Astra Stop Jualan Peugeot di Indonesia

Setelah ‘mengaum’ secara resmi di Indonesia selama 52 tahun, akhirnya penjualan Peugeot di Indonesia dihentikan per hari ini (02/05/2024). Perlu dicatat, bahwa di era 1970an (melalui PT Multi France Motor) hingga awal tahun 2000an, produk Peugeot cukup diminati di Tanah Air. Apalagi kalau bukan karena aspek kenyamanan berkendara khas Prancis.

Namun, ternyata kenyataan berkata lain. Gempuran produk brand Jepang semakin masif, tak terkecuali sejumlah produk brand Eropa yang juga menawarkan ‘value’ lebih dari sekedar kenyamanan. Walaupun tertatih-tatih, PT Astra International – Peugeot masih menjajakan sejumlah produk untuk pasar Indonesia. Namun respons konsumen tetap saja ‘adem’.

Peugeot di Indonesia

Keputusan dihentikannya penjualan produk Peugeot di Indonesia dilakukan oleh Stellantis, selaku prinsipal kendaraan roda empat dengan merek dagang Peugeot. Hal ini dilakukan, sebagai bagian dari strategi pertumbuhan bisnisnya di kawasan Asia Tenggara.

Meskipun terdengar ‘pahit’, namun Astra sebagai Authorized Peugeot Service Center berkomitmen untuk melayani para konsumen Peugeot, terkait layanan purna jual. Hal ini tentu tidak terlepas dari perawatan berkala, perbaikan kendaraan, klaim garansi, hingga ketersediaan suku cadang. Selain itu, Astra juga masih menawarkan layanan Home Service untuk kemudahan pelanggan dan Emergency Road Assistance di saat kondisi darurat.

Untuk tetap mendapatkan layanan purna jual, pengguna kendaraan Peugeot bisa mendatangi sejumlah bengkel resmi yang terletak di:

  • Peugeot Sunter, Jalan Yos Sudarso Kav. 24, Jakarta Utara
  • Peugeot Cilandak, Jalan R.A. Kartini Kav. 203, Jakarta Selatan
  • Peugeot Solo, Jalan Adi Sucipto no. 135C, Solo
  • Peugeot Surabaya, Jalan H.R. Muhammad no. 6, Jawa Timur

Citroën Siap Dengar Kebutuhan Mobilitas Konsumen Indonesia

Seiring dengan peluncuran dua kendaraan baru Citroën di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023. Beberapa hal penting yang menjadi perhatian besar bagi Citroën ialah aspek produk yang mampu mengakomodir kebutuhan mobilitas konsumen, harga yang ditawarkan, dan layanan purnajual yang optimal.

Kami pun sempat berbincang dengan Mr. Daniel Gonzalez (Chief Operating Officer ASEAN & General Distributors Stellantis) dan Bapak Tan Kim Piauw (Advisory Board Indomobil Group), terkait dengan rencana serta ekspektasi brand asal Prancis tersebut di Indonesia.

Citroën secara gamblang menargetkan angka penjualan kendaraan secara global mencapai 1 juta unit pada tahun 2025. Termasuk di dalamnya adalah ‘kue’ pasar Indonesia menjadi bagian dari rencana besar Citroën tersebut dan diproyeksikan mampu berkontribusi sebesar 30 persen untuk di luar kawasan Eropa.

Sebagai perusahaan manufaktur otomotif multinasional yang memayungi 14 merek kendaraan, salah satunya ialah Citroën, Stellantis memahami bahwa diperlukan fleksibilitas dalam memasarkan produk di negara tertentu.

Sehingga ketika Stellantis menggandeng Indomobil Group untuk membawa Citroën di Indonesia, maka studi pun dilakukan sebelum akhirnya memasarkan C3 Aircross dan e-C3. Kunci penting yang sangat berpengaruh yaitu memahami kendaraan yang sesuai dengan kondisi jalanan Indonesia dan kebutuhan mobilitas masyarakatnya.

Harga yang rasional dan terjangkau oleh para calon konsumen juga tergolong penting. Dalam hal ini, bukan harga yang murah, sebab istilah ‘murah’ biasanya mencerminkan kualitas yang kurang meyakinkan. Lebih lanjut, layanan purnajual yang mampu membuat tenang para pengguna Citroën di Indonesia, melalui jaringan bengkel yang tersebar di berbagai wilayah Tanah Air.

Oleh karenanya, melalui penampilan Citroën di GIIAS 2023 dengan membawa C3 Aircross dan e-C3, konsumen Indonesia kini memiliki pilihan baru yang dapat disesuaikan dengan preferensi dan kebutuhannya masing-masing. Semoga dengan kembalinya Citroën ke Tanah Air, mendapat respons positif dari pasar dan mampu bersaing di tengah gempuran banyak merek ‘baru’ di Indonesia.

Bertamu ke Le Conservatoire Milik Citroën

Salah satu tempat yang amat kami nantikan saat mengikuti Media Trip yang diadakan oleh Citroën Indonesia menuju Prancis ialah mengunjungi Le Conservatoire. Tempat ini merupakan rumah dari ratusan unit kendaraan Citroën legendaris, termasuk beraneka ragam produk, mobil konsep, maket desain, hingga semua arsip sejarah perjalanan perusahaan yang dirintis oleh André-Gustave Citroën tersebut.

Le Conservatoire berada di area Aulnay-sous-Bois, dekat dengan kawasan bekas fasilitas perakitan milik PSA Peugeot Citroën. Pengerjaan konstruksi bangunan ini dimulai pada bulan Maret 2000 dan selesai pada akhir bulan November 2000. Sejumlah kendaraan Citroën mulai dipindahkan menuju bangunan ini antara bulan Juni 2000 hingga bulan September 2001.

Citroën punya banyak tempat penyimpanan

Memindahkan segala benda bersejarah dan kendaraan Citroën, tentu memerlukan program logistik yang berskala besar. Wajar saja jika menghabiskan waktu lebih dari satu tahun. Mengingat Citroën sebelumnya memiliki ruang penyimpanan kendaraan di rue Vasco de Gama (Paris), pusat pengujian La Ferté-Vidame (Prancis Utara), dan pusat desain Vélizy-Villacoublay.

Pada 28 November 2001, Le Conservatoire diresmikan oleh Pierre Peugeot, selaku Chairman of the Supervisory Board of PSA Peugeot Citroën, dan Claude Satinet, sebagai Managing Director of Automobiles Citroën saat itu. Bangunan seluas 6.500 m2 ini mampu menampung sekitar 300 unit kendaraan dan segala arsip yang jika dibentangkan panjangnya mencapai 1.400 meter.

Bukan museum

“Sebenarnya kami memiliki jumlah kendaraan mendekati 600 unit. Tapi tidak mungkin untuk diletakkan di bangunan Le Conservatoire ini. Oleh karenanya, beberapa ditempatkan di kantor Citroën lain atau dibawa ke event tertentu. Namun, unit-unit yang bersejarah lebih sering berada di tempat ini,” kata Denis Huille, Citroën Heritage Manager, saat kami temui beberapa waktu silam.

Memasuki bangunan Le Conservatoire, ruangan pertama disesaki oleh memorabilia Citroën. Kami harus menahan godaan saat melihat deretan diecast model, bermacam literatur, hingga pakaian beraromakan brand Citroën. Le Conservatoire sepertinya kurang tepat disebut sebagai museum, karena Citroën menyebutnya sebagai ‘tempat tinggal’ dan ruang penyimpanan benda bersejarah.

Tempat mencari inspirasi

Bahkan para staf Citroën pun terkadang menghabiskan waktu di Le Conservatoire jika ingin mencari inspirasi atau menggali informasi ketika sedang mengembangkan kendaraan baru. Di tempat ini, kendaraan pertama Citroën, Type A, menyambut kami. Kendaraan buatan tahun 1919 tersebut menjadi penentu laju bisnis Citroën selama ratusan tahun ke depan.

Selanjutnya, berbagai model bersejarah pun terhampar luas sepanjang penglihatan kami. Mulai dari Type B, Type C, Rosalie, Traction Avant, TPV (Toute Petite Voiture), 2CV, DS, SM, Ami, Dyane, Méhari, M35, GS, CX, LNA, Visa, Axel, BX, AX, XM, hingga ZX. Tak ketinggalan jajaran mobil kompetisi dari aneka model. Baik yang era klasik maupun yang sudah zaman modern.

Sejumlah kendaraan komersial Citroën pun ada di tempat ini, seperti traktor, truk, bis, serta van. Hebatnya lagi, ada sebuah helikopter buatan Citroën, yakni RE2 bermesin rotary. Puluhan unit maket kendaraan konsep Citroën juga tertata dengan rapi di rak penyimpanan. Sayangnya kami tidak berkesempatan untuk melihat arsip bersejarah yang disimpan di ruangan lain.

Beberapa jam berada di Le Conservatoire, mengamati dan mengagumi begitu banyak kendaraan Citroën, seperti tidak cukup. Kami rasa perjalanan sejauh belasan ribu kilometer dari Tanah Air menuju Le Conservatoire ini memang begitu berharga…

Thierry Koskas: Pasar Indonesia Penting Bagi Citroën

Pabrikan otomotif asal Prancis, Citroën, menargetkan angka penjualan kendaraan secara global mencapai 1 juta unit pada tahun 2025 nanti. Termasuk di dalamnya adalah Indonesia yang menjadi bagian dari rencana besar Citroën dan diharapkan mampu berkontribusi dari pasar 30 persen untuk di luar kawasan Eropa pada tahun yang sama.

Citroën kembali ke pasar Tanah Air pada awal Desember 2022 silam, dengan membawa tiga produk andalan, yaitu C3, C5 Aircross dan e-C4. Kondisi ekonomi dan pasar otomotif Indonesia yang mulai menggeliat pasca pandemi COVID-19, tentu memberi peluang pasar yang menarik bagi merek ini.

Terlebih lagi, Citroën memang sudah pernah hadir secara resmi di Indonesia sejak tahun 1970an hingga 1990an. Sayangnya, saat menjelang krisis moneter menghampiri Tanah Air, merek ini pun terpaksa minggat dari pasar lokal.

Sudah mempelajari pasar Indonesia

Kami berjumpa dengan Thierry Koskas, selaku Chief Executive Officer Citroën, di sela-sela kunjungan sejumlah media Tanah Air ke Design Automotive Network Stellantis, di Vélizy-Villacoublay, Prancis, pada 18 Juli 2023 silam. Dirinya pun mengungkapkan betapa optimisnya Citroën untuk menggarap pasar kendaraan di Indonesia.

“Indonesia merupakan pasar yang sangat penting bagi kami dalam jangka panjang. Sebab kami telah mempelajari kondisi pasar otomotif di Indonesia yang memang memiliki keunikan tersendiri,” tutur pria yang juga menjabat sebagai Stellantis Chief Sales & Marketing Officer Stellantis tersebut.

Sosok yang sebelumnya menjabat sebagai Brand Commercial Director ini juga berpendapat bahwa pasar kendaraan Sport Utility Vehicle (SUV), khususnya di segmen B menjadi pasar potensial di Indonesia. “Kami akan menyiapkan dua kendaraan baru yang segera diperkenalkan di Indonesia. Anda nantikan saja produk tersebut,” ujar Thierry Koskas dengan yakin.

Masih ada tugas utama

Lebih lanjut, kembalinya Citroën ke Indonesia tentu dengan menggandeng mitra strategis, yakni Indomobil Group. Salah satu rencana panjang Indomobil Group terkait Citroën dalam melakukan ekspansi di Indonesia ialah dengan melakukan lokalisasi. Hal ini tentu saja baru dapat dilakukan jika diiringi dengan respons pasar yang terus positif.

Untuk sementara waktu, Citroën memang masih memiliki ‘tugas utama’ untuk membangun brand image di tengah masyarakat Indonesia. Tentunya sebagai produsen kendaraan yang dapat diandalkan, berkualitas, serta terjangkau. Tanpa terkecuali dalam menyiapkan jaringan dealer dan sarana purnajual yang tersebar di banyak daerah.

Citroen Indonesia

Citroën Kembali Resmi Mengaspal di Indonesia Tahun Depan

Citroën akan memboyong New C3, C5 Aircross, dan ë-C4 ke Indonesia di tahun 2023.

Stellantis N.V., telah menggandeng Indomobil Group untuk menjalankan bisnis di Indonesia. Kemitraan ini diumumkan pada 4 Oktober 2022, di Jakarta. Perjanjian kemitraan menunjuk Indomobil sebagai distributor tunggal merek Citroën di Indonesia, termasuk rencana memperkenalkan mobil-mobil andalannya di Indonesia mulai 2023.

Perjanjian Kemitraan ini ditandatangani pada 20 April 2021, yang menetapkan bahwa PT. Indomobil Wahana Trada, anak perusahaan Indomobil Group, akan menangani distribusi dan penjualan produk Citroën di Indonesia. Andrew Nasuri, Head of Business Development, Indomobil Group; Vincent Cobée, CEO Citroën, dan Carl Smiley, Stellantis Chief Operating Officer untuk India dan wilayah Asia Pasifik, mengumumkan secara resmi kehadiran merek Prancis ini ke Indonesia.

“Kami sangat bangga mengumumkan kemitraan strategis Indomobil dan Stellantis yang akan memperkenalkan dan mengembangkan merek Citroën di Indonesia. Melalui Indomobil Wahana Trada, kami akan memasarkan kendaraan yang bergaya dan menawarkan layanan purna jual yang andal untuk membangun merek di sini,” kata Andrew Nasuri.

Citroën berkomitmen untuk memberikan pengalaman pelanggan yang luar biasa dengan memberikan solusi cerdas melalui inovasi produk dan teknologi. Sebagai tolak ukur dalam hal kenyamanan, produk legendaris ini akan dilengkapi dengan layanan yang memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi para pelanggannya.

“Kami sangat percaya bahwa mobilitas harus dapat diakses oleh semua orang dan tentunya ingin menawarkan lebih banyak pilihan yang memberikan kebebasan mobilitas kepada masyarakat Indonesia,” imbuh Vincent Cobée.

Pasar otomotif di Indonesia memiliki prospek cerah di tahun-tahun mendatang. Citroën akan menawarkan kendaraan yang lebih bergaya dan berkualitas tinggi yang akan meramaikan pasar otomotif di Indonesia. Citroën juga bakal didukung oleh jangkauan luas Indomobil melalui jaringan dealer dan bengkel resminya.

“Kami dengan cermat memilih mitra untuk mengembangkan bisnis Stellantis. Indomobil memiliki rekam jejak kisah sukses dengan merek otomotif global. Indomobil juga memiliki keahlian dan pengalaman panjang di industri otomotif lokal dan fokus yang kuat pada kepuasan pelanggan. Inilah kualitas yang dicari Stellantis sebagai mitra untuk membantu kami meluncurkan Citroën di Indonesia,” tutup Carl Smiley.