Review Citroën e-C4, Interpretasi Lain Kenyamanan Berkendara

Citroën e-C4 memang dipasarkan di Indonesia, kali ini kami merasakan langsung salah satu kendaraan elektrifikasi kebanggan Citroën di negara asalnya. Ya, di Prancis. Citroën e-C4 dilahirkan dari mobil konvensional yang bermesin pembakaran internal, yakni Citroën C4. Secara sekilas, mobil ini memiliki bentuk bodi yang menarik, anggap saja sebagai sebuah kendaraan coupé-crossover.

Tak salah jika Anda menganggap jika Citroën e-C4 merupakan sebuah kendaraan yang ‘niche’, namun kami pastikan jika mobil ini tetap memiliki aspek khas Citroën yang legendaris, yaitu kenyamanan. Sebelumnya, jangan salah artikan jika kenyamanan ini terkait dengan suspensi hydropneumatic. Sebab Citroën punya pendekatan lain yang tetap menyuguhkan kenyamanan berkendara.

Tetap meyakinkan di jalanan menikung

Citroën telah memberi settingan suspensi Progressive Hydraulic Cushion yang hebat untuk e-C4, karena kenyamanan dan pengendalian berkendaranya amat baik untuk sebuah mobil listrik. Biasanya mobil listrik seolah kurang ‘sip’ dalam dua aspek tersebut, tentu karena bobot baterai yang mempengaruhi rasa berkendara. Walaupun nyaman, daya cengkeram mobil ini tetap meyakinkan saat melahap jalanan menikung.

Jok yang nyaman juga menjadi jawaban dari Citroën untuk membuai pengemudi dan penumpangnya. Bukan empuk, namun suportif saat berkendara. Lagipula, kabin bagian depan tergolong lapang dan posisi duduk cukup tinggi, sehingga visibilitas ke area depan dan sisi samping pun tergolong baik. Sayangnya, untuk visibilitas ke belakang harus mengandalkan spion pintu dan kamera parkir.

Bebas efek klaustrofobik

Bentuk atap yang melengkung memang mempengaruhi ruang kepala penumpang belakang, tapi sepertinya tidak sampai memberi efek klaustrofobik. Bodi Citroën e-C4 dengan panjang 4.360 mm dan lebar 1.800 mm ini, memiliki ruang kargo seluas 380 liter atau tidak berbeda dengan C4 konvensional.  

Hanya ada satu kombinasi motor listrik dan baterai yang tersedia pada e-C4, yaitu motor listrik bertenaga 100 kW (134 hp) dan baterai 50 kWh yang menggerakkan roda depan. Menurut pengetesan resmi dari Citroën, e-C4 ini memiliki jarak tempuh maksimum mencapai 350 km saat baterainya terisi penuh. Pengisian daya dengan 100 kW rapid charger CCS selama 30 menit, maka daya baterainya akan terisi sebanyak 80 persen.

Advanced Comfort antilelah

Citroën e-C4 memang bukan mobil sport yang super gesit, namun setidaknya kami menyukai performa akselerasinya di lalu lintas perkotaan. Apalagi benar-benar ‘sepi’ dari adanya suara mesin. Citroën mengklaim akselerasi 0-100 km/jam dapat diselesaikan dalam waktu 9,7 detik, berkat torsi puncak 260 Nm.

Talenta Citroën dalam menyuguhkan keunggulan Advanced Comfort pun kami rasakan langsung. Perjalanan sejauh 70 km dari Tessancourt-sur-Aubette menuju Évreux sama sekali tidak membuat tubuh terasa lelah, padahal kami tidak menempuh jalan bebas hambatan. Permukaan jalan yang tidak rata pun dapat diredam secara optimal, tanpa ada guncangan berarti yang kami rasakan di dalam kabin.

Citroën e-C4 yang dipasarkan di Tanah Air tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan unit yang kami kendarai di Prancis ini. Perbedaan paling mencolok ialah posisi menyetirnya saja… Jika saja Anda memiliki dana sekitar Rp 1,1 milyar dan ingin membeli sebuah kendaraan listrik buatan Eropa, mungkin Citroën e-C4 ini bisa jadi pilihan.

Thierry Koskas: Pasar Indonesia Penting Bagi Citroën

Pabrikan otomotif asal Prancis, Citroën, menargetkan angka penjualan kendaraan secara global mencapai 1 juta unit pada tahun 2025 nanti. Termasuk di dalamnya adalah Indonesia yang menjadi bagian dari rencana besar Citroën dan diharapkan mampu berkontribusi dari pasar 30 persen untuk di luar kawasan Eropa pada tahun yang sama.

Citroën kembali ke pasar Tanah Air pada awal Desember 2022 silam, dengan membawa tiga produk andalan, yaitu C3, C5 Aircross dan e-C4. Kondisi ekonomi dan pasar otomotif Indonesia yang mulai menggeliat pasca pandemi COVID-19, tentu memberi peluang pasar yang menarik bagi merek ini.

Terlebih lagi, Citroën memang sudah pernah hadir secara resmi di Indonesia sejak tahun 1970an hingga 1990an. Sayangnya, saat menjelang krisis moneter menghampiri Tanah Air, merek ini pun terpaksa minggat dari pasar lokal.

Sudah mempelajari pasar Indonesia

Kami berjumpa dengan Thierry Koskas, selaku Chief Executive Officer Citroën, di sela-sela kunjungan sejumlah media Tanah Air ke Design Automotive Network Stellantis, di Vélizy-Villacoublay, Prancis, pada 18 Juli 2023 silam. Dirinya pun mengungkapkan betapa optimisnya Citroën untuk menggarap pasar kendaraan di Indonesia.

“Indonesia merupakan pasar yang sangat penting bagi kami dalam jangka panjang. Sebab kami telah mempelajari kondisi pasar otomotif di Indonesia yang memang memiliki keunikan tersendiri,” tutur pria yang juga menjabat sebagai Stellantis Chief Sales & Marketing Officer Stellantis tersebut.

Sosok yang sebelumnya menjabat sebagai Brand Commercial Director ini juga berpendapat bahwa pasar kendaraan Sport Utility Vehicle (SUV), khususnya di segmen B menjadi pasar potensial di Indonesia. “Kami akan menyiapkan dua kendaraan baru yang segera diperkenalkan di Indonesia. Anda nantikan saja produk tersebut,” ujar Thierry Koskas dengan yakin.

Masih ada tugas utama

Lebih lanjut, kembalinya Citroën ke Indonesia tentu dengan menggandeng mitra strategis, yakni Indomobil Group. Salah satu rencana panjang Indomobil Group terkait Citroën dalam melakukan ekspansi di Indonesia ialah dengan melakukan lokalisasi. Hal ini tentu saja baru dapat dilakukan jika diiringi dengan respons pasar yang terus positif.

Untuk sementara waktu, Citroën memang masih memiliki ‘tugas utama’ untuk membangun brand image di tengah masyarakat Indonesia. Tentunya sebagai produsen kendaraan yang dapat diandalkan, berkualitas, serta terjangkau. Tanpa terkecuali dalam menyiapkan jaringan dealer dan sarana purnajual yang tersebar di banyak daerah.

Citroen EC4

Mengenal Citroen e-C4 Yang Akan Dijual di Indonesia

Salah satu sorotan untuk Citroen di Indonesia adalah mobil listrik mereka e-C4. Mari kita kenalan. 

PT Indomobil Wahana Trada diumumkan sebagai pemegang merek Citroen di Indonesia. Gebrakan mereka adalah menghadirkan lima dealer di Indonesia, yang akan meniagakan tiga model untuk tahun depan. Salah satunya adalah mobil listrik Citroen E-C4.

Supaya nanti Anda bisa paham saat ditanya apa itu Citroen E-C4, kami coba beberkan apa saja yang dipunya oleh EV Perancis ini. 

Aslinya, Citroen C4 adalah mobil keluarga yang mendebut pertama kali pada tahun 2004. Hadir dalam tiga bentuk, hatchback lima pintu, sedan dan coupe. Yang terakhir itu diluncurkan dengan bentuk yang aneh. Depan membulat, buritan tegak. Tidak heran penjualannya jeblok. Kalau Anda mengikuti perkembangan ajang rally dunia, pasti tahu ini mobil juaranya di tahun 2007-2009.

Generasi kedua hadir tahun 2010. Model coupe dihapus tinggal hatchback dan sedan. Bentuknya tidak lagi membulat dan memiliki garis body yang lebih tegas. Mobil ini lumayan laris di negara yang memasarkannya seperti China, Argentina dan Perancis sendiri tentunya.

Generasi ketiga, muncul 2020 lalu, bentuknya berubah total. Filosofinya tetap, mobil keluarga. Tapi desain seperti melompat jauh. Bentuk membulat seperti hanya disisakan pada bagian atap yang memberikan aksen coupe. Selebihnya, kalau tidak lihat emblem pasti pangling. Generasi ini yang akhirnya punya varian EV. Membedakannya gampang, ada logo ‘e’ samping dan belakang.

Berbagi Platform Dengan Peugeot

Karena masih satu atap dengan Peugeot di bawah payung usaha Stelantis, maka sah kalau keduanya berbagi platform. e-C4 menggunakan basis mobil compact e-208 dan e-2008 serta Vauxhall Mokka-e dan Corsa-e.

Bentuk crossover dengan atap coupe mengusung ground clearance tinggi menjanjikan fleksibilitas berkendara bukan hanya di jalanan aspal, tapi juga medan yang sedikit lebih berat.

Citroen membekali e-C4 dengan baterai 50 kW yang akan menggerakan motor listrik berdaya setara 136 hp. Karena motor listriknya terpasang di as roda depan, maka ini adalah mobil FWD. Diklaim, jarak tempuh dengan sekali isi listrik adalah 349,2 km.

Beberapa media luar yang sudah menguji, mengatakan konsumsi dayanya mencapai 6,4 km per kWh. Kalau memang benar, ini akan jadi mobil yang menyenangkan. Pengisian ulang menggunakan listrik rumah tangga perlu 7,5 jam dari kosong sampai penuh. Kalau menggunakan fast charging, untuk mencapai keterisian 80 persen hanya perlu 30 menit.

Kualitas interiornya kami belum bisa berkata banyak. Saat peluncuran merek kemarin (04/10/2022), mobilnya tidak dibuka. Namun bentuk interiornya sangat modern dan sepintas enak dilihat. Stir flat bottom, layar multimedia dan jok tebal siap menyapa. 

Nah, mobilnya tampak menjanjikan. Tinggal bagaimana harganya di Indonesia. Dan yang lebih penting, pelayanan purna jualnya seperti apa.

Indra A.

 

Citroen Indonesia

Citroën Kembali Resmi Mengaspal di Indonesia Tahun Depan

Citroën akan memboyong New C3, C5 Aircross, dan ë-C4 ke Indonesia di tahun 2023.

Stellantis N.V., telah menggandeng Indomobil Group untuk menjalankan bisnis di Indonesia. Kemitraan ini diumumkan pada 4 Oktober 2022, di Jakarta. Perjanjian kemitraan menunjuk Indomobil sebagai distributor tunggal merek Citroën di Indonesia, termasuk rencana memperkenalkan mobil-mobil andalannya di Indonesia mulai 2023.

Perjanjian Kemitraan ini ditandatangani pada 20 April 2021, yang menetapkan bahwa PT. Indomobil Wahana Trada, anak perusahaan Indomobil Group, akan menangani distribusi dan penjualan produk Citroën di Indonesia. Andrew Nasuri, Head of Business Development, Indomobil Group; Vincent Cobée, CEO Citroën, dan Carl Smiley, Stellantis Chief Operating Officer untuk India dan wilayah Asia Pasifik, mengumumkan secara resmi kehadiran merek Prancis ini ke Indonesia.

“Kami sangat bangga mengumumkan kemitraan strategis Indomobil dan Stellantis yang akan memperkenalkan dan mengembangkan merek Citroën di Indonesia. Melalui Indomobil Wahana Trada, kami akan memasarkan kendaraan yang bergaya dan menawarkan layanan purna jual yang andal untuk membangun merek di sini,” kata Andrew Nasuri.

Citroën berkomitmen untuk memberikan pengalaman pelanggan yang luar biasa dengan memberikan solusi cerdas melalui inovasi produk dan teknologi. Sebagai tolak ukur dalam hal kenyamanan, produk legendaris ini akan dilengkapi dengan layanan yang memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi para pelanggannya.

“Kami sangat percaya bahwa mobilitas harus dapat diakses oleh semua orang dan tentunya ingin menawarkan lebih banyak pilihan yang memberikan kebebasan mobilitas kepada masyarakat Indonesia,” imbuh Vincent Cobée.

Pasar otomotif di Indonesia memiliki prospek cerah di tahun-tahun mendatang. Citroën akan menawarkan kendaraan yang lebih bergaya dan berkualitas tinggi yang akan meramaikan pasar otomotif di Indonesia. Citroën juga bakal didukung oleh jangkauan luas Indomobil melalui jaringan dealer dan bengkel resminya.

“Kami dengan cermat memilih mitra untuk mengembangkan bisnis Stellantis. Indomobil memiliki rekam jejak kisah sukses dengan merek otomotif global. Indomobil juga memiliki keahlian dan pengalaman panjang di industri otomotif lokal dan fokus yang kuat pada kepuasan pelanggan. Inilah kualitas yang dicari Stellantis sebagai mitra untuk membantu kami meluncurkan Citroën di Indonesia,” tutup Carl Smiley.