Hyundai Palisade 2.2 D Signature AWD, Nyamannya Bikin Nagih

Momen libur Hari Raya Idul Fitri tahun ini waktunya cukup panjang. Jadi kami pun memanfaatkannya untuk melakukan sesi #PerjalananMotomobiMudikKemana. Kami mudik sambil jalan-jalan. Mobilnya? Sebuah SUV terbaru Hyundai yang bikin penasaran para penyuka mobil 7-seater: New Palisade 2.2 D Signature AWD AT. Ya, ini mobil SUV bermesin diesel dengan sistem penggerak AWD (all-wheel drive).

Tampilan American Style

Tatapan mata para pemudik ehm.. pengendara selama perjalanan terutama saat melaju perlahan ketika kami terjebak kemacetan di jalan tol tertuju pada Palisade. Mungkin mereka heran dan penasaran. Dari depan mirip Hyundai Creta, tapi bodinya kok bongsor…?

Nama dan gaya tampilan Palisade memang sesuai… sangat American style. Tak hanya bodi saja yang bongsor. Grille yang besar membuat wajahnya terlihat garang seperti SUV yang banyak beredar di Amerika.

Palisade yang kami bawa merupakan versi facelift. Hyundai memperbarui tampilan wajah Palisade dengan Parametric Shield dan Parametric Hidden-Type DRL yang mengintegrasikan grille serta lampu depan.

Lounge On Wheels

Bodinya yang cukup bongsor memang terbukti mampu membawa tujuh orang plus barang bawaan yang lumayan banyak. Kabin mobil ini dirancang sesuai ergonomi postur tubuh konsumen AS dan Eropa yang rata-rata tinggi besar. Jadi kabin tetap terasa lapang meskipun kami bertujuh memiliki postur yang kurang lebih. ‘American size’.

Untuk sebuah SUV, interior mobil ini bagai lounge berjalan. Tak hanya sebatas jok model Captain Seat di baris kedua. Jok kulit yang lembut pada baris belakang pun sangat empuk dan nyaman. Jok baris pertama dan kedua pun dilengkapi dengan penghangat. Persis seperti di spa.

Kemasan interior pun terlihat mewah dan berkelas. Plafon, door trim, dasbor dan setir yang bernuansa kelabu nampak kontras dengan jok berkelir merah maroon.

Panoramic sunroof? Tentu saja ada. Bahkan tak hanya satu, tapi ada dua yakni pada kabin baris depan dan belakang.

Tujuan pertama perjalanan kami yakni dari Jakarta menuju kota Bandung. Saat masuk tol MBZ, lalu lintas sudah dipadati oleh para pemudik dan pelancong dengan beraneka jenis mobil…dan bus.

Kegerahan saat macet? Tentu tidak, karena mobil ini dilengkapi ventilasi AC yang melebar di sepanjang dashboard dan juga blower AC di kabin belakang. Ditambah lagi dengan fitur automatic climate control, sehingga kabin tetap sejuk dan nyaman.

Fitur multimedia infotaintment terpadu tersaji pada layar touchscreen berukuran 12,3 inci pada dashboard. Pengaturan fitur pada layar pun cukup mudah. Nah, yang paling kami sukai adalah sistem audionya. Infinity Premium Audio dengan 12 speaker. Kualitas suaranya tak perlu diragukan. Kenyamanan kabin mobil ini bahkan membuat kami tak terasa kalau sudah sampai di Bandung hanya dalam waktu 3 jam. Cukup cepat untuk kondisi lalu lintas padat musim liburan.

Mesin Diesel Tetap Nikmat

Di antara mobil sejenisnya yang sebagian besar dibekali mesin hybrid yang kini tengah trend, Hyundai tetap percaya pada mesin diesel.

New Hyundai Palisade dibekali mesin diesel 4-silinder 2,2-liter CRDI e-VGT (electronic Variable Geometry Turbocharger) dengan transmisi automatic 8-speed.

Tenaga maksimum sebesar 197 hp dicapai pada 3.800 rpm. Tenaga putaran tengah memang ciri khas mesin diesel Hyundai. Sedangkan torsi puncaknya yang sebesar 440 Nm bermain di putaran bawah yakni kisaran 1.750 – 2.750 rpm. Jadi tak heran jika mobil ini cukup gesit meski berpenggerak AWD (all-wheel drive) yang membagi torsi dan tenaga ke seluruh poros roda. Soal respon tenaga hanya sedikit lebih lamban dari Palisade versi 4×2.

Untuk mengakomodir gaya mengemudi yang beragam, Palisade dibekali mode berkendara atau Drive Mode: Eco, Comfort, Smart, dan Sport.

Saat berkendara di tol maupun seputar kota Bandung yang padat merayap, kami coba pakai mode Eco. Mode berkendara yang satu ini terintegrasi dengan fitur Engine Start/Stop, sehingga konsumsi BBM tetap irit walau terjebak kemacetan cukup lama.

Hanya ada sedikit hal yang bikin kami penasaran. Saat melaju pada kecepatan rendah, terasa sedikit getaran pada area kolong dek sasis. Hal ini entah disebabkan oleh getaran kopel yang merambat ke lantai kabin via sasis monokoknya, atau ada penyebab lain seperti lapisan peredam dek kabin yang kurang tebal. Saat melaju di atas kecepatan 60 km/jam, getaran tidak terasa.

Bodi Bongsor Tapi Tetap Gesit

Setelah puas berkeliling kota Bandung, kami pun lanjut menuju Semarang. Saat masuk ruas tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) kami coba pakai mode Comfort karena lalu lintas terbilang ramai lancar. Laju berkendara tak terlalu ngegas, tapi justru mode Comfort menyuguhkan setting suspensi yang nyaman sesuai namanya. Redaman suspensi terasa empuk layaknya mobil mewah buatan Eropa.

Kami masuk tol Palikanci (Palimanan-Kanci). Saatnya kita ‘keluar main’. Mode Sport kami aktifkan di ruas tol yang lengang dan memiliki spot tikungan melebar. Handling kemudi cukup presisi. Redaman suspensi pun mampu mengimbangi aksi manuver dan melahap tikungan. Respons performa benar-benar kami rasakan. Ini mobil diesel tapi gesit diajak bermain.

979 km Dalam Kondisi Tangki Full Tank

Karena bodinya yang bongsor, gejala limbung tetap ada walau sedikit. Setidaknya dapat diimbangi oleh redaman suspensi serta sistem penggerak AWD yang membagi torsi serta traksi ke seluruh roda secara berimbang.

Tak terasa kami sudah sampai di tol Pejagan dan perjalanan berlanjut menuju Semarang via kota Pemalang. Lalu lintas mulai ramai, jadi kami coba pakai mode Smart. Mode berkendara yang satu ini merupakan hasil kombinasi gaya mengemudi yang terekam dengan mengintegrasikan beragam fitur bantu berkendara yang ada.

Perjalanan Motomobi Mudik Kemana yang kami tempuh totalnya sekira 1000 km dari Jakarta-Bandung-Semarang hingga kembali ke Jakarta. Konsumsi BBM mobil ini tak terlalu boros dengan kombinasi tol/dalam kota rata-rata sekira 13.8 km/liter. Tak perlu khawatir kehabisan BBM saat bepergian ke luar kota. Kapasitas tangki BBM nya cukup besar yakni 71 liter. Dengan konsumsi BBM rata-rata 13,8 km/liter, Hyundai Palisade dapat menempuh jarak hingga sekira 979 km dalam kondisi tangki full tank. Isi tangki BBM masih sisa lebih dari separuh jika hanya menempuh perjalanan Jakarta-Semarang yang sejauh 450an km.

 

Secara keseluruhan, kami suka dengan performa mesin dieselnya yang responsif, serta handlingnya yang gesit dan presisi. Kinerja suspensi pun tetap mampu memberi rasa nyaman meskipun melintasi jalan yang kurang mulus.

Jika ditanya mengapa harga varian termahalnya mencapai Rp 1,044 milyar? Bukan lantaran kemasannya saja yang terbilang mewah. Fitur berkendara yang dibekalkan sangat lengkap.

Mulai dari sensor dan kamera parkir plus kamera 360°, Hill-Start Assist Control, Downhill Assist Control, hingga fitur keselamatan berkendara terpadu ADAS (Advanced Driver Assistance Systems) canggih Hyundai SmartSense. Ditambah lagi dengan fitur terpadu Hyundai Bluelink yang terkoneksi dengan ponsel pintar. Ini adalah SUV yang tak sekadar tampil mewah, tapi juga sarat teknologi tinggi. Tak kalah dari SUV sejenis buatan brand asal Eropa yang harganya jauh lebih mahal.

#PerjalananMotomobiMudikKemana

Chery Tiggo 5X, ‘Mainan’ Baru Untuk Perkotaan

Usai diperkenalkan di event Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 lalu, Chery tak ingin menunggu lama untuk menjaring konsumen Tiggo 5X. Pasar Sport Utility Vehicle (SUV) memang masih ‘seru’, apalagi di segmen Compact SUV masih belum banyak pemain.

Hal tersebut sepertinya menggoda PT Chery Sales Indonesia untuk menghadirkan Tiggo 5X. Menurut kami, formula yang digunakan Chery pada Tiggo 5X ini tergolong tidak neko-neko. Tapi Chery tidak begitu saja melupakan sejumlah fitur berkendara yang optimal.

Menjangkau berbagai kelas konsumen

Tiggo 5X menjadi produk Chery untuk lebih menjangkau berbagai kelas konsumen. Jika Tiggo Pro 7 dan Tiggo Pro 8 mengisi kelas premium, maka Tiggo 5X juga mengusung reputasi dari kedua produk tadi, namun dengan dimensi yang lebih ringkas, serta harga yang lebih kompetitif.

Setidaknya, Chery punya target konsumen yang jelas. Konsumen yang disasar ialah kalangan muda perkotaan, tentu saja berkarakter technology-savvy dan dinamis. Lagipula, mayoritas konsumen Compact SUV lebih banyak beraktivitas di perkotaan.

Ada sunroof untuk varian Champion

Chery menerapkan desain yang memadukan aksen klasik dan modern. Hal ini diperlihatkan melalui grille depan berhiaskan berlian, lampu depan LED matriks, dan garis bodi yang tegas. Posturnya juga sedikit tinggi, sehingga memungkinkan untuk melalui jalanan kurang mulus.

Kabinnya tergolong lega untuk lima orang. Hadir teknologi canggih seperti layar sentuh 10.25 inci, instrument cluster digital 7 inci, dan sistem voice assistant. Khusus pada varian Champion, terdapat fitur sunroof.

Potongan harga Rp 20 juta

Urusan keselamatan berkendara, Chery menyematkan enam buah airbag dan fitur ADAS (Advanced Driving Assistance Systems) paling banyak di kelasnya. Sebagai sumber tenaga, Chery memasang mesin bensin empat silinder berkapasitas 1.5 liter, dengan tenaga 112 hp dan torsi 138 Nm. Mesin ini dipadukan dengan transmisi CVT.

Ketika kami menjajal Tiggo 5X ini, Chery sudah membuka pre-booking dengan harga khusus. Untuk varian Classic dijual dengan harga Rp 249 juta. Sedangkan varian Champion, harganya ialah Rp 279 juta. Chery juga menawarkan program cashback sebesar Rp 20 juta. Diharapkan produksinya dimulai pada kuartal kedua tahun 2024.

Mazda MX-5 RF

Mazda MX-5 RF, Roadster Ringkas Dan Menyenangkan

Mobil sport roadster yang beredar di Indonesia sejak dahulu hingga kini populasi dan ragamnya tak banyak. Penyuka mobil jenis ini pun sangat segmented. Salah satu yang terbilang unik dan menarik adalah Mazda MX-5 Miata RF model terbaru. PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) selaku agen pemegang merk (APM) Mazda di Indonesia tak ragu memboyong mobil ini ke Indonesia.

Alasannya, pangsa pasar penyuka roadster di Indonesia cukup potensial dan peminat mobil ini cukup banyak. Lantas, apa yang jadi pemikat dari sport roadster 2-seater ini?

Eksterior Khas

Mazda mengemas ulang gaya khas MX-5 Miata yang timeless dengan memadukan bahasa desain KODO dan teknologi modern Skyactiv.

Tampilan MX-5 RF yang mempesona jadi pusat perhatian semua pandang mata para pengguna jalan yang melihatnya. Grille trapezoid lebar, dan headlamp LED berdesain unik dengan fitur auto leveling jadi ciri khas MX-5 RF.

Siluet lekuk bodi dari depan hingga ke belakang seolah mengalir dan terlihat sexy. Atap aluminium MX-5 RF dapat dibuka-tutup secara elektrik. Dalam posisi atap terlipat, Anda akan benar-benar menikmati sensasi berkendara dengan sebuah sport roadster yang dijamin bikin pengendara lain iri…

Simpel Dan Berkelas

Interior MX-5

Interior MX-5 RF mungkin terlihat sederhana dengan kelengkapan yang penting saja. Namun tetap terlihat gaya dan berkelas.

Bagian dashboard dilengkapi layar head unit berukuran 7-inci, tapi dilengkapi konektivitas smartphone. Panel instrumen semi analog bergaya konvensional menguatkan kesan sebuah mobil sport.

Jok semi sport berbalut Nappa leather terlihat sangat mewah. Setir dan shift knob (transmisi manual) berlapis kulit nan lembut.

Sejumlah tombol pengaturan pada mobil ini sangat praktis dan mudah dioperasikan. Mulai dari bluetooth handsfree, sistem audio hingga idle system dapat dijangkau dengan mudah. Oh ya, sistem audio premium lansiran BOSE yang dibekalkan punya kualitas suara yang tak diragukan.

Pengendaraan Meyakinkan

Sejak dahulu hingga saat ini MX-5 Miata dikenal sebagai sport roadster yang sangat menyenangkan untuk dikendarai. Demikian pula halnya Mazda MX-5 RF dengan konsep Jinba-Ittai. Sebuah filosofi yang menggambarkan ikatan kuat antara pengendara dengan mobilnya.

Rancang bangun bodi dan sasis Skyactiv yang ringan pada MX-5 RF memiliki distribusi bobot 50:50. Ditambah lagi dengan teknologi KPC (Kinematic Posture Control) yang dibekalkan. Aksi bermanuver pun jadi lebih lincah dan menyenangkan.

Fitur stability control, i-Activsense dan differential pada mobil ini menghasilkan dinamika berkendara yang lebih sempurna. Tak hanya di jalan raya, tapi juga di sirkuit balap. Tapi ingat, ini mobil sport, jangan bandingkan dengan mobil biasa.  Dan karena mobil sport, suspensi akan lebih keras dari mobil biasa, untuk menunjang pengendalian. 

Seperti halnya di Jepang, MX-5 RF yang beredar di Indonesia dibekali mesin bensin 4-silinder Skyactiv G berkapasitas 2.0-liter. Output tenaga 181 hp dikail pada 7.000 rpm. Torsi maksimumnya yang 204 Nm bermain di putaran cukup rendah yakni 4.000 rpm. Tarikan mesin yang cukup greget untuk diajak bermanuver cepat.

Dengan rasio kompresi 13:1, maka disarankan minimal menggunakan BBM oktan 95 agar mesin tidak knocking alias ngelitik.

Untuk pilihan transmisi tersedia versi automatic dengan paddle-shift dan manual. Keduanya dengan 6-speed.

Pengendaraan dalam kota yang stop and go membuat konsumsi BBM rata-rata di kisaran 12 km/liter. Sedangkan di tol dan luar kota justru lebih irit. Bisa mencapai hampir 20 km/liter.

Penasaran berapa harganya? Versi transmisi manual dibanderol mulai Rp 849,9 juta. Sedangkan versi transmisi automatic dipasarkan mulai Rp 859,9 juta. OTR Jakarta. Ini bukan mobil sport yang pasaran dan kami yakin bakal jadi incaran kolektor di masa mendatang.

Review Wuling Almaz RS Pro: Usaha Merebut Hati

Akhirnya cita cita kami sekeluarga untuk mencicipi mobil Wuling SUV kesampaian. Akhir tahun lalu, sebagai bagian dari krew Motomobi, kami ditugaskan untuk mengeksplorasi mobil SUV yang boleh dibilang sukses dan berhasil merebut hati pasar SUV di Indonesia. Ya, kami kebagian mencicipi dan merawat Wuling Almaz RS Pro terbaru. 

Eksterior

Perubahan yang paling mencolok dari penyegaran desain Wuling Almaz ini adalah grill depan yang lebar. Dilengkapi aksen bentuk berlian chrome dan DRL tipis yang membuat tampilan mobil ini lebih kekinian, gagah dan sangar. 

Dari samping, bagian roda mendapat sentuhan pelek berukuran 18 inci. Lingkar roda ini membuat Wuling Almaz Pro terlihat necis melibas jalanan ibu kota. Artinya, Wuling Almaz Pro ini akan irit sektor modifikasi pelek karena tidak perlu mengeluarkan dana tambahan untuk upgrade ke 18 inch. Tapi itu masalah selera masing-masing.

Di  belakang, logo lima berlian yang cukup besar diganti dengan tulisan Wuling yang lebih bersahaja. Menurut kami, memberikan kesan lebih berkelas dibanding sebelumnya. Secara keseluruhan penyegaran tampang eksterior Wuling Almaz versi baru ini  berhasil memberikan citra yang lebih baik dibandingkan dengan versi sebelumnya. SUV kekinian.

Interior

Bagian yang paling menyenangkan adalah suguhan interior.  Pertama kali membuka kabin, aura sporty yang didominasi warna hitam dengan aksen chrome langsung terasa. Desain interior keseluruhan membuat duduk di kursi pemgemudi maupun penumpang terasa “naik kasta”. Dengan jok kulit serasa duduk di dalam mobil SUV Eropa. Dengan sentuhan Asia, tentunya.  

Pengaturan untuk sisi supir pun sudah menggunakan tombol elektrik untuk menemukan posisi duduk yang pas. Ada banyak tombol tombol yang membantu membuat hidup lebih mudah. Kami disuguhi setir dengan fasilitas tombol tombol untuk senam jari. Kontrol MID, audio, adaptive cruise control, semua tersedia. Jempol kami merasa puas.

Namun yang lebih penting dari sekedar tombol tombol, adalah pengaturan tilt dan telescopic steering yang tersedia. Hal ini penting, karena membuat proses pengaturan kenyamanan posisi mengemudi menjadi maksimal untuk semua postur tubuh. Termasuk badan kami yang tidak langsing.

Menurut kami salah satu kekuatan Wuling adalah sistem multimediadengan OS yang dilokalisasi untuk negara kita. Contoh, interaksi perintah suara dengan Bahasa Indonesia. Tanpa uji coba yang serius, kami sebagai pengguna android auto dan apple car play, paham betul tidak mudah untuk mengkonversi teknologi ini menjadi versi Bahasa Indonesia. Untuk bagian ini, kami angkat jempol untuk Wuling.

Kenikmatan mengendarai Wuling Almaz RS Pro didukung speaker Infiniti. Tidak mengecewakan untuk audio bawaan pabrik.  Sayang pada saat uji coba, kami tidak berhasil untuk memaksimalkan Spotifiy seperti di Apple Car Play atau di Android Auto. Mungkin harus login terlebih dulu ke My Wuling.  Audio yang baik ditambah dengan kekedapan kabin yang cukup, rasanya sudah memenuhi syarat untuk jadi mendukung perjalanan jauh.

Semakin lengkap pula kenikmatan duduk di kabin Wuling Almaz Pro RS, karena kabin menjadi terasa luas, lega dan terang dengan disediakannya electric panoramic Sun Roof.  Kalau malas tekan tombol utnuk membuka, tinggal memberikan perintah suara.  

Fitur Kekinian

Konfigurasi tempat duduk 3-baris dengan kursi belakang yang dapat diubah menjadi bagasi menambah nilai plus untuk kami. Ditambah, perintah suara di mobil Wuling Almaz RS Pro yang kami coba ini terkesan fitur yang sederhana, tapi memberikan dampak ke keamanan berkendara yang sangat signifikan.

Walaupun di kemudi tersedia tombol untuk mengontrol aspek berkendara, sebegian control dapat dilakukan dengan lebih mudah. Misalkan mengecilkan volume audio, menaikkan menurunkan suhu AC, dan banyak lagi, tanpa mata harus beralih dari jalanan.

Selain fitur terkait kenyamanan sektor interior, Advance Driver Assistance System (ADAS) di Wuling ini juga terbilang lengkap, mulai dari Lane Keeping Assistance, Safe Distance Warning, Forward Collision Warning, Automatic Emergency Braking dan masih banyak lagi. Harus diakui, ini nilai jual terbesar Almaz. Dengan Rp 402 jutaan (OTR Jakarta), Anda mendapatkan SUV dengan fitur bantu berkendara dan kenyamanan yang sangat lengkap. 

Buat kami yang paling terasa membuat hidup lebih mudah, adalah fitur kamera 360. Fitur ini membuat manuver dalam berkendara menjadi sangat amat mudah. Blind spot yang selama ini tidak terlihat menjadi transparan. Parkir dipinggir selokan dengan body mobil Wuling Almaz RS Pro yang cukup bongsor menjadi sangat mudah, tanpa ada rasa takut ban kejeblos masuk selokan. Tidak hanya sekedar bermanfaat untuk parkir, dalam kondisi kemacetan pun fitur ini sangat menolong kami bermanuver membelah kemacetan lalu lintas.

Hampir semua fitur ke kinian yang menjadi syarat keamanan dan kenyamanan mobil modern tersedia di mobil Wuling Almaz RS Pro ini. Ditambah lagi fitur Wuling Remote Control (IOV) yang menghubungkan mobil Wuling yang kita miliki dengan handphone. Lengkap sudah. Rasanya untuk fitur dengan harga yang ditawarkan Wuling di angka 402.000 juta membuat mobil ini menjadi sebuah pilihan yang sulit untuk diabaikan.  

Mesin

Di sektor mesin, Wuling Almaz RS Pro ini menggunakan mesin 1500cc (1451cc). Konfiguraswinya macam mobil pada umumnya,  4 silinder DOHC. Ditambah Dual Variable Valve Timing (DVVT) dan Turbocharger. Daya yang dihasilkan sebesar 140 hp pada 5.200 rpm, dengan torsi puncak 250 Nm yang muncul di 1.600 sampai 3.600 rpm.

Dan terus terang, sepertinya ini adalah kelemahan terbesar Almaz sejak dulu. Kami terasa agak kedodoran menggendong body berpelat tebal plus fitur fitur interior yang ada.  Di mode ECO, konsumsi bahan bakar menurut kami masih di bawah ekspektasi.

Meski begitu, transmisi mampu menterjemahkan lemparan daya dari mesin dengan baik. Dan pastinya menjadi lebih responsive ketika masuk mode sport. dengan konsekuensi penggunaan bahan bakar menjadi lebih boros.

Kesimpulan

Kekurangan di sektor pengereman yang terasa kurang halus menurut kami, dan kekurangan disektor mesin yang terasa kurang mumpuni menggendong bobot mobil ini, serta konsumsi bahan bakar yang cukup boros terobati oleh kelebihan yang tersedia.

Buat kami, Wuling Almaz Pro RS ini punya tempat yang unik di belantara mobil SUV sekelasnya. Unik karena kelebihan fiturnya, build quality yang baik dan kemewahan interior yang  rasanya sulit ditemukan pada merek lain dengan harga yang ditawarkan Wuling.

Jujur, Wuling berhasil merebut hati kami sekeluarga. Tidak lagi kami memandang merek ini sebelah mata. Wuling Almaz RS Pro adalah mobil yang menurut kami layak dijadikan partner keluarga.

 

 

 

 

Review Isuzu mu-X 4×4, Mesin CC Kecil Tapi Kapabilitasnya Oke

Menyebut nama Isuzu, biasanya langsung terlintas ialah Panther yang legendaris atau truk Elf. Namun, jalan lupa bahwa Isuzu punya produk sport utility vehicle (SUV) yang gagah, yakni mu-X. PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) pertama kali menghadirkan mu-X di Tanah Air pada tahun 2014. Seingat kami PT IAMI rasanya tidak pelit dalam memberikan fitur pada mu-X, tapi sayangnya respons pasar masih ‘adem ayem’ saja…

Kami pun penasaran dengan sosok Isuzu mu-X ini, apalagi yang generasi kini sudah menggunakan mesin turbodiesel baru. Selain itu, fitur dan kenyamanan berkendara yang ditawarkan SUV ini pun dirasa juga oke. PT IAMI juga hanya menghadirkan satu varian, yakni 4×4 bertransmisi otomatis. Lagipula, PT IAMI lebih fokus mendorong Isuzu mu-X menjadi kendaraan operasional bagi perusahaan.

Disiapkan sebagai ‘mobil lapangan’

Dimensi SUV ini memiliki panjang 4.850 mm, lebar 1.870 mm, tinggi 1.815 mm, dan wheelbase 2.855 mm. Sedangkan bobotnya mencapai 2,8 ton. Isuzu mu-X punya cukup banyak ubahan dibandingkan model sebelumnya. Khususnya, pada bagian eksteriornya yang menjadi lebih keren. Karena dipersiapkan untuk ‘mobil lapangan’, maka bannya pun menggunakan tipe M/T.

Di bagian interior, tidak terlalu banyak mengalami ubahan, yang penting tidak mengurangi kenyamanan dan fungsi. Bagi kami, posisi berkendara tergolong cukup mumpuni, sehingga untuk mencari sudut ergonomis pun mudah, meskipun pengaturan joknya masih manual. Untuk setir, memiliki fitur tilt dan telescopic.

Kubikasi mesin tidak terlalu besar

Isuzu mu-X menggunakan mesin turbodiesel empat silinder RZ4E-TC 1,9 liter bertenaga 148 hp dan torsi puncaknya sebesar 350 Nm. Transmisi otomatisnya menggunakan unit AWR6B45-II 6-speed dengan fitur Tiptronic. Sistem penggerak empat roda menganut sistem Shift on The Fly dan dibekali fitur Rough Terrain Mode. Fitur ini berfungsi membaca kondisi permukaan jalan dan akan menyesuaikan output mesin menuju roda.

Meski tampilannya bongsor, kami tak ragu menggunakannya di lalu lintas perkotaan. Respons dari posisi diam hingga kecepatan menengah, kami tidak pernah merasa ‘keteteran’. Namun, jika mau berakselerasi sampai 100 km/jam, maka perlu waktu ekstra.

Harganya kompetitif

Karakter suspensi Isuzu mu-X berada di settingan yang moderat. Tidak terlalu kaku, tapi tidak terlalu lembut juga. Walaupun di kecepatan rendah dan melibas jalanan kurang rata, masih terasa guncangannya. Lain cerita saat kami menggiringnya ke jalan tol, maka kinerja suspensinya terasa lebih mantap.

Kesimpulannya, Isuzu mu-X punya kemampuan yang mumpuni, meski kelengkapannya lebih menonjolkan aspek fungsionalitas. Mesin berkapasitas 1.9 liter, bukan berarti tidak mampu menghasilkan performa yang baik. Untuk penggunaan medan offroad saja cukup, apalagi jika untuk aktivitas di perkotaan. Hanya ada dua pilihan warna, yaitu Splash White dan Onyx Black Mica. Rasanya banderol Rp 599,54 juta terdengar begitu kompetitif…

Review Nissan Kicks, Tidak Perlu Repot Cari Charger

Mobil ini menjadi salah satu unit yang unik di aktivitas #MotomobiMauKemana. Dalam iklan Nissan Kicks, tertulis ‘Sensasi Mengendarai Mobil Listrik Tanpa Nge-charge’. Di saat brand lainnya memakai mesin bensin sebagai penggerak utama dan motor listriknya sebagai doping tenaga, Nissan Kicks ini malah sebaliknya.

Nissan sengaja memasang motor elektrik sebagai penggerak utama dan mesin bensinnya berfungsi untuk mengisi daya baterai. Apa sih maksudnya? Jadi Nissan Kicks ini menyasar konsumen yang suka dengan mobil listrik, namun malas untuk mengisi daya di SPKLU atau charging station. Sejujurnya, terkadang kami juga suka malas menunggu lama di charging station… Nissan Kicks pun kami ajak ke Pantai Rancabuaya di Garut Selatan, dengan jarak lebih dari 700 kilometer. Menyenangkan sekali!

Stealth Mode: ON!

Desain eksteriornya tidak terlihat seperti mobil listrik kebanyakan. Malah masih terlihat seperti sebuah crossover dengan mesin bakar biasa. Karena biasanya mobil listrik desainnya selalu unik. Lalu bagaimana Nissan Kicks ini? Kami rasa malah terlihat seperti ‘stealth mode’. 

Sosok sebuah compact crossover modern sangat kuat, dengan DRL dan lampu LED yang terang di siang hari. Pada bagian samping ada ‘rasa-rasa’ Nissan Juke, namun terasa lebih pas. Bagian belakangnya ada garnish merah yang menyambung ke lampu belakang LED. Tidak ada yang salah dengan desain eksterior yang mainstream ini.

Dashboard terkesan sederhana

Masuk ke dalam interiornya, langsung terasa betul harum kulit sintetis baru yang dipakai oleh Nissan Kicks. Joknya masih memakai pengaturan manual. Memang joknya tidak terlalu empuk, namun kami suka aspek ergonomisnya. Material interiornya tergolong kokoh dan bermutu baik. Sebab tidak ada suara-suara mengganggu selama perjalanan kami. 

Bentuk dashboard terkesan sederhana. Setir flat bottom yang dibalut kulit pun enak untuk digenggam dan banyak tombol di setirnya. Sayangnya belum ada fitur Line Keeping Assist. Kami suka dengan tombol fisik pada Nissan Kicks ini, karena masih mengandalkan tombol atau putaran fisik. Headunit dengan layar sentuh, sudah dilengkapi dengan Apple CarPlay dan Android Auto. Lalu, tuas transmisinya unik sekali, seperti mouse komputer. 

Dibalas oleh torsi instan

Agar Nissan Kicks mampu bergerak, sebongkah jantung elektrik untuk menggerakan roda depan. Yang digunakan adalah Nissan e-POWER generasi kedua dengan kode EM47 punya tenaga 134 hp pada putaran 4.000-8992 rpm dan torsi 280 Nm pada putaran 500-3.008 rpm. Bila dilihat secara spesifikasi sepertinya biasa saja, yang pasti sekali pedal gas diinjak penuh, langsung dibalas oleh torsi instan! Melibas daerah terjal di Ciwidey pun terasa puas sekali…

Karena Nissan Kicks bawa genset kemana-mana, kami tidak kuatir baterainya cepat habis, karena mesin bensinnya selalu siap mengisi daya baterainya jika diperlukan. Mesin bensin yang dipakai unit HR12DE tiga silinder 1.2 liter. Ya benar, seperti pada Nissan March dan Datsun Go.

Nissan Kicks ini tidak punya pesaing di kelasnya, apalagi motor listriknya tidak pernah ‘ngempos’. Pengendaliannya, tergolong oke, sayang sekali artikulasi suspensinya agak terbatas. Hal yang paling kami sukai ialah tidak perlu ngecharge! Di Indonesia, aspek mobil listrik ini tidak ada lawan…

Reviewer: M. Rizhan

Editor: Aldi Prihaditama

 

Review Nissan New Terra, Kejutan Dari Chassis dan Mesinnya!

Aktivitas #MotomobiMauKemana terbukti memberikan beberapa kejutan bagi kami, sebab salah satu mobil yang ‘mengejutkan’ tersebut ialah Nissan New Terra VL 2.5 4×4. Dimensinya yang bongsor tak hanya membuat kami berulang kali berpikir saat harus menembus kepadatan lalu lintas. Namun juga sukses mengintimidasi para kendaraan lain. Keren juga…

Kepercayaan diri meningkat

Keraguan kami pun sirna saat melaju di sejumlah ruas jalan, berkat visibilitas yang optimal. Padahal bentuk fisiknya terdiri dari panjang 4.900 mm, lebar 1.865 mm, dan tinggi 1.865 mm. Kepercayaan diri kami meningkat ketika mengetahui ujung kap mesin masih terlihat dengan jelas dari balik kemudi.

Nissan New Terra ternyata juga punya radius putar yang baik, hanya sekitar 5,7 m saja. Prestasi ini patut diacungi jempol, walaupun dimensi bodinya cukup besar. Kenyamanan berkendara juga dihadirkan oleh SUV 7 penumpang ini, kami menduga ada andil besar dari jarak wheelbase sepanjang 2.850 mm.

Teringat Nissan Navara

Mengenai impresi berkendaranya, kami jadi teringat dengan sosok Nissan Navara. Beberapa tahun lalu kami pernah menjajalnya dan menjadi kendaraan double cabin yang ternyaman. Meskipun chassis Nissan New Terra masih ladder frame, tapi tingkat kenyamanan berkendaranya menyerupai SUV berbodi monokok.

Gejala oleng sukses diminimalisir, vibrasi halus akibat aspal bergelombang pun minim terasa. Wajar saja jika chassis kendaraan ini juga digunakan oleh Mercedes-Benz untuk produk X-Class. Tak lain dan tak bukan, ya karena tingkat kenyamanan yang dihasilkan.

Menggiring Nissan New Terra menuju jalan tol, ternyata performa mesin empat silinder YD25 2.5 liter DDTi turbodiesel menyambut injakan kaki kanan kami. Torsi puncak sebesar 450 Nm diiringi oleh tenaga mesin 187 hp. Torsi maksimal tersebut sudah tersedia tepat di putaran mesin 2.000 rpm saja. Wajar saja jika kami sangat mudah untuk mendahului banyak mobil di jalan tol…

Kesimpulannya, Nissan New Terra menawarkan pengalaman berkendara dari SUV ladder frame yang tergolong baik untuk di kelasnya. Bahkan fitur Shift on The Fly 4×4 yang disematkan, membuat SUV seharga mulai dari Rp 749,9 juta ini menjadi terasa begitu superior. Namun, kami bingung kenapa mobil ini masih belum bisa mengungguli para kompetitornya… Apakah Anda tahu jawabannya?

Reviewer: M. Rizhan

Editor: Aldi Prihaditama

Review Wuling New Almaz RS Hybrid, Ternyata Begini Rasanya!

Saat ini kendaraan roda empat sudah dianggap menjadi penunjang aktivitas sehari-hari. Hampir semua brand ternama berlomba untuk menjajakan sebagai produk terbaik. Tidak terkecuali dengan mobil bertenaga hybrid. Ya, tentunya mobil hybrid salah satu teknologi yang dimiliki oleh banyak brand di Indonesia.

Dengan berbagai fitur yang canggih hingga tingkat efisiensi, menjadi sederet hal yang diunggulkan. Tak terkecuali oleh Wuling, yang mengunggulkan Almaz RS Hybrid sebagai produk flagship. Bagaimana dengan rasa berkendaranya? Kami membuktikannya dalam aktivitas #MotomobiMauKemana, untuk berlibur bersama keluarga.

Interior cukup mewah

Masuk ke interiornya, kami menganggap bahwa ruang kemudinya tergolong lega, sehingga membuat pengemudi cepat beradaptasi dengan SUV ini. Kabin untuk penumpang baris pertama dan kedua tidak perlu diragukan. Namun, untuk baris ketiga memang terasa sedikit sempit, apabila diisi oleh orang dewasa. Konsekuensinya pun akan ada kompromi dengan kapasitas bawaan di ruang bagasi.

Interiornya termasuk mewah dengan balutan material kulit di sejumlah area. Posisi dashboard pun tidak terlalu tinggi, sehingga membuat kami tetap nyaman saat berkendara jarak jauh. Nah, terkait perjalanan jarak jauh, ground clearance yang cukup tinggi pada New Almaz RS Hybrid ini membuat bantingan suspensi tetap nyaman, walau diisi dengan penumpang penuh.

Tarikan awal terasa ringan

Teknologi voice command andalan dari Wuling, memberikan kesan yang menyenangkan dan tentunya memudahkan pengemudi ketika ingin mengoperasikan fitur yang diinginkan. Saat melaju, SUV ini memberikan kenikmatan berakselerasi. Sejak awal menginjak pedal gas, mobil terasa sangat ringan untuk melesat, sebab penggerak awalnya didukung oleh tenaga motor listrik.

Terkait efisiensi, Wuling New Almaz RS Hybrid yang kami gunakan ini memang hanya menyentuh 18 km per liter. Hal ini mungkin bisa disebabkan juga oleh bobot kendaraan yang cukup berat, mengingat material yang digunakan Wuling sepertinya pelat yang tebal pada bagian bodinya. Sehingga kami pun sama sekali tidak kecewa dengan angka tadi.

Nyaris 10 hari kami ‘berinteraksi’ dengan Wuling New Almaz RS Hybrid. Kami pun menyimpulkan bahwa SUV ini patut jadi pilihan buat Anda yang mempunyai keluarga kecil dan suka dengan teknologi yang mumpuni. Dengan harga mulai dari Rp 438 juta, SUV ini dapat dikatakan tidak terlalu mahal untuk sebuah mobil hybrid dengan fitur ‘segudang’.

Reviewer: Nova Trianto

Editor: Aldi Prihaditama

Review Citroën C3, Pendatang Baru Dengan Keunikan Tersendiri

Liburan akhir tahun 2023 lalu memberikan rasa yang berbeda, karena kami berkesempatan untuk menyambangi berbagai lokasi dengan mobil Citroën C3. Ya, mobil ini menjadi salah satu kendaraan yang disiapkan untuk aktivitas #MotomobiMauKemana selama masa liburan Nataru silam. Citroën C3 menjadi kendaraan ringkas dengan segala keunikan, sehingga memberikan kesan tersendiri.

Selain itu, Citroën C3 yang dipasarkan di Indonesia pun masih menggunakan transmisi manual. Meski begitu, kami tidak merasa keberatan. Karena bukan pertama kalinya kami berjumpa dan mengendarai mobil ini.

RPM bertambah sendiri

Memang terasa unik, mengendarai mobil keluaran baru yang bertransmisi manual, namun tidak membuat betis kami salah urat. Sebab, pedal koplingnya terasa ringan, bahkan lebih ringan dari pada pedal rem. Heran…

Perpindahan gigi terasa sangat halus, memberikan rasa puas setiap kali menggerakkan tuas transmisi. Hal unik lain yang kami rasakan adalah ketika akan memasukkan gigi, putaran mesin pun langsung sedikit bertambah. Sehingga membantu pengendara ketika ingin parkir, tanpa harus menginjak pedal gas.

Tak ragu untuk untuk menggilas speed bump

Urusan suspensi, lain lagi. Beberapa saat sebelum Citroën C3 diperkenalkan di Indonesia, kami sempat meragukan aspek kenyamanan. Apalagi produk Citroën selalu identik dengan kenyamanan, apapun modelnya. Namun, keraguan tersebut sirna setelah kami harus menempuh jalanan ‘babak-belur’ di daerah Cakung.

Suspensinya dapat menyerap benturan dengan baik dan meredamnya secara optimal. Respons setir juga tergolong akurat dan pengoperasiannya amat ringan. Kami tidak ragu untuk untuk menggilas speed bump maupun polisi tidur. Sepertinya, rasa berkendara seolah di atas karpet ajaib masih diperhatikan oleh Citroën untuk C3 ini, meski tidak sepenuhnya.

Karakter cruising sejak lahir

Citroën C3 punya tenaga yang cukup, tapi bukan underpower. Mesin bensin tiga silinder 1.2 liter selalu mampu menyuguhkan tenaga di berbagai kondisi jalan. Namun, perlu dicatat bahwa Citroën C3 ini bukan kendaraan yang senang diajak buru-buru. Jadi, karakter ‘cruising’ sudah jadi bawaan sejak lahir. Oleh karenanya, kami tak kaget ketika mendapat angka konsumsi bahan bakar 15 km per liter, padahal sempat ‘diterpa’ macet di ruas jalan tol Bekasi saat ingin menuju Bandung.   

Desain mobil asal Prancis memang selalu atraktif, setidaknya mengundang perhatian. Tampak depan terlihat macho, tampak samping elegan, dan tampak belakang terlihat menggemaskan. Ditambah lagi dengan perpaduan warna two tone, membuat mobil ini terlihat berbeda dari mobil lain.

Desain dashboard terkesan sederhana, tapi lagi-lagi, memang unik berkat ada aksen warna cerah. Posisi duduk yang cenderung tinggi, membuat visibilitas berkendara lebih optimal. Jok bagian depan terasa lebih nyaman, jika dibandingkan dengan jok belakang yang cenderung tegak. Namun, hal itu terbayarkan dengan ruang kaki penumpang belakang dan ruang kepala yang lapang.

Beberapa hari bersama Citroën C3 ini ternyata ada beberapa hal yang dapat kami simpulkan. Pertama, dimensinya yang ringkas, bukan berarti harus kompromi dengan kelegaan kabin. Kedua, minimnya fitur, bukan berarti harus kompromi dengan fungsionalitas. Ketiga, mesin berkapasitas kecil, belum tentu underpower. Dan keempat, tak lagi menggunakan suspensi hidropneumatik, bukan berarti tidak mempu memberikan kenyamanan…

Reviewer: Diangga Simanjuntak

Editor: Aldi Prihaditama

Review Toyota Yaris Cross Hybrid, Lane Hogger Perlu Waspada

Toyota Yaris Cross Hybrid merupakan satu dari 20 mobil yang tim Motomobi gunakan dalam aktivitas #MotomobiMauKemana. Ya, kegiatan ini diadakan di penghujung tahun 2023 lalu. Selain itu, mobil ini juga salah satu dari beberapa mobil hybrid yang kami gunakan saat masa libur akhir tahun.

Seperti yang telah diketahui, Toyota adalah produsen kendaraan yang mengutamakan kenyamanan, tak terkecuali dengan Yaris Cross Hybrid ini. Selama kami mengemudikan mobil ini, rasanya tidak banyak komplain yang muncul.

Kekedapan kabin masih bisa ditingkatkan

Apple Car Play yang ada di audio standar mobil ini tergolong mumpuni dalam memutarkan lagu favorit kami. Bahkan kualitas suara yang dihasilkan oleh speaker pun ternyata di atas ekspektasi kami. Meski begitu, tingkat kekedapan kabin seperti masih bisa ditingkatkan. Solusi cepatnya, cukup tambah sedikit volume pada sound system…

Output Toyota Yaris Cross Hybrid ini juga tergolong oke, akselerasinya juga bisa dibilang cekatan. Kami memang tidak sempat mengetes performa 0-100 km/jam, tapi rasanya memang cukup cepat. Sebab, Yaris Cross punya mesin dengan tenaga 89,9 hp, dengan torsi 121 Nm. Sedangkan motor listriknya menghasilkan 79,1 hp dengan momen puntir 141 Nm.

Mesin Toyota Yaris Cross

Mudah menghadapi para lane hogger jalan tol

Dari yang kami rasakan, mobil ini cukup responsif apalagi kalau kedua penggeraknya bekerja bersamaan. Performa tersebut berasal dari mesin 4 silinder 1.5 liter dan baterai 0,76 kWh 177 V lithium-ion. Ketika ingin melewati para lane hogger di jalan tol, kami tidak memerlukan usaha yang lebih.

Kami menyukai efisiensi bahan bakarnya. Walaupun dengan gaya mengemudi yang cukup agresif, tetap saja konsumsi bahan bakarnya bertengger di angka 21 km per liter. Menyenangkan sekali. Apalagi ketika menempuh jarak rumah menuju ‘markas’ pun terbilang cukup jauh, sekitar 36 km.

Toyota Yaris Cross hybrid putih.

Sama sekali tidak mengecewakan

Jadi, mobil ini termasuk mobil yang kami inginkan untuk dimiliki di masa depan. Namun, dengan konfigurasi tempat duduk untuk lima penumpang saja, sepertinya kami harus berpikir ulang. Dengan banderol sekitar Rp 440 jutaan, sepertinya masih ada beberapa pilihan mobil lain yang pas untuk keluarga kami.

Tapi, sekali lagi ini adalah sebuah Toyota, sebuah brand yang sudah sangat berpengalaman di industri otomotif Tanah Air. Banyak orang yang tidak perlu berpikir panjang untuk memilih brand ini karena aspek ‘peace of mind’, ketersediaan suku cadang, biaya perawatan, dan resale value yang kuat. Secara garis besar, Toyota Yaris Cross Hybrid ini adalah salah satu mobil yang membuat kami terkesima.

Reviewer: Acid

Editor: Aldi Prihaditama

Review Chery Omoda 5 GT, Minim Ubahan Tapi Terasa Bedanya

Pada musim libur Nataru 2023, Motomobi News menggelar acara yang cukup spesial yaitu #MotomobiMauKemana. Dalam kesempatan ini, seluruh tim Motomobi News mendapat kesempatan untuk menggunakan mobil yang dipilih langsung oleh Om Mobi. Selain itu, kami bisa pakai selama liburan. Salah satu mobil yang kami besut ialah Chery Omoda 5 GT. 

Kini Chery terlihat lebih dewasa, baik secara organisasi maupun produk. Omoda 5 yang dirakit di Bekasi ini ingin membuktikan bahwa kehadiran Chery tidak boleh dipandang sebelah mata. Chery Omoda 5 GT seolah minim ubahan, jika dibandingkan dengan Omoda 5 versi ‘biasa’.

Penambahan aksen oranye

Pada bagian eksterior, tidak banyak perubahan antara Omoda 5 biasa dengan Omoda 5 GT. Paling mencolok adalah penambahan aksen oranye pada bagian velg, spion, sisi samping dan spoiler. Kemudian logo Chery absen dari grille depan dan sebagai gantinya terdapat logo Omoda di kap mesin ala Range Rover.

Terakhir adalah emblem GT di belakang, tentunya perbedaan minim ini menunjukan bahwa Chery pede dengan desain Omoda 5. Namun beberapa mungkin berharap ada lebih banyak pembeda di bagian eksterior. 

Masuk ke dalam, lagi-lagi tidak banyak perbedaan, hanya aksen piano black di dashboard dan juga konsol tengah. Lalu terdapat aksen oranye seperti eksterior di door trim dan juga jahitan jok. Terakhir adalah door trim dengan soft touch. Selebihnya fitur Omoda 5 GT sama dengan Omoda 5 RZ mulai dari layar infotainment dan instrument cluster masing-masing 10,25 inci dengan sistem audio premium Sony 8 speaker. 

Output terdongkrak

Selain itu, ada dual zone climate control dengan ventilated seat, kamera 360 derajat, Android Auto dan Apple CarPlay dan uniknya power window otomatis untuk keempat jendela. Namun sayang, sistem Android Auto dan Apple CarPlay bekerja normal namun sedikit lebih lambat saat pengetesan kami. 

Keunggulan utama Chery Omoda 5 GT terletak pada mesin 4 silinder 1.600 cc TGDI turbocharger bertenaga 197 hp dan torsi 290 Nm. Angka tersebut lebih besar 52 hp dan 60 Nm dibanding Omoda 5 bermesin 1.500 cc. Ubahan lainnya ialah transmisi double clutch 7-speed yang menggantikan transmisi CVT. 

Omoda 5 GT memiliki akselerasi yang cukup bagus dan tenaga yang terasa bahkan di rpm rendah sekalipun. Karena itu kami tidak perlu menggenjot pedal gas dalam-dalamuntuk merasakan performanya. Sedikit catatan, pada kondisi stop and go setelah memasukan gigi dari netral, mobil tidak langsung bergerak. Kami menduga karena transmisi DCT yang digunakan pada mobil ini. 

Ada dua varian sistem penggerak roda

Transmisi DCT yang digunakan Omoda 5 GT juga bekerja dengan baik terutama di kecepatan tinggi. Perpindahan giginya cukup akurat dan mulus. Omoda 5 GT sendiri ditawarkan dalam dua varian yaitu FWD dan AWD. Sedangkan unit yang kami gunakan ini adalah varian FWD. Ubahan lainnya dari Omoda 5 GT ini ada pada suspensi belakang independent dengan multi-link. 

Bantingan Omoda 5 GT sendiri tergolong empuk. Meski begitu, mobil ini memiliki pengendalian yang cukup baik. Feedback dari setir yang cukup bagus. Sistem pengereman tidak ada perubahan dan masih mumpuni mengimbangi peningkatan performa mesin. 

Dengan harga Rp 448,8 juta, Omoda 5 GT menawarkan paket value for money yang sangat bagus. Apalagi dengan fitur dan performa yang unggul jika dibandingkan dengan rival terdekatnya. Omoda 5 GT pun juga membuktikan bahwa Chery serius di pasar Indonesia lantaran telah dirakit di Bekasi, Jawa Barat.

Review Mazda CX-60, SUV yang Tak Malu Diajak Blusukan

Aktivitas #MotomobiMauKemana memberi kami kesempatan untuk menjajal dan mengulas beragam kendaraan baru yang dipasarkan di Tanah Air. Salah satunya ialah Sport Utility Vehicle (SUV) premium teranyar kebanggaan Mazda, yakni CX-60. Mobil ini menjadi produk SUV termahal dari line-up SUV Mazda yang dipasarkan di Indonesia. Kami pun membawa Mazda CX-60 menuju daerah Pangalengan, Jawa Barat, untuk liburan bersama keluarga.

Lalu, bagaimana rasanya ketika dibawa ‘blusukan’? Bagaimana Mazda mewujudkan filosofi Jinba-Ittai yang manjanjikan rasa pengendaraan yang menyenangkan? Dalam semboyan Jinba-ittai yang diusung oleh Mazda ini, mempunyai arti sebuah koneksi antara penunggang dan kuda. Jika diartikan secara harfiah merupakan adanya ikatan intim antara pengendara dengan mobil yang dikendarai.

Minim body roll

Unit yang kami gunakan kali ini ialah Mazda CX-60 varian Kuro. Rasa berkendara mobil ini patut kami acungi jempol. Suspensi depan menggunakan double wishbone dan multilink untuk suspensi belakang memberikan kestabilan, body roll terasa minim saat melahap tikungan ketika kecepatan tinggi. Cocok sekali untuk melibas jalanan tempat liburan kami di Pangalengan.

Tetapi tentu seja kestabilan tersebut mempunyai kompensasi. Sebab di jalan yang agak bergelombang, mobil ini terasa seperti mengendarai kuda yang mengayun keras dengan rebound suspensi yang sangat cepat. Mobil ini terasa melompat-lompat. Namun respons kemudi terasa akurat dan tidak over-assisted, sehingga feedback dari jalan masih terasa.

Kombinasi 280 hp dan 450 Nm

Kehebatan lain dari Mazda CX-60 ini ialah ada di balik kap depannya. Mesin Skyactiv-G 6 silinder 3.3 liter dilengkapi turbocharger dan sistem mild hybrid 48 volt. Mesin bertenaga 280 hp dan punya torsi 450 Nm ini dipadukan dengan transmisi otomatis 8-speed. Torsi besar tersebut membuat perjalanan kami terasa begitu ‘enteng’, terutama ketika berada di medan terjal dan penuh tanjakan.

Sistem penggerak roda all-wheel drive (AWD) mobil ini yang dibekali mode Off-Road untuk menaklukkan medan non-aspal ringan. Jalanan batu terjal yang menanjak juga dapat diselesaikan dengan mudah, tanpa harus mencapai putaran mesin 2.000 rpm. Apalagi tidak ada raungan suara mesin yang masuk ke dalam kabin. Fitur kamera 360 derajat di mobil ini juga amat membantu saat di jalan sempit. Jadi, meskipun bodinya bongsor, kami tetap yakin dengan kondisi sekitar mobil.

Performa tetap impresif

Mazda CX-60 Kuro dilengkapi interior warna beige yang anggun saat dilihat. Dashboard berdesain modern namun simpel, memiliki kualitas bagus dan sarat material soft touch. Perjalanan jauh terasa begitu nyaman berkat fitur ventilated seat yang membuat tubuh tetap sejuk. Posisi berkendara juga mudah disesuaikan berkat fitur telescopic pada sistem kemudinya.

Rute kombinasi dalam dan luar kota beserta dengan kemacetan lalu lintas yang cukup panjang, kami mendapatkan angka konsumsi bahan bakar 9 km per liter untuk perjalanan sejauh 457 km. Rasanya angka tersebut tidak tergolong ‘menyiksa’, sebab kami tetap mendapatkan performa impresif dan kenyamanan berkendara yang optimal selama tiga hari perjalanan. 

Reviewer: Juan Rizalifio

Editor: Aldi Prihaditama

SUV Honda WR-V

Review Honda WR-V E CVT, Mengupas Potensi Tersembunyi

Musim liburan Nataru (Natal 2023 dan Tahun Baru 2024) menjadi momen unik bagi Motomobi News yang menggelar aktivitas pengujian kendaraan bertajuk #MotomobiMauKemana. Salah satu kendaraan yang kami gunakan ialah Honda WR-V E CVT. Sejujurnya, unit yang kami inginkan di awal perencanaan aktivitas ialah varian RS CVT dengan fitur Honda Sensing. Namun, karena varian teratas tersebut sudah banyak menjadi pilihan pengguna Honda WR-V di Indonesia, akhirnya kami pun melakukan ‘manuver’ ke varian E CVT.

Beberapa rekan kami di kantor sempat mengutarakan bahwa rasa berkendara Honda WR-V varian E tergolong lebih nyaman ketimbang varian RS. Berbekal postur yang agak tinggi, membuat Honda WR-V ini masuk ke golongan sport utility vehicle (SUV) yang ringkas. Dimensinya yang tidak bongsor juga membuat mobil ini masih asyik buat digunakan di perkotaan.

Lebih banyak berinteraksi

Oke, rencana berkendara pun disiapkan. Perjalanan harus diselesaikan selama tiga hari dan rute perjalanan tak boleh kurang dari 500 km di sekitar Jawa Barat. Selama perjalanan, diusahakan rute tidak banyak melintasi jalan tol. Agar kami lebih banyak ‘berinteraksi’ dengan karakter Honda WR-V E ini. Keluar dari jalan tol Cikampek, kami mengarahkan kendaraan menuju Purwakarta, kemudian menuju Wanayasa.

Jujur saja, untuk sebuah kendaraan Honda, suspensi WR-V masih tergolong ‘kurang empuk’. Namun kami menganggapnya bukan menjadi kekurangan, melainkan sebagai karakter. Namanya juga SUV ringkas kan? Uniknya, jika di permukaan jalan halus dengan beberapa artikulasi ketinggian, suspensi WR-V E ini malah menunjukkan keunggulannya. Bantingan terasa mantap dan seolah meredam guncangan dengan baik.

Tidak pakai ban bertapak A/T

Ground clearance setinggi 220 mm juga membuat percaya diri dan menggoda kami untuk membawa mobil ini ke medan yang cukup menantang. Ya, kami mendaki kawasan Bukit Nyomot di Kabupaten Subang, dengan ketinggian lebih dari 300 meter di atas permukaan laut.

Beruntung kondisi jalan tidak becek, sehingga Honda WR-V E CVT mampu melahap permukaan jalan dengan baik. Padahal ban Goodyear Efficientgrip berukuran 215/60 R16 yang digunakan mobil seharga Rp 280 jutaan ini tidak memiliki tapak all-terrain.

Puas menghirup udara segar di sekitar perkebunan sawit tersebut, perjalanan kami lanjutkan ke daerah Pamanukan. Mesin L15ZF DOHC 1.5 liter bertenaga 119 hp dan torsi puncak 145 Nm, menghadirkan performa yang menyenangkan. Kami tidak perlu menginjak pedal gas dalam-dalam untuk mencapai kecepatan yang diinginkan, selain itu transmisi CVT juga selalu merespons dengan baik.

Rute kurang favorit

Setelah bermalam di Pamanukan, kami mencari rute yang ‘tidak umum’ untuk melanjutkan petualangan. Sejumlah daerah yang kami lewati adalah Haurgeulis, Gantar, Cibuluh, hingga Cikamurang, sebelum akhirnya menuju jalan tol Cisumdawu.

Berbagai macam permukaan jalan telah ditempuh, namun kami tidak mudah merasa lelah. Sebab mudah sekali menyesuaikan tubuh dengan jok Honda WR-V E, berkat fitur Height Adjuster. Kami pun menyukai bahan kain fabric pada joknya. Meski sebenarnya material plastik pada bagian interior masih bisa ditingkatkan kualitasnya.

Absennya fitur Honda Sensing, tidak membuat hati kami tetap tenang ketika berkendara. Karena untuk urusan keselamatan, Honda tetap menyematkan sistem pengereman ABS, yang dilengkapi Electronic Brakeforce Distribution dan Brake Assist. Tak ketinggalan Hill Start Assist, serta 4 buah airbag.

Usai melalui wilayah Jatinangor, kami pun tidak ingin langsung kembali ke ibu kota. Oleh karena itu perjalanan pun kembali kami belokkan menuju Bandung, Padalarang, Sukaluyu, Cikalong, Jonggol, Cileungsi, Cibubur, dan akhirnya tiba di Jakarta. Selama tiga hari perjalanan ‘Parahyangan Loop’ ini, kami sukses menempuh jarak sejauh 583 km dengan rata-rata konsumsi bahan bakar 17,1 km per liter. Menyenangkan!

Mitsubishi XFORCE Kaliurang_6

Jajal Kemampuan Nanjak Mitsubishi XFORCE

Kami bersama Mitsubishi XFORCE lanjut ke etape berikutnya yakni dari Solo menuju Yogyakarta. Nah ini dia, ada kejutan apa lagi yang bakal hadir kali ini…

Jalanan berkelok dan menanjak di kawasan lereng Gunung Merapi ini sangat menyenangkan sekaligus menantang. Pada rute inilah kami bisa menjajal sederet fitur berkendara plus keunggulan yang dimiliki Mitsubishi XFORCE sesuai kodratnya sebagai SUV. Jarak ground clearance yang tinggi serta mode berkendara gravel, wet, dan mud sangat membantu melintasi kondisi trek yang tak terduga.

Sejumlah fitur keselamatan ADAS seperti Active Stability Control dan Hill Start Assist benar-benar kami rasakan manfaatnya di rute berkelok dan juga jalan naik turun khas trek pegunungan. Stabilitas berkendara saat manuver mengimbangi jalan berkelok kian sempurna berkat teknologi Active Yaw Control (AYC).

Mitsubishi XFORCE Kaliurang_2

Terasa kalau goyangan body bisa diredam dan ban tidak kehilangan grip ke aspal. Fitur ini akan membuat Anda percaya diri melibas tikungan. Tentunya dengan kecepatan yang masuk akal. 

Performa mesin di berbagai rentang kecepatan berkendara pada jalur tanjakan pun tak terasa kedodoran. Penyaluran output tenaga dan torsi mesin cukup halus berkat transmisi Special Tuned CVT.  Meski karakter khas sebuah CVT masih tetap terasa. Tarikan mesin sedikit mirip dengan Xpander Cross. Jujur, dengan tenaga 103,5 hp dan torsi 141 Nm, performanya tidak terlalu istimewa, tapi sangat cukup untuk penggunaan harian. 

Mitsubishi XFORCE Kaliurang_3

Sebagai pengingat, acara media test drive “XFORCE Infinite Xcitement – Media Adventure 2023“ ini berlangsung pada 10 hingga 12 Desember 2023. Rutenya kawasan Joglosemar dan dengan total jarak tempuh sekitar 700 km.

MMKSI memasarkan XFORCE dengan harga Rp 382.500.000 untuk varian Exceed. Di atasnya ada XFORCE Ultimate seharga Rp 419.100.000. Keduanya adalaha harga OTR wilayah Jakarta. 

Spesifikasi Mitsubishi XFORCE

  • Mesin: 4-silinder 1,5 liter, DOHC MIVEC
  • Tenaga: 103,5 hp/6.000 rpm
  • Torsi: 141 Nm/4.000 rpm
  • Dimensi (p x l x t mm): 4.390 x 1.810 x 1.660
  • Ground Clearance: 222 mm
  • Turning Radius: 5,2 meter
  • Suspensi: MacPherson Strut (d), Torsion beam (b) 

Review Kia Carens 1.5 MPI Premiere: Pertimbangkan Kalau Cari Mobil Keluarga

Kali ini kami akan mengulas soal MPV asal Korea Selatan, Kia Carens. Ini adalah Carens 1.5 versi terbaru yang diboyong ke Indonesia oleh PT Kreta Indo Artha (KIA) selaku Agen Pemegang Merek (APM). Kia Carens memang telah cukup lama beredar di Indonesia, namun yang ini berbeda dari generasi sebelumnya.

Model terbaru dari MPV 7-seater ini dari tampilannya memang terlihat sedikit berbeda dibandingkan dengan Carens terdahulu.

Kia Carens 1.5 MPI

Genrenya memang MPV, tapi bodi terkini sedikit lebih jangkung membuat jati dirinya  bagai sebuah crossover. Hanya saja, Carens terbaru ini tak memakai embel-embel “Cross” seperti kompetitornya. Label nama Carens saja sudah cukup, para konsumen di Indonesia sudah paham kualitasnya.

Postur Beda

Posturnya yang jangkung dan jarak pijakan roda yang lebih tinggi membuat Kia Carens tak ragu melibas jalan yang kurang mulus maupun genangan air akibat hujan deras. Bodi yang tinggi dan kaca depan yang lebar membuat visibilitas pengemudi ke arah depan jadi lebih luas.

Hanya saja karena ukuran bodi mobil ini terbilang agak bongsor dibanding kompetitornya, maka harus sedikit sabar saat berkendara melintasi jalan yang tak terlampau lebar seperti di kawasan perumahan atau area parkir gedung.

Sudut belok kemudi dan radius putar yang sedikit lebar membuat Carens tak selincah MPV seukuran Xpander, atau Ertiga saat beraksi di jalan yang terbatas. Namun saat beraksi di jalan raya dalam kota maupun jalan tol, performa Carens tak kalah dari kompetitornya.

Performa Mesin Keluarga

Mesin bensin Smartstream 1.5L, Gamma II, DOHC Dual CVVT yang diusung memiliki limpahan tenaga 113 hp pada putaran mesin 6.300 rpm. Torsi maksimum sebesar 144 Nm dikail pada putaran menengah yakni 4.500 rpm. Bukan angka yang spektakuler, tapi untuk ukuran sebuah mobil keluarga, ini sudah mumpuni. 

Tenaga dan torsi disalurkan ke roda depan via transmisi IVT (Intelligent Variable Transmision) 8-percepatan virtual. Dan kami merasakan ciri khas kinerja transmisi model CVT. Di putaran awal, menggunakan mode berkendara Normal, lontaran tenaga terasa kurang meyakinkan. Meski di putaran menengah hingga hampir red line terasa mengisi. Lain halnya kalau dipindah ke mode Sport. Aliran tenaga mampu diterjemahkan dengan baik oleh transmisi. 

Paket Lengkap

Bodi mobil ini ukurannya memang agak besar. Nyaris seukuran Toyota Innova Zenix dan Honda CRV. Seperti yang kami duga, kabin mobil ini cukup lapang khas MPV. Dengan lebar 1.800 mm, Anda diberikan ruang bahu yang lega. Tinggi 1.708 mm menghadirkan ruang kepala yang lega.

Sementara wheelbase 2.780 mm menjanjikan ruang kaki lega, terutama di baris kedua. Baris ketiga jangan terlalu berharap. Panjang keseluruhan 4.540 mm menawarkan mobil yang praktis untuk kebutuhan transportasi keluarga. Hal ini mengkompensasi posisi duduk pengemudi yang terlalu rendah. Ya, posisi duduknya perlu pembiasaan. 

Dan itu satu hal yang kami keluhkan di interior mobil ini. Selebihnya, MPV berkonfigurasi tujuh tempat duduk ini memiliki bangku baris kedua berkonfigurasi tiga penumpang yang cukup lega. Sayangnya, di model yang kami coba belum menganut model kursi captain seat. 

Kabin yang lega seperti Carens versi 7-seater ini memang sangat cocok digunakan sebagai mobil keluarga. Ya, tipikal konsumen keluarga Indonesia yang menggemari mobil dengan kapasitas muat penumpang maksimal alias muat banyak.

Baris kedua Kia Carens 1.5

Mewah dan Meredam

Secara keseluruhan, apa yang ditawarkan di interior Carens tak kalah mewah dibandingkan MPV 7-seater lain di kelasnya. Sunroof, jok kulit imitasi hingga sistem audio Bose. Ini bukan barang murah. 

Peredaman kabin juga layak dipuji. Biasanya, suara artikulasi ban saat melindas jalanan beton rawan berisik. Di mobil ini bisa diredam dengan baik meski tidak 100 persen. 

Speaker Bose

Bahkan suara mesin mobil ini pun cukup tersaring oleh firewall (pembatas ruang mesin dan kabin. Jadi, penumpang dapat dengan nyaman berbincang atau menikmati audio mahal tadi.

Soal kelengkapan fitur pada interior Carens pun terbilang cukup lengkap. Soket USB C untuk pengisian daya ponsel tak hanya ada di kabin depan, tapi juga di tersedia di masing’masing baris bangku. Selain USB, disediakan juga kemampuan wireless charging alias pengisian daya ponsel secara nirkabel. 

Sistem infotainment ditampilkan via head unit layar sentuh berukuran 8-inci yang terpampang di bagian tengah dashboardnya. Tentunya, sudah dilengkapi koneksi nirkabel Apple CarPlay dan Android Auto. Sistem tata suaranya pun tak tanggung dengan perangkat audio yang dilengkapi  delapan speaker. Jangan lupa: Bose. 

interior Kia carens 7-seater

Selain itu, tatanan dashboard-nya masih mudah dimengerti. Tombol-tombol fisik masih disediakan untuk AC dan pengaturan audio. Switch pengaturan AC untuk penumpang belakang pun juga tersedia. Hawa sejuk hembusan AC pun terasa hingga baris bangku belakang.

Untuk kenyamanan lebih, disetiap bagian belakang bangku baris pertama terdapat tray atau meja lipat untuk meletakkan barang maupun makanan.

Bisa dikatakan jika Carens terbaru ini akan sanggup memenuhi ekpektasi sebuah mobil keluarga yang digunakan harian. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya. 

Saat ini, Kia Carens 1.5 dijual dalam tiga varian. Yang pertama dan paling mahal, Carens 1.4T Premium (6-seat) dihargai Rp 467 juta. Kedua, Kia Carens 1.5 MPI Premier 6-seater yang dijual Rp 414.600.000. Terakhir seperti yang kami uji ini, 1.5 MPI Premiere 7-seater yang banderolnya Rp 407.600.000. Semua harga tersebut adalah OTR Jakarta. 

Spesifikasi Kia Carens 1.5 MPI Premiere 7-seater
  • Mesin: 1,5 liter, 4-silinder DOHC, Dual CVVT
  • Tenaga: 113,4 hp/6.300 rpm
  • Torsi: 144 Nm/4.500 rpm
  • Transmisi: IVT
  • Dimensi (p x l x t mm): 4.540 x 1.800 x 1.700 mm
  • Wheelbase: 2.780 mm
  • Kap. Tangki: 45 liter
  • Suspensi: MacPherson (d), Torsion beam (b)
  • Ban: 205/60 R16
  • Harga: Rp 407.600.000 (OTR Jakarta)

 

Hyundai Stargazer Essential

Review Hyundai Stargazer Essential, Utamakan Fitur Dasar MPV

Tidak dapat dipungkiri bahwa segmen Multi-Purpose Vehicle (MPV) masih difavoritkan oleh konsumen Tanah Air, tentunya selain segmen Sport Utility Vehicle (SUV). Sejumlah pabrikan pun menyasar segmen MPV sebagai penyumbang volume penjualan produknya. Pasar otomotif Indonesia memang telah lama diramaikan oleh produsen mobil asal Jepang, namun kini brand dari Tiongkok dan Korea Selatan ikut gencar menjajakan produk andalannya.

Hyundai pun ingin merasakan manisnya pasar MPV dengan memasarkan Stargazer di tahun 2022 silam. Kami pun masih ingat ucapan Woojune Cha, President Director PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), saat peluncuran Hyundai Stargazer. “Stargazer menjadi tanda bahwa Hyundai memberikan jawaban bagi gaya hidup masyarakat Indonesia yang gemar bepergian jauh bersama keluarga,” ujarnya.

Pengganti varian Trend

Tak sampai satu tahun setelah debutnya, pihak HMID pun mengoptimalkan Hyundai Stargazer, sekaligus mengganti varian yang dirasa ‘sepi pengunjung’. Pada awalnya Stargazer memiliki varian Active, Trend, Style, dan Prime. Maka pada bulan Juli 2023 silam, hadir varian Essential sebagai pengganti Trend. Bukan hanya menggantikan, tapi juga memiliki penyesuaian fitur yang dirasa lebih penting bagi pengguna kendaraan MPV. Setidaknya itu yang ingin disampaikan oleh HMID…

Pada eksterior, terutama pada grille, bumper dan paduan warna di varian Essential ini terlihat serupa dengan Trend maupun Prime. Termasuk penggunaan Horizon LED DRL dan LED Headlamp yang senada dengan nuansa modern kendaraan ini. Melihat ke bagian sisinya, velg alloy yang digunakan pun identik dengan Stargazer Active versi update, yakni berdiameter 16 inci dan memiliki warna single tone.

Sesuai dengan masukan dari konsumen kepada HMID terkait panel instrumen pada dashboard, maka kini Stargazer mengadopsi desain panel instrumen yang rendah, dengan frame warna hitam, sehingga menyuguhkan visibilitas berkendara lebih baik. Pada varian Essential, panel meter sudah menggunakan layar TFT LCD 4,2 inci full digital yang menampilkan informasi dari sistem kendaraan. Head unit 8 inci yang disematkan juga memiliki konektivitas Android Auto dan Apple CarPlay.

Fitur Blue Link ditiadakan

Ternyata ada yang kurang dari Stargazer Essential ini, yaitu vanity mirror pada sun visor penumpang depan dan map pocket pada kedua jok baris pertama. Namun setidaknya barang bawaan bisa diletakkan di tempat penyimpanan pada door trim. Kelengkapan lain yang absen ialah fitur Blue Link yang sebelumnya dimiliki oleh varian Trend.

Namun, HMID melakukan kompensasi dengan menyebar lebih banyak fitur buat Stargazer Essential. Mulai dari Auto Up/Down & Safety Power Window, Remote Window Control, 2nd Row USB Charging Port, Smart Keyless Entry, Parking Distance Warning, Tire Pressure Monitoring System, dan Outside Rear View Mirror with Electric Folding. Khusus fitur Push Start Button, Smart Key Button, Remote Start Engine hanya tersedia pada varian Essential bertransmisi IVT.

Jok berbahan fabric terbukti lebih sejuk

Jarak sumbu roda 2,780 mm milik Stargazer merupakan terpanjang di kelasnya. Dimensi panjang 4.460 mm, lebar 1.780 mm, dan tinggi 1.695 mm. Sedangkan overhang 800 mm untuk bagian depan dan 880 mm untuk belakang, membuat kabin menjadi lapang. Jok varian Essential menggunakan material fabric, memang tidak memberikan kesan elegan, namun kami merasa lebih sejuk ketika diduduki.

Mesin yang digunakan tidak bebeda dengan varian Stargazer lainnya, yakni unit Smartstream G4FIII DOHC 1.5 liter dengan output 113 hp dan torsi maksimal 143,8 Nm. Seperti varian Style dan Prime, Stargazer Essential IVT juga dilengkapi dengan 4 pilihan mode berkendara, yaitu Normal, Eco, Sport, dan Smart. Amat berguna di beragam kondisi berkendara. Fitur tersebut belum ada di beberapa Low MPV lain seperti Toyota Avanza G, Daihatsu Xenia R atau Mitsubishi Xpander Exceed.

Harga Hyundai Stargazer Essential yang ditawarkan pun tergolong menarik, sebab masih berada di bawah Rp 300 juta. Untuk varian Essential M/T berada di Rp 258,8 juta, sedangkan untuk yang bertransmisi IVT ialah Rp 272,5 juta. Hyundai sendiri mengklaim bahwa varian Essential ini lebih murah sekitar Rp 8 juta dibandingkan varian Trend yang dilengserkannya. Bagi konsumen yang ingin menggunakan opsi captain seat di jok baris kedua, cukup tambahkan dana sebesar Rp 1 juta.

BMW X1 2023

Review BMW X1 2023, Makin Ganteng Dengan Keterbatasannya

Ini merupakan mobil premium dengan status entry level yang harganya tidak sampai Rp 1 milyar. Inilah BMW X1 sDrive18i. Dirakit lokal dan diperkenalkan akhir Juli 2023 lalu di Jakarta. Satu hal yang pasti, saat GIIAS 2023 lalu, X1 generasi ketiga menuai banyak pujian. Makanya kami penasaran ingin review.

Dari yang beberapa pengunjung booth BMW yang kami tanya, rata-rata mengakui X1 bertambah keren dan besar. Soal keren mungkin subjektif, tapi kalau bertambah besar, memang benar. Kalau Anda perhatikan, BMW X5 yang juga makin besar, ukurannya ditempati oleh X3. Nah, X1 ini, sekarang ukurannya hampir serupa dengan BMW X3 pertama.

Sebuah hal yang kami apresiasi, karena ruang dalamnya makin lega. Dengan harga Rp 900-an juta, Anda mendapatkan kabin lega dengan kualitas interior khas BMW. Namun harga tersebut juga memberikan batasan.

Bunyi Mesin 3-silinder

MEsin BMW X1 2023

BMW X1 2023 dibekali mesin berkode B38 tiga silinder turbo berkapasitas 1,5 liter (1.499 cc). Performanya didorong oleh teknologi TwinPower Turbo dan menghasilkan daya sebesar 156 hp dengan torsi puncak 230 Nm. Tidak lupa double Vanos juga ada. Tenaga disalurkan ke roda depan menggunakan transmisi 7-speed dual clutch.

Nah, biasanya ada yang anti dengan dual clutch karena banyak rumor yang mengatakan transmisi model begini enak buat lari, bukan macet-macetan. TIdak salah, tapi teknologi yang berkembang membuat DCT (Dual Clutch Transmision) semakin ramah digunakan.

Kami coba mobil ini sejauh 100-an kilometer melalui beragam kondisi lalu lintas. Kondisi jalan ya begitu saja. Aspal semua. Tentunya, karena paham ada dual clutch, kami perhatikan betul bagaimana rasanya di saat stop-and go. Biasa saja. Tidak ada gejala perpindahan yang seperti kebingungan harus pilih gigi yang mana.

BMW X1 2023

Yang jadi ganjalan malah sistem start-stop otomatis yang kadang mengganggu. Mobil masih bergerak maju (kecepatan belum nol) sistemnya sudah aktif. Ada saat tanggung kala macet, dimana mobil belum berhenti sempurna dan mesin mati, tapi mobil depan sudah berjalan. Jadinya respon bergerak kami lebih lambat dari yang diharapkan. Memang ini hanya soal kebiasaan, tapi sepertinya bisa lebih baik.

Selebihnya, akselerasi di tingkat putaran mesin manapun, harus diakui membuat mobil terasa meyakinkan. Meskipun suara khas mesin tiga silinder terdengar jelas. Tenaganya terus mengisi dari putaran rendah hingga jarum mendekati batas merah. Perpindahan gigi juga instan, khas DCT saat sedang digeber. Kesimpulannya, sistem penggerak BMW X1 mampu memberikan kepuasan berkendara di kecepatan menengah ke atas.

Kenyamanan Kabin

Dashboard BMW X1

Memang mobil ini harganya di bawah Rp 1 milyar. Tapi harus diakui kalau BMW tidak kompromi dengan kualitas kabin. Mulai dari material, hingga kekedapan. Yang agak berkurang adalah fitur.  Kami cukup terkejut mengetahui mobil ini tidak ada adaptive cruise control sebagai bawaan.  Tapi bisa dipesan sebagai fitur opsional

Jok depan mampu diduduki dengan nyaman karena cukup lebar. Pengaturannya juga tentu elektrik. Lebar kabin terasa biasa saja. Sewajaranya mobil dengan lebar 1.845 mm. Tapi dibanding X1 generasi pertama, ruang bahu di baris depan terasa signifikan bedanya. 

Diantara kursi depan terpasng konsol berisi tuas kecil untuk perpindahan transmisi. Ya, tuasnya kecil saja. Menandakan pergerakan transimis dari P hingga D diatur oleh perkabelan elektronik. Mudah untuk dioperasikan, bahkan untuk mereka yang pertama naik BMW sekalipun. 

Layar di depan pengemudi berisi pastinya berisi beragam informasi berkendara. Menyatu dengan display multimedia untuk penumpang. Layaknya BMW terkini, bentuk layar ini melengkung tanpa bingkai. Terlihat modern. 

Jok belakang X1 2023

Sistem hiburannya bisa mengakomodir Apple Carplay ataupun Android Auto. Terkoneksi dengan mudah tanpa sambungan kabel. Di dalamnya bisa menampilkan sambungan dengan handphone, navigasi, setting kendaraan dan sebagainya. 

Yang sangat kami suka adalah bagian baris kedua. Ruang kaki untuk kami dengan tinggi 165 cm bisa terakomodir dengan baik. Mobil ini nyaman untuk perjalanan jarak dekat atau jauh. Meski kami kurang sreg dengan ruang kepala. Andai tidak ada sunroof, mungkin bisa lebih lega. 

Bagasi X1 baru

Bicara lega. bagasi punya kapasitas sebesar 540 liter. Untuk memperbesar, lipat kursi belakang dan Anda akan mendapatkan ruang penyimpanan 1.600 liter.

Kesimpulan

Memuaskan? Jujur iya. Berdasarkan review BMW X1  2023 ini, kami agak keberatan dengan tidak adanya kemampuan adaptive cruise control sebagai fitur bawaan. Hanya ada lane keeping assist. Selebihnya, untuk Anda yang ingin naik kelas, ini cocok untuk jadi BMW pertama Anda.

BMW X1 terbaru

Rasa pengendaraan dan pengendalian BMW dipadukan mesin tiga silinder yang jinak tapi bertenaga. Sebagai informasi, akselerasi 0-100 km/jam diklaim 9,2 detik. Top speed-nya 208 km/jam. Sementara konsumsi BBM-nya diklaim antara 14-15,8 km/liter. 

 

 

 

 

Hyundai Stargazer X

Hyundai Stargazer X Tak Ragu Libas Rute Menantang

Segmen crossover menjadi salah satu fokus baru bagi Hyundai di Indonesia, sebab PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) memperkenalkan Stargazer X di ajang GIIAS 2023. Stargazer X memiliki fitur canggih, teknologi terkini, dan desain terbaru yang menjadikannya kendaraan multifungsi bagi pengguna dalam berbagai kondisi.

Masyarakat Indonesia telah akrab dengan perjalanan jauh dalam menghabiskan waktu bersama keluarga atau menikmati liburan bersama para orang terdekat. Oleh karenanya, solusi mobilitas semakin dibutuhkan konsumen di Tanah Air. Mungkin ini yang membuat HMID menghadirkan Hyundai Stargazer X di Indonesia.

Menempuh rute dengan beragam kondisi jalan

Kami memang telah merasakan Stargazer X ini secara singkat beberapa minggu silam. Namun kini, kami langsung membuktikan performanya dalam rangkaian acara Media Drive Experience: Unleash the X in You with Stargazer X, 28-30 Agustus 2023. Perjalanan bersama puluhan rekan jurnalis otomotif Tanah Air ini menempuh rute dari Yogyakarta menuju Solo dan kembali lagi ke Yogyakarta.

Rute pertama memiliki kondisi jalan yang cukup menantang untuk menguji kemampuan kendaraan, salah satunya tanjakan yang cukup panjang. Hyundai Stargazer X membuktikan pengalaman berkendara yang optimal melalui fitur Drive Mode dengan empat pilihan berkendara (Eco, Comfort, Smart, dan Sport).

Diajak ke perbukitan Candirejo

Peran mesin Smartstream G4FIII 1.5 liter DOHC dan transmisi Intelligent Variable Transmission (IVT), memastikan performa maksimal serta efisien. Dengan begitu, Stargazer X dapat memberikan perjalanan yang lancar dan nyaman setiap saat. Hal ini kami buktikan saat menuju kawasan perbukitan di Kawasan Candirejo, Magelang, dengan ketinggian 700 mdpl.

Medan jalanan yang kurang mulus pun dapat dilalui, berkat ketinggian mobil yang berbeda dari Hyundai Stargazer versi Multi-Purpose Vehicle (MPV). Dengan penggunaan velg berukuran 17 inci dan dibalut ban 205/50 R17, maka mobil ini kini memiliki ground clearance setinggi 200 mm. Hyundai Stargazer X pun dapat melaju dengan lebih lincah, mulus, dan stabil di berbagai profil jalanan.

Kami menghadapi variasi karakteri jalanan yang beragam di rute kedua, contohnya saat melewati Waduk Gajah Mungkur dengan jalur menanjak dan menurun. Selain itu, kami menjumpai ruas jalan berbatu, termasuk sejumlah jalan baru dengan membelah bukit menuju pesisir Pantai Selatan.

Usai menikmati pemandangan tepi Pantai Selatan, kami kembali menempuh perjalanan sejauh 73 km menuju Landasan Pacu Depok, sekaligus mengikuti berbagai tantangan seru. Mulai dari Fun Drive Challenge untuk dapat merasakan kemampuan bermanuver, Front Parking Distance Warning Challenge untuk merasakan kemudahan memarkir.

Perjalanan kami selama 3 hari ini dirasa sesuai dalam menggambarkan aktivitas para pengguna kendaraan crossover di Indonesia. Sebab pengguna kendaraan tersebut menawarkan keandalan, keselamatan, dan kenyamanan berkendara, termasuk untuk perjalanan jauh. Sejumlah aspek ini sepertinya direpresentasikan oleh Hyundai Stargazer X.