Citroen C3

Citroen C3 Raih Penghargaan Mobil Terbaik Dunia

Meskipun pasar Indonesia baru akan menerima Citroen C3 akhir bulan ini, paling cepat, tapi mobil ini sudah menggebrak di pasar internasional. Citroen mengumumkan kalau C3 diganjar penghargaan 2023 World Urban Car (mobil perkotaan terbaik) pada ajang World Car Awards 2023.

Pengumuman ini disampaikan di sela-sela pembukaan event New York Auto Show 2023 rabu (05/04/2023) kemarin. Keputusan tersebut diambil setelah melalui proses penilaian oleh 100 juri yang isinya adalah jurnalis otomotif yang berasal dari 32 negara.

Citroen C3 Indonesia

Citroen C3 2023 memenangkan gelar dalam kategori Urban Car, yang terbuka untuk semua mobil dengan kriteria berukuran kurang dari 4,25 meter. Dan dijual setidaknya di dua pasar utama (China, Eropa, India, Jepang, Korea, Amerika Latin, AS), serta setidaknya dipasarkan di dua benua yang terpisah.

Ada beberapa yang mendapatkan apresiasi dari para juri. Salah satunya adalah bentuk dashboard dengan sentuhan modern, layar multimedia 10 inci yang merupakan terbesar di kelasnya, juga ground clearance yang 200 mm.

All New Citroen C3

Berhasil di Amerika

C3 adalah mobil Perancis yang dirakit di India. Di negara itu penerimaannya terbilang sukses. tercatat 7.000 unit laku terjual sejak diluncurkan pertengahan tahun lalu. Belum lagi 12 penghargaan yang diterima dari kalangan otomotif setempat.

Di pasar Amerika Selatan, mobil ini juga meraja. Menurut Citroen, di wilayah tersebut 14.000 unit terpasarkan dalam waktu singkat. Untuk informasi, C3 meluncur di kawasan Amerika Latin pada Oktober 2022.

“Kami merasa sangat terhormat menerima penghargaan 2023 World Urban Car untuk C3. Selain keberhasilan dalam penjualannya, model ini mengakui relevansi strategi pertumbuhan kami di India, Asia, dan Amerika Selatan,” kata Thierry Koskas, CEO Citroën.

Ia juga menambahkan, “Citroën C3 memadukan gaya modern yang kuat dengan tingkat kenyamanan yang tinggi. Belum lagi konektivitas dan teknologi yang diharapkan pelanggan di kawasan ini.”

Citroen C3

Citroen Siapkan Produksi EV dan 12 Dealer 3S di Indonesia

Citroen Indonesia yang berada di bawah naungan Indomobil Group punya target yang sepertinya cukup tinggi. Untuk menjalankan hal tersebut, mereka akan membuka 12 dealer baru di seluruh Indonesia.

Tidak hanya itu, gosipnya juga pabrikan ini akan fokus ke pasar mobil listrik di masa mendatang. Meski tidak disebutkan timeline-nya seperti apa, tapi Indomobil sedang serius menggodok Citroen untuk memproduksi mobil listrik.

Namun belum dipastikan apakah EV ini nanti akan diproduksi di fasilitas Indomobil yang sudah ada, atau akan investasi membuat pabrik lagi. Yang pasti, fokus mereka ke depannya adalah EV.

12 Dealer 3S Citroen

Tan Kim Piauw

Yang bukan gosip adalah, soal dealer. Menurut Tan Kim Piauw, Advisory Board Indomobil Group, akan memiliki kemampuan Sales, Service, Spare Part (3S). Hal tersebut ditegaskan dalam acara Media Gathering Citroen Indonesia di Jakarta (05/04/2023). Selain itu, kalau pun di kota Anda tidak ada dealer Citroen, bisa memesan secara online melalui situs resminya.

Meski akan disebar di pulau Sumatera, Jawa dan Bali, tapi mayoritas akan ada di seputar Jabodetabek. Tercatat ada enam yang akan didirikan di sekitar wilayah ibu kota Jakarta. Sisanya ada di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Palembang dan Medan.

Sementara untuk Jabodetabek akan disebar di Tangerang, Serpong, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Selatan (TB Simatupang), Bekasi dan Cikarang. Selain tentunya ada di Wisma Indomobil, Jakarta.

Terbeli 50 Unit

Citroen Indonesia

Seperti diketahui, Citroen mendatangkan tiga model ke Indonesia. crossover compact Citroen C3, e-C4 yang merupakan mobil listrik dan C5 Aircross. Sudah sekitar 50 unit mobil yang dipesan oleh konsumen di Indonesia. Tidak hanya di Jakarta, bahkan hingga ke Banjarmasin. Menurut Tan Kim Piauw, yang paling banyak dipesan Citroen C3. “e-C4 dan C5 Aircross masing-masing dua unit. Sisanya C3.”

Saat ditanya kapan delivery ke konsumen, Tan Kim Piauw menegaskan akhir April ini sudah ada delivery. “Kami kemungkinan bisa delivery ke konsumen bulan April 2023. Paling lambat awal Mei,” ujar Tan Kim Piauw.

Pertama Setelah Perancis

Citroen showroom

Showroom Citroen yang ada di Wisma Indomobil ini juga unik. Mereka menyebutnya dengan istilah Experience Center. Ini adalah tempat pamer mobil Citroen yang pertama di luar Perancis, yang mengusung tema baru Citroen. Dimulai dari yang pertama menggunakan logo baru, hingga nuansa showroom yang sebetulnya terlihat sederhana, tapi nyaman.

Calon konsumen bisa memilih mobil secara leluasa melalui mobil yang dipajang atau sarana pemilihan mobil secara digital. Untuk mendukung hal tersebut, disediakan layar untuk memilih warna, hingga varian.

Hal lainnya yang disampaikan hari itu adalah, persiapan bengkel resmi pertama mereka. Lokasinya di Halim, Jakarta Timur. Rencananya, bengkel ini akan beroperasi bulan Mei 2023. Diklaim, nantinya pusat perawatan Citroen ini akan mampu melayani 10 mobil per hari. Dikerjakan oleh teknisi tersertifikasi oleh Citroen Regional.

Indomobil Plaza_1

Indomobil Group Boyong Banyak Brand di IIMS 2023

Bersamaan dengan gelaran pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 yang diselenggarakan pada 16 Februari 2023. Indomobil Group menghadirkan Indomobil Plaza yang merupakan sebuah konsep retail showroom multi-brand untuk penjualan, layanan purna jual dan bisnis suku cadang.

Event Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 menjadi ajang perdana untuk PT Indomobil dalam memperkenalkan Indomobil Plaza. Berlokasi di Hall A-9, Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Indomobil Plaza menampilkan sejumlah brand yang dinaungi oleh Indomobil Group, untuk kali ini Indomobil menampilkan tak kurang dari 15 unit mobil dari lima brand otomotif global.

Pabrikan asal kota Ingolstadt, Jerman, menampilkan Audi A5 2.0 TFSI Sportback dan A6 2.0 TFSI Sportback. Tak ketinggalan Sport Utility Vehicle (SUV) Audi Q7 3,0 TFSI serta Q8 3.0 TFSI. Masih dari benua Eropa, brand terbaru yang dibawa Indomobil ialah Citroën yang menampilkan line up SUV-nya, yakni C3, C5 Aircross serta mobil listriknya e-C4.

Sedangkan brand dari Korea, Kia juga turut serta dengan menampilkan Kia Sonet, Kia Carens dan Multi-Purpose Vehicle (MPV) mewahnya, yakni Grand Carnival. Nissan pun juga hadir dengan membawa MPV unggulan Nissan Livina VE AT Signature dan Nissan Serena, termasuk Nissan Kicks. Untuk melengkapi jajaran brand yang dinaungi oleh Indomobil Group ialah hadirnya Volkswagen dengan duet SUV unggulannya, Tiguan Sport Edition dan Tiguan Allspace.

Fariz ‘Ogud’

Review Citroën C3, Pendatang Baru di Segmen Ramai

PT Indomobil Wahana Trada, selaku agen pemegang merk Citroën di Indonesia, membuktikan komitmennya dengan menghadirkan sejumlah produk Citroën untuk pasar Tanah Air. Salah satunya ialah C3. Mobil compact crossover ini bakal menjadi produk volume-maker Citroën di Tanah Air. Uniknya, C3 yang diniagakan di Indonesia merupakan unit dengan platform CC21, alias C3 yang juga dipasarkan di India dan Amerika Selatan. Berbeda dengan Citroën C3 yang dipasarkan di Eropa.

Sebenarnya konsumen Indonesia tak perlu risau dengan produk ini. Karena CC21 ini mengadopsi Citroën Common Modular Platform dan C3 menjadi model pertama yang diproduksi di dalam program Citroën C-Cubed. Desainnya terlihat sederhana, namun tetap atletis layaknya sebuah Sport Utility Vehicle (SUV). Bagian depannya didominasi dengan lubang udara yang besar dan sepasang aksen chrome beserta 4 buah daytime running lamps.

Lampu utamanya berada di atas lampu kabut berbentuk bundar dan berada dalam bingkai hexagonal berwarna ceria. Citroën C3 ini memiliki aksen dan kombinasi warna eksterior yang kontras, seperti biru dan putih, abu-abu dan hitam, oranye dan hitam, serta putih dan oranye. Pilar A dan B, serta roof rail Citroën C3 ini dilabur warna hitam. Citroën sengaja memasang panel body moulding di sekujur bodi C3. Velgnya pun mengadopsi desain yang unik dan berwarna two-tone.

Interiornya menyiratkan desain unik yang fungsional, khas mobil Prancis. Terdapat layar sentuh berukuran 10 inci, lubang udara berdesain unik, instrument cluster digital, dan lingkar setir yang sederhana. Lebih lanjut, posisi tuas lampu di sebelah kanan dan wiper di sebelah kiri sudah menyerupai kendaraan Asia lainnya. Karena biasanya mobil Eropa posisinya tetap seperti versi setir kiri.

Citroën juga menyuguhkan fitur Android Auto, Apple CarPlay, voice recognition, dan ruang bagasi berkapasitas 315 liter. Ground clearance Citroën C3 juga cukup memadai untuk sebuah SUV kompak, sepertinya memang sesuai dengan kondisi jalan di Indonesia.

Untuk pasar Indonesia, hanya ada pilihan mesin 3 silinder 1.2 liter bertenaga 81 hp yang digandengkan dengan transmisi manual 5-speed. Keputusan ini memang cukup menantang, karena belum ada pilihan transmisi selain manual tersebut. Semoga saja dalam waktu dekat Citroën memberikan opsi transmisi lainnya. Kami pun mendapat kesempatan untuk merasakan langsung Citroën C3 ini di Kawasan BSD City, Tangerang Selatan. Setidaknya, impresi singkat ini mampu menjawab rasa penasaran kami sejak bulan November 2022 silam.

Memasuki kabinnya, jok depan memang cukup baik menopang tubuh pengemudi maupun penumpang depan. Tapi menurut kami, posisi penempatan joknya masih belum optimal. Sedangkan untuk jok belakang, dirasa cukup oke dan sepertinya mampu membuat penumpang tetap merasa nyaman, meski dalam perjalanan jauh sekalipun. Bentuk atap yang tinggi, membuat visibilitas berkendara lebih leluasa.

Suara mesin memang terdengar cukup nyaring saat kondisi stasioner. Tapi uniknya, suara mesin tersebut mulai berubah senyap saat Citroën C3 mulai melaju. Bahkan suara knalpot yang dihasilkan saat berakselerasi, terdengar begitu mengasyikkan (throaty exhaust note). Padahal mesinnya bukan yang berkarakter sporty, cenderung disesuaikan untuk penggunaan dalam kota. Respons mesin di putaran bawah cukup baik, sehingga membuat C3 ini dapat lincah di kondisi jalan padat.

Sayangnya, ketika putaran mesin menengah hingga atas, performanya mulai terasa datar. Seandainya didukung fitur turbocharger, mungkin akan lain ceritanya. Lagipula, kami memang suka turbo… Pengoperasian pedal kopling dan tongkat transmisi manualnya juga terasa ringan serta tidak menyulitkan. Hanya, tentu akan lebih baik lagi jika Citroën juga menghadirkan C3 versi ‘dua pedal’.

Membahas mobil Prancis, tentu banyak yang menyoroti aspek kenyamanan berkendara. Walaupun Citroën tidak menyematkan sistem hydropneumatic legendarisnya, namun settingan suspensi C3 terbukti menyimpan kenyamanan tersendiri. Kami malah tergugah untuk membuktikannya di kecepatan ‘agak tinggi’.

Ketika kami menghajar speedbumps maupun polisi tidur di kecepatan rendah (sekitar 20-25 km/jam), guncangannya cukup terasa dan sesekali hingga menyentuh stopper sokbrekernya. Tapi, jika kami melibasnya di kecepatan di atas 40 km/jam, maka peredamannya akan terasa nyaman. Bahkan di atas kecepatan 50 km/jam, malah lebih baik lagi. Heran…

Memang kami merasa ada sejumlah hal yang dapat dioptimalkan oleh Citroën terhadap C3 platform CC21 ini. Namun setidaknya dengan kembalinya Citroën, salah satunya dengan memboyong C3 ini, berpotensi untuk meramaikan segmen yang gemuk di pasar Indonesia. Lagipula, konsumen pun jadi memiliki pilihan baru dengan hadirnya Citroën C3 ini.

Permintaan Meningkat, Citroën Produksi 1.000 Unit My Ami Buggy Lanjutan

Tak hanya supercar edisi terbatas seharga jutaan dolar saja yang laris manis ludes terjual dalam hitungan menit. Hal ini pun terjadi pada mobil listrik garapan Citroën, My Ami Buggy.

Ya, sebanyak 50 unit mobil listrik Citroën My Ami Buggy Ultra Special Limited Edition yang dibanderol mulai dari €9.790 atau setara Rp 160 juta-an tersebut seluruhnya ludes terjual hanya dalam waktu 18 menit. Luar biasa!

 

Pihak pabrikan nampaknya tak akan menduga jika 50 unit Citroen My Ami Buggy edisi terbatas yang mereka luncurkan bakal laris manis dalam hitungan menit. Sementara animo para konsumen di Prancis yang ingin memiliki mobil adventure ini begitu membludag. Mereka terpaksa buka pemesanan untuk 1.000 unit My Ami Buggy versi reguler.

Tentu saja terdapat sejumlah pembeda pada versi reguler ini agar tidak mengecewakan para konsumen yang telah terlanjur memesan 50 unit versi edisi terbatas.

Pemesanan untuk 1.000 unit My Ami Buggy standar akan mulai dibuka pada awal tahun 2023 mendatang. Sementara, seperti dikabarkan oleh Citroen, pengiriman perdana paling cepat akan dimulai pada pertengahan tahun depan. Tentu saja, siapa cepat maka dia yang lebih dulu memilikinya. 

Perihal spek lengkap serta berapa harga jual dari My Ami Buggy edisi reissue ini baru akan diumumkan oleh pihak Citroën secara resmi menjelang dibukanya pemesanan pada awal tahun depan. 

Sejumlah aksesoris pendukung aktivitas outdoor yang dapat dipilih oleh pemiliknya, mulai dari bullbar di bagian depan dan belakang, roof rack lengkap dengan lampu light bar LED, juga dudukan ban cadangan. Pada sektor kaki-kaki, ada velg dengan kelir coklat keemasan berdiameter 14 inci dan disertai centre cap dekoratif berwarna hitam. Velg dengan warna kontras ini memang sesuai dengan warna bodinya.

Citroën sempat memboyong My Ami Buggy ke Indonesia pada November 2022 lalu. Sumber tenaganya mengandalkan baterai Lithium-ion 5,5 kWh dengan motor listrik dengan output 6 kW setara 8 hp. Citycar ini memiliki kecepatan maksimum sekitar 45 km/jam dan punya jarak tempuh hingga 75 kilometer. Inilah mobil yang dirancang khusus dan dapat dikendarai oleh siapapun. Mulai dari remaja berusia 14 tahun hingga warga lansia dengan usia 77 tahun.

Asterix & Obelix Gunakan Kereta Kuda Buatan Citroën

Anda pernah membaca komik duet Asterix dan Obelix dari desa Galia di pesisir pantai Normandia, Prancis? Naah, kisah dua pendekar yang ditakuti oleh pasukan Romawi, bajak laut dan celeng ini juga muncul dalam versi film seri animasi maupun layar lebar. Didukung oleh Citroen. Eh, bagaimana?

“Asterix & Obelix: The Middle Kingdom” yang akan tayang pada tahun 2023 mendatang, pabrikan otomotif Citroën turut berpartisipasi dalam pembuatan film tersebut, menyediakan sarana transportasi.

Film fiksi humor yang berlatar zaman kekaisaran Romawi tahun 50 sebelum masehi tersebut, Asterix dan Obelix mengendarai sebuah sport coupe. Hmm…ini sebuah kereta kuda buatan Citroën. Tentunya kereta kuda yang digunakan kali ini  berbeda dari yang pernah digunakan pada sejumlah film terdahulu. 

Kereta kuda sporty rancangan Citroën

Perancangan sebuah mobil biasanya membutuhkan waktu paling cepat satu tahun. Namun khusus untuk Asterix dan Obelix tim perancang Citroën rampung menggarapnya hanya dalam waktu tiga bulan.  Luar biasa…

Kereta kuda 2-seater ini terinspirasi dari mobil klasik Citroën 2CV yang legendaris. Lekuk body kereta kuda berbahan kayu imitasi ini mengadopsi desain mobil legendaris itu. Bahkan dilengkapi jendela kaca dan sunroof kanvas lipat. Balon suspensi udara khas Citroën pun diaplikasikan pada kereta kuda ini. Dikatakan, menggunakan kantung udara berbahan kulit celeng. Jok bermotif tartan sangat identik dengan Citroën 2CV.

Tim perancang pun tak lupa mengimbuhkan headlamp “kunang-kunang” serta velg dop dari tameng kayu daur ulang. Logo chevron khas Citroën pun tersemat jelas pada velg dan pintu bagasi belakang.

Kereta kuda ini tampil dalam sejumlah adegan film. Salah satunya adalah saat Julius Caesar nampak terpana melihat kereta kuda ini terpampang pada sebuah papan iklan Citroën yang terpasang di Tembok Besar China.

“Kami sangat antusias menggarap proyek ini, dan hasilnya sangat membanggakan,” terang Pierre Leclercq, direktur desain global Citroën dengan bangga.

Kampanye ramah lingkungan Citroën dalam film Asterix & Obelix

Sebagai partisipasi dalam pembuatan film kebanggan Perancis ini, Citroën pun menyediakan sejumlah armada mobil listrik sebagai kendaraan operasional para kru film selama proses syuting berlangsung. Bahkan infrastruktur stasiun pengisian ulang daya baterai pun dipersiapkan oleh Citroën di lokasi syuting yang berada di wilayah Bry-sur-Marne dan Bretigny-Sur-Orge, Perancis.

Oya, seluruh kostum yang digunakan dalam film ini dirancang dan dibuat oleh Citroën menggunakan material daur ulang. Kostum yang digunakan dapat didaur ulang dan dipakai kembali untuk kebutuhan lainnya.

Seluruh panel kayu yang digunakan pada film ini ternyata dibuat oleh Citroën menggunakan kardus daur ulang. Tak terhitung berapa banyak pohon di hutan yang terselamatkan oleh Citroën dari penebangan.

Ya, apa yang dilakukan oleh Citroën dalam pembuatan film ini merupakan bagian dari kampanye dekarbonisasi dan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan.

 “Asterix & Obelix: The Middle Kingdom” yang dibintangi aktris jelita Marion Cottilard ini baru akan diluncurkan oleh jaringan film Netflix pada kwartal pertama tahun 2023 mendatang.

Citroën C3 Daihatsu Rocky

Citroën C3 Bersaing Dengan Daihatsu Rocky 1.2

PT Indomobil Wahana Trada, selaku agen pemegang merk Citroën di Indonesia, hari ini (7/12/2022) membuktikan komitmennya dengan menghadirkan sejumlah produk Citroën untuk pasar Tanah Air. Deretan mobil tersebut ialah C3, e-C4, dan C5 Aircross. Namun, menurut kami C3 akan menjadi sosok volume-maker Citroën di Indonesia. Mengapa? Tentu saja karena harganya yang bakal mengusik produk buatan merk Jepang.

Dalam hal ini, kami mencoba untuk melakukan komparasi dengan kompetitor terdekatnya, yakni Daihatsu Rocky. Dengan rentang harga yang nyaris serupa dengan Citroën C3, maka Rocky tipe 1.2 X M/T ADS yang patut disandingkan. Kedua mobil ini memiliki data spesifikasi yang sebenarnya mirip-mirip. Mari simak spesifikasi keduanya!

Ukuran bodi kedua mobil ini sepertinya tidak saling berjauhan, jika Citroën C3 punya ukuran panjang 3.981 mm, lebar 1.733 mm dan tinggi 1.604 mm, dengan jarak sumbu roda (wheelbase) hingga 2.540 mm. Maka Daihatsu Rocky X ADS memiliki panjang 4.030 mm, lebar 1.710 mm, dan tinggi 1.635 mm dengan jarak sumbu roda (wheelbase) 2.525 mm. Jadi, Citroën C3 memiliki bodi yang lebih pendek dan lebih rendah, namun sedikit lebih lebar dari Daihatsu Rocky X ADS.

Pada eksterior, bagian muka Citroën C3 didominasi dengan lubang udara yang besar dan sepasang aksen chrome beserta 4 buah daytime running lamps. Lampu utamanya berada di atas lampu kabut berbentuk bundar yang berada dalam bingkai hexagonal berwarna mencolok. Jujur saja, aspek atraktif dari eksterior Citroën C3 ini memang dari pemainan warna cerah yang melabur bagian atap, spion, serta aksen pada bumper depan dan sisi bodi. Velgnya berukuran 15 inci yang dibalut ban 195/65 R15.

Sedangkan Daihatsu Rocky memiliki desain bodi yang sangat berkarakter. Dalam hal ini, karakter yang ditonjolkan adalah maskulin dengan sejumlah garis tegas. Penampilan sporty dengan adanya lampu utama LED yang berdesain menyipit dan grille trapezoidal berukuran besar. Khusus pada Daihatsu Rocky tipe ADS, sudah dilengkapi aksesoris body kit yang meliputi front skid plate, rear skid plate, side body moulding lengkap dengan emblem ADS. Sedangkan velg 16 inci disertai dengan ban 205/65 R16.

Interior Citroën C3 menyiratkan desain unik yang fungsional, khas produsen mobil Prancis. Terdapat layar sentuh berukuran 10 inci, lubang udara berdesain unik, instrument cluster digital, dan lingkar setir yang sederhana. Lebih lanjut, ada aksen panel logam pada dashboard dan tempat meletakkan ponsel, power socket 12V, serta USB port. Citroën juga menyuguhkan fitur Android Auto, Apple CarPlay, voice recognition, dan ruang bagasi berkapasitas 315 liter.

Kabin Daihatsu Rocky memiliki sistem multimedia layar sentuh berukuran 9 inci yang telah memiliki konektivitas dengan ponsel. Penggunanya pun dapat memanfaatkan fitur Android Auto dan Apple CarPlay. Perangkat audionya didukung oleh 4 speaker, 2 tweeter dan active subwoofer berukuran 8 inci. Pengguna Daihatsu Rocky juga disuguhkan phone charger socket dan power socket pada console tengah. Ruang bagasinya memiliki kapasitas maksimal hingga 369 liter.

Sebagai sumber tenaganya, Citroën C3 didukung mesin EB2F 1.198 cc 3 silinder, bertenaga 81 hp pada 5.750 rpm dan torsi 115 Nm pada 3.750 rpm. Penyaluran performa itu dilanjutkan menuju roda depan melalui transmisi manual 5-speed. Untuk Daihatsu Rocky 1.2 X ADS, memakai mesin WA-VE 1.198 cc 3 silinder dengan tenaga maksimal 87 hp pada 6.000 rpm dan torsi maksimal 112 Nm pada 4.500 rpm. Performa yang dihasilkan oleh mesin tersebut disampaikan menuju roda depan dengan dukungan dari transmisi manual 5-speed.

Sebagai penutup, pasti terkait harga yang harus Anda tebus dari dealer. Jika Citroën C3 dipatok dengan harga mulai dari Rp 225 juta, maka Daihatsu Rocky 1.2 X M/T ADS dibanderol dengan harga Rp 227,4 juta. Dengan sejumlah ‘angka-angka’ di atas tadi, Anda tentu dapat melakukan kalkulasi dan menimbang aneka fitur yang ditawarkan. The choice is yours…

Citroën C3_1

Citroën C3 Berpeluang Usik Pasar Compact SUV Tanah Air

Rencana kembalinya Citroën ke pasar otomotif Indonesia telah dipaparkan sejak beberapa waktu silam. Bahkan Citroën juga menyampaikan konsep purnajual kendaraan bagi konsumen loyalnya di masa datang. Nah, dugaan kami terkait produk unggulan Citroën yang bakal segera mengaspal di Tanah Air, salah satunya ialah Citroën C3.

Segmen compact Sport Utility Vehicle (SUV) memang sedang jadi sorotan oleh banyak brand otomotif, tak hanya di Indonesia saja, bahkan bagi sejumlah negara di dunia. Citroën ingin meramaikan segmen tersebut melalui kehadiran C3. Tapi jangan keliru, C3 yang bakal beredar di Indonesia merupakan unit dengan platform CC21, alias C3 yang juga dipasarkan di India dan Amerika Selatan. Bukan Citroën C3 yang diniagakan di Eropa.

Meski begitu, para penyuka Citroën tak perlu risau dengan kualitas produknya. Sebab CC21 ini menganut Citroën Common Modular Platform dan C3 menjadi model pertama yang diproduksi di dalam program Citroën C-Cubed. Desainnya terlihat sederhana, namun tetap atletis layaknya sebuah SUV. Bagian mukanya didominasi dengan lubang udara yang besar dan sepasang aksen chrome beserta 4 buah daytime running lamps.

Lampu utamanya berada di atas lampu kabut berbentuk bundar yang berada dalam bingkai hexagonal berwarna mencolok. Citroën C3 ini memiliki aksen dan kombinasi warna eksterior yang kontras, seperti biru dan putih, abu-abu dan hitam, oranye dan hitam, serta putih dan oranye. Pilar A dan B, serta roof rail Citroën C3 ini dilabur warna hitam.  

Citroën kini semakin berani untuk memasang panel body moulding di sekujur bodi, hal ini terlihat jelas pada C3. Velgnya pun mengadopsi desain yang unik dan berwarna two-tone. Bentuk atap yang tinggi, membuat visibilitas berkendara lebih leluasa. Ground clearance mobil ini juga cukup memadai untuk sebuah SUV kompak.

Interiornya menyiratkan desain unik yang fungsional, khas produsen mobil Prancis. Terdapat layar sentuh berukuran 10 inci, lubang udara berdesain unik, instrument cluster digital, dan lingkar setir yang sederhana. Lebih lanjut, ada aksen panel logam pada dashboard dan tempat meletakkan ponsel, power socket 12V, serta USB port.

Citroën juga menyuguhkan fitur Android Auto, Apple CarPlay, voice recognition, dan ruang bagasi berkapasitas 315 liter. Saat ini, ada dua pilihan mesin 3 silinder untuk Citroën C3 ini, yaitu varian 1.2 liter bertenaga 81 hp dan 1.2 liter dengan turbocharger yang bertenaga 108 hp. Pilihan transmisi yang kini tersedia ialah manual 5-speed dan manual 6-speed, namun tidak menutup kemungkinan akan tersedia transmisi dual-clutch maupun AMT.

Citroën My Ami Buggy

Citroën My Ami Buggy Cocok Buat Aktivitas Outdoor

Mobil citycar lazimnya tampil dengan ukuran imut berdesain ‘hambar’, namun tidak dengan Citroën My Ami Buggy. Mobil menggemaskan ini mengambil basis dari model standar Citroën Ami, namun versi Buggy ini sengaja dirancang supaya mampu dipakai di luar jalanan aspal yang mulus.

Perbedaan signifikan My Ami Buggy dengan Ami ialah terletak pada absennya pintu samping dan digantikan dengan palang tubular, sehingga sosoknya menyerupai sebuah All-Terrain Vehicle (ATV). “Bodi tanpa pintu dan atap model konvertibel, Citroën My Ami Buggy memungkinkan pengemudi dan penumpangnya merasa lebih bebas dan menikmati berkendara tanpa suara dalam mode listrik,” jelas Laurence Hansen, Director of Citroën Strategy and Product, dikutip dari situs Stellantis.

Pengendaranya tak perlu SIM

Sumber tenaganya mengandalkan baterai Lithium-ion 5,5 kWh dengan motor listrik dengan output 6 kW setara 8 hp. Citycar ini memiliki kecepatan maksimum sekitar 45 km/jam dan punya jarak tempuh hingga 75 kilometer. Citroën My Ami Buggy adalah sebuah mobil yang dirancang khusus dan dapat dikendarai oleh siapapun. Mulai dari remaja berusia 14 tahun hingga warga lansia dengan usia 77 tahun.

My Ami Buggy mempunyai sejumlah aksesoris pendukung aktivitas outdoor yang dapat dipilih oleh pemiliknya, mulai dari bullbar di bagian depan dan belakang, roof rack lengkap dengan lampu light bar LED, juga dudukan ban cadangan. Pada sektor kaki-kaki, Citroën My Ami Buggy memiliki velg dengan kelir coklat keemasan berdiameter 14 inci dan disertai centre cap dekoratif berwarna hitam. Velg dengan warna kontras ini memang sesuai dengan warna bodinya.

Hanya ada 50 unit Citroën My Ami Buggy yang dilempar ke pasar dengan harga mulai dari € 9.790 atau sekitar Rp 158 jutaan. Sebagai tanda eksklusivitas dari mobil imut ini, terdapat tag khusus bertuliskan ‘My Ami Buggy Ultra Special Limited Edition’, disertai nomor urut 1 hingga 50. Tag istimewa ini terdapat di sisi kanan dasbor untuk menandai setiap unitnya secara individual.

Mobil listrik edisi terbatas yang hanya tersedia 50 unit ini, telah ludes terjual dalam tempo tak sampai 20 menit saja, pada tanggal 21 Juni 2022 lalu. Bahkan menurut sebuah informasi, ada seorang konsumen yang berhasil menyelesaikan seluruh proses pembelian dan mendapatkan mobil ini hanya dalam waktu 2 menit 53 detik.

Gaet Pelanggan, Citroën Indonesia Terapkan Citizen Program

Sejak sempat mengumumkan rencana untuk kembali di pasar Indonesia pada awal Oktober 2022 silam, Citroën akhirnya menyatakan bakal resmi hadir di Indonesia 7 Desember 2022 nanti. Brand asal Prancis ini akan berniaga di bawah payung Indomobil Group dan hari ini (17/11/2022) memperkenalkan program yang rencananya diterapkan pada jaringan layanannya di Indonesia, terkait penjualan dan purna jual.

Program yang bernama Citizen Program ini akan memberikan kemudahan bagi pelanggan dan calon pelanggan dari mulai saat memilih serta membeli mobil yang diinginkan hingga kemudahan dalam hal pemeriksaan, termasuk perawatan mobil secara berkala.

“Kami berencana memperkenalkan kendaraan yang bergaya dan menawarkan layanan purna jual yang fokus pada Citizen Program yang akan memberikan berbagai pilihan serta kebebasan mobilitas bagi masyarakat di Indonesia,” kata Stefan Hutahayan, Brand Development Manager Indomobil Group.

Citizen Program merupakan implementasi dari tagline Dare-to-Care yang merupakan janji atau komitmen Citroën untuk pelanggan di Indonesia. Dare-to-Care menjabarkan 3 brand values yang diusung oleh Citroën, yaitu Human, Care dan Audacity.  Layanan tersebut akan fokus pada tiga nilai ini. Caraanya dengan memberikan pengalaman merek Citroën Indonesia yang mudah diakses oleh berbagai kalangan.

Keberanian Citroen Indonesia

Terkait dengan aspek Human, merupakan sebuah kemajuan yang dapat diakses dan dinikmati oleh semua kalangan dan akan memberikan pilihan produk yang cocok digunakan dalam setiap kesempatan serta merupakan solusi yang memudahkan. Citroën juga menyiapkan aplikasi My Citroën untuk loyalty program yang memberikan kemudahan dalam pelayanan purna jual bagi pelanggan.

Selanjutnya ialah aspek Care, yang mana menjanjikan ‘worry-free experience’ dengan mencerminkan tanggung jawab Citroën untuk memberikan solusi terbaik bagi setiap permasalahan yang dihadapi pelanggan. Hal ini tentu guna memberikan ketenangan pikiran dan kenyamanan dalam memiliki mobil Citroën. Tak ketinggalan urusan layanan call center 24 jam dan Roadtrip Assistance.

Untuk aspek Audacity, Citroën Indonesia menyatakan berani untuk selalu berinovasi dalam mobilitas masyarakat termasuk para pelanggan di Indonesia. Melalui berbagai terobosan dalam pengembangan teknologi dan desain, Citroën menghasilkan mobil-mobil konsep yang unik dan terkini. Tentu tidak lupa menawarkan produk-produk yang didesain untuk kenyamanan yang maksimal dengan kualitas yang terbaik. Salah satu contohnya ialah Citroën My Ami Buggy.

Citroen My Ami Buggy

Kendaraan My Ami Buggy merupakan salah satu visi dan cara Citroën menggambarkan kendaraan masa depan, yang dikembangkan untuk kegiatan rekreasi. Melalui mobil ini, Citroën memastikan pengalaman yang berbeda dan menyenangkan dengan gaya petualang ketika mengendarai mobil listrik berbasis baterai ini.

Citroën My Ami Buggy adalah sebuah mobil yang dirancang khusus dan dapat dikendarai oleh siapapun. Mulai dari remaja berusia 14 tahun hingga warga lansia dengan usia 77 tahun. Sehingga dapat dipastikan, konsep kendaraan unik ini disambut gembira oleh kalangan luas. Mobil ini hanya ada 50 unit saja di dunia dan salah satunya ada di Indonesia.

Citroen EC4

Mengenal Citroen e-C4 Yang Akan Dijual di Indonesia

Salah satu sorotan untuk Citroen di Indonesia adalah mobil listrik mereka e-C4. Mari kita kenalan. 

PT Indomobil Wahana Trada diumumkan sebagai pemegang merek Citroen di Indonesia. Gebrakan mereka adalah menghadirkan lima dealer di Indonesia, yang akan meniagakan tiga model untuk tahun depan. Salah satunya adalah mobil listrik Citroen E-C4.

Supaya nanti Anda bisa paham saat ditanya apa itu Citroen E-C4, kami coba beberkan apa saja yang dipunya oleh EV Perancis ini. 

Aslinya, Citroen C4 adalah mobil keluarga yang mendebut pertama kali pada tahun 2004. Hadir dalam tiga bentuk, hatchback lima pintu, sedan dan coupe. Yang terakhir itu diluncurkan dengan bentuk yang aneh. Depan membulat, buritan tegak. Tidak heran penjualannya jeblok. Kalau Anda mengikuti perkembangan ajang rally dunia, pasti tahu ini mobil juaranya di tahun 2007-2009.

Generasi kedua hadir tahun 2010. Model coupe dihapus tinggal hatchback dan sedan. Bentuknya tidak lagi membulat dan memiliki garis body yang lebih tegas. Mobil ini lumayan laris di negara yang memasarkannya seperti China, Argentina dan Perancis sendiri tentunya.

Generasi ketiga, muncul 2020 lalu, bentuknya berubah total. Filosofinya tetap, mobil keluarga. Tapi desain seperti melompat jauh. Bentuk membulat seperti hanya disisakan pada bagian atap yang memberikan aksen coupe. Selebihnya, kalau tidak lihat emblem pasti pangling. Generasi ini yang akhirnya punya varian EV. Membedakannya gampang, ada logo ‘e’ samping dan belakang.

Berbagi Platform Dengan Peugeot

Karena masih satu atap dengan Peugeot di bawah payung usaha Stelantis, maka sah kalau keduanya berbagi platform. e-C4 menggunakan basis mobil compact e-208 dan e-2008 serta Vauxhall Mokka-e dan Corsa-e.

Bentuk crossover dengan atap coupe mengusung ground clearance tinggi menjanjikan fleksibilitas berkendara bukan hanya di jalanan aspal, tapi juga medan yang sedikit lebih berat.

Citroen membekali e-C4 dengan baterai 50 kW yang akan menggerakan motor listrik berdaya setara 136 hp. Karena motor listriknya terpasang di as roda depan, maka ini adalah mobil FWD. Diklaim, jarak tempuh dengan sekali isi listrik adalah 349,2 km.

Beberapa media luar yang sudah menguji, mengatakan konsumsi dayanya mencapai 6,4 km per kWh. Kalau memang benar, ini akan jadi mobil yang menyenangkan. Pengisian ulang menggunakan listrik rumah tangga perlu 7,5 jam dari kosong sampai penuh. Kalau menggunakan fast charging, untuk mencapai keterisian 80 persen hanya perlu 30 menit.

Kualitas interiornya kami belum bisa berkata banyak. Saat peluncuran merek kemarin (04/10/2022), mobilnya tidak dibuka. Namun bentuk interiornya sangat modern dan sepintas enak dilihat. Stir flat bottom, layar multimedia dan jok tebal siap menyapa. 

Nah, mobilnya tampak menjanjikan. Tinggal bagaimana harganya di Indonesia. Dan yang lebih penting, pelayanan purna jualnya seperti apa.

Indra A.

 

Citroen Indonesia

Citroën Kembali Resmi Mengaspal di Indonesia Tahun Depan

Citroën akan memboyong New C3, C5 Aircross, dan ë-C4 ke Indonesia di tahun 2023.

Stellantis N.V., telah menggandeng Indomobil Group untuk menjalankan bisnis di Indonesia. Kemitraan ini diumumkan pada 4 Oktober 2022, di Jakarta. Perjanjian kemitraan menunjuk Indomobil sebagai distributor tunggal merek Citroën di Indonesia, termasuk rencana memperkenalkan mobil-mobil andalannya di Indonesia mulai 2023.

Perjanjian Kemitraan ini ditandatangani pada 20 April 2021, yang menetapkan bahwa PT. Indomobil Wahana Trada, anak perusahaan Indomobil Group, akan menangani distribusi dan penjualan produk Citroën di Indonesia. Andrew Nasuri, Head of Business Development, Indomobil Group; Vincent Cobée, CEO Citroën, dan Carl Smiley, Stellantis Chief Operating Officer untuk India dan wilayah Asia Pasifik, mengumumkan secara resmi kehadiran merek Prancis ini ke Indonesia.

“Kami sangat bangga mengumumkan kemitraan strategis Indomobil dan Stellantis yang akan memperkenalkan dan mengembangkan merek Citroën di Indonesia. Melalui Indomobil Wahana Trada, kami akan memasarkan kendaraan yang bergaya dan menawarkan layanan purna jual yang andal untuk membangun merek di sini,” kata Andrew Nasuri.

Citroën berkomitmen untuk memberikan pengalaman pelanggan yang luar biasa dengan memberikan solusi cerdas melalui inovasi produk dan teknologi. Sebagai tolak ukur dalam hal kenyamanan, produk legendaris ini akan dilengkapi dengan layanan yang memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi para pelanggannya.

“Kami sangat percaya bahwa mobilitas harus dapat diakses oleh semua orang dan tentunya ingin menawarkan lebih banyak pilihan yang memberikan kebebasan mobilitas kepada masyarakat Indonesia,” imbuh Vincent Cobée.

Pasar otomotif di Indonesia memiliki prospek cerah di tahun-tahun mendatang. Citroën akan menawarkan kendaraan yang lebih bergaya dan berkualitas tinggi yang akan meramaikan pasar otomotif di Indonesia. Citroën juga bakal didukung oleh jangkauan luas Indomobil melalui jaringan dealer dan bengkel resminya.

“Kami dengan cermat memilih mitra untuk mengembangkan bisnis Stellantis. Indomobil memiliki rekam jejak kisah sukses dengan merek otomotif global. Indomobil juga memiliki keahlian dan pengalaman panjang di industri otomotif lokal dan fokus yang kuat pada kepuasan pelanggan. Inilah kualitas yang dicari Stellantis sebagai mitra untuk membantu kami meluncurkan Citroën di Indonesia,” tutup Carl Smiley.

Citroen

Sepak Terjang Citroen di Indonesia, Dari Mobil Mandor Sampai Juragan

Citroen ini gemar melakukan terobosan teknologi.

Citroen, orang lama pasti tahu. Atau penyuka mobil pasti paham. Ini mobil enak. Suspensinya empuk, mesin oke, interiornya nyaman. Tapi kemudian mereka tutup jualan di Indonesia sekitar tahun 1990-an dengan produk terakhir Citroen CX. Tapi CX bukan satu-satunya yang diimpor oleh PT Alun, APM Citroen pada waktu itu. Importir privatir juga sempat membawa serta mobil Perancis ini. 

Citroen Traction Avant

Tahun 1934, perusahaan bentukan Andre Gustave Citroen melakukan terobosan teknologi. Mobil ini jadi pionir di bidang keselamatan melalui body yang kokoh serta penggunaan konstruksi monokok. Awalnya monokok banyak yang menyangsikan. Ia sampai harus melakukan demo mobil yang diluncurkan dari tebing dan menunjukan kerusakan yang, ya parah juga, tapi masih bisa ditoleransi. 

Traction Avant juga mengadopsi hal baru, mesin depan gerak roda depan. Kakinya merupakan terobosan karena menggunakan suspensi independen yang menggabungkan batang torsi dengan wishbone. Jaman itu, biasanya mobil pakai per daun dan live axle. 

Di Indonesia, Traction Avant sempat hadir melalui jalur importir privatir. Mungkin orang-orang Eropa yang dulu menjajah Indonesia itu punya jalur khusus. Yang jelas sekarang populasinya minimalis. Padahal dulunya sempat diproduksi sebanyak 760 ribu unit. 

Citroen 2CV

Ini menarik. Anda yang suka komik pasti paham ini adalah mobilnya Thomson & Thompson. Dulu waktu bendungan Jatiluhur dibangun di era 1960-an, banyak mandor yang menggunakan 2CV untuk wara-wiri di proyek. Wajar, mobil ini ringkas, suspensinya punya langkah (travel) panjang dan body tebal. 

2CV didesain oleh Citroen untuk memenuhi kebutuhan para petani Perancis. Desainnya tidak macam-macam. Yang penting mudah digunakan dan praktis. Saking sederhananya, lampu belakang pun tidak ada. Hanya ada reflektor di sebelah kiri. 

Karena untuk kalangan pekerja, Citroen 2CV dihargai terjangkau dengan ongkos operasional murah. Itulah kenapa, awalnya mobil ini ditenagai oleh mesin dua silinder bertenaga 7 hp dengan pendingin udara (air cooled). Seiring berjalannya waktu, berkembang jadi 24 hp. Tetap dua silinder. 

Banyak varian ditelurkan. Beberapa memiliki atap kanvas yang bisa dibuka. Tidak semuanya, karena frame pintu dan jendela tidak kemana-mana. Hanya bagian atas saja. Lalu apa gunanya? Bukan buat gaya, ini dimaksudkan untuk menampung barang besar. Bukaanya bukan sekedar sampai kaca belakang, tapi sampai mendekati bemper buritan. Menjadikan 2CV sebuah crossover. Hatchback-pickup. Variannya macam-macam. Dalam bentuk mobil box pun ada. 

Citroen DS

Ini juga varian yang jarang di Indonesia. Dulu DS masuk untuk memenuhi kebutuhan, para insinyur. Tepatnya insinyur asing yang membangun bendungan Jatiluhur. Ya, terima kasih pada bendungan itu, Citroen jadi banyak berkeliaran di Indonesia. 

Citroen DS adalah mobil mewah yang dibuat antara 1955 sampai 1975. Juga punya banyak terobosan yang bikin pabrikan lain tercengang. DS memiliki body yang streamline. Didesain menggunakan terowongan angin. Untuk pertama kalinya juga, DS menggunakan suspensi hydropneumatic. Ini suspensi berisi oli, yang tekanannya diatur oleh mesin. 

Intinya, selain nyaman juga membuat mobil lebih stabil. Paten suspensi Citroen tersebut lantas dibeli oleh Rolls Royce, Maserati dan yang paling baru, Mercedes-Benz yang menamai sistem ini dengan Active Body Control. 

Interiornya yang lega dibuat mewah. Makanya DS juga sempat dijadikan mobil kepresidenan di beberapa negara. Sekarang DS menjadi merek sendiri yang berada dibawah naungan grup usaha Stelantis yang isinya ada Peugeot, Citroen, Fiat, Chrysler, dan lainnya.   

Citroen FAF

Ini Citroen yang berbahaya. Platformnya sama seperti yang digunakan oleh 2CV, tapi body-nya bertolak belakang. FAF berbentuk mengotak tajam, sementara 2CV membulat di sana sini. Mobil ini sempat populer di Indonesia karena memang praktis. Meski populasinya sedikit sekali, hanya 600-an unit di negara kita. Diproduksi antara tahun 1977-1981. 

Facile à Fabriquer dan Facile à Financer (Easy to Manufacture, Easy to Finance) adalah singkatannya. Mudah dibuat, mudah dibiayai. FAF dibuat untuk pasar negara berkembang di Asia dan Afrika. Jadi harus murah. Karena harus terjangkau, tidak perlu ribet menghitung aerodinamika atau pengadaan fitur. Sudah, kotak saja. Interior seadanya. Kadang ada saja orang yang ‘cedera’ saat mengendarainya. Ini karena banyak sudut tajam baik di body maupun interior. 

Citroen Mehari

Lagi-lagi Citroen murah yang praktis menggunakan platform 2CV. Ini platform banyak sekali produknya. Sekarang mungkin jarang terlihat. Dulu juga sebetulnya. Mehari dibuat sebagai kendaraan rekreasi dengan body berbahan plastik ABS. Ya, pasti banyak yang sudah meleleh plastiknya. 

Mehari hadir dari 1968 sampai 1988. Aslinya berformat mesin depan, gerak depan. Tapi pada 1983 Citroen memberikan varian baru berpenggerak roda empat. Ini mobil yang cukup antik, dimana pintu dan atap adalah fitur opsional. Wajar, karena seperti dibilang tadi, ini mobil untuk rekreasi. Bobotnya pun hanya 550 kg. 

Yang menarik, kehadiran Citroen Mehari untuk menyaingi MINI Moke, kendaraan serupa yang juga pintu dan atapnya adalah opsional. Namun desainer Mehari memperbaiki kekurangan Moke dengan menambah ground clearance, suspensi yang lebih lembut. 

Citroen Dyane

Merupakan mobil yang sebetulnya menandakan kehadiran Citroen secara resmi melalui APM di Indonesia. Dyane, versi lebih manusiawi dari 2CV. Ada lampu depan yang menyatu dengan body, lampu rem belakang. Dibuat tahun 1967 hingga 1983. Masuk Indonesia tahun 1974 sebagai Dyane 6. Angka terakhir itu menunjukkan kalau kapasitasnya 602 cc. 

Dyane 6 versi Indonesia adalah yang agak mewah. Atau disebut versi Confort. Ya, Confort, bukan comfort. Peleknya pakai dop, jok empuk, ada tempat ban cadangan dan dongkrak di kap mesin, bukan asal diletakan di bagasi. Dikombinasikan dengan suspensi yang empuk dan ground clearance tinggi, tidak heran kakek kami suka sekali mobil ini. 

Citroen GS

Ini adalah satu dari dua Citroen favorit kami. GS dihadirkan PT Alun pada 1974 hampir bersamaan dengan Dyane. Meski kami agak bingung menyebut bentuknya. Tampak panjang seperti wagon, tapi disebut sedan. Di luar, mobil station wagon atap coupe ini lahir 1970. 

Citroen GS dihadirkan untuk mengisi rentang yang terlalu jauh antara Citroen 2CV beserta turunannya dan DS. Makanya kami suka. Bentuknya ‘proper’, fasilitas kabin lengkap, suspensi khas Citroen. Kurang apa lagi? Mesinnya 1.220 cc. Kemudian pada era 1980-an, masuk GS dengan mesin lebih besar. 1.300 cc. Namanya Citroen GSA. Tanggung sekali. 

GS terus berdatangan hingga tahun 1987, sebelum akhirnya digantikan oleh mobil di bawah ini.

Citroen BX

Sedikit cerita soal Citroen BX, mobil ini aslinya dibuat untuk Volvo. Kok bisa? Jadi ceritanya, Volvo mengontak Bertone untuk dibuatkan desain mobil modern yang compact, berbasis Volvo 343. Rumah desain Italia kemudian memunculkan konsep Tundra yang digurat oleh Marcello Gandini.  Desainnya terlampau futuristis alias ultra modern. Saking majunya Volvo jadi minder. Desain pun ditolak. 

Kepalang tanggung, Bertone ajukan Tundra kepada Citroen. Mereka suka, dan lahirlah Citroen BX pada 1982. Sukses besar, Citroen meraup untung. Volvo gigit jari. BX terus diproduksi hingga 1994 dalam berbagai varian dan bentuk. 

BX didatangkan ke Indonesia sekitar tahun 1986 sebagai penerus GS. Lumayan laris juga, meski tidak seheboh GS. Mesinnya ada dua pilihan, 1.6 liter (BX 16 TRS) dan 1.9 liter (BX 19 GTI). Mobil ini berhenti dijual pada 1993. 

Citroen CX

Mobil terakhir yang dijual oleh PT Alun di Indonesia. Body besar, mesin besar. Diposisikan sebagai mobil mewah. Ini agak unik. CX masuk Indonesia pada pertengahan 1970-an. Posisinya sejajar dengan Mercedes-Benz E-Class atau BMW Seri-5 pada jamannya. 

Namun, kalau menurut salah satu editor Motomobi News, yang mau beli pasti ‘beda pikirannya’ dengan orang kebanyakan. Makanya agak sulit dijual. PT Alun terakhir menjual CX tahun 1994, tapi itu adalah stok lama yang masuk tahun 1987.  Kalau Anda masih lihat di jalan, pasti yang punya bukan orang sembarangan. Antara anti mainstream atau memang ‘die-hard fans’. 

Mesin yang diusung berkapasitas 2,4 liter empat silinder. Lengkap dengan segala macam terobosan dan kenyamanan khas mobil Prancis. Setelah mobil ini habis, PT Alun tidak lagi jualan Citroen. Selesai. Tapi merek Perancis ini akan segera hadir lagi di Indonesia. Dibawa oleh Indomobil Group.

   

Citroën SM Masih Dianggap Salah Satu Mobil GT Paling Ideal

Dalam dunia otomotif global, salah satu mobil Grand Touring (GT) yang selalu menjadi sorotan banyak para antusias ialah Citroën SM. Tahun ini, Citroën SM merayakan peringatan setengah abad setelah debutnya di tahun 1970. Citroën SM merupakan hasil kolaborasi antara pabrikan asal Prancis dan Italia, dengan mengusung gaya desain avant-garde serta sukses membawa Citroën ke liga mobil GT yang prestisius.

Kala itu, DS telah menjadi produk legendaris sebelum Project S dicanangkan oleh Citroën di tahun 1960an. Misinya ialah menggunakan teknologi dan keunggulan DS untuk mobil baru yang berkarakter sporty. Jacques Né (Project Engineer) memiliki visi keikutsertaan Citroën dalam ajang balap ketahanan 24 jam di Le Mans. Namun Pierre Bercot (Managing Director Citroën) berkeinginan agar Project S ini menjadi mobil yang segmennya berada di atas DS.

Sejumlah komponen dan chassis DS digunakan ketika Project S sedang dikembangkan di fasilitas perakitan Quai de Javel, Paris. Di bawah arahan Robert Opron, sebuah tim yang dipimpin oleh Jean Giret dan Jacques Charreton akhirnya menyelesaikan desain Project S. Model dengan skala 1:1 dibuat dalam bengkel yang berlokasi di Rue du Théâtre, Paris. Di saat yang hampir bersamaan, Citroën membeli Maserati, yang mana pabrikan asal Italia tersebut sedang mengembangkan mesin V6 berukuran kompak.

Di pameran Geneva Motor Show 1970, Citroën akhirnya menampilkan produk Grand Touring terbarunya, yakni SM. Mobil GT ini memiliki garis bodi yang begitu anggun namun tetap agresif, komponen suspensi menganut sistem hidrolis seperti Citroën DS, interiornya sangat futuristis dengan instrumen berbentuk oval, dan tentunya mengusung mesin V6 buatan Maserati.

Di balik kap depan Citroën SM yang panjang, terdapat mesin V6 berkapasitas 2,7 liter yang amat kompak (panjangnya hanya 31 cm) dan amat ringan (bobotnya hanya 140 kg). Mesin dengan material alloy tersebut didukung oleh tiga unit karburator Weber two-barrel dan menghasilkan tenaga maksimal 170 hp. Tak lama kemudian, Citroën juga memasarkan SM yang menggunakan mesin dengan sistem injeksi bahan bakar elektronis buatan Bosch, dan menghasilkan tenaga 178 hp.

Sistem hidrolis milik SM memang berbasis teknologi yang diterapkan pada DS, tak hanya digunakan untuk suspensi saja, namun juga untuk sistem pengereman dan kemudi. Untuk sistem kemudi, Citroën menciptakan teknologi DIRAVI (DIrection à RAppel asserVI) pada SM, yang membuat putaran setir terasa ringan di kecepatan rendah dan terasa berat jika mobil sedang melaju di kecepatan tinggi. Lampu depan Citroën terdiri dari 6 buah lampu buatan Cibié, yang tak hanya dapat ikut berubah sudut ketika menikung saja, namun juga ketinggian dan arah cahayanya tetap terkoreksi sesuai posisi mobil.

Lima puluh tahun telah berlalu, Citroën SM masih dianggap sebagai mobil yang amat modern, karena tingkat kenyamanan dan stabilitas berkendaranya. Georges Pompidou (Presiden Prancis saat itu), Leonid Brezhnev, Shah Iran, Haïlé Sélassié, Johan Cruyff, dan Jay Leno adalah sejumlah sosok yang beruntung dapat memiliki Citroën SM. Bahkan Daniel Craig masih memimpikan sebuah Citroën SM dapat mengisi garasi pribadinya.