Hyundai Stargazer Essential

Review Hyundai Stargazer Essential, Utamakan Fitur Dasar MPV

Tidak dapat dipungkiri bahwa segmen Multi-Purpose Vehicle (MPV) masih difavoritkan oleh konsumen Tanah Air, tentunya selain segmen Sport Utility Vehicle (SUV). Sejumlah pabrikan pun menyasar segmen MPV sebagai penyumbang volume penjualan produknya. Pasar otomotif Indonesia memang telah lama diramaikan oleh produsen mobil asal Jepang, namun kini brand dari Tiongkok dan Korea Selatan ikut gencar menjajakan produk andalannya.

Hyundai pun ingin merasakan manisnya pasar MPV dengan memasarkan Stargazer di tahun 2022 silam. Kami pun masih ingat ucapan Woojune Cha, President Director PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), saat peluncuran Hyundai Stargazer. “Stargazer menjadi tanda bahwa Hyundai memberikan jawaban bagi gaya hidup masyarakat Indonesia yang gemar bepergian jauh bersama keluarga,” ujarnya.

Pengganti varian Trend

Tak sampai satu tahun setelah debutnya, pihak HMID pun mengoptimalkan Hyundai Stargazer, sekaligus mengganti varian yang dirasa ‘sepi pengunjung’. Pada awalnya Stargazer memiliki varian Active, Trend, Style, dan Prime. Maka pada bulan Juli 2023 silam, hadir varian Essential sebagai pengganti Trend. Bukan hanya menggantikan, tapi juga memiliki penyesuaian fitur yang dirasa lebih penting bagi pengguna kendaraan MPV. Setidaknya itu yang ingin disampaikan oleh HMID…

Pada eksterior, terutama pada grille, bumper dan paduan warna di varian Essential ini terlihat serupa dengan Trend maupun Prime. Termasuk penggunaan Horizon LED DRL dan LED Headlamp yang senada dengan nuansa modern kendaraan ini. Melihat ke bagian sisinya, velg alloy yang digunakan pun identik dengan Stargazer Active versi update, yakni berdiameter 16 inci dan memiliki warna single tone.

Sesuai dengan masukan dari konsumen kepada HMID terkait panel instrumen pada dashboard, maka kini Stargazer mengadopsi desain panel instrumen yang rendah, dengan frame warna hitam, sehingga menyuguhkan visibilitas berkendara lebih baik. Pada varian Essential, panel meter sudah menggunakan layar TFT LCD 4,2 inci full digital yang menampilkan informasi dari sistem kendaraan. Head unit 8 inci yang disematkan juga memiliki konektivitas Android Auto dan Apple CarPlay.

Fitur Blue Link ditiadakan

Ternyata ada yang kurang dari Stargazer Essential ini, yaitu vanity mirror pada sun visor penumpang depan dan map pocket pada kedua jok baris pertama. Namun setidaknya barang bawaan bisa diletakkan di tempat penyimpanan pada door trim. Kelengkapan lain yang absen ialah fitur Blue Link yang sebelumnya dimiliki oleh varian Trend.

Namun, HMID melakukan kompensasi dengan menyebar lebih banyak fitur buat Stargazer Essential. Mulai dari Auto Up/Down & Safety Power Window, Remote Window Control, 2nd Row USB Charging Port, Smart Keyless Entry, Parking Distance Warning, Tire Pressure Monitoring System, dan Outside Rear View Mirror with Electric Folding. Khusus fitur Push Start Button, Smart Key Button, Remote Start Engine hanya tersedia pada varian Essential bertransmisi IVT.

Jok berbahan fabric terbukti lebih sejuk

Jarak sumbu roda 2,780 mm milik Stargazer merupakan terpanjang di kelasnya. Dimensi panjang 4.460 mm, lebar 1.780 mm, dan tinggi 1.695 mm. Sedangkan overhang 800 mm untuk bagian depan dan 880 mm untuk belakang, membuat kabin menjadi lapang. Jok varian Essential menggunakan material fabric, memang tidak memberikan kesan elegan, namun kami merasa lebih sejuk ketika diduduki.

Mesin yang digunakan tidak bebeda dengan varian Stargazer lainnya, yakni unit Smartstream G4FIII DOHC 1.5 liter dengan output 113 hp dan torsi maksimal 143,8 Nm. Seperti varian Style dan Prime, Stargazer Essential IVT juga dilengkapi dengan 4 pilihan mode berkendara, yaitu Normal, Eco, Sport, dan Smart. Amat berguna di beragam kondisi berkendara. Fitur tersebut belum ada di beberapa Low MPV lain seperti Toyota Avanza G, Daihatsu Xenia R atau Mitsubishi Xpander Exceed.

Harga Hyundai Stargazer Essential yang ditawarkan pun tergolong menarik, sebab masih berada di bawah Rp 300 juta. Untuk varian Essential M/T berada di Rp 258,8 juta, sedangkan untuk yang bertransmisi IVT ialah Rp 272,5 juta. Hyundai sendiri mengklaim bahwa varian Essential ini lebih murah sekitar Rp 8 juta dibandingkan varian Trend yang dilengserkannya. Bagi konsumen yang ingin menggunakan opsi captain seat di jok baris kedua, cukup tambahkan dana sebesar Rp 1 juta.

Citroën Holiday Akomodir Gaya Hidup Van Life

Citroën menciptakan sebuah kendaraan unik untuk ditampilkan pada event Düsseldorf Caravan Show, 25 Agustus hingga 3 September 2023, di Jerman. Acara tahunan ini menjadi salah satu gelaran yang menampilkan kendaraan caravan maupun camper van. Melihat antusiasme yang tinggi dari pasar global, maka sebuah Citroën SpaceTourer dimodifikasi hingga menyerupai sosok Citroën Type H klasik dan diberi nama Citroën Holiday.

Dalam menuangkan konsep ‘neo-retro’ pada bodi SpaceTourer, Citroën menggandeng Caselani, sebuah Perusahaan karoseri asal Italia. Kepiawaian Caselani untuk mengubah bentuk mobil masa kini menjadi sosok Citroën Type H legendaris memang patut diacungi jempol. Citroën Holiday ini dijamin bakal terlihat atraktif dan langsung mudah mengundang perhatian siapa saja yang berada di sekitarnya.

Gandeng Bravia Mobil

Lagi-lagi, Citroën berkolaborasi dengan spesialis pembuat komponen camper van untuk merombak interior Holiday. Kali ini Bravia Mobil, perusahaan asal Slovenia, menjejalkan sederet perlengkapan yang diperlukan selama melakukan perjalanan seru bersama Citroën Holiday. Mulai dari atap pop-up yang mampu diisi kasur tidur, jok dua baris yang dapat berfungsi sebagai tempat tidur dan dapat dilepas, jok depan yang dapat diputar posisinya, kitchen set, meja lipat serta beberapa lemari, tak ketinggalan pemanas ruangan buatan Webasto.

Gaya hidup ‘Van Life’ memang merebak di beberapa tahun terakhir. Mayoritasnya bahkan para kaum muda, yang memiliki jiwa petualang tinggi dan senang dengan aktivitas luar ruangan. Oleh karenanya, mereka membutuhkan kendaraan yang tingginya tidak lebih dari 2 meter, tetap dapat digunakan sehari-hari, namun tetap bisa diajak berpetualang. Beberapa esensi utamanya adalah mudah dikendarai, mudah dirawat, nyaman, dan praktis.

Tetap ada ciri khas Citroën Type H klasik

Sebenarnya, SpaceTourer sudah memiliki keempat aspek tersebut. Namun Citroën ingin menyuguhkan sesuatu yang berbeda dan mengundang decak kagum. Sehingga diciptakanlah Citroën Holiday ini. Sejumlah ciri khas Citroën Type H klasik yang diaplikasikan pada Holiday di antaranya: sepasang pintu geser di setiap sisi bodi dan pintu kargo yang terpisah dengan jendela.

Dengan aransemen interior yang nantinya akan tersedia di seluruh dealer Citroën (khususnya di Eropa), Citroën Holiday ini terinspirasi dari ide akan kebebasan dalam beraktivitas, terutama aktivitas di luar ruangan bersama keluarga. Lagipula, Citroën SpaceTourer telah diterima dengan baik di sejumlah pasar otomotif.

Maxus Mifa 9

Maxus Mifa 9, MPV Premium Full-Electric Debut di GIIAS 2023

Menampilkan keunggulan teknologi elektrifikasi pada sebuah Multi-Purpose Vehicle (MPV) Premium, tahun ini Maxus ambil bagian di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023 yang berlangsung di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang. Maxus memulai debutnya di Tanah Air dengan Mifa 9.

Mobil ini merupakan sebuah full-size MPV premium pertama di Indonesia yang berteknologi full electric, serta diluncurkan di tengah tren kendaraan berbasis baterai yang terus meningkat saat ini. Maxus Mifa 9 menyuguhkan sejumlah kemewahan yang memastikan kenyamanan bagi seluruh penumpang dalam setiap perjalanan.

Mobil ini mampu menjadi kendaraan keluarga untuk berbagai aktivitas sehari-hari seluruh anggota keluarga. “Kami hadir di Indonesia di bawah Indomobil Group dengan memastikan bahwa konsumen kami akan mendapatkan pengalaman eksklusif dalam setiap perjalanan berkendara mereka. Kendaraan dengan zero emission dan zero noise ini akan membuat perjalanan semakin nyaman dan praktis,” kata Andry Ciu, Business Development Indomobil Group.

Tak hanya sebagai MPV full-size premium, full-electric pertama di Indonesia dan juga di dunia, Mifa 9 juga menawarkan keleluasaan kabin dengan pengaturan tempat duduk yang fleksibel, fitur keselamatan yang lengkap, serta fitur konektivitas yang selalu terhubung dengan internet sepanjang perjalanan.

Maxus Mifa 9 menggunakan motor listrik yang mampu menghasilkan tenaga setara dengan 245 hp yang dayanya diberikan oleh baterai Lithium-Ion berkapasitas 90 kWh. Dalam keadaan baterai terisi penuh, MPV ini dapat menempuh perjalanan sejauh 440 hingga 520 km. Untuk tahap perdana, Maxus akan menawarkan satu varian Mifa 9 Premium yang akan dipasarkan dengan harga Rp. 1,425 Milyar (on-the-road Jabodetabek).

Citroën C3 Aircross, Pilihan Baru di Segmen Favorit

Sebagai upaya untuk mencapai angka penjualan kendaraan secara global mencapai 1 juta unit pada tahun 2025 nanti, Citroën juga menyasar pasar dari luar kawasan Eropa. Salah satu pasar yang disorot oleh pabrikan asal Prancis ini ialah Indonesia. Karena pasar otomotif Tanah Air memiliki keunikan tersendiri, maka Citroën pun menyiapkan produk yang sesuai dengan karakter konsumen Indonesia, yakni C3 Aircross.

Kami pun berkesempatan untuk melihat langsung Citroën C3 Aircross di Design Automotive Network Stellantis, di Vélizy-Villacoublay, Prancis. Memang unit yang diperlihatkan masih berspesifikasi pasar India. Namun, setidaknya kami mendapat gambaran mengenai produk yang nantinya bakal dipasarkan di Indonesia, dengan ada penyesuaian spesifikasi.

Versi 7 penumpang untuk Indonesia

C3 Aircross menjadi salah satu bagian dari program Citroën C-Cubed yang dicanangkan pada tahun 2019. Kendaraan ini dikembangkan dan diproduksi secara lokal oleh fasilitas milik Citroën di Thiruvallur (India) serta Porto Real (Brazil). Citroën C3 Aircross tersedia dalam varian 5 penumpang dan 7 penumpang. Kami yakin jika yang akan dipasarkan di Tanah Air adalah versi 7 penumpang, sebab pasar kendaraan tersebut masih menjadi pilihan favorit bagi masyarakat Indonesia.

Menurut studi Citroën, sekitar 70 persen kendaraan roda empat baru yang terjual ialah berkonfigurasi 7 penumpang, baik Multi-Purpose Vehicle (MPV) maupun Sport Utility Vehicle (SUV). Selain itu, sejak tahun 2016 sudah ada peningkatan minat beli untuk kendaraan crossover sebesar 20 persen.

Harus bisa memenuhi kebutuhan pasar

Aspek penting dalam menjalankan dan mengembangkan program Citroën C-Cubed ialah adanya kolaborasi antara tim regional Citroën dan sejumlah desainer serta para engineer. Sebab C3 Aircross harus mampu memenuhi kebutuhan para konsumen kendaraan crossover di sejumlah pasar yang menjadi target Citroën.

Mobil ini memiliki panjang bodi 4.320 mm dan ground clearance setinggi 200 mm, sehingga memang sesuai dengan sejumlah kondisi jalan di Indonesia. Lebar sumbu roda dan skid plate di bagian bawah bodi menyiratkan karakter sebuah kendaraan crossover.

Interior mirip Citroën C3

Interiornya tidak berbeda jauh dengan Citroën C3, namun sebagai pembeda ialah warna material yang digunakan. Jika mengacu pada trim paling atas untuk pasar India, maka Citroën C3 Aircross ini memiliki panel instrumen dengan layar TFT 7 inci dan layar sentuh 10 inci pada dashboard. Tersedia pula konektivitas Apple CarPlay maupun Android Auto.

Sedangkan untuk opsi mesin dan transmisi untuk pasar Indonesia, sepertinya Citroën masih belum memberikan jawabannya. Jika boleh berandai-andai, kami amat mengharapkan mesin 1.2 liter dengan turbocharger dan dipadu dengan transmisi otomatis. Namun, sebaiknya pilihan transmisi manual juga disediakan, terutama untuk menjawab kebutuhan konsumen yang berada di luar kota besar.

Semoga saja di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023, Citroën sudah mengungkap model final dari C3 Aircross untuk pasar lokal. Dengan harga yang kompetitif, maka konsumen Tanah Air yang menginginkan kendaraan 7 penumpang tentu akan mendapat pilihan baru.

Konsumsi BBM New Suzuki XL7 Hybrid Makin Ekonomis?

Pilihan model SUV bagi para pecinta Suzuki di Indonesia kini bertambah satu lagi, New XL7 Hybrid. Varian terbaru SUV 7-penumpang XL7 ini mengikuti jejak Ertiga Hybrid yang telah lebih dulu dipasarkan oleh PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) di Indonesia.

New XL7 Hybrid merupakan komitmen Suzuki dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Khususnya SUV ramah lingkungan sebagai sarana mobilitas keluarga modern sehari-hari. Seperti halnya Ertiga Hybrid, varian terbaru XL7 ini dibekali teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS). Apa kelebihan yang ditawarkan dari teknologi ini?

Smart Hybrid Meringankan Kinerja Mesin

Mesin 1.5-liter berkode K15B yang dibekalkan pada New XL7 Hybrid sama seperti varian non-hybridnya. Output tenaga 103 hp dikail pada 6.000 rpm dan torsi maksimum 138 Nm dirasakan pada 4.400 rpm.

Nah, jantung utama dari New XL7 Hybrid yakni sistem SHVS (Smart Hybrid Vehicles by Suzuki). Sistem ini terdiri dari perangkat Integrated Starter Generator (ISG) dan 2 buah baterai (lithium-ion dan lead acid). Perangkat ISG memiliki fungsi ganda. Yang pertama yakni membantu putaran mesin saat akselerasi awal. Fungsi kedua sebagai motor starter mesin saat fitur Engine Auto Start-Stop bekerja.

Saat dalam kondisi ON, fitur ini akan mematikan mesin untuk menghemat pemakaian bahan bakar ketika mobil tak bergerak lebih dari 3 detik di lampu merah atau di kemacetan. Ketika pijakan kaki pada pedal rem dilepas atau pedal gas dipijak kembali, motor ISG akan menstarter mesin secara otomatis.

Nah, saat fungsi Engine Auto Start-Stop bekerja dan mesin mobil mati, AC akan tetap hidup. Baterai akan memasok energi listrik sebagai penggerak motor pulley kompresor AC.

Sementara untuk pasokan daya listrik, New XL7 Hybrid memanfaatkan dua buah baterai. Yang pertama yakni baterai lithium-ion bervoltase 12 V. Jenis yang digunakan sama seperti pada Ertiga Hybrid. Hanya saja New XL7 Hybrid baterainya berukuran 10 Ah seperti pada Grand Vitara Hybrid. Sedangkan pada Ertiga Hybrid ukurannya 6 Ah.

Kapasitas daya listrik baterai pun akan terus terisi berkat sistem pengisian daya regeneratif. Energi dari pengereman dan deselerasi diubah menjadi energi listrik yang kemudian disimpan pada baterai lithium-ion yang diusung.Posisi penempatan baterai lithium-ion berada di bawah jok depan dijamin aman.

Perihal perawatan baterai, Suzuki memberi garansi resmi selama 8 tahun. Jadi tak perlu khawatir bukan?Untuk sistem kelistrikan lainnya pada kendaraan seperti lampu maupun head unit tetap menggunakan baterai lead-acid alias accu standar 42 Ah bervoltase 12 V.

Konsumsi BBM Makin Ekonomis

Untuk XL7 versi non-hybrid bertransmisi automatic, konsumsi BBM rata-rata di kisaran 14,5 -15,5 km/l. Kecepatan berkendara antara 40-110 km/jam. Untuk dalam kota, agak sulit mengukurnya. Lebih pada berapa lama merayap di tengah kemacetan lalu lintas daripada berapa jauh jarak yang ditempuh.

Sementara berdasarkan klaim Suzuki, konsumsi BBM Suzuki XL7 Alpha A/T non-hybrid di kisaran 15 km/l. Kini giliran New XL7 Hybrid, dan fungsi Engine Auto Start-Stop dalam posisi ON. Kecepatan berkendara pun sama yakni kisaran 40-110 km/jam. Saat kami menjelajah area Yogyakarta selama 2 hari ini, konsumsi BBM New XL7 Hybrid bertransmisi automatic juga lumayan irit, yakni di angka 13,8 km/l dengan jarak tempuh sejauh 200 km.

Kenyamanan berkendara tentunya ditunjang oleh gaya berkendara normal, atau eco-driving. Tak lupa fitur cruise control siap membantu meringankan kaki melalui tombol yang ada di bagian kanan setir. Jadi kaki tidak perlu selalu menginjak pedal gas, terutama pada saat melaju konstan di jalan tol.

Dengan mesin yang sama, konsumsi BBM New XL7 Hybrid terbilang cukup ekonomis jika dibandingkan dengan Ertiga Hybrid. Ertiga Hybrid yang bobotnya jauh lebih ringan, konsumsi BBM rata-rata di kisaran 19 km/l (automatic). Tak jauh beda bukan?

Konsumsi BBM kendaraan tentunya bergantung pada sejumlah faktor seperti kecepatan berkendara, kondisi rute jalan dan kepadatan lalu lintas. Selain itu, cara mengemudi pun turut berpengaruh. Bisa dikatakan teknologi Smart Hybrid terbukti membuat kinerja mesin menjadi lebih ringan, konsumsi BBM pun kian ekonomis.

Suzuki XL7 Hybrid Dibekali Fitur Yang Tak Kalah Memikat

Suzuki XL7 Hybrid jadi varian terbaru yang diperkenalkan oleh PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) dalam jajaran SUV yang dipasarkan di Indonesia. Saat melihat wujudnya, konsumen yang awam mungkin akan berpikir mobil ini tak ada bedanya dari XL7 versi non-Hybrid. Namun nyatanya tidak demikian.

Nah, ubahan apa yang paling mencolok pada Suzuki New XL7 Hybrid dibandingkan versi tanpa label Hybrid?

Interior Tampil Lebih Elegan

Yang mungkin sedikit mengecoh konsumen mungkin pada area interiornya. Layout kabin XL7 Hybrid sepintas terlihat tak berbeda dari varian non-Hybrid. Panel instrumen plus layar MID (multi-information display) di balik setir palang tiga terlihat identik. Kelengkapan seperti soket listrik 12V, USB dan Aux juga tak berubah.

Sistem infotaintment dengan layar sentuh 8 inci pada XL7 Hybrid sama seperti varian non-Hybrid. Tetap dilengkapi dengan switch audio control serta koneksi Bluetooth. Namun saat dicermati, interior pada XL7 Hybrid varian Alpha maupun Beta kini tampil kian mewah dibandingkan versi non-Hybrid. Kombinasi kulit dan kain pada jok terlihat lebih elegan. Aksen ornamen kayu di dashboard dan panel pintu pun membuat tampilan interior layaknya SUV kelas premium. Nuansa warna beige pada interior pun kini berganti dengan warna silver.

Fitur penyejuk kabin otomatis pada XL7 Hybrid menunjang kenyamanan berkendara. Terlebih dengan adanya sistem ISG dan baterai lithium-ion 10 Ah yang lebih besar dari Ertiga Hybrid. Meskipun mesin mobil mati saat fitur Engine Start-Stop bekerja, AC akan tetap berfungsi. Jadi tak perlu khawatir kepanasan saat tengah terjebak di kemacetan lalu lintas.

Tombol pengaturan fitur Cruise Control pada setir pun cukup mudah dioperasikan. Fitur ini sangat membantu ketika berkendara pada kecepatan konstan seperti di jalan tol yang lurus dan cukup panjang. Setidaknya kaki tak lekas pegal karena harus selalu menginjak pedal gas. Suzuki XL7 Hybrid hanya tersedia dalam dua varian teratas yakni Alpha dan Beta.

Smart E-Mirror Touch Screen

Yang menarik dari sederet fitur yang ada pada interior XL7 Hybrid yakni Smart E-Mirror Touchscreen. Fitur yang satu ini mungkin tak banyak diketahui para konsumen. Kaca spion tengah pada plafon kabin sekaligus berfungsi sebagai layar penampil gambar dari kamera di depan maupun belakang mobil. Tak seperti pada gambar rekaman dari kamera pada mobil lainnya yang ditampilkan pada layar head unit di dashboard. Fitur ini tak akan mengganggu fungsi layar head unit pada bagian tengah dashboard.

Saat transmisi berada di posisi gigi mundur, kamera akan bekerja secara otomatis. Pengendara bisa melihat situasi di belakang kendaraan dari rekaman gambar kamera parkir yang ditampilkan pada kaca spion.

Tak hanya memudahkan saat parkir, fitur ini sekaligus meningkatkan visibilitas pengemudi dan mengurangi blind spot saat parkir mundur. Anda pun dapat merekam situasi perjalanan saat berkendara.

Rekaman gambar dari kamera akan tersimpan pada kartu memori micro SD yang terpasang di dalam spion tengah tersebut. Nah, kapasitas 32 GB pun bisa ditambah menjadi 64 GB. Keren kan! Fitur ini jadi keunggulan yang tak dimiliki kompetitor sekelasnya seperti Daihatsu Terios, Toyota Rush, hingga Honda BR-V dan Mitsubishi Xpander Cross.

Berkendara Aman dan Nyaman

Suzuki XL7 Hybrid bertransmisi manual memiliki fitur pembeda dari varian automatic, yakni Gear Shift IndIcator. Fitur yang terintegrasi dengan sensor rpm mesin ini akan memberi tanda kepada pengemudi kapan waktunya untuk melakukan perpindahan gigi. Fungsinya kurang lebih mirip seperti indikator shift light pada mobil balap. Untuk varian bertransmisi otomatis, terdapat fitur Hill Hold Control. Fitur ini sangat membantu saat kendaraan tengah terjebak di kemacetan atau saat merayap di jalan tanjakan.

Perihal fitur keselamatan berkendara seperti anti-lock braking system (ABS), electronic stability programme (ESP), dual airbag, dan electronic brake distribution (EBD) tetap menjadi kelengkapan standar pada XL7 Hybrid.

Kabin Lapang Dan Nyaman

Seperti halnya di area Jabodetabek maupun kota lainnya, tipikal konsumen peminat Suzuki New XL7 Hybrid di Yogyakarta pun kurang lebih sama. Sebagian besar adalah pengusaha dan profesional muda dengan taraf ekonomi cukup mapan. Dengan kapasitas 7-penumpang, New XL7 Hybrid sangat cocok digunakan sebagai kendaraan penunjang aktifitas sehari-hari maupun mobil keluarga.

Seperti halnya pada XL7 non-Hybrid, posisi duduk tak berubah. Seluruh penumpang dapat duduk dengan nyaman. Meskipun pada baris kedua tak dilengkapi sandaran tangan di bagian tengah, justru hal ini membuat area bangku menjadi tak terasa sempit. Terutama bagi penumpang bertubuh extra large.

Bahkan pada penumpang berpostur jangkung tetap dapat duduk dengan nyaman di baris paling belakang sekalipun. Ya, pada MPV maupun SUV biasanya penumpang baris paling belakang posisi duduknya kurang nyaman. Terutama pada posisi lutut yang mentok maupun batas kepala yang nyaris menyentuh plafon.

Kapasitas Barang Bawaan Lebih Besar

Dibandingkan dengan MPV berkapasitas 5-penumpang yang banyak beredar di pasaran, Suzuki New XL7 Hybrid jelas lebih unggul. Selain dapat memuat penumpang lebih banyak, kapasitas muat barang pun lebih besar. Label harga pun tak terpaut jauh.

Dengan konfigurasi duduk 2-3-3, jok baris kedua dan ketiga bisa dilipat. Volume ruang bagasi pun jadi bertambah besar. Memudahkan saat harus membawa barang bawaan dan belanjaan yang cukup banyak. Bahkan anda pun dapat memuat sepeda MTB di dalam kabin Suzuki New XL7 Hybrid. Jok dalam posisi terlipat tentunya.

Memuat koper dan tas ransel kemping atau tas travel berukuran besar kerap menjadi problem utama saat hendak travelling. Belum lagi ditambah dengan coolbox penyimpan minuman dingin yang ukurannya cukup besar dan memakan tempat.

Kapasitas kargo New XL7 Hybrid bisa menampung empat hingga lima koper besar plus tas bawaan dengan melipat jok baris ketiga. Segala perabotan pun jadi kian mudah dan praktis untuk dimuat dalam kabin.

Sejak diperkenalkan pada akhir Juni lalu, PT Sumber Baru Mobil sebagai salah satu dealer resmi mobil Suzuki di kota Yogyakarta telah mendapat 47 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) New XL7 Hybrid. Ini baru dari satu dealer saja dan jumlahnya tentu akan kian bertambah.

Dengan sejumlah inovasi dan fitur memikat yang dibekalkan, PT SIS yakin Suzuki New XL7 Hybrid dapat bersaing dengan kompetitor sekelasnya. Bahkan secara simultan Suzuki akan menghadirkan New XL7 Hybrid di 33 kota besar di Indonesia.

Suzuki XL7 Hybrid Muncul Bulan Depan?

Bermain di segmen hybrid bukan hal baru bagi Suzuki, baik di pasar internasional maupun di pasar Indonesia. Khusus untuk di pasar otomotif Tanah Air, Suzuki telah menggarap pasar kendaraan hybrid melalui kehadiran Ertiga Diesel Hybrid di tahun 2017 dan All New Ertiga Hybrid di tahun 2022. Guna melengkapi lini produknya di Indonesia, hadir gambar teaser kendaraan baru di akun Instagram @suzuki_id milik PT Suzuki Indomobil Sales. Besar kemungkinan merupakan sosok XL7 Hybrid.

Jika memang XL7 Hybrid menjadi produk baru Suzuki pada tanggal 15 Juni 2023 nanti, maka tidak menutup kemungkinan mobil ini mengacu pada unit XL6 Hybrid yang lebih dahulu diperkenalkan di pasar India. Wajar saja, sebab sejumlah produk Suzuki yang beredar di Indonesia pun tidak berbeda dengan lini produk di India.

Rasanya, teknologi yang bakal diusung pada Suzuki XL7 Hybrid pun sudah familiar bagi kami. Sebut saja mesin K series 1.5 liter dengan Integrated Starter Generator, dipadu bersama baterai Lead acid dan Lithium-ion. Jika masih memakai sistem Smart Hybrid (mild hybrid), maka teknologi tersebut sama dengan All New Ertiga Hybrid.

Namun, jika sudah menerapkan teknologi Progressive Smart Hybrid, maka mesinnya mendapat ‘asupan’ sistem DualJet. Bahkan, All New XL6 Hybrid untuk pasar India telah menggunakan transmisi otomatis 6-speed, bukan 4-speed lagi. Asyiknya, sudah ada fitur Paddle shifter juga. Semoga saja teknologi Progressive Smart Hybrid dan transmisi otomatis 6-speed tersebut hadir di XL7 Hybrid nanti.

Untuk interiornya, kemungkinan Suzuki masih memberikan aksen warna hitam pada kabin XL7 Hybrid. Hal tersebut menjadi karakter yang membedakan dengan Ertiga yang menggunakan aksen interior warna coklat atau krem. Jika terkait banderolnya, maka kami menduga bisa melebih angka Rp 300 juta. Harap bersabar ya…

Kia Carens Sekarang Punya Varian Tengah

PT Kreta Indo Artha, APM mobil KIA di Indonesia meluncurkan varian baru Kia Carens hari ini (23/05) di Jakarta.

Kia Carens kini memiliki varian tengah. Inilah Kia Carens 1.5L IVT 6-seater. Sesuai namanya, Carens ini memiliki konfigurasi enam tempat duduk, dimana jok baris kedua berbentuk captain seat.

Carens 1.5L IVT 6-seater dikatakan akan memenuhi kebutuhan mereka yang mencari MPV dengan kelegaan kabin berlebih. Plus kenyamanan, tentunya.

Dengan demikian, Carens bermesin 1,5 liter sekarang punya dua opsi konfigurasi. Sebelumnya, sudah ada varian dengan tujuh tempat duduk.

Dari luar, tidak terlihat perbedaan. Masih dengan desain paras Kia Signature Tiger Face. Pelek berukuran 16 inci dibalur dua warna. Atap dihiasi roof rail yang membuat Carens terlihat gagah.

Kabin Lega

Interiornya juga tidak beda dalam hal kelengkapan fitur. Termasuk jok dengan ventilasi. Supaya Anda tidak berkeringat saat lama duduk di mobil.

Sunroof, ambient light, wireless charger untuk gadget serta sistem multimedia yang lengkap sudah tersedia.

Selain captain seat, jok baris kedua ini bisa dilipat secara elektrik hanya dengan satu tombol. Tidak lupa, mobil Kia Carens ini sudah dibekali enam airbag.

Mesin Sama

Secara teknis, mesin masih sama. Versi 6-seater tetap dibekali mesin empat silinder 1,5 liter bertenaga 113,4 hp pada 6.300 rpm.

Torsi puncak ada di angka 144 Nm saat mesin berputar 4.500 rpm. Tenaga dan torsi dilarikan ke roda depan melalui transmisi IVT (CVT versi Kia).

Carens 1.5L 6-seater ini dihargai Rp 414.600.000. Di bawahnya, versi 7-seater, harganya Rp 407.600.000. Sementara yang paling mahal 1,4 Liter turbo dengan transmisi DCT adalah Rp 467.000.000.

Toyota Alphard/Vellfire baru mulai terlihat bentuknya.

Toyota Alphard Baru Mulai Terlihat, Diperkenalkan 6 Juni 2023

Toyota Alphard baru sepertinya akan jadi mobil yang dinanti. Baik di negara asalnya ataupun di Indonesia. Baru-baru ini, penampakannya tertangkap kamera sedang uji jalan di Jepang. Masih terkamuflase tentunya, tapi bentuknya sudah mulai kelihatan.

Dari gambar yang beredar, desain fasia Alphard dan Vellfire generasi terbaru ini masih mengedepankan grille berukuran hampir selebar mukanya. Lampu depan masih berdesain tipis dengan DRL diposisikan di sisi atas. Dan pastinya, masih menganut pintu belakang model sliding door. Menurut situs bestcarweb, logo Alphard yang biasa terpasang, akan diganti jadi lambang oval Toyota.

Toyota Alphard baru akan diperkenalkan resmi pada 6 Juni 2023

Sementara itu, Vellfire juga akan tampil dengan desain baru, sambil tetap mempertahankan panampilannya yang robotik dan akan terlihat lebih sporty dan mewah. Namun informasi soal dimensi, belum ada yang bocor. Bagian interior keduanya juga dibedakan meski secara konsep besar sebetulnya sama saja.

Bagian penggerak dikatakan memiliki dua pilihan. Yang pertama adalah 2,4 liter turbo hybrid. Serupa dengan yang ada di Toyota Crown Crossover dan Lexus RX. Versi gerak empat roda dibekali dengan e-axle di belakang.

Alphard/Vellfire baru sedang uji jalan di Jepang.

Khusus Toyota Vellfire, sistem hybrid memiliki kemampuan yang disebut Dual Boost Hybrid. Kalau mengacu pada Crown, ini sistem yang lumayan berperforma dengan 344 hp.

Toyota Alphard dan Vellfire akan melakukan debut di Jepang pada 6 Juni nanti. Jadi, sepertinya kalau Anda minat, bisa sambangi dealer Toyota terdekat untuk mendapatkan informasi kapan bisa pesan.

Honda Brio

Honda Brio Laris, Segmen MPV Mulai Digerus SUV

Honda Prospect Motor mencatatkan kenaikan penjualan retail selama bulan Februari 2023. Kenaikan sebesar 10 persen dibanding bulan sebelumnya ini, dipicu oleh larisnya Honda Brio. Hatchback compact tersebut terjual sebanyak 5.156 unit.

Angka penjualan retail (dari dealer ke konsumen) Honda sendiri mencapai 12.069 unit. Angka tersebut tidak membuat rangking Honda naik di daftar penjualan retail Gaikindo selama bulan Februari. Mereka tetap berada di urutan ketiga di bawah Daihatsu yang mencatat 17.013 unit. Merek yang paling laris tetap Toyota dengan angka 25.250 unit.

HOnda HR-V 2023

Di luar Brio, deretan produk Honda lainnya mendapatkan angka penjualan ritel yang cukup baik. Honda HR-V mencatat penjualan sebanyak 2.295 unit. Lalu All New Honda BR-V 2.096 unit. Pendatang baru, Honda WR-V terjual 1.318 unit. Honda CR-V sebanyak 628 unit. Sisanya ada Honda City Hatchback sebanyak 357 unit, Honda Mobilio sebanyak 75 unit, Honda Civic RS 87 unit, Honda Accord sebanyak 29 unit dan Honda City 28 unit.

“Kami berterima kasih kepada konsumen dimana permintaan terhadap Honda Brio masih tinggi pada bulan Februari. Selain itu hal ini juga didukung dengan membaiknya pasokan Honda Brio. Sehingga secara wholesales, Brio kembali menjadi model mobil dengan penjualan tertinggi di Indonesia,” kata Yusak Billy, Business Innovation and Marketing & Sales Director PT HPM.

Billy juga berharap bulan Maret ini trennya akan terus berlanjut. “Honda menghadirkan berbagai program penjualan menarik dan juga kami hadir di pameran GJAW oleh karena itu kami percaya kami peningkatan tren penjualan dapat terus berlanjut pada bulan ini,” tambahnya.

MPV Mulai Kurang Peminat?

Kalau Anda perhatikan, Sepertinya kendaraan tipe SUV atau Crossover cukup dominan. Ini bukan cuma berlaku untuk Honda. Kami belum mendapatkan data ritel untuk merek lain, tapi kalau melihat penjualan secara wholesales (dari pabrik ke dealer), yang memesan SUV/Crossover lebih banyak dari MPV.

Mitsubishi Xpander Cross 2023

Contohnya Mitsubishi. Wholesales Xpander bulan Februari didominasi oleh Xpander Cross tipe tertinggi dengan jumlah 1.486 unit. Versi Xpander varian Ultimate hanya 33 unit. Contoh lain, Toyota hanya mendapatkan wholesales Veloz Q AT TSS sebanyak 448 unit. Tapi Rush GR Sport AT, biarpun mobil ini sudah harus ganti model, tapi dipesan sebanyak 1.274 unit.

Lalu apakah MPV akan benasib seperti sedan? Terlalu cepat untuk menilai seperti itu. Yang jelas pabrikan seperti Hyundai sudah ambil ancang-ancang. Mereka menyiapkan Stargazer ‘Cross’. Mitsubishi juga sudah punya senjata baru untuk mengganjal Honda HR-V dan Hyundai Creta. Keduanya diperkirakan akan diungkap tahun ini.

Deretan Van EV di IIMS 2023

Deretan Van EV Yang Mejeng di IIMS 2023

Ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 selalu menjadi momen bagi banyak merk otomotif untuk menampilkan produk mutakhirnya, termasuk yang unik juga. Dari gemerlapnya aneka mobil baru yang dihadirkan, kami ‘menangkap’ beberapa sosok mobil van listrik atau electric vehicle (EV) yang berbeda. Ketiga EV dengan bodi van tersebut ialah Mitsubishi Minicab-MiEV, DFSK Gelora E, dan Esemka Bima EV.

Mitsubishi Minicab-MiEV

Mitsubishi Motors akan segera siap untuk menginisiasi segmen pasar baru yang sangat berbeda untuk BEV komersil di Indonesia, tidak hanya untuk menjual, namun juga memproduksi model Minicab-MiEV di fasilitas produksi PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI), yang terletak di Karawang, Jawa Barat. Hal ini akan mengukuhkan Mitsubishi Motors sebagai brand otomotif Jepang yang memulai produksi lokal untuk BEV.

Sebagai model van EV dari Mitsubishi Motors, Minicab-MiEV telah dimanfaatkan untuk kegiatan studi bersama lima partner di Indonesia dalam mendukung operasi bisnis mereka. Di wilayah Jakarta studi bersama dilakukan dengan PT Pos Indonesia, PT Haleyora Power, Gojek sebagai bagian dari GoTo Group, dan DHL Supply Chain Indonesia. Sedangkan untuk area Bali telah dilakukan bersama salah satu perusahaan penunjang pariwisata yaitu Be Sanur.

Kerjasama studi dan pemanfaatan Mitsubishi Minicab-MiEV dengan mitra dilakukan atas kesamaan visi dan misi terhadap aktivitas operasional perusahaan yang mengarah pada kelestarian lingkungan tanpa emisi. Mitsubishi Minicab-MiEV memiliki kapasitas 4 penumpang dan berpenggerak roda belakang. Motor listriknya bertenaga 30 kW dan memiliki torsi 196 Nm, didukung pula dengan kapasitas baterai 16 kWh, sehingga dapat menghasilkan jarak tempuh hingga 150 km.

DFSK Gelora E

DFSK kembali menunjukan komitmennya dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan memulai produksi lokal kendaraan komersial ringan DFSK Gelora E. Konsumen di Tanah Air bisa merasakan DFSK Gelora E semakin terjangkau, kompetitif, dan mudah dimiliki karena kini banderolnya mulai dari Rp 350 juta (on the road DKI Jakarta).

Produksi DFSK Gelora E dilakukan di pabrik Cikande, Serang, Banten yang sudah mengadopsi berbagai teknologi produksi terkini dan modern. Baterai yang digunakan DFSK Gelora E menggunakan teknologi Lithium-ion dengan kapasitas 42 kWh, dan sanggup untuk menyuplai energi DFSK Gelora E sejauh 300 km. Untuk pengisiannya tidak memerlukan waktu yang lama berkat dukungan fast charging sehingga pengisian daya 20-80 persen hanya membutuhkan waktu 80 menit. Kualitas baterai juga sudah dipastikan terjaga karena sudah lolos uji yang dilakukan oleh DFSK.

Kendaraan fungsional ini hadir ditawarkan dalam 2 varian, yakni Minibus dan Blind Van, yang bisa dipilih berdasarkan kebutuhan usaha konsumen di Indonesia. Model Minibus hadir dengan kapasitas 7 penumpang. Sedangkan model Blind Van didukung dengan panjang kabin mencapai 2,63 m dan area kargo mencapai 5 m³.

Esemka Bima EV 

Produk Esemka baru yang ditampilkan pada pameran IIMS 2023 ialah Bima EV berbasis Bima 1.3, namun desain bodi blindvan dan Multi-Purpose Vehicle (MPV). Karena selama ini Bima 1.3 baru dibuat dalam bentuk pickup saja.

Secara fisik, bagian muka Esemka Bima EV masih tidak berbeda dengan Bima 1.3. Interiornya pun menerapkan desain yang cukup sederhana. Area dashboard memiliki aksen hitam, sedangkan joknya menggunakan material kain (fabric) berwarna abu-abu. Untuk versi MPV, dapat memuat sebelas orang termasuk pengemudi. 

Esemka Bima EV memiliki total kapasitas baterai ini 49,1 kW yang disusun secara seri sehingga bisa menghasilkan voltase maksimal sampai 350,4 volt. Jarak tempuh Esemka Bima EV ini bisa mencapai sekitar 300 km. Daya baterai lithium-ion tersebut bisa diisi ulang dengan dua tipe charger, yakni fast charging dan slow charging. Jika menggunakan fast charging DC 3-phase yang mencapai 100 kW, dari baterai kosong sampai full hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam saja.

Kia Carnival Bakal Dapat Facelift

Kia Carnival menjadi salah satu multi purpose vehicle (MPV) premium yang memiliki tampilan oke saat ini. Namun, Kia tak tinggal diam. Sebab Carnival versi facelift sudah disiapkan agar dapat segera diluncurkan. Sentuhan penyegaran dilakukan terutama pada bagian depannya.

Desain lampu depan MPV versi facelift tersebut menyerupai lampu depan milik Kia EV9. Bentuk lampu depan Kia Carnival yang beredar sekarang memiliki desain yang tradisional dan dilengkapi daytime running light model LED. Sedangkan pada versi facelift nanti memiliki bagian yang berbentuk vertikal dan layaknya sport utility vehicle (SUV) baru Kia yang bakal meluncur dalam waktu dekat. Bahkan light bar LED terlihat secara jelas.

Saat ini, bagian belakang Kia Carnival versi facelift ini belum terlihat perbedaannya. Namun, jika melihat ciri-ciri bagian depannya, maka bagian belakangnya MPV ini pun pasti terkena aspek penyegaran juga. Memang pada Kia Carnival saat ini, bagian belakangnya memiliki desain yang unik. Kami tidak heran jika nanti Kia menerapkan desain yang jauh lebih spesial lagi.

Carnival facelift tak hanya memiliki perbedaan fisik saja, namun kemungkinan besar ada varian hybrid. Dugaan kami, sistem hybrid yang nantinya akan dipakai merupakan sistem yang dianut oleh Kia Sorento maupun Hyundai Santa Fe. Jika pada Kia Sorento dan Hyundai Santa Fe menggunakan sistem penggerak roda all wheel drive, maka bisa jadi Carnival facelift tetap memakai sistem penggerak roda depan saja.

Varian hybrid diprediksi mengusung mesin bensin 4 silinder 1.6 liter turbocharger yang menghasilkan tenaga 177 hp dan torsi 265 Nm, dipadukan bersama motor listrik dengan output 44 kW. Jadi, ketika semuanya beroperasi bakal meluapkan tenaga total nyaris 230 hp dan torsi 350 Nm. Oke juga buat semua MPV premium, lagipula kami suka hybrid…

KIA Grand Carnival

KIA Grand Carnival Tempuh Lebih Dari 750 km Tanpa Refuelling

Perjalanan jarak jauh melalui jalan darat tentu menjadi salah satu pilihan healing bagi banyak orang bersama keluarga atau kerabat terdekatnya. Jika menggunakan mobil pribadi, aspek kenyamanan berkendara biasanya berada di poin teratas, hal ini juga terkait dengan ruang kabin yang lapang. Jika mobil tersebut disertai dengan output mesin mumpuni dan konsumsi bahan bakar yang efisien, maka kombinasinya menjadi optimal. Sepertinya semua ini yang diramu oleh KIA dalam menciptakan Grand Carnival.

Ya, multi-purpose vehicle (MPV) mewah ini telah diperkenalkan pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 lalu. KIA Grand Carnival ini menggantikan model KIA Grand Sedona dan mengisi segmen MPV dengan kapasitas tempat duduk 11 penumpang (11-seater). Saat ini PT Kreta Indo Artha, selaku agen pemegang merk KIA di Indonesia, memasarkan Grand Carnival dengan dua varian, yaitu Premiere dan Dynamic.

Keunggulan MPV ini memang pada kapasitas penumpangnya, hal tersebut tentu berkat dimensi panjang 5.155 mm, lebar 1.995 mm, tinggi 1.740 mm, dan wheelbase 3.090 mm. Ya, kami anggap memang bongsor, wajar saja jika ingin memiliki kapasitas tempat duduk nyaris selusin penumpang. Oke, kalo dimensinya besar tentu harus didukung dengan mesin dengan output yang baik. Grand Carnival mengusung mesin diesel 4 silinder Smartstream D2.2 CRDi berkapasitas 2.2 liter dengan variable geometry turbocharger. Mesin ini dipadu dengan transmisi otomatis 8-speed.

Ketika MPV dengan kode bodi KA4 ini tampil di GIIAS 2021 silam, timbul rasa penasaran kami. Sejauh mana perpaduan bodi yang besar dan mesin diesel 4 silinder, mampu memberikan kepuasan bagi pengguna Grand Carnival. KIA Indonesia lalu menjawabnya dengan ‘tantangan satu tangki bahan bakar diesel’ dari Grand Carnival, untuk melakukan perjalanan dari Jakarta sampai Surabaya.

Eco-driving menjadi high-speed cruising

Jika menurut aplikasi Google Maps, rute yang ditempuh tak kurang dari 750 kilometer dan perjalanan ini ‘dimodali’ dengan 80 liter bahan bakar diesel.  Di awal perjalanan, kami berencana untuk mengemudi dengan gaya berkendara hemat bahan bakar, namun rencana tadi gagal total. Mesin Grand Carnival dengan tenaga 199 hp memang menggoda untuk dipacu. Apalagi torsi puncak 441 Nm, membentang dari putaran 1.750 hingga 2.750 rpm. Hasilnya, rencana eco-driving pun berubah menjadi high-speed cruising.

Kenikmatan berkendara ditunjang juga dengan transmisi otomatis 8-speed dengan fitur e-shift dan empat mode berkendara (Normal, Sport, Eco, Smart). Berkat torsi mesin yang melimpah dan rasio gigi transmisi yang banyak, KIA Grand Carnival seolah tidak pernah kehabisan nafas. Jangankan untuk menyusul kendaraan yang lebih pelan di jalur kiri, untuk mendahului truk gandeng di jalan panjang yang menanjak di sekitar Ungaran pun dapat diselesaikan dengan mudah. Bahkan kami tanpa perlu kickdown!

Menjelang wilayah Jawa Timur, kami menyimpulkan bahwa kecepatan jelajah yang dilakukan ialah 120 km/jam ++. Kenapa ada embel-embel ++? Karena kami malu untuk mengungkapkan ‘pencapaian’ yang lainnya. Sebagai ilustrasi, melaju pada kecepatan 120 km/jam di jalanan rata dengan mode berkendara Smart dan transmisi di gigi 8, maka putaran mesin KIA Grand Carnival berada di sekitar 2.000 rpm. Ingat, di putaran mesin tersebut torsi puncak 441 Nm masih tersedia.

Jumlah BBM masih tersisa untuk lebih dari 330 km

Memasuki titik pemberhentian di Surabaya, kami dan beberapa rekan media lain pun tercengang dengan jumlah bahan bakar yang tersisa. Ya, perjalanan high-speed cruising selama hampir 12 jam (dengan beberapa kali melipir di rest area) yang kami selesaikan, ternyata masih menyisakan sepertiga bahan bakar diesel. Bahkan estimasi jumlah bahan bakar tersebut dianggap masih memungkinkan kami untuk melaju sejauh lebih dari 330 kilometer lagi!

Ada beberapa poin yang dapat kami simpulkan melalui one-tank challenge bersama KIA Grand Carnival ini. Kabin dengan banyak tempat duduk, belum tentu tidak mampu memberikan kenyamanan bagi penumpang. Mesin berkapasitas tidak terlalu besar bukan berarti tidak memiliki output yang optimal. Tak ketinggalan, kombinasi bodi MPV yang besar dan pilihan mesin yang tepat, terbukti tetap memiliki peluang untuk menyuguhkan efisiensi bahan bakar yang amat baik.

Rentang konsumsi bahan bakar yang kami peroleh dalam perjalanan bersama KIA Garnd Carnival tersebut ialah berkisar antara 13,2 hingga 15,5 kilometer per liter. Tentu saja semua ini tergantung dengan gaya berkendara, serta kondisi lalu lintas yang ditempuh. Jika saja perilaku kaki kanan dalam menginjak pedal gas lebih ‘manusiawi’, maka angka konsumsi bahan bakar bakal jauh lebih baik. Tapi sepertinya agak sulit, karena kami suka turbo…

Deretan mobil 300 jutaan

Deretan Mobil Tujuh Penumpang Rp 300 Jutaan Untuk Liburan Keluarga

Akhir tahun makin dekat, waktunya memikirkan liburan untuk keluarga. Tentunya, mobil adalah salah satu penunjang sarana jalan-jalan. Kalau Anda sedang cari MPV tujuh tempat duduk dengan kisaran harga tidak kurang dari Rp 300 jutaan, kami punya beberapa saran mobil yang bisa dipilih.

Di bawah ini deretan mobil MPV dengan transmisi otomatis. Kenapa harus transmisi metik? Karena untuk liburan, kenyamanan harus diperhatikan, selain keselamatan berkendara tentunya. Itulah kenapa kami pilihkan varian paling tinggi dari masing-masing mobil. Kami tidak akan bahas mana yang irit BBM, karena itu banyak faktor yang harus masuk perhitungan. Selamat menyimak.

Suzuki XL7 Alpha FF A/T

Rp 305.200.000

Ini agak berbeda dengan XL7 biasa. Dari luar, yang paling kelihatan adalah aksen garis merah di beberapa tempat. Seperti sedikit di spion, body samping bagian bawah, juga di grille bawah. Khusus varian FF, XL7 hanya tersedia dalam pilihan warna putih, dengan atap hitam. .

Suzuki XL7 Alpha FF dibekali dengan beberapa peningkatan fitur di kabin. Untuk sistem hiburan, dibekali dengan layar head unit 8-inci, yang kualitas suaranya dibantu oleh DSP (Digital Sound Processor) buatan Soundstream. Lengkap dengan subwoofer ukuran 10 inci. Jok dan setir dibungkus kulit dengan aksen merah di beberapa tempat. Sudah ada power outlet yang tersebar di ketiga baris. Cup holder sudah pasti ada.

Fitur keselamatan didukung oleh dual airbag, rem ABS dengan tambahan EBD dan BA serta hill start assist. Lampu utama sudah LED dengan kemampuan auto on. Jadi kalau gelap, menyala sendiri.

Sayangnya, tidak ada perbedaan penggerak. Mesinnya sama seperti keluarga Suzuki Ertiga yang lain yaitu mesin empat silinder (K15B) berkapasitas 1,5 liter. Tenaganya 102,3 hp dengan torsi 138 Nm. Transmisi otomatis 4-speed akan menggerakan roda depan.

Wuling Cortez EX 1.5T Lux+

Rp 306.650.000

Wuling Cortez bisa jadi alternatif kalau Anda mencari MPV. Khusus untuk varian EX 1.5T Lux+, sudah dibekali dengan captain seat di baris kedua. Sehingga bisa nyaman untuk perjalanan jarak jauh. Ada panoramic roof pula.

Selain itu, mobil ini juga dibekali sistem konektivitas IoV dimana Anda bisa mengakses mobil melalui smartphone. Tentu dengan menggunakan aplikasi MyWuling. Anda bisa menyala/matikan mobil dari rumah, mengecek keberadaan mobil, buka dan mengunci pintu, dan sebagainya. Ini lebih lengkap dari yang T-Intouch yang dimiliki Toyota. Meski tidak punya kemampuan bantuan darurat.

Kemampuan teknisnya juga tertinggi di kelas mobil tujuh penumpang Rp 300 jutaan. Mesin 1,5 liter dibekali turbocharger sehingga menghasilkan 140 hp dengan torsi puncak 250 Nm. Transmisinya juga menggunakan CVT.

Hyundai Stargazer Prime IVT

Rp 307.100.000

Hyundai Stargazer terasa menarik karena harganya yang ada di bawah Rp 310 juta. Isinya dibekali beragam fitur canggih mulai dari cruise control, lane keeping assist hingga gimmick seperti wireless charger untuk mengisi ulang baterai gadget Anda. Juga tersedia fasiliatas koneksi gadget dengan mobil melalui aplikasi. Dengan begitu, Anda bisa menyalakan mobil dan AC sebelum masuk, juga fungsi pemantau kendaraan.

Mobil ini juga dibekali dengan panel instrumen digital di hadapan pengemudi yang isinya cukup informatif. Termasuk di dalamnya ada pemantau tekanan angin ban. Varian Prime adalah yang paling mahal di keluarga Hyundai Stargazer. Yang menarik, Hyundai memberikan opsi captain seat untuk mobil ini. Namun karena opsional, maka ada tambahan Rp 1 juta lagi di luar harga di atas.

Penggeraknya tidak jauh berbeda. Mesin 1,5 liter empat silinder dengan tenaga 113,4 hp dan torsi 144 Nm. Tidak sebesar Wuling memang. Tapi masih bisa diandalkan untuk angkutan harian keluarga.

Toyota Veloz Q TSS

Rp 331.100.000

Toyota Veloz Q ini dibekali dengan paket fitur bantu keselamatan berkendara Toyota Safety Sense (TSS). Isinya lengkap. Paling penting ada Pre Collision Warning dan Pre Collision Braking. Ini akan memberi tahu Anda akan bahaya yang mendekat. Kalau pengemudinya cuek, bisa mengerem sendiri. Front Departure Alert, bisa membunyikan peringatan saat mobil depan mulai bergerak.

Lane departure warning akan memberitahu kalau Anda pindah jalur tanpa memberikan isyarat (menyalakan lampu sein). Lalu, bisa menahan stir sejenak kalau Anda memaksa. Mobil ini juga dilengkapi enam airbag untuk melindungi semua baris.

Hadir juga, T-Intouch, layanan konektivitas untuk kenyamanan dan keamanan mobil. Ada Geofencing yang akan memberikan peringatan kalau mobil berada di luar radius area yang sudah Anda tentukan. Kalau terkena masalah di jalan, T-Intouch memungkinkan Anda untuk langsung menghubungi layanan konsumen Toyota.

Dari sisi kenyamanan, jok Veloz Q TSS memang tidak dilapisi kulit seluruhnya, karena masih dikombinasikan dengan bahan kain. Head unit layar sentuh 9-inci, lebih besar dari XL7 Alpha FF, tapi tidak dilengkapi dengan DSP. Anda harus tambah sendiri ke ahli audio.

Mesinnya 4-silinder 1.5 liter. Tapi tenaganya lebih besar ketimbang MPV Suzuki di atas dengna angka 104,5 hp. Penerus daya tentunya CVT. Sesuai namanya. Fitur TSS yang canggih, membuat harga mobil ini lebih tinggi dibanding XL7 Alpha FF.

Mitsubishi Xpander Cross CVT (Premium Package)

Rp 326.750.000

Satu lagi MPV jangkung. Mitsubishi Xpander Cross resmi meluncur bulan Agustus 2022 lalu. Tidak seperti BR-V atau Veloz, Xpander Cross tidak punya paket fitur canggih. Namun, DNA Mitsubishi yang punya handling hebat ada di mobil ini.

Berkat fitur Active Yaw Control, kendali Xpander Cross 2022 terasa mumpuni. Kami pernah mencobanya langsung beberapa waktu yang lalu. Dan rasa pengendaliannya berbeda dengan Xpander biasa. Mobil seperti patuh terhadap perintah pengendara. Ini akan menyenangkan untuk berbagai macam kondisi lalu lintas.

Di luar itu, fitur hiburannya cukup baik. Meski tidak dilengkapi dengan sistem audio premium. Layar sentuh 9-inci yang bisa terkoneksi dengan gawai. Pengemudi juga dibantu oleh kehadiran cruise control, meski belum adaptif. Mesinnya juga 1,5 liter bertenaga 103,5 hp dengan torsi 141 Nm. Transmisinya sekarang menggunakan CVT.

Honda BR-V Prestige With Honda Sensing

Rp 348.600.000

Nah, seperti yang dijelaskan oleh nama dan harganya, Honda BR-V ini dibekali paket fitur bantu berkendara Honda Sensing. Ya, mungkin BR-V bukan MPV murni karena oleh pembuatnya diklaim sebagai crossover MPV-SUV. Tapi tetap saja, bentuknya seperti MPV. Hanya lebih tinggi sedikit.

Fitur Honda Sensing juga lengkap. Kemampuannya kurang lebih sama seperti Toyota Veloz Q TSS. Namun Honda menambahkan cruise control yang mampu menjaga jarak dengan mobil di depannya. Alias Adaptive Cruise Control. Juga ada lampu jauh otomatis (Auto High beam).

Selain itu, mesin yang digunakan BR-V adalah salah satu penggerak yang paling bertenaga. Mesin 1,5 liter 4-silinder mampu menghasilkan 120,3 hp. Transmisinya CVT, sehingga perpindahan akan terasa mulus.

Kia Carens 1.5 MPI Premiere

Rp 396.000.000

Ini yang paling mahal. Kia Carens yang hadir kembali tahun ini, mengusung perubahan total dari segi desain, kemampuan dan fitur. Yang menonjol dari mobil ini adalah rasa premium yang ditawarkannya. Kualitas interior jempolan dengan jok kulit di semua baris. Lalu jok depannya diberikan pengatur suhu supaya punggung tidak berkeringat.

Yang harus diperhatikan, varian 1.5 MPI Premier tidak dilengkapi dengan captain seat untuk baris kedua. Itu ada di varian 1.4 Turbo yang harganya melewati Rp 400 juta. Sayang sekali. Namun fitur lainnya hampir sama. Ada cruise control, ambient light di kabin, audio yang diracik oleh Bose, panel instrumen digital yang bisa berubah tatanan sesuai mode berkendara (Sport, Normal, Eco).

Karena ini mesinnya 1,5 liter tanpa turbo, tenaga yang dihasilkan adalah 113,4 hp dengan torsi puncak 144 Nm. Versi 1.4T punya daya hingga 138 hp dan 242 Nm. Transmisi versi 1.5 adalah Intelligent VT. Itu CVT juga.

Kia Carens 2022

Kia Carens Mudah Digunakan Untuk Perkotaan

Kia Carens fokus untuk memberikan kenyamanan bagi penggunanya.

MPV Kia Carens memang telah resmi diperkenalkan pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 dengan menawarkan dua pilihan mesin, yakni 1.4 liter Turbo dan 1.5 liter N/A. Selepas ajang pameran GIIAS tersebut, akhirnya kini kami menjajal langsung kedua varian Kia Carens tersebut. Meski rute yang dipilih memang tidak terlampau jauh jaraknya, namun tetap mampu mewakili kondisi rute penggunaan dari Multi Purpose Vehicle (MPV) ini.

Untuk bodinya, kami memang sudah puas memperhatikannya di pameran GIIAS lalu. Posturnya memang berbeda dengan MPV yang banyak beredar di Indonesia. Bahkan ada sedikit karakter produk Sport Utility Vehicle (SUV), ya betul, sedikit saja… Memasuki kabin, Kia fokus untuk memberikan kenyamanan bagi penggunanya.

Ada fitur Ventilated Front Seats yang mampu menghembuskan angin segar pada kedua bangku depan Kia Carens, sehingga punggung pengemudi dan penumpang depan tetap terasa sejuk meski sedang melakukan perjalanan di hari yang panas. Sedangkan penumpang bagian kedua dimanjakan dengan adanya meja kecil yang berada pada bagian belakang kursi baris pertama. Penumpang di belakang juga mendapat hembusan udara sejuk a/c dari lubang ventilasi yang berada pada plafon.

Kabin terasa semakin lapang dengan adanya Sunroof, sehingga menjadikan mobil ini terasa nyaman dengan bentuknya yang terlihat cukup besar. Khusus pada varian 1.4 liter Turbo mendapat konfigurasi bangku 6-seater dengan captain seats pada baris kedua. Sedangkan konfigurasi bangku 7-seater untuk varian 1.5 liter N/A. Kekedapan kabin juga amat diperhatikan oleh Kia, apalagi lantunan suara musik dari sistem audio didukung dengan 8 unit speaker Bose.

Mencicipi Performa Carens Turbo

Oke, Kia Carens 1.4 Turbo menjadi unit pertama yang kami jajal di bilangan BSD City, Serpong. Performa mesin yang bertenaga 138 hp tergolong halus dan menyenangkan di putaran rendah hingga menengah. Kemampuan transmisi dual clutch 7-speed pun sigap, baik saat melaju di kecepatan rendah maupun saat MPV ini diajak buru-buru. Sehingga torsi maksimal 242 Nm yang membentang dari putaran 1.500 rpm hingga 3.200 rpm pun tidak mubazir.

Jika memilih mode berkendara Eco, maka rasa berkendaranya menjadi amat santun, karena reaksi pedal gas benar-benar dijaga. Ketika mode Normal dipilih, maka posisi ini menjadi netral. Jujur saja, kami menyukai mode berkendara Sport. Memang tidak membuat rasa berkendara Kia Carens layaknya sebuah mobil sport, namun respons pedal gas menjadi lebih ‘mengikuti’ kemauan kaki kanan.

Pengendaliannya cukup baik dan mudah untuk diajak bermanuver. Gejala body roll tetap terasa, namun masih dapat diterima untuk sebuah MPV berpenggerak roda depan. Performa suspensi dan peredamannya kami nilai cukup oke, baik ketika melintasi speedbump, polisi tidur, maupun jalanan bergelombang.

Selanjutnya giliran mencoba Kia Carens 1.5 liter N/A dan hal ini merupakan kesalahan terbesar yang kami lakukan hari itu. Semestinya varian ini yang dicoba terlebih dahulu, sebelum beranjak ke varian 1.4 liter Turbo… Untuk versi non-turbocharger ini menggunakan mesin yang bertenaga 113 hp dan memiliki torsi 144 Nm, kami hanya bisa bilang, masih dapat diterima oleh pengguna yang bukan petrolhead. Meski kami lebih suka versi Carens versi turbo tadi.

Sesuai penggunaan di perkotaan

Transmisinya menggunakan IVT dengan 8-step virtual gears dan membuat laju Kia Carens ini terasa amat halus. Respons mesinnya cukup baik, terutama saat tidak dibawa secara agresif. Satu pembeda lain ialah adanya dengan fitur Idling Start Stop (ISS) pada varian 1.5 liter N/A ini, sedangkan fitur ini tidak tersedia di varian 1.4 liter Turbo.

Kia Carens 1.5 liter N/A ditawarkan ke konsumen dengan harga Rp 389 juta, sedangkan varian Carens 1.4 liter Turbo dipasarkan dengan banderol Rp 449 juta. Konklusinya, Kia Carens memang menyediakan banyak fitur kenyamanan bagi penggunanya dan sesuai untuk digunakan pada aktivitas perkotaan. Sekali lagi, varian 1.4 liter Turbo dengan transmisi dual clutch mungkin menjadi pilihan kami dan Anda pasti paham alasannya. Sebab kami suka turbo… dan mobilnya memang enak.

Hyundai Stargazer 2022

Ini Plus (dan Minus) Hyundai Stargazer Dibanding Mitsubishi Xpander

Sosok Hyundai Stargazer seringkali dikaitkan dengan wujud Mitsubishi Xpander.

Setelah mencoba Hyundai Stargazer varian Prime melalui rute Surabaya-Malang-Surabaya-Solo, sedikit banyak mobil ini mengingatkan pada Mitsubishi Xpander yang sempat kami punyai selama lima tahun. Saat pertama mencoba Mitsubishi Xpander, kami merasa ini adalah sebuah lompatan jauh di kelas LMPV. Rasanya seperti melihat mobil dari masa depan karena sebelumnya pasar dicekoki Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Suzuki ertiga atau Honda Mobilio yang bertahun-tahun tidak berubah. Belum lagi rasa berkendara yang solid dan nyaman berkat platform monokok.

Kebaikan-kebaikan Xpander itu, lantas diterjemahkan ulang oleh Hyundai melalui Stargazer. Desainnya lebih membulat dinamis dipadukan garis-garis tegas. Mukanya penuh dengan lekukan menarik, seolah meneruskan trend yang dimulai oleh LMPV Mitsubishi.

Bedanya, kalau Xpander tampak tegas, Stargazer seperti lebih ramah dan fleksibel. Ditambah lagi keberanian desainernya menyematkan deretan LED di sela kap mesin depan dan pintu bagasi. Katanya, ini melambangkan garis khatulistiwa dan persatuan bangsa Indonesia. Katanya…

Tapi itu soal desain. Yang jelas-jelas tergantung pada selera Anda. Kami ingin memperlihatkan yang bisa dipertanggung jawabkan, melalui lembar fakta. Sekali lagi, kami mencoba Hyundai Stargazer melalui rute jalan tol dan perkotaan yang padat di wilayah Timur pulau Jawa.

Sistem Penggerak

Baik Stargazer maupun Xpander dibekali penggerak empat silinder. Bikinan Mitsubishi memiliki kapasitas 1.499 cc, sedangkan mesin Hyundai adalah 1.497 cc. Yang paling mencolok adalah perbedaan tenaga. Mitsubishi lebih konservatif dengan 103,6 hp, sedangkan Hyundai lebih berani dengan 113,4 hp. Torsinya 144,1 Nm di Stargazer yang dicapai pada 4.500 rpm. Xpander lebih cepat meraih momen puntir puncak pada 4.000 rpm sebesar 141 Nm.

Penyalur daya sama-sama mengarah ke roda depan, melalui CVT (Continuous Variable Transmission). Transmisi ini menghasilkan pengendaraan yang halus dan penghantaran tenaga yang lebih linear. Tapi, jangan berharap lonjakan tenaga yang bikin adrenalin Anda mendesir. Ingat, ini mobil keluarga.

Perbedaan Torsion Beam

Maaf, ini agak teknis. Ini berhubungan dengan kualitas kaki-kaki. Bukan suara. Kami jujur kesulitan menemukan perbedaan. Keduanya dibekali MacPherson Strut di depan dan torsion beam di buritan. Bedanya, Hyundai Stargazer dibekali yang namanya Coupled Torsion Beam Axle. Ini adalah inovasi baru dari Hyundai, yang memungkinkan sudut toe roda belakang menyesuaikan saat bermanuver.

Untuk diketahui, torsion beam banyak digunakan pada mobil-mobil seperti ini. Biaya produksinya tidak tinggi, dan mudah dirawat. Namun biasa cenderung kaku saat bermanuver karena penyetelan hanya berlaku untuk sudut camber (penyesuaian posisi atas dan bawah roda) dan caster atau penyesuaian sudut sumbu kemudi dari sumbu vertikal roda kemudi. Bingung? Intinya, kemampuan penyesuaian toe inilah yang membuat Stargazer seperti bocah penurut yang patuh pada perintah saat berbelok. Lincah. Terutama saat putar balik.

Pengaruh Ban

Memang, kualitas peredaman suara kedua mobil ini tidak terlalu jauh berbeda. Harus diakui, Stargazer terasa lebih baik pada beberapa kesempatan, terutama saat melahap medan tidak rata pada kecepatan 100 km/jam dengan beban yang cukup terisi dari kursi depan hingga bagasi. 

Jika Xpander terasa memantul berlebihan, Stargazer bisa lebih meredam. Namun di pengendaraan kecepatan rendah, Xpander bisa setara. Suspensi kadang protes juga ada pada Stargazer, tapi prediksi kami, bushing yang lebih baik membuat mobil ini memiliki kualitas yang bikin percaya diri.

Hal sederhana lainnya, penggunaan ban. Xpander dilengkapi ban bersifat ‘eco’. Alias bisa menekan penggunaan BBM. Tidak salah. Namun biasanya, ban seperti itu keras dan berisik. Hyundai membekali ban Kumho untuk LMPV mereka. Terasa lebih empuk dan senyap saat melewati medan beton jalan tol Trans Jawa.

Kami Bingung

Nah, setelah ini, jujur kami makin suka dengan mobil-mobil di kelas LMPV. Alasannya sederhana, mobil makin canggih dan praktis dengan penampilan yang mengikuti zaman. Dan harus diakui juga, dengan rentang harga yang sangat berdekatan, proses memilih mobil jadi makin seru. 

Bagi kami, Stargazer dengan kepraktisan kabin (terutama pada varian dengan captain seat) dan tenaga paling besar di kelasnya, jadi penilaian utama. Tapi Xpander punya rem tangan elektrik yang mudah dioperasikan. Ah, kami jadi bingung. Silahkan Anda coba sendiri di dealer masing-masing. 

Hyundai Stargazer, Si Pelamun yang Menjadi Contoh

Hyundai Stargazer sudah punya modal untuk mengejar bintang-bintang lainnya.

Jika kami mengutip dari ensiklopedia Britannica, Stargazer berasal dari kata dasar ‘stargaze’ yang berarti melakukan pengamatan secara astronomi. Apakah Hyundai Stargazer berniat untuk menjadi produk yang terdepan dan menjadi contoh bagi lawan lawannya? Baca saja.

Hyundai Stargazer didesain di Indonesia dari sebelum tahun 2019, akhirnya Hyundai Indonesia mengeluarkan Stargazer pada pertengahan 2022 silam. Dan kami diajak jalan-jalan ke luar kota untuk mencoba mobil ini menempuh perjalanan jarak jauh.

Anda mungkin sudah paham bentuk dan kelebihan serta kekurangannya. Namun ada beberapa hal yang baru terungkap dan kami baru tahu tadi malam (05/09/2022) saat dibeberkan di kota Malang, Jawa Timur.

Desain

Hyundai Stargazer memang futuristis, ada yang bilang mirip dengan Staria bahkan dibilang baby Staria, tapi sebenarnya LMPV ini bukan mencontoh MPV bongsor itu. Bentuk eksterior ini adalah visualisasi Hyundai, atas permintaan pasar Indonesia. Walhasil, Stargazer jadi mencerminkan negara Indonesia yang luas dan indah.

Salah satunya bisa dilihat dari garis LED di moncong dan buritan. Menurut Hyundai, LED di depan itu bukan ada untuk menghias. Tapi melambangkan garis khatulistiwa yang melintang di Indonesia. Sementara di belakang, Garis yang menghubungkan lampu kiri dan kanan dikatakan memiliki arti menyatukan wilayah Indonesia yang luas. Mungkin ini gimmick marketing, tapi patut diapresiasi.  

Riset dan Pengembangan

Kami pernah menghadiri sesi focus group discussion Hyundai pada 2018 lalu. Saat itu mereka menampakkan gambar mobil MPV yang bentuknya masih berupa coretan kasar. Itu membuktikan kalau pabrikan Korea ini sudah mulai masa riset dan pengembangan.

Tapi bukan cuma itu, risetnya juga meliputi interior mulai dari baris pertama hingga baris ketiga yang didesain untuk kenyamanan penumpang. Namun kami harus mengkritik jok belakang yang posisinya terlalu sejajar dengan jok depan. Kurang memberikan pandangan yang luas bagi penumpangnya. Meski dikompensasi dengan Captain Seat untuk mempermudah akses ke baris ketiga.

Fitur Lengkap

Kebutuhan akan fitur keselamatan pada Stargazer sudah dibekali oleh Hyundai Smartsense terdapat juga FCA, LKA, LFA, BCA, RCCA, SEW, DEW, dan airbag 6 titik. Kepraktisan pada mobil ini sangat banyak untuk mengakomodir kebutuhan pengguna Stargazer, silahkan browsing sendiri aneka singkatan di atas.

Fitur yang tergolong canggih juga adanya Bluelink pada mobil ini, yaitu akses digital yang didapatkan para pemilik Hyundai Stargazer untuk mengakses beberapa fitur dari jarak jauh. Contoh, bisa menyalakan mobil untuk mendinginkan AC sebelum anak dan istri Anda mengeluh karena mobil panas setelah parkir di tempat yang terik.

Bisa Pakai Pertalite, Tapi…

Mesin 1.497 cc empat silinder 16 katup MPI (Multi Point Injection) memberikan daya hingga 113,3 hp. Torsinya 114 Nm. Mesin yang digunakan adalah Smartstream G1.5 kodenya G4FL. Menurut laman Wikipedia, G4FL punya rasio kompresi 10,4:1. Ini yang harus diperhatikan.

Makmur Chief Operating Officer Hyundai Motors Indonesia menginfokan penggunaan Pertalite dapat diberikan pada mesin Stargazer dan tidak membatalkan garansi mobil tersebut, cocok sekali buat Anda yang pelit untuk beli Pertamax. Tapi sekali lagi, perhatikan rasio kompresi di atas. 10,4:1 perlu BBM oktan tinggi. Kalau tidak, ECU harus mengatur ulang pengapian dan mengakibatkan performa menurun.

Kesimpulan

Stargazer memang diperuntukan untuk pengguna LMPV di Indonesia, kenyamanan dan kestabilan dalam mengendarainya sangat cocok untuk kondisi jalan di Indonesia, walaupun joknya menurut kami agak sedikit keras. Tentunya masih banyak yang harus ditambahkan pada mobil ini. Tapi di kelasnya, Hyundai Stargazer sudah punya modal untuk mengejar bintang-bintang lainnya.

Sekarang, setelah kami juga ikut beli, jadi penasaran gebrakan apa yang yang diberikan oleh Hyundai nantinya melalui Stargazer ini. Akan terus berkembang dan jadi contoh, atau dia akan menjadi pelamun yang hanya mengamati bintang-bintang seperti artinya di atas? Kita akan lihat gebrakan Stargazer dan Hyundai Motors Indonesia ke depannya.

 

Om Gendut

Editor: Indra Alfarisy

Hyundai Stargazer, LMPV Dengan Aura Science Fiction

Hyundai Stargazer memiliki desain seperti pesawat luar angkasa.

Pasar Low Multi Purpose Vehicle (LMPV) Tanah Air kembali diganggu dengan kehadiran produk baru asal pabrikan Hyundai, yakni Stargazer. Sosoknya mulai terlihat pada pertengahan tahun 2022 ini dan jadi topik hangat sejumlah kalangan otomotif Indonesia. Ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 dimanfaatkan sebagai momen peluncuran resmi dari mobil yang kami anggap memiliki penampilan layaknya kendaraan di film science fiction.

Begitu banyak keunikan dari Hyundai Stargazer yang dibeberkan saat peluncuran resminya, wajar saja jika Anda pun pasti menjadi penasaran dengan fitur yang dimilikinya. Sebab mobil ini masuk di segmen pasar yang paling besar dan selalu disorot oleh konsumen, serta harus bersaing dengan para jagoan yang lebih dulu ‘nyemplung’. Sebut saja Toyota Avanza, Suzuki Ertiga, dan Mitsubishi Xpander.

Ah, seringkali kami mendengar kalau Hyundai Stargazer dikait-kaitkan dengan Mitsubishi Xpander itu. Bentuk fisik keduanya terlihat jauh berbeda, tapi memang seperti ada manis-manisnya… Jika Mitsubishi Xpander lebih menonjolkan garis tegas dan kesan macho, maka bodi Hyundai Stargazer banyak memiliki lengkungan serta desainnya seperti pesawat luar angkasa yang canggih itu.

Eksterionya menganut bahasa desain Sleek One Box yang lebih mengutamakan aerodinamika, supaya mudah membelah udara ketika melaju. Fascia depan menggunakan penerangan LED horizontal di depan layaknya Hyundai Staria, sedangkan di bagian belakang juga ada lampu LED berbentuk huruf H dengan aksen hitam yang membentang, jadi dari jauh pun mobil ini sudah dapat dikenali.

Bodi sampingnya, memiliki garis dari bagian depan hingga belakang, agar terlihat kokoh. Velg diamond cut 16 inci memiliki berdesain unik dan dibalut ban Solus berdiameter 205/55 R16. Sepertinya ruang spakbor ini masih bisa dijejali velg dan ban yang berukuran lebih besar, tapi itu Kembali lagi ke preferensi masing-masing konsumen ya.

Interior Kalem dan Modern

Masuk ke interiornya, Anda bakal disambut dengan atmosfer kalem, paduan antara warna hitam dan abu-abu, berkesan sederhana tapi disertai dengan sejumlah aksen modern. Hal pertama yang Anda temui ialah meter cluster TFT Colour LCD berukuran 4.2 inci dengan fitur Tire Pressure Monitoring System (TPMS) dan panel Audio Display berukuran 8 inci dengan konektivitas smartphone. Terdapat Ambient Mood Light di dashboard yang selalu menemani Anda berkendara. Kami amat menyukai bentuk lingkat setir dan tuas transmisi mobil ini, benar-benar seperti kontrol kendaraan di film fiksi ilmiah.

Panel pengatur a/c tergolong cukup atraktif, ya memang benar-benar panel yang bisa disentuh, bukan tombol untuk mengaktifkannya. Oya, Anda mungkin sempat mendengar rumor bahwa Hyundai Stargazer tidak memiliki fitur a/c double blower. Hal tersebut tidak sepenuhnya benar, karena pada varian Trend, Style, dan Prime sudah menggunakan evaporator. Hanya varian Active yang masih memakai air circulator saja.

Pada varian Prime yang kami coba, material jok yang digunakan adalah Leatherette dan jok baris keduanya ialah model Captain Seat. Ruang kaki untuk penumpang baris kedua pun cukup lega, lagipula jok baris kedua pun dapat diatur maju maupun mundur. Lebih lanjut, Hyundai telah memikirkan juga akses penumpang yang ingin duduk di baris ketiga, dengan membuat Finger Pocket dan Hand Form pada trim interior samping.

Mesin Serupa Dengan Hyundai Creta

Tak ingin berlama-lama, kami pun membesut Hyundai Stargazer Prime. Mobil ini dibekali mesin bensin 4-silinder Smartstream G1.5 DOHC berkapasitas 1.497 cc dengan tenaga 115 hp pada 6.300 rpm dan torsi maksimal 144 Nm pada 4.500 rpm. Mesin ini sama seperti yang digunakan pada Hyundai Creta. Transmisinya menggunakan model Intelligent Variable Transmission (IVT), dengan 6 fungsi ‘virtual gear’, agar memiliki rasa perpindahan gigi mendekati transmisi otomatis 6-speed.

Virtual gear tersebut memang disediakan agar pengemudi merasa ‘fun’ ketika ingin berakselerasi, tapi kinerja IVT pada Stargazer ini sudah cukup baik untuk penggunaan di dalam kota. Anda juga dapat memilih empat mode berkendara dari Sport, Smart, Eco maupun Comfort, cukup dengan menekan tombol di dekat tuas transmisi.  

Pengendalian dalam mengendarai MPV ini juga oke. Gejala limbung kami anggap minim. Riset Hyundai dalam menciptakan Stargazer sudah sangat baik. Contohnya saat kami ingin berputar arah, ternyata radius putarnya tergolong kecil. Menjumpai tikungan patah atau harus parkir paralel, mudah untuk ditaklukkan.

Kesimpulannya, sebagai pemain baru yang dipasarkan mulai Rp 243,3 juta hingga Rp 307,1 juta, Stargazer bisa jadi opsi untuk dipertimbangkan. Daftar harganya ada di bawah. Desain eksterior dan interior yang modern, serta fitur keselamatan lengkap, menjadi menu yang disuguhkan oleh Hyundai Stargazer. Anda tinggal pilih planet mana yang akan dituju…

Harga Hyundai Stargazer 2022 (OTR DKI Jakarta)

  • Hyundai Stargazer Active MT Rp 243.300.000
  • Hyundai Stargazer Active IVT Rp 255.900.000
  • Hyundai Stargazer Trend MT Rp 263.300.000
  • Hyundai Stargazer Trend IVT Rp 275.900.000
  • Hyundai Stargazer Style IVT Rp 296.300.000
  • Hyundai Stargazer Prime IVT Rp 307.100.000

Ingat, harganya tidak mengikat dan Hyundai bisa saja mengubah banderol diatas tanpa pemberitahuan.