10 inci pada dashboard. Tersedia pula konektivitas Apple CarPlay maupun Android Auto.

Sedangkan untuk opsi mesin dan transmisi untuk pasar Indonesia, sepertinya Citroën masih belum memberikan jawabannya. Jika boleh berandai-andai, kami amat mengharapkan mesin 1.2 liter dengan turbocharger dan dipadu dengan transmisi otomatis. Namun, sebaiknya pilihan transmisi manual juga disediakan, terutama untuk menjawab kebutuhan konsumen yang berada di luar kota besar.

Semoga saja di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023, Citroën sudah mengungkap model final dari C3 Aircross untuk pasar lokal. Dengan harga yang kompetitif, maka konsumen Tanah Air yang menginginkan kendaraan 7 penumpang tentu akan mendapat pilihan baru.

Citroën e-C3, Senjata Baru Untuk di Pasar Asia

Belum lama membawa hatchback mungil C3 ke pasar otomotif Tanah Air, Citroën ternyata menyiapkan ‘senjata’ baru untuk bermain di segmen elektrifikasi. Ya, hatchback tersebut ialah Citroën e-C3. Beruntung sekali kami telah menyaksikan sosoknya secara langsung saat berkunjung ke Design Automotive Network Stellantis, di Vélizy-Villacoublay, Prancis.

Secara fisik, eksteriornya serupa dengan Citroën C3 dengan platform CC21 pada umumnya. Pembedanya ialah adanya tutup soket charging pada fender kanan depan. Uniknya, panel penutup lubang pengisian bahan bakar masih tersedia di fender kiri belakang, yang kini tidak difungsikan. Posisi baterai diletakkan di lantai bawah kendaraan, sehingga ruang bagasi tetap berkapasitas 315 liter.

Pakai toggle switch

Interior Citroën e-C3 menerapkan segala aspek yang telah ada pada C3. Yang absen dari ruang kabin ialah tuas transmisi. Sebab posisinya digantikan oleh toggle switch yang bentuknya menyerupai saklar kelistrikan. Toggle switch ini juga telah digunakan pada sejumlah produk elektrifikasi dari Citroën. Terdapat layar sentuh berukuran 10,2 inci pada dashboard dan jika nantinya juga dilengkapi dengan aplikasi MyCitroën, maka akan ada sekitar 35 fitur pintar yang tersedia. Kemungkinan besar akan ada konektivitas Android Auto dan Apple CarPlay.

Terkait dengan motor listrik dan baterainya, Citroën sepertinya ingin memberikan keunggulan bagi konsumennya. Baterai lithium-ion 29.2 kWh yang berada di lantai kendaraan, diklaim mampu memberikan jarak tempuh hingga 320 km. Sedangkan motor listriknya menghasilkan output 57 hp dan torsi 143 Nm. Dengan menggunakan DC Fast Charging selama 57 menit, pengisian daya baterai Citroën e-C3 ini dapat mencapai 80 persen dari kondisi habis.

Diciptakan untuk mobilitas dalam kota

Dengan ground clearance setinggi 170 mm, sepertinya Citroën e-C3 (nantinya) cocok untuk digunakan di kondisi jalanan Indonesia. Menurut data performa yang dilakukan oleh Citroën, e-C3 ini dapat berakselerasi 0-60 km/jam dalam waktu 6,8 detik dan top speed dibatasi di 107 km/jam saja. Jadi memang diciptakan untuk mobilitas dalam kota.

Kemungkinan besar Citroën e-C3 ini baru akan dipasarkan di Indonesia pada semester pertama tahun 2024 nanti. Namun, siapa tahu sosok mobil hatchback elektrik ini tampil di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023…

Review Citroën e-C4, Interpretasi Lain Kenyamanan Berkendara

Citroën e-C4 memang dipasarkan di Indonesia, kali ini kami merasakan langsung salah satu kendaraan elektrifikasi kebanggan Citroën di negara asalnya. Ya, di Prancis. Citroën e-C4 dilahirkan dari mobil konvensional yang bermesin pembakaran internal, yakni Citroën C4. Secara sekilas, mobil ini memiliki bentuk bodi yang menarik, anggap saja sebagai sebuah kendaraan coupé-crossover.

Tak salah jika Anda menganggap jika Citroën e-C4 merupakan sebuah kendaraan yang ‘niche’, namun kami pastikan jika mobil ini tetap memiliki aspek khas Citroën yang legendaris, yaitu kenyamanan. Sebelumnya, jangan salah artikan jika kenyamanan ini terkait dengan suspensi hydropneumatic. Sebab Citroën punya pendekatan lain yang tetap menyuguhkan kenyamanan berkendara.

Tetap meyakinkan di jalanan menikung

Citroën telah memberi settingan suspensi Progressive Hydraulic Cushion yang hebat untuk e-C4, karena kenyamanan dan pengendalian berkendaranya amat baik untuk sebuah mobil listrik. Biasanya mobil listrik seolah kurang ‘sip’ dalam dua aspek tersebut, tentu karena bobot baterai yang mempengaruhi rasa berkendara. Walaupun nyaman, daya cengkeram mobil ini tetap meyakinkan saat melahap jalanan menikung.

Jok yang nyaman juga menjadi jawaban dari Citroën untuk membuai pengemudi dan penumpangnya. Bukan empuk, namun suportif saat berkendara. Lagipula, kabin bagian depan tergolong lapang dan posisi duduk cukup tinggi, sehingga visibilitas ke area depan dan sisi samping pun tergolong baik. Sayangnya, untuk visibilitas ke belakang harus mengandalkan spion pintu dan kamera parkir.

Bebas efek klaustrofobik

Bentuk atap yang melengkung memang mempengaruhi ruang kepala penumpang belakang, tapi sepertinya tidak sampai memberi efek klaustrofobik. Bodi Citroën e-C4 dengan panjang 4.360 mm dan lebar 1.800 mm ini, memiliki ruang kargo seluas 380 liter atau tidak berbeda dengan C4 konvensional.  

Hanya ada satu kombinasi motor listrik dan baterai yang tersedia pada e-C4, yaitu motor listrik bertenaga 100 kW (134 hp) dan baterai 50 kWh yang menggerakkan roda depan. Menurut pengetesan resmi dari Citroën, e-C4 ini memiliki jarak tempuh maksimum mencapai 350 km saat baterainya terisi penuh. Pengisian daya dengan 100 kW rapid charger CCS selama 30 menit, maka daya baterainya akan terisi sebanyak 80 persen.

Advanced Comfort antilelah

Citroën e-C4 memang bukan mobil sport yang super gesit, namun setidaknya kami menyukai performa akselerasinya di lalu lintas perkotaan. Apalagi benar-benar ‘sepi’ dari adanya suara mesin. Citroën mengklaim akselerasi 0-100 km/jam dapat diselesaikan dalam waktu 9,7 detik, berkat torsi puncak 260 Nm.

Talenta Citroën dalam menyuguhkan keunggulan Advanced Comfort pun kami rasakan langsung. Perjalanan sejauh 70 km dari Tessancourt-sur-Aubette menuju Évreux sama sekali tidak membuat tubuh terasa lelah, padahal kami tidak menempuh jalan bebas hambatan. Permukaan jalan yang tidak rata pun dapat diredam secara optimal, tanpa ada guncangan berarti yang kami rasakan di dalam kabin.

Citroën e-C4 yang dipasarkan di Tanah Air tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan unit yang kami kendarai di Prancis ini. Perbedaan paling mencolok ialah posisi menyetirnya saja… Jika saja Anda memiliki dana sekitar Rp 1,1 milyar dan ingin membeli sebuah kendaraan listrik buatan Eropa, mungkin Citroën e-C4 ini bisa jadi pilihan.

Bertamu ke Le Conservatoire Milik Citroën

Salah satu tempat yang amat kami nantikan saat mengikuti Media Trip yang diadakan oleh Citroën Indonesia menuju Prancis ialah mengunjungi Le Conservatoire. Tempat ini merupakan rumah dari ratusan unit kendaraan Citroën legendaris, termasuk beraneka ragam produk, mobil konsep, maket desain, hingga semua arsip sejarah perjalanan perusahaan yang dirintis oleh André-Gustave Citroën tersebut.

Le Conservatoire berada di area Aulnay-sous-Bois, dekat dengan kawasan bekas fasilitas perakitan milik PSA Peugeot Citroën. Pengerjaan konstruksi bangunan ini dimulai pada bulan Maret 2000 dan selesai pada akhir bulan November 2000. Sejumlah kendaraan Citroën mulai dipindahkan menuju bangunan ini antara bulan Juni 2000 hingga bulan September 2001.

Citroën punya banyak tempat penyimpanan

Memindahkan segala benda bersejarah dan kendaraan Citroën, tentu memerlukan program logistik yang berskala besar. Wajar saja jika menghabiskan waktu lebih dari satu tahun. Mengingat Citroën sebelumnya memiliki ruang penyimpanan kendaraan di rue Vasco de Gama (Paris), pusat pengujian La Ferté-Vidame (Prancis Utara), dan pusat desain Vélizy-Villacoublay.

Pada 28 November 2001, Le Conservatoire diresmikan oleh Pierre Peugeot, selaku Chairman of the Supervisory Board of PSA Peugeot Citroën, dan Claude Satinet, sebagai Managing Director of Automobiles Citroën saat itu. Bangunan seluas 6.500 m2 ini mampu menampung sekitar 300 unit kendaraan dan segala arsip yang jika dibentangkan panjangnya mencapai 1.400 meter.

Bukan museum

“Sebenarnya kami memiliki jumlah kendaraan mendekati 600 unit. Tapi tidak mungkin untuk diletakkan di bangunan Le Conservatoire ini. Oleh karenanya, beberapa ditempatkan di kantor Citroën lain atau dibawa ke event tertentu. Namun, unit-unit yang bersejarah lebih sering berada di tempat ini,” kata Denis Huille, Citroën Heritage Manager, saat kami temui beberapa waktu silam.

Memasuki bangunan Le Conservatoire, ruangan pertama disesaki oleh memorabilia Citroën. Kami harus menahan godaan saat melihat deretan diecast model, bermacam literatur, hingga pakaian beraromakan brand Citroën. Le Conservatoire sepertinya kurang tepat disebut sebagai museum, karena Citroën menyebutnya sebagai ‘tempat tinggal’ dan ruang penyimpanan benda bersejarah.

Tempat mencari inspirasi

Bahkan para staf Citroën pun terkadang menghabiskan waktu di Le Conservatoire jika ingin mencari inspirasi atau menggali informasi ketika sedang mengembangkan kendaraan baru. Di tempat ini, kendaraan pertama Citroën, Type A, menyambut kami. Kendaraan buatan tahun 1919 tersebut menjadi penentu laju bisnis Citroën selama ratusan tahun ke depan.

Selanjutnya, berbagai model bersejarah pun terhampar luas sepanjang penglihatan kami. Mulai dari Type B, Type C, Rosalie, Traction Avant, TPV (Toute Petite Voiture), 2CV, DS, SM, Ami, Dyane, Méhari, M35, GS, CX, LNA, Visa, Axel, BX, AX, XM, hingga ZX. Tak ketinggalan jajaran mobil kompetisi dari aneka model. Baik yang era klasik maupun yang sudah zaman modern.

Sejumlah kendaraan komersial Citroën pun ada di tempat ini, seperti traktor, truk, bis, serta van. Hebatnya lagi, ada sebuah helikopter buatan Citroën, yakni RE2 bermesin rotary. Puluhan unit maket kendaraan konsep Citroën juga tertata dengan rapi di rak penyimpanan. Sayangnya kami tidak berkesempatan untuk melihat arsip bersejarah yang disimpan di ruangan lain.

Beberapa jam berada di Le Conservatoire, mengamati dan mengagumi begitu banyak kendaraan Citroën, seperti tidak cukup. Kami rasa perjalanan sejauh belasan ribu kilometer dari Tanah Air menuju Le Conservatoire ini memang begitu berharga…

Citroën Oli, Laboratorium Bergerak Sarat Inovasi

Bagi Citroën, melakukan prediksi terhadap sarana mobilitas di masa depan menjadi sebuah obsesi tersendiri. Respons yang baik dari konsumen terhadap Ami, ternyata mendorong Citroën untuk terus mengembangkan kendaraan listrik yang tepat. Pabrikan asal Prancis ini pun berhasil menginterpretasikannya melalui kehadiran Citroën Oli.

Ya, namanya memang cukup unik. Namun Oli ini bukanlah pelumas, namun penyebutan dari ‘All-E’ alias All Electric. Citroën menciptakan Oli ini sebagai laboratorium bergerak. Semua ide dan pandangan terhadap kendaraan listrik di masa depan, dituangkan oleh Citroën melalui Oli. Citroën juga menganggap bahwa kendaraan listrik tidak perlu memiliki bobot yang berat, fitur yang kompleks, maupun dipasarkan dengan harga yang tinggi.

Sarat inovasi 

Pendekatan istimewa ini sejalan dengan visi Citroën yang ingin selalu menghadirkan kendaraan yang dapat diandalkan, berkualitas, dan terjangkau oleh banyak konsumen. Citroën Oli menjadi acuan dalam mengembangkan kendaraan yang berfokus pada meminimalisir bobot, memaksimalkan efisiensi, serta tidak menghilangkan aspek fungsionalitas. Singkatnya, Citroën Oli tidak ingin ‘lebay’ dalam banyak hal…

Beberapa inovasi pada Oli merupakan cerminan dari kendaraan listrik masa depan yang ingin diaplikasikan oleh Citroën. Jika saat ini banyak mobil listrik yang terlihat megah dan dilengkapi layar berukuran lebar, maka Citroën Oli malah terkesan ‘secukupnya’.

Visi sarana mobilitas bebas emisi

Segala fitur yang diaplikasikan memang sesuai dengan aspek yang dibutuhkan oleh pengguna kendaraan pada umumnya. Contohnya, penggunaan material ramah lingkungan pada sejumlah panel bodi, termasuk di saat pembuatannya. Hal tersebut tentu sejalan dengan visi dari sarana mobilitas yang bebas emisi.

Citroën yakin bahwa elektrifikasi bukan berarti harus menghasilkan bobot kendaraan yang berat dan memiliki harga yang mahal. Sebab dua hal ini cukup berpengaruh bagi banyak konsumen, apalagi jika nanti kendaraan listrik menjadi satu-satunya opsi sarana mobilitas bagi mereka. Oli membuktikan bahwa kendaraan listrik bisa memiliki jarak tempuh lebih jauh, dapat diandalkan di setiap aktivitas, dan harganya terjangkau.

Bobotnya hanya 1 ton

“Lazimnya untuk menambah teknologi tentu diperlukan tenaga listrik, yang artinya membutuhkan baterai lebih besar. Kalau sudah begini, maka biaya pun meningkat dan kendaraan semakin kompleks. Akhirnya, bobot kendaraan pun melonjak dan berpengaruh terhadap efisiensi,” kata Laurence Hansen, Product & Strategy Director Citroën, saat kami temui di Design Automotive Network Stellantis, di Vélizy-Villacoublay, Prancis.

Meski tidak mungil, bobot Citroën Oli hanya mencapai 1 ton, atau lebih ringan dari Sport Utility Vehicle (SUV) kompak pada umumnya. Sumber tenaga berasal dari baterai 40 kWh yang mengantarnya hingga jarak tempuh 400 kilometer.

Kami mencobanya langsung!

Citroën pun sengaja membatasi top speed Oli hingga 110 km/jam saja, demi meningkatkan efisiensi dan menghasilkan konsumsi 10 kWh/100 km. Selain itu, pengisian daya listrik dari 20 persen menuju 80 persen, diklaim hanya membutuhkan waktu 23 menit saja.

Kami dan rekan media Tanah Air lainnya tidak hanya dapat melihat dan menyentuh saja, namun juga mendapat kesempatan untuk menjajalnya secara singkat, meski di area terbatas saja. Untuk pertama kalinya kami dapat mencoba langsung mobil konsep! Karena biasanya mobil konsep hanya dibuat untuk keperluan tertentu, dan hanya pihak internal saja yang boleh mengemudikannya.

“Oli menjadi laboratorium ide kebanggaan Citroën. Oleh karenanya, Oli memungkinkan kami untuk mengeksplor beragam ide dan konsep yang nantinya dapat diterapkan pada kendaraan produksi massal di masa depan,” tutup Laurence Hansen.

Thierry Koskas: Pasar Indonesia Penting Bagi Citroën

Pabrikan otomotif asal Prancis, Citroën, menargetkan angka penjualan kendaraan secara global mencapai 1 juta unit pada tahun 2025 nanti. Termasuk di dalamnya adalah Indonesia yang menjadi bagian dari rencana besar Citroën dan diharapkan mampu berkontribusi dari pasar 30 persen untuk di luar kawasan Eropa pada tahun yang sama.

Citroën kembali ke pasar Tanah Air pada awal Desember 2022 silam, dengan membawa tiga produk andalan, yaitu C3, C5 Aircross dan e-C4. Kondisi ekonomi dan pasar otomotif Indonesia yang mulai menggeliat pasca pandemi COVID-19, tentu memberi peluang pasar yang menarik bagi merek ini.

Terlebih lagi, Citroën memang sudah pernah hadir secara resmi di Indonesia sejak tahun 1970an hingga 1990an. Sayangnya, saat menjelang krisis moneter menghampiri Tanah Air, merek ini pun terpaksa minggat dari pasar lokal.

Sudah mempelajari pasar Indonesia

Kami berjumpa dengan Thierry Koskas, selaku Chief Executive Officer Citroën, di sela-sela kunjungan sejumlah media Tanah Air ke Design Automotive Network Stellantis, di Vélizy-Villacoublay, Prancis, pada 18 Juli 2023 silam. Dirinya pun mengungkapkan betapa optimisnya Citroën untuk menggarap pasar kendaraan di Indonesia.

“Indonesia merupakan pasar yang sangat penting bagi kami dalam jangka panjang. Sebab kami telah mempelajari kondisi pasar otomotif di Indonesia yang memang memiliki keunikan tersendiri,” tutur pria yang juga menjabat sebagai Stellantis Chief Sales & Marketing Officer Stellantis tersebut.

Sosok yang sebelumnya menjabat sebagai Brand Commercial Director ini juga berpendapat bahwa pasar kendaraan Sport Utility Vehicle (SUV), khususnya di segmen B menjadi pasar potensial di Indonesia. “Kami akan menyiapkan dua kendaraan baru yang segera diperkenalkan di Indonesia. Anda nantikan saja produk tersebut,” ujar Thierry Koskas dengan yakin.

Masih ada tugas utama

Lebih lanjut, kembalinya Citroën ke Indonesia tentu dengan menggandeng mitra strategis, yakni Indomobil Group. Salah satu rencana panjang Indomobil Group terkait Citroën dalam melakukan ekspansi di Indonesia ialah dengan melakukan lokalisasi. Hal ini tentu saja baru dapat dilakukan jika diiringi dengan respons pasar yang terus positif.

Untuk sementara waktu, Citroën memang masih memiliki ‘tugas utama’ untuk membangun brand image di tengah masyarakat Indonesia. Tentunya sebagai produsen kendaraan yang dapat diandalkan, berkualitas, serta terjangkau. Tanpa terkecuali dalam menyiapkan jaringan dealer dan sarana purnajual yang tersebar di banyak daerah.

Mau Cara Lain Menikmati Kota Paris? Naik Citroën 2CV!

Paris sebagai ibukota negara Prancis telah lama menjadi destinasi wisata bagi banyak turis mancanegara. Tujuan utamanya, apalagi kalau bukan untuk menikmati keindahan kota dan sejumlah tempat indah yang sarat dengan sejarah negara tersebut. Kebanyakan turis menikmati beragam lokasi menarik di pusat kota Paris dengan menggunakan bis atau kereta bawah tanah (Metro), namun ternyata ada satu pilihan menarik lainnya. Ya, berkeliling kota Paris dengan menggunakan Citroën 2CV.  

Anda tidak salah membaca, sebab kami rasa inilah cara paling tepat untuk keliling kota Paris, apalagi jika Anda seorang penyuka otomotif. Sebagai satu rangkaian acara dalam memenuhi undangan Media Trip dari Citroën Indonesia menuju Prancis, beberapa Citroën 2CV dengan pengemudinya pun dipersiapkan untuk kami dan sejumlah rekan media lain.

Produk Citroën terlaris

Lebih lanjut mengenai 2CV, mobil ini memang menjadi produk Citroën terlaris hingga sekarang, dengan jumlah produksi mencapai lebih dari 3,8 juta unit sepanjang tahun 1948 hingga 1990. Namun, jika dipadukan dengan produk yang berbasis 2CV (mulai dari Fourgonnette, Ami, Dyane, Méhari, FAF, Baby Brousse dan sebagainya) maka angkanya melonjak hingga lebih dari 9 juta unit.

Citroën 2CV begitu lekat oleh rakyat Prancis, tidak hanya di kota-kota besar saja, namun juga di wilayah pedesaan. Sejarah bermula di pertengahan era 1930an, populasi rakyat Prancis berada di pedesaan dan memang belum mampu untuk membeli mobil. Citroën mencetuskan konsep kendaraan yang murah.

Tujuan utamanya ialah mampu mengangkut 4 orang dewasa, bisa membawa hasil tani atau ternak seberat 50 kg, memungkinkan untuk mencapai kecepatan 50 km/jam, serta tetap nyaman di medan jalan yang tidak rata. Agar memiliki bobot ringan, maka material alumunium dipilih untuk panel bodi. Sialnya, di bulan September, Prancis menyatakan perang terhadap Jerman. Hanya satu bulan sebelum rencana peluncuran mobil ekonomis Citroën tersebut di ajang Paris Motor Show 1939.

Rencana terus berlanjut

Usai perang dunia kedua, Citroën melanjutkan rencana untuk memperkenalkan mobil dengan harga terjangkau tersebut kepada publik. Hal tersebut menjadi kenyataan pada 7 Oktober 1948. Citroën 2CV mendapat sambutan positif sekaligus respons pesimis. Meski begitu, antrean pemesanan unit pun begitu panjang dan lama. Dalam beberapa bulan setelah dipasarkan, inden pemesanan Citroën 2CV mencapai tempo sekitar 3 tahun dan ‘melar’ hingga 5 tahun…

Begitu diminatinya oleh masyarakat, baik di Prancis maupun di sejumlah negara lain, 2CV merupakan model dengan rentang produksi terpanjang yang pernah dibuat oleh Citroën. Penyempurnaan dan optimalisasi di beragam aspek pun diaplikasikan pada Citroën 2CV, dari masa ke masa. Namun, konsep awal sebagai kendaraan yang murah, nyaman, dan mudah dirawat, memang tetap dipertahankan.

Membelah kota Paris dengan 2CV6

Kembali ke masa kini… Kami bersama salah satu rekan media dari Tanah Air pun berkeliling kota Paris, dengan menggunakan Citroën 2CV6. Pengemudinya bernama Elias, yang tanpa canggung membesut mobil berkelir abu-abu tersebut di jalanan Paris. Ia tak ragu dalam ‘menguras’ performa mesin 2 silinder 602 cc untuk melaju di lalu-lintas yang ramai dengan kendaraan modern.

Jika Anda ingin mendapatkan pengalaman yang serupa dengan kami, siapkan kocek sebesar EUR 36,67 hingga EUR 151 per orang, tergantung paket yang dipilih. Sebab tersedia pilihan paket tur keliling kota Paris selama 45 menit hingga 3 jam, dan dapat disesuaikan oleh konsumen. Kami yakin, waktu 3 jam saja tidak akan cukup untuk menikmati keindahan kota Paris, terlebih lagi dengan menggunakan Citroën 2CV!

Sambut Antusiasme Konsumen, Citroën Hadir di Bandung

PT Indomobil Wahana Trada, selaku distributor resmi Citroën di Indonesia, semakin memantapkan komitmen dengan melebarkan jaringannya di Bandung. Kehadiran Citroën di Bandung ditandai dengan pameran yang menampilkan C3, C5 Aircross, serta My Ami Buggy. Ketiganya merefleksikan visi dan cara Citroën dalam menggambarkan kendaraan masa depan.

Kehadiran Citroën di Bandung tersebut bertempat di Ground Floor Area Utara Trans Mall Studio Bandung dan berlangsung pada tanggal 10 Juli hingga 16 Juli 2023. Citroën Indonesia memberikan promo spesial dengan hadiah berupa voucher bahan bakar senilai Rp 1 juta dan e-toll senilai Rp 1,5 juta untuk setiap transaksi pembelian di pameran.

Janji Citroën ‘Dare to Care’

Memperkuat komitmennya di Indonesia, rangkaian produk perdana telah dipilih dengan cermat untuk mewujudkan tagline dan janji Citroën ‘Dare to Care’. Tagline tersebut mencerminkan tiga prinsip Citroën, yaitu: Accessibility, Care, dan Audacity. Ketiga prinsip ini selalu tertanam di dalam DNA semua modelnya di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

“Peluncuran rangkaian produk awal Citroën Indonesia akhir tahun lalu, mendapat tanggapan positif dari masyarakat Indonesia. Inilah yang membuat kami termotivasi untuk mengembangkan jaringan Citroën ke berbagai daerah di Indonesia. Kami berencana memperluas jaringan penjualan dengan membuka 12 outlet baru hingga akhir 2023,” ujar Tan Kim Piauw, selaku Advisory Board PT Indomobil Wahana Trada.

Inovasi untuk mobilitas lebih nyaman

Ia pun menambahkan bahwa Citroën Indonesia telah mempersiapkan berbagai pilihan model yang fokus pada kenyamanan pelanggan. Citroën telah mempersiapkan berbagai pilihan mobilitas dengan fokus kepada kenyamanan masyarakat pengguna saat mereka beraktivitas. Jajaran produk yang Citroën hadirkan saat ini, diharapkan mampu melayani berbagai kebutuhan dan mobilitas individu masyarakat Bandung.

Model-model yang ditampilkan, merupakan inovasi terobosan dari Citroën untuk mobilitas yang lebih nyaman. Citroën Advanced Comfort berupa ‘Flying Carpet Ride’ dan ‘Cocoon Effect’ hadir di setiap produk yang dipamerkan. Citroën C3 sebagai kendaraan entry level, serta Citroën C5 Aircross sebagai kendaraan Sport Utility Vehicle (SUV) dengan tingkat kenyamanan yang tinggi.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai jajaran produk Citroën, konsumen di Bandung dapat mengunjungi Dealer 3S (Sales, Service, Spare Parts) yang berlokasi di Jl. Soekarno Hatta No. 382 Bandung dengan nomor telepon (022) 5207777.

Pasar Mobil EV Makin Ramai

Perhelatan pameran kendaraan listrik PERIKLINDO Electric Vehicle Show (PEVS) 2023 tinggal menunggu hari. Event yang diselenggarakan oleh Persatuan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (PERIKLINDO) ini sedianya berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada 17-23 Mei 2023 mendatang. Kendaraan bebas emisi yang ramah lingkungan saat ini mulai banyak diminati masyarakat Indonesia. Yang tengah menjadi trend yakni mobil listrik (EV). Cukup banyak ragam model yang dipasarkan oleh sejumlah pabrikan otomotif baik dari Asia maupun Eropa. Bahkan ada yang telah diproduksi di Tanah Air.

Rentang harga dan target segmen peminatnya pun sangat bervariasi. Bagi konsumen kelas menengah atas tersedia sejumlah model dengan harga di bawah Rp 500 jutaan. Sementara untuk kalangan yang mengutamakan prestis dan fitur teknologi lengkap, harganya mencapai miliaran rupiah.

Nah, mobil listrik apa saja yang saat ini tengah beredar di pasaran dan juga bakal tampil di event PEVS 2023?

Esemka Bima EV

Esemka merupakan brand dalam negeri yang baru saja memamerkan produk mobil listrik mereka yakni Bima EV di pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 yang baru saja berlangsung beberapa bulan lalu.

PT Solo Manufaktur Kreasi selaku APM yang berpusat di kota Surakarta, Jawa Tengah ini memasarkan Bima EV dalam dua model yakni kargo minivan dan minibus.

Bima EV memiliki dimensi (P×L×T) 4.495 mm × 1.680 mm × 1.990 mm, dengan jarak sumbu roda 2.925 mm.

Motor listrik pengerak yang dibekalkan memiliki output daya 75 kW atau setara 100 hp dengan torsi maksimum 165 Nm. Teknologi baterai Ternary Lithium-Ion yang memasok daya listrik memiliki kapasitas daya 49,1 kWh. Mobil ini digadang mampu menempuh jarak hingga 300 km.

Untuk saat ini Bima EV dipasarkan dengan harga mulai dari Rp 530 juta untuk model kargo minivan dan Rp 540 juta untuk model minibus.

DFSK Gelora E

Brand asal Negeri Tirai Bambu, DFSK tak hanya memasarkan mobil listrik Gelora E untuk kebutuhan komersial. Varian mobil penumpang dari DFSK Gelora E juga cocok dijadikan sebagai mobil keluarga. Meskipun tampilan mobil listrik berbody minibus ini sederhana dan terkesan jadul, namun kabinnya cukup lapang.

Berbekal motor listrik penggerak berjenis Permanent Magnet Synchronous Motor berdaya 60 kWh plus baterai lithium-ion berdaya 42 kWh, jarak jelajahnya mampu mencapai 300 km. Pengisian daya baterai 20-80% menggunakan fast charger hanya butuh waktu 80 menit. DFSK Gelora E saat ini telah diproduksi di Indonesia. Berikut daftar variannya.

Gelora E Blind Van = Rp350 juta
Gelora E Mini Bus = Rp399 juta

Wuling Air EV

Mobil listrik dari brand asal Tiongkok, Wuling ini merupakan salah satu best seller di Indonesia. Body mungil berpenampilan futuristik dan harganya yang sangat terjangkau membuat Wuling Air EV laris manis. Meskipun mungil, kabinnya sanggup memuat empat penumpang dewasa.

Dimensi yang kompak membuat mobil ini mudah diparkir dan melintasi ruas jalan yang relatif sempit. Sangat cocok untuk di perkotaan. Pada event PEVS 2023 mendatang Wuling Air EV bakal hadir versi modifikasinya.

Wuling Air EV dibekali motor listrik berdaya 30 kW dengan transmisi Single Reduction Gear. Tersedia dua pilihan daya baterai, yakni 17,3 kWh dengan jarak jelajah 200 km dan 26,7 kWh yang mampu menjelajah hingga 300 km.

Ada dua pilihan varian; Air EV Standard Range (Rp 243 juta) dan Air EV Long Range (Rp 299,5 juta)

Nissan LEAF

Produk dari brand otomotif asal Jepang, Nissan ini merupakan salah satu pelopor mobil bertenaga listrik.

Fitur teknologi berkendara yang dibekalkan pun terbilang canggih. Mulai dari Forward Collision Warning (FCW), Forward Emergency Braking (FEB), Intelligent Trace Control (ITC), hingga Vehicle Dynamic Control (VDC).

Fitur yang cukup menarik pada LEAF yakni e-Pedal. Fungsi akselerator dan rem cukup dengan satu pedal. Caranya dengan mengurangi atau menambah tekanan pada pijakan pedal.

Dengan pasokan listrik dari baterai lithium-ion berdaya 40 kWh, Leaf mampu menempuh jarak lebih dari 300 km dalam sekali pengisian daya.

Di Indonesia, Nissan LEAF tersedia dalam varian warna One Tone dengan harga mulai dari Rp 728 juta dan Dual Tone yang dibanderol seharga Rp 730 juta.

BMW iX

Dari tanah Bavaria, Jerman hadir crossover BMW iX yang merupakan versi bertenaga listrik dari BMW X1 yang bermesin bensin.

Kemasan eksterior dan interior sporty plus fitur teknologi canggih membuat mobil ini digemari kaum muda yang telah cukup mapan taraf ekonominya.

BMW iX dibekali dengan motor listrik bertenaga 326 hp yabg dipadukan baterai berdaya 70 kWh.

Daya jelajahnya mampu mencapai 420 km. Pengisian ulang daya baterai menggunakan fast charger hanya butuh waktu 34 menit.

Di Indonesia, BMW iX hanya tersedia satu varian yang dijual dengan harga Rp 2,332 miliar.

Lexus UX 300e

Dari jajaran kelas premium terdapat Lexus UX 300e. Di kawasan ASEAN, Indonesia adalah negara pertama yang memasarkan mobil listrik Lexus UX 300e.

Mobil ini dibekali motor listrik pengerak bertenaga 201 hp dengan torsi 300 Nm yang dipadukan dengan baterai berkapasitas daya 54,35 kWh. Dengan sekali pengisian daya, jarak jelajahnya mampu mencapai 300 km.

Soal fitur keselamatan berkendara, jangan ditanya…sangat lengkap. Mulai dari Blind Spot Monitor, Panoramic Monitor hingga sistem keselamatan berkendara terpadu nan canggih, Lexus Safety System +. Sistem audio mewah Mark Levinson Surround Sound jadi pemanja telinga saat berkendara. Lexus UX300e dijual dengan harga Rp 1,245 miliar.

Toyota bZ4X

SUV bertenaga listrik yang diboyong ke Indonesia oleh PT Toyota Astra Motor selaku APM Toyota berhasil menyita perhatian publik Tanah Air. Platform baru e-TNGA yang digunakan khusus didedikasikan untuk mobil listrik. Tampilan dari bZ4X terlihat sporty dengan fitur berkendara yang lengkap jadi pemikat hati konsumen di Indonesia. Mobil ini bahkan digunakan sebagai kendaraan resmi pada KTT G20 di Bali tahun 2022 lalu dan KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo, NTT.

Toyota bZ4X dibekali oleh motor listrik berdaya 204 hp dengan torsi maksimum 266 Nm. Berbekal baterai berkapasitas daya 71,4 kWh, Toyota bZ4x dapat dikendarai hingga 500 km dalam sekali pengisian daya penuh.

Fitur keselamatan berkendara terpadu TSS (Toyota Safety Sense) versi 3.0 jadi keunggulan tersendiri dari mobil ini. Fitur TSS meliputi Pre-Collision System with Pedestrian Detection, Lane Departure Alert with Steering Assist, Automatic High Beams, Lane Tracing Assist, Full-Speed Range Dynamic Radar Cruise Control, hingga Road Sign Assist.

Perihal harga jual, Toyota bZ4X dibanderol Rp1,190 miliar (on the road DKI Jakarta).

Citröen e-C4

Dari Perancis, brand Citröen menampilkan mobil listrik coupe crossover e-C4 yang ditujukan sebagai mobil harian keluarga.

Fitur berkendara berbasis teknologi Advanced Driving Assistant System (ADAS) yang diusung Citröen e-C4 tak kalah lengkap. Mulai dari Adaptive Cruise Control, City Stop, Traffic Sign Recognition, Blind Spot Detection, Active Lane Positioning Assist, hingga Driver Attention Alert.

Motor listrik berdaya 136 hp dengan torsi 300 Nm yang diusung membuat Citröen e-C4 mampu melaju hingga 150 km/jam. Berbekal baterai berdaya 50 kWh, crossover ini mampu menjelajah hingga 350 km. Harga jualnya yakni Rp1,2 miliar (on the road DKI Jakarta).

Hyundai IONIQ 5

Pabrikan otomotif asal Korea Selatan yang saat ini jadi sorotan dunia adalah Hyundai. Model mobil listrik IONIQ 5 yang begitu fenomenal langsung memikat hati para konsumen Tanah Air saat diluncurkan di Indonesia.

Mobil listrik yang telah diproduksi di Cikarang, Jawa Barat ini jadi yang terlaris di Indonesia dengan total penjualan lebih dari 1.000 unit. Varian trim Signature Long Range jadi yang paling diminati dan telah terjual sebanyak 560 unit.

Terdapat dua opsi baterai yang ditawarkan. Untuk varian Standard Range dibekali dengan baterai Lithium-Ion berdaya 58 kWh dengan daya jelajah hingga 348 km.

Sedangkan untuk varian Long Range baterai yang dibekalkan kapasitas dayanya lebih besar yakni 72,8 kWh. Jarak jelajahnya pun diklaim lebih jauh yakni di kisaran 451 – 481 km.

Di Indonesia, Hyundai IONIQ 5 hadir dalam empat pilihan varian:

Prime Standard Range : Rp 748 juta
Prime Long Range : Rp 789 juta
Signature Standard Range : Rp 809 juta
Signature Long Range : Rp 859 juta

Hyundai Kona Electric

Tak hanya IONIQ 5, PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) selaku agen pemegang merek (APM) mobil Hyundai di Indonesia juga memasarkan mobil listrik lainnya, Kona Electric. Mobil ini pun telah diproduksi di Cikarang, Jawa Barat.

Tampilan hatchback versi elektrik dari Hyundai Kona bermesin bensin inipun tak kalah keren. FItur berkendara yang dibekalkan pun tak kalah lengkap.

Berbekal baterai lithium-ion polymer dengan kapasitas 39,2 kWh, Hyundai Kona Electric digadang mampu menjelajah hingga 345 km dalam sekali pengisian daya penuh. Harga jual untuk model terbaru yakni Kona Electric Signature di angka Rp 750 juta (OTR DKI Jakarta)

MINI Electric

Brand otomotif MINI yang terkenal dengan model MINI Cooper turut meramaikan pasar mobil listrik di Indonesia dengan model MINI Electric. Mobil ini merupakan versi elektrik dari MINI Cooper.

Dengan tampilan desain yang tak kalah keren dari versi bemesin bensin, MINI Electric berhasil menggaet konsumen level premium di Tanah Air. Tak sekadar bebas emisi gas buang, MINI Electric menjadi bagian dari prestise gaya hidup kaum muda mapan.

Mobil ini dibekali motor listrik berdaya 135 kWh atau 184 hp dengan torsi maksimum 270 Nm.

Kecepatan maksimumnya mampu mencapai 150 km/jam. Pengendaraan mobil ini pun sangat nyaman seperti halnya MINI Cooper.

Berbekal baterai berdaya 32,6 kWh, jarak tempuhnya mampu mencapai 232 km. Pengisian ulang daya baterai mobil ini dapat dilakukan di rumah atau stasiun pengisian baterai kendaraan listrik umum.

MINI Electric (standar) dibanderol seharga Rp 1,046 miliar. Sedangkan untuk Mini Electric Collection label harganya Rp1,1 miliar. (Harga OTR DKI Jakarta).

MG4 EV

MG siap menampilkan teknologi dan desain terbarunya dengan MG4 EV. Mobil ini dilengkapi
dengan fitur dan spesifikasi yang mengesankan seperti baterai berkapasitas tinggi, jarak tempuh luar biasa,
dan fitur keselamatan yang canggih.

MG4 EV dirancang menggunakan teknologi baterai terbaru, Rubik’s Cube, yang dibangun pada Modular Scalable Platform. Teknologi-teknologi canggih menghasilkan performa yang luar biasa dimana MG4 EV dapat meraih kecepatan 0-100 km/jam dalam 7,7 detik, namun tetap memiliki tingkat efisiensi listrik yang tinggi. Selain performa, MG4 EV juga memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pengendaranya dengan fitur V2L-nya (Vehicle to Load) yang memungkinkan pengendara untuk menggunakan peralatan sehari hari yang ditenagai langsung oleh MG4 EV.

Berkat teknologi baterai terbaru dari MG, MG4 EV dapat menempuh jarak 425 km dalam sekali pengisian daya. Tidak hanya itu, para pengguna MG4 EV tidak perlu menunggu lama untuk mengisi daya karena cukup dengan waktu 35 menit saja MG4 EV dapat terisi sampai 80%.

Dalam kabin MG4 EV hadir desain interior yang futuristik menggunakan bahan-bahan premium dan juga infotainment display dengan layar berukuran 10,25 inci yang sudah terintegrasi dengan konektivitas Apple Carplay dan Android Auto dan juga fitur wireless charging.

Fitur yang juga menjadi keunggulan MG4 EV yaitu teknologi Lifestyle Charger atau yang biasa dikenal dengan V2L (Vehicle to Load). Teknologi ini memungkinkan MG4 EV untuk menghasilkan daya listrik dan membagikannya ke perangkat atau peralatan listrik lain di luar mobil untuk mengisi daya listrik smartphone, mesin kopi, skuter listrik, pemanas air, dan sebagainya.