Mengenal Hyundai Initium, Mobil Konsep FCEV Bukti Kemampuan Hyundai

Persaingan teknologi otomotif tak hanya gencar di sektor mobil listrik bertenaga baterai (BEV), tapi juga di sektor kendaraan dengan sel bahan bakar (FCEV). Sebuah konsep FCEV berbahan bakar sel hidrogen baru saja diperkenalkan yakni Hyundai Initium Concept.

Mobil konsep yang dipresentasikan di Seoul, Korea Selatan ini perlahan tapi pasti akan diproduksi pada pertengahan tahun 2025 mendatang.

Dari segi desain, Hyundai menerapkan gaya bahasa desain baru yang disebut “Art of Steel” pada Initium Concept. Karena wujudnya adalah sebuah SUV, maka gaya tampilannya menyesuaikan karakter mobil serbaguna baik dalam kota maupun diajak berpetualang.

Para desainer Hyundai menampilkan karakter desain baru, yang nampak jauh lebih menarik dibandingkan sebelumnya. Hal tersebut juga berlaku pada Initium Concept yang nampak stylish dan semi futuristik namun tetap terlihat mewah. Tak hanya pada gaya eksterior, namun juga pada kemasan interiornya.

Sejumlah elemen desain mobil yang ada pada lini brand Hyundai seperti Ioniq5 dan Nexo diterapkan pada Initium Concept. Jadi para konsumen tak akan kaget saat Hyundai resmi memproduksi Initium tahun depan.

Dalam bahasa Latin, nama Initium tak hanya memiliki arti ‘permulaan’, tapi juga ‘misteri’. Seperti namanya, spek teknis mobil FCEV ini masih jadi misteri. Pihak pabrikan belum mengungkap secara lengkap, hanya ada sedikit petunjuk yang bikin penasaran.

Berjarak Tempuh 640 km

Tangki bahan bakar hidrogen cair yang digunakan dikatakan ukurannya besar, tapi tak disebutkan berapa kapasitasnya. Agar jarak jelajah cukup jauh, jenis ban yang digunakan punya hambatan gesek rendah.

Initium dikatakan menggunakan motor elektrik penggerak berdaya 150 kW (201 hp) dan ditargetkan mampu menempuh jarak hingga 640 km. Dibandingkan dengan mobil FCEV Hyundai yakni Nexo, catatan waktu akselerasi 0-100 km/jam Initium diklaim jauh lebih cepat yakni 8 detik (Nexo berkisar 8.4 detik).

Pada versi produksinya nanti Initium FCEV akan menggunakan teknologi sel bahan bakar generasi ketiga Hyundai. Generasi pertama yakni Tucson FCEV tahun 2013 punya densitas daya 2.09 kW/l. Generasi kedua yakni Nexo 2018 densitasnya 3.2 kW/l.

Meskipun untuk Initium tak disebutkan besaran angkanya, hasilnya diperkirakan jauh lebih baik dari dua FCEV terdahulu. Sel bahan bakar Initium pun diklaim punya daya 40 persen lebih baik dibandingkan Nexo. Soal fitur yang akan dibekalkan nantinya memang masih jadi misteri. 

Salah satu fitur penting yang dibekalkan adalah kemampuan vehicle-to-load (V2L). Soket listrik bervoltase 220-volt yang dibekalkan sama dengan voltase listrik rumah tangga yang umum digunakan di Korea Selatan dan juga di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Hyundai Initium Concept

Tidak Usah Beli Token Listrik

Kapasitas baterai dan tangki sel hidrogen (H2) yang dibopong Initium Concept memang belum diungkap. Namun dalam kondisi tangki terisi penuh, daya listrik yang dihasilkan diklaim mampu mencapai 100 kWh. Cukup untuk memenuhi kebutuhan daya listrik rumah tangga selama sepekan hingga 10 hari. Nah, tak perlu beli token listrik selama sepekan.

Yang jadi pertanyaan adalah infrastruktur stasiun pengisian bahan bakar hidrogen. Pasalnya, saat ini di seantero Korea Selatan baru tersedia sekira 200 titik stasiun pengisian bahan bakar sel hidrogen. Itu pun tak semua kota tersedia.

Dalam dunia otomotif, mobil bertenaga sel hidrogen memang masih barang baru. Tentu butuh waktu beberapa tahun lagi untuk bisa berkembang. Bukan hanya jumlah populasi kendaraannya saja, tapi juga jaringan infrastruktur pendukungnya.

Citroën C5 Aircross Concept Curi Perhatian Paris Motor Show

Segmen Sport Utility Vehicle (SUV) masih menjadi salah satu fokus bagi Citroën. Hal tersebut kembali dibuktikan saat diperkenalkannya C5 Aircross Concept pada Paris Motor Show 2024. Direncanakan, mobil ini nantinya bakal menggantikan posisi C5X, yang kini berpredikat sebagai ‘flagship’ dari jajaran produk Citroën.

Citroën C5 Aircross Concept menegaskan aspek kedinamisan, yang dicari oleh banyak penyuka kendaraan SUV. Uniknya, Citroën tak hanya mau menyuguhkan sosok SUV modern saja, namun tetap menjejalkan unsur kenyamanan berkendara serta kepraktisan bagi keluarga si pengguna. Mobil konsep ini tentu mendukung ambisi Citroën dalam menggaet pasar yang selama ini terus berkembang.

Bodi seolah ‘diukir’

Dibuat menggunakan platform STLA Medium milik Stellantis Group, Citroën C5 Aircross Concept merefleksikan karakter yang kuat. Bentuk eksteriornya yang gagah, seolah ‘diukir’ demi menghasilkan tingkat aerdinamika yang optimal. Urusan siluet bodi yang memukau, lazimnya tidak tampak pada SUV. Tapi desainer Citroën sukses ‘bermain sulap’, sehingga SUV ini terlihat keren dari berbagai sudut. Ingat, ini masih konsep…

Di bagian depan, fascia sengaja dibuat rendah, tentu demi aerdinamika. Sedangkan di bagian belakang, pintu kargo malah seolah nyaris vertikal. Bahkan, lampu belakangnya yang unik, berperan juga untuk membelah udara saat mobil ini melaju. Citroën menyebutnya sebagai Light Wings.

Interior masih rahasia

Dengan panjang sekitar 4,65 meter maka tentu menawarkan ruang kabin yang lapang. Sebagai catatan, panjang bodi ini hanya bertambah sekitar 15 cm saja dari C5 Aircross generasi terakhir. Untuk tinggi bodi tetap dipertahankan pada 1,66 m. Permukaan bodi samping seolah terdiri dari yang dua lekukan yang disatukan oleh satu garis tegas. Namun, semuanya terlihat begitu mengalir.

Sayang sekali, kami belum bisa melongok interiornya. Tapi, Citroën menjanjikan atmosfer kabin yang bakal membuai pengemudi dan penumpangnya. Sehingga mereka dapat melaju dengan tenang dan nyaman, terutama saat perjalanan jauh.

Singkat kata, Citroën C5 Aircross Concept menghadirkan proporsi menarik. Tampilan eksterior yang pasti mencuri banyak perhatian, ditambah adanya inovasi pada interior (yang masih dirahasiakan), semestinya bakal menggoda pasar SUV. Citroën berjanji bahwa 95 persen tampilan C5 Aircross generasi mendatang di tahun 2025 nanti, tetap seperti mobil konsep ini.

Gemar Nonton Film dan Karaoke? Seres 9 Cocok Untuk Anda

Jika biasanya Anda harus ke bioskop untuk menikmati film, atau ke tempat karaoke untuk menyanyi, maka Seres 9 Concept bisa mengakomodir kedua aktivitas tersebut.

Pada pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 yang digelar dari tanggal 18-28 Juli 2024 di ICE BSD, Seres membawa unit 9 Concept tersebut.

Di negara asalnya, EV ini dikenal dengan nama Aito M9. Mobil ini adalah hasil kolaborasi dengan HIM, yang dimiliki oleh raksasa telekomunikasi Huawei. Seres 9 Concept memiliki panjang 5.230 mm, lebar 1.999 mm, dan tinggi 1.800 mm dan jarak sumbu roda 3.110 mm.

“Seres 9 Concept dan Seres 7 mewakili kiprah merk Seres menandai langkah elektrifikasi selanjutnya dari PT. Sokonindo untuk pasar Indonesia di masa depan.” sebut Alexander Barus, CEO PT Sokonindo Automobile.

Seres 9 Concept dilengkapi dengan lebih dari 300 fitur canggih. Sebut saja Intelligent Projection Headlight, Width Indicator, One Touch Open and Close Silent Electric Suction Door with Millimeter Wave Radar, Air Suspension Height Adjustment Range, Zero Gravity Seat, Privacy Shield dan lainnya.

Masuk ke dalam, terdapat interior mewah dengan jok dibalut kulit Nappa, serta terdapat Zero Gravity Seat di baris kedua.

Ada tiga layar pada kabinnya. Layar utama pengemudi 15,6 inci, layar penumpang 16 inci, serta panel instrumen 12,3 inci. Fitur yang unik adalah karaoke dan proyektor terintegrasi dan layar 32 inci bisa berfungsi menjadi bioskop drive-in.

Seres 9 Concept tersedia dengan dua pilihan mesin yaitu dua motor listrik yang memiliki jarak hingga 630 km. Akselerasi 0-100 km/jam hanya 4,3 detik. Ada juga varian extended range, dengan mesin empat silinder 1.5 liter turbo yang memberikan tenaga ke dua motor listrik. Hasilnya, jarak tempuh mencapai 1.239 km.

Di negara asalnya, mobil ini dibanderol dengan harga mulai dari 46.800 hingga 569.800 Yuan, atau setara dengan Rp 1.043 miliar hingga Rp 1,265 miliar. Anda tertarik dengan Seres 9 ini?

Honda Prelude Concept Terlihat di Goodwood Festival of Speed

Sosok Prelude Concept menandai 25 tahun eksistensi dan konsistensi Honda, dalam menghadirkan produk berteknologi hybrid. Honda Prelude Concept ditampilkan ajang Goodwood Festival of Speed di West Sussex, Inggris, pada tanggal 11-14 Juli 2024.

Honda Prelude generasi terbaru hadir dalam desain yang penuh gaya dan juga dinamis. Mobil ini diharapkan dapat menghadirkan keseimbangan yang optimal, antara kenikmatan berkendara dan efisiensi bahan bakar. Sejalan dengan komitmen jangka panjang Honda, terhadap strategi elektrifikasinya.

Mobil ini hadir pertama kali pada 46 tahun silam. Kemudian selalu menjadi model Honda yang menghadirkan teknologi modern dan performa tinggi, selama lima generasi hingga tahun 2001. Model terbaru dari Honda Prelude ini diharapkan kembali menjadi pionir dari desain yang menarik, serta menggunakan teknologi hybrid terkini.

Nama Prelude sendiri mengacu pada musik pengantar, dan secara tepat memposisikan mobil ini sebagai cikal bakal model masa depan, yang mewujudkan performa berkendara yang sporty. Honda Prelude Concept sebelumnya diluncurkan pertama kali di dunia pada Japan Mobility Show tahun 2023. Rencananya akan mulai dijual pada tahun 2025.

“Honda Prelude generasi terbaru menandai babak baru dalam perjalanan pengembangan produk hybrid kami yang terus berkembang. Model ini juga sekaligus mempertahankan DNA sporty Honda dengan memadukan antara efisiensi dan berkendara elektrifikasi yang menyenangkan,” kata Tomoyuki Yamagami, Chief Engineer dan Large Project Leader Honda Motor.

Saat ini, Honda telah memiliki berbagai lini mobil yang menggunakan teknologi e:HEV, seperti Honda Fit (Jazz), City, Civic, Vezel (HR-V), ZR-V, Odyssey, Step WGN, CR-V dan Accord. Sistem e:HEV dilengkapi teknologi canggih, yang mana motor listrik bekerja lebih dominan untuk menggerakkan mesin.

Mobil Listrik Apple Batal, Timnya Bubar!

Proyek mobil listrik Apple yang sudah berjalan sepuluh tahun akhirnya dibatalkan. Tim bentukan yang disebut Special Project Group yang berisi 2.000 pekerja pun akhirnya bubar. Sebagian besar pekerjanya dilebur masuk ke proyek AI.

Keputusan Apple ini diumumkan oleh Chief Operating Officer mereka, Jeff Williams. Belakangan ini, perusahaan teknlogi tersebut memang sedang fokus mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI, Artificial Inteligent).

Dikutip dari Bloomberg, beberapa tahun belakangan ini mobil buatan Apple tersebut diusulkan untuk fokus di rentang harga US $100.000. Artinya, akan dimasukan ke kelas premium, terutama untuk pasar Amerika Serikat. Dengan begitu, saingannya juga berat. Ada Tesla Model S di situ.

Para eksekutif Apple pun khawatir soal profit. Apalagi, mereka sangat terbiasa dengan marjin keuntungan ‘lumayan’ yang didapat dari penjualan produk seperti handphone dan gadget harian lainnya.

Apa Itu Mobil Listrik Apple?

Tahun 2015, proyek ini pertama kali diungkap ke publik. Dikenal dengan nama Project Titan. Persiapannya cukup matang. Termasuk membawa tiga desainer terkenal dari berbagai merek mobil ternama.

Ada Julian Honig, desainer Audi RSQ Concept. Ditambah Aaron Van Minden, orang yang menggambar mobil konsep BMW Gina. Terakhir ada Marc Newson. Desainer mobil konsep Ford 021c. Kalau Anda perhatikan mobil-mobil yang mereka buat, sangat cocok dengan segmentasi desain Apple yang unik.

Beberapa hal ambisius coba diaplikasikan untuk Project Titan, namun berujung jadi ganjalan dan membuat tidak konsisten. Contohnya, mobil akan otonomus sepenuhnya (level 5). Tapi setahun kemudian diturunkan jadi otonomos tingkat empat, yang masih memerlukan campur tangan pengemudi. Sekarang (sebelum dibatalkan) diturunkan lagi jadi level 2.

Selain itu, proyek ini kerap didera pergantian personil kunci yang signifikan. Paling krusial, Doug Field yang jadi pimpinan proyek mengundurkan diri tahun 2021. Wajar kalau akhirnya Tim Cook, CEO Apple memerintahkan pembatalan proyek, dan fokus ke teknologi AI.

Patut disayangkan sebetulnya. Karena perusahaan tekologi lain seperti HuaWei malah sukses bikin mobil yang sudah diperkenalkan ke publik dunia. 

Seven Concept, Bagian dari Hyundai Ioniq di Masa Depan?

PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) menghadirkan Seven Concept pada gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 yang bertempat di JIEXPO Kemayoran, Jakarta. Hyundai membawanya sebagai konsep inovatif dengan desain yang revolusioner untuk menambah varian kendaraan listrik mereka.

Konsep modern dan futuritis diadopsi untuk bagian eksteriornya, yang juga mengedepankan aspek aerodinamika kendaraan secara keseluruhan. Roda kendaraan didesain untuk mengurangi hambatan udara juga meningkatkan aerodinamika kendaraan secara keseluruhan.

Eksterior Seven Concept terlihat begitu futuristis, berkat pintu kendaraan yang dapat terbuka otomatis untuk menyambut pengguna memasuki atmosfer berbeda. Hyundai Seven Concept juga mengaplikasikan Parametric Pixel Lights yang membuatnya terlihat atraktif di momen apapun dan di lokasi manapun.

Interior Hyundai Seven Concept dirancang untuk individu yang banyak menghabiskan banyak waktunya di dalam mobil. Oleh karenanya, interior Seven Concept dirancang agar memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi penggunanya.

Tema Premium Lounge, terlihat pada interior yang membuat ruang kabin menjadi satu-kesatuan. Sehingga penggunanya kebebasan untuk mengubah layout kabin sesuai dengan preferensinya. Hyundai juga menghadirkan vision roof display dengan layar OLED Panoramic, termasuk built-in Mini Fridge, Shoe-care compartments, dan storage drawer.

Hyundai merancang Seven Concept untuk menyongsong era autonomous driving. Oleh sebab itu, Hyundai meniadakan perangkat kemudi layaknya di mobil konvensional dan menggantinya dengan Control Stick Retractable pada Seven Concept ini.

Sistem kemudi ‘tanpa sambungan’ ini dilengkapi dengan swieveling lounge chairs sebagai bangku bagi pengendara yang dapat diatur sesuai keinginan. Misalnya, ketika ingin menghadapkannya ke arah kabin penumpang.

Untuk rasa berkendara, dipastikan mobil konsep ini memberikan pengalaman terdepan dari kendaraan listrik lainnya. Mulai dari jarak tempuh, ultra-fast charging, menggunakan berbagai material daur ulang dan terbarukan di berbagai elemen dari kabin kendaraan.

Mazda Iconic SP

Mazda Iconic SP, Ini Arti dan Tujuan Penting Kehadirannya

Kehadiran Mazda Iconic SP di Japan Mobility Show 2023 lalu memunculkan pertanyaan baru di kalangan penyuka mobil. Termasuk kami. Apakah Iconic SP akna jadi penerus Miata? Atau malah jadi RX-7 nantinya? Tapi ternyata ssemua pertanyaan itu tidak relevan. Karena Mazda punya agenda sendiri.

Ok, Mazda Iconic SP memang menunjukan arah desain mobil sport dan radster mereka. Apalagi mobil merah ini disebut punya mesin rotary dua rotor. Ditambah lampu depan model pop-up yang dikangeni oleh banyak penyuka mobil. Kami termasuk. Tapi lebih penting adalah apa yang akan ada di balik kulitnya. Paling tidak, penting untuk masa depan pabrikan Hiroshima, Jepang itu.

Mazda

Masaru Nakayama, General Manager Mazda Design Division memaparkan beberapa hal. Pertama, soal mesin rotary. Di masa depan, peraturan soal lingkungan akan semakin ketat, jadi tidak mungkin hanya menggunakan rotary untuk menjalankan mobil. Tapi mesin tanpa piston ini memiliki tenaga yang mumpuni dan dimensi yang ringkas. Jadi, karakter ini yang akan dimanfaatkan dan disandingkan dengan penggerak elektrik. Entah itu macam e-Power Nissan atau HEV.

Dan dari situ, bisa dikembangkan, apakah (turunan) Iconic SP akan jadi roadster yang ramah lingkungan atau mobil sport performa tinggi sekalian.

Platform EV

Hal berikutnya adalah, Mazda telah memutuskan kalau mulai 2025 nanti mereka akan memperkenalkan basis SKYACTIV EV. Ini adalah platform khusus mobil listrik yang sangat modular. Artinya, ukurannya bisa menyesuaikan dengan tipe body dan segmen pasarnya. Apakah sportscar, roadster atau mobil keluarga.

Dan kalau Iconic SP memanfaatkan platform tadi, ukurannya bisa macam-macam. Bahkan, nantinya akan bisa mengakomodir beberapa hal wajib yang ada di sports car atau roadster. Salah satunya adalah bobot yang ringan.

Jadi, kalau boleh menyimpulkan, Mazda Iconic SP ini hanyalah ujung yang baru terlihat. Pelajaran dan kemungkinan yang bisa dimanfaatkan oleh Mazda dengan mobil ini masih sangat banyak. Kami tetap berharap, semoga mobil sport atau roadster atau apapun nanti jadinya, tetap mempertahankan citra Mazda yang sudah terbangun dengan baik. Ambil contoh, Mazda Miata yang sejak awal hingga sekarang, banyak dipuji. 

Sumber

Nissan Skyline GT-R

All New Nissan GT-R Masih Lama, Ini Alasannya

Salah satu icon dunia otomotif adalah Nissan GT-R. Masalahnya, yang ada sekarang sudah beredar sejak 2007 dan sudah mendesak untuk ganti generasi. Karena terlalu lama ini juga, terkesan Nissan malas-malasan untuk meremajakan mobil kencang tersebut. Tapi ternyata ada alasan lain: All Solid-state Battery (ASSB).

Seperti pabrikan lain, Nissan mencanangkan untuk melistrikan semua produknya. Salah satu target mereka adalah, mobil listrik dengan solid state battery (baterai padat) mulai 2028. Ini termasuk GT-R yang akan ganti format jadi mobil dengan elektrifikasi. Untuk diketahui, solid state battery adalah teknologi yang saat ini sedang dikembangkan oleh beberapa pabrikan mobil. Yang sudah diketahui, Toyota dan Nissan mengembangkan sendiri baterai ini.

Baterai tersebut, menggunakan elektrolit dan elektroda padat, bukan gel cair macam yang ada di lithium-ion sekarang. Kelebihannya, waktu pengisian ulang bisa dipangkas hingga sepertiganya. Dan juga memiliki kepadatan energi lebih baik.

Kembali ke soal Nissan GT-R, pimpinan divisi produk global Nissan, Ivan Espinosa mengatakan bobot adalah musuh utama mobil berperforma. Karena baterai yang ada sekarang terlalu berat, mereka akan menunggu ASSB, sebelum digunakan pada nama legendaris itu. Makanya, GT-R baru tidak akan keluar dalam waktu dekat.

Harganya Masuk Akal

Nissan Hyper force

Masih menurut Espinosa, kepadatan energi ASSB akan membuat baterai berukuran lebih compact. Sehingga engineer GT-R bisa mempertahankan konfigurasi kabin 2+2 (kapasitas tempat duduk empat orang).

Selain itu, soal penggerak, dikatakan tergantung tim pengembangan maunya seperti apa. Bahkan bukan tidak mungkin kalau setiap roda diberikan motor listrik sendiri. Soal performa juga Nissan sepertinya belum punya jawaban pasti. Tapi kalau mengacu pada Nissan Hyper Force Concept yang dipajang di JMS 2023 lalu, mobil tersebut punya output hingga 1.341 hp. Mungkin ini bisa jadi acuan. Hyper Force sendiri adalah mobil konsep yang menggambarkan supercar masa depan Nissan. Meski mereka tidak mengakui ini akan jadi penerus ‘Godzilla’, tapi bentuknya seolah mengatakan itu semua.

Yang menarik adalah, Espinosa menegaskan juga kalau GT-R nanti, tidak bisa jadi mobil yang terlalu eksklusif. Ia seperti memberikan petunjuk kalau mobil itu nantinya akan punya harga yang cukup masuk akal.

Sumber: Top Gear

Mitsubishi D:X Concept di TMS 2023

Mitsubishi D:X Concept Gambaran MPV 4WD Masa Depan

Perhelatan event Japan Mobility Show (JMS) 2023 di Tokyo, Jepang didominasi mobil konsep. Namun tak banyak mobil konsep bergenre MPV seperti Mitsubishi D:X Concept yang ditampilkan oleh brand berlogo Tiga Berlian.

Apakah konsep Delica masa depan ini bakal segera masuk jalur produksi? Sabar, kita kupas dahulu satu persatu soal mobil konsep yang satu ini.

4WD Elektrifikasi

Secara garis besar, Mitsubishi Motors menjadikan D:X Concept sebagai demonstrator sekaligus bahan studi desain dan teknologi.

Dari jenisnya, Delica merupakan kendaraan penumpang jenis MPV. Akan tetapi Mitsubishi meramu rancang bangun Delica menjadi MPV elektrifikasi berpenggerak 4WD, sehingga lahirlah mobil konsep Delica D:X Concept.

 

 

Nah, Delica tak serta merta berubah wujud menjadi mobil listrik bertenaga baterai (BEV). Sebagai tahap awal, Delica D:X Concept dibekali mesin berteknologi plug-in hybrid (PHEV).

Hanya saja perihal spesifikasi lengkap dari mobil konsep ini tak dijabarkan secara rinci. Mitsubishi Motors hanya mengatakan bahwa teknologi PHEV yang digunakan sama seperti di mobil produksi Mitsubishi saat ini.

Yang pasti, sistem bantu stabilitas S-AWC dibekalkan pada Mitsubishi D:X Concept. Teknologi berkendara yang dibekalkan tak jauh beda dengan crossover dan SUV yang saat ini diproduksi oleh Mitsubishi seperti XForce dan Pajero Sport.

Dynamic Shield Tetap 

Wajah D:X Concept mengusung gaya desain Dynamic Shield. Di bawah bumper depan terpasang skid plate yang semakin menguatkan aura mobil petualang.

Kesan garang dan kekar perkasa kian ditonjolkan oleh desain fender model lebar dan sedikit gembung. Di bagian atap pun terdapat box perkakas layaknya mobil off-road di Rally Dakar.

Serbaguna Berteknologi Canggih

Mitsubishi D:X Concept tetap memiliki fungsionalitas khas MPV yakni kabin yang lapang dan nyaman.

Mitsubishi merancang konfigurasi tempat duduk pada kabin Delica dengan pola 2+2+2. Bangku baris kedua dan ketiga dapat dilipat rebah bilamana diperlukan. Hal ini tentunya untuk memaksimalkan volume kargo pada kabin.

Yang menakjubkan, jok depan dapat diputar. Mengingatkan kami pada Delica V6 awal era 2000an yang jok tengahnya dapat diputar.

Penumpang dan pengemudi bahkan dapat melihat apa yang ada di depan mobil via teknologi Virtual Reality (VR). Peningkat visibilitas berkendara ini jelas lebih canggih dari  kamera pemantau di bagian depan.

Tak sekadar menggunakan layar sentuh digital pada panel instrument berkendara. Sistem infotaintment pada mobil ini dilengkapi “asisten pribadi” interaktif berbasis AI.

Oya, sistem audio pada D:X Concept pun dirancang khusus oleh Yamaha seperti halnya pada XForce.

Mitsubishi belum berencana membawa D:X Concept ke jalur produksi dalam waktu dekat. Hanya saja, desain dan teknologi yang diusung pada mobil konsep ini akan menjadi acuan untuk mobil yang akan diproduksi oleh Mitsubishi Motors. Hmm…generasi terbaru dari XPander? Mengapa tidak?

Nissan Pamerkan Empat Konsep EV Di Japan Mobility Show 2023

Hari ini Nissan memamerkan empat mobil konsep EV terbarunya di Japan Mobility Show 2023 pada Rabu, (25/10/2023).

Keempat mobil konsep EV tersebut yakni Hyper Urban, Hyper Adventure, Hyper Tourer, dan Hyper Punk juga ditampilkan pada billboard 3D-digital Cross Shinjuku Vision yang berada di distrik Shinjuku, Tokyo.

Mobil-mobil konsep tersebut dirancang dengan gaya dan karakter yang berbeda. Ya, sesuai kebutuhan dari para konsumen di masa depan yang tentunya akan kian beragam.

Tak sekadar dipamerkan, keempat mobil konsep ini juga menjadi bagian dari game online Fortnite dengan tema ‘Electrify the World’.

Nissan Hyper Punk Concept

Konsep crossover EV yang satu ini dirancang khusus sebagai wahana berkreasi bagi para inovator, seniman, content creator dan digital influencer.

Desain eksteriornya menampilkan siluet bodi dengan beraneka segi. Warna perak yang mendominasi permukaan bodinya pun dapat berubah tampilan berdasarkan sudut penglihatan dan pencahayaan.

Efek tiga dimensi

Gaya desain polygonal yang menghasilkan efek 3D pada bodi mobil konsep ini. Gaya desain mobil masa depan dari Nissan ini juga diterapkan pada tiga mobil konsep EV lainnya.

Pemilihan genre crossover yang dipilih Nissan untuk Hyper Punk bukanlah tanpa alasan. Kapabilitas sebagai kendaraan serbaguna layaknya SUV.

Ukuran yang compact membuat crossover nyaman dikendarai di perkotaan, namun tetap bisa diajak berpetualang di trek semi off-road.

Crossover adalah genre model yang akan tetap bertahan hingga satu dekade mendatang.

Mobil listrik pada umumnya dilengkapi dengan sistem V2L (vehicle-to-load) yang memfungsikan mobil listrik sebagai genset berjalan.

Berbeda dengan Nissan Hyper Punk yang dibekali sistem V2X (vehicle-to-everything).

Tak sekadar dapat menggunakan perangkat elektronik di mana saja dan kapan saja. Pengisian ulang daya baterai dapat beradaptasi dengan beragam jenis soket sistem pengisian ulang daya, dan sumber listriknya baik AC maupun DC.

Studio kreatif berjalan

Mobil ini bagai sebuah studio kreatif berjalan. Untuk mendukung aktifitas para content creator, di dalam kabin tersedia koneksi internet dan sistem multimedia yang dapat terhubung ke perangkat elektronik seperti gadget, laptop maupun perangkat kreatif lainnya.

Sejumlah kamera pun terpasang di dalam dan luar kabin. Kamera akan merekam gambar di sekitar mobil dan di dalam kabin. Hasil rekaman akan diolah menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan diubah menjadi gambar bergaya manga atau pola-pola grafis lainnya sesuai keinginan sang pengguna.

Gambar hasil olahan tersebut juga diproyeksikan pada tiga layar digital yang ada di sekeliling pengemudi.

Pada headrest juga dilengkapi dengan teknologi biosensor dan AI. Mood pengemudi dapat terdeteksi dan sistem secara otomatis akan melakukan penyesuaian pada irama musik dan pencahayaan di kabin. Ini keren…! Dengan fitur yang sangat memadai, proses kreatif dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Jelang Japan Mobility Show 2023, Ini Kendaraan Paling Ditunggu

Japan Mobility Show 2023 atau dulu dikenal sebagai Tokyo Motor Show adalah sebuah event yang selalu ramai dibicarakan pemerhati dan penyuka otomotif. Wajar, Jepang adalah salah satu ‘kiblat’ otomotif dunia. Tahun ini, sesuai dengan namanya, tidak hanya memamerkan mobil atau motor. kata-kata mobility adalah kuncinya.

Ada banyak hal yang berhubungan dengan sarana penunjang mobilitas (pergerakan) yang akan ditampilkan. Kami coba rangkum beberapa hal, yang tidak terlalu jauh dari permobilan. Sejauh ini, Semua merek Jepang siap tampil dengan produk baru, yang menggambarkan bagaimana mereka menterjemahkan masa depan pergerakan manusia. Makanya, di halaman ini, mayoritas yang muncul adalah mobil konsep. Selengkapnya simak di bawah.

BMW iX2

BMW mengumumkan kehadiran All New X2 dan versi EV, iX2. Kami akan meliput langsung peluncuran ini. Tapi sebagai pembukaan, sejauh ini, BMW adalah satu-satunya merek Eropa yang mengumumkan mobil kehadiran mobil baru, di Jepang. Versi produksi pula. Menarik melihat iX2 karena untuk pertamakalinya ada X2 dengan elektrifikasi. Penggeraknya mampu menghasilkan tenaga 313 hp, dengan torsi 493,5 Nm. 0-100 km/jam diklaim selesai dalam 5,6 detik.

Daihatsu Osanpo Concept

Daihatsu Osanpo

Selain Daihatsu Copen Vision, spesialis Kei car di Jepang ini menampilkan Osanpo Concept. Mobil roadster yang beda. Posturnya tinggi, compact dua tempat duduk, atap terbuka. Entah untuk apa. Ngebut atau jalan santai di pinggir pantai? off road ringan? Mungkin bisa. Nama Osanpo diambil dari bahasa Jepang yang kalau diartikan, berjalan santai. Sepertinya nama yang pas.

Honda Pocket Concept

Honda Pocket

Honda membawa beberapa kendaraan konsep. Tapi yang paling antik, menurut kami, Pocket Concept ini. Motor berukuran mikro yang terbuat dari bahan resin akrilik. Penggeraknya sudah pasti listrik. Ukurannya yang kecil begitu akan bisa dimanfaatkan untuk mobilitas personal. Dan dijamin semua mata memandang. Antara heran dengan motornya, atau bertanya ini mainan siapa.

Mazda Miata EV

Mazda Miata EV

mazda mengeluarkan teaser mobil konsep yang akan muncul di JMS 2023. Namun tidak menyebutkan apa namanya atau seperti apa bentuknya. Yang pasti, kalau melihat di foto, ini adalah Mazda Vision Study. Mobil konspe sport coupe dua pintu, yang sering diasosiasikan dengan Miata/MX-5 generasi mendatang.

Mitsubishi MPV

Mitsubishi MPV Concept

Seperti Mazda, Mitsubishi juga menyebar teaser sebuah MPV yang sedang ‘ngepot’ di medan off road. TIdak dijelaskan lebih lanjut. Tapi bentuk kotaknya mengingatkan pada keluarga Mitsubishi Delica. Makanya banyak yang beranggapan ini adalah generasi terbaru MPV serbaguna itu. Selain MPV, dikabarkan Mitsubishi juga akan mengeluarkan compact SUV dengan penggerak hybrid di Japan Mobility Show 2023. Xforce hybrid?

Nissan Hyper Tourer EV Concept

Nissan akan menampilkan tiga mobil konsep yang dilabeli Nissan Hyper. Salah satunya adalah MPV Hyoper Tourer ini. Bentuknya kalau kata salah satu crew kami, seperti mobil Cyber Punk. Dan memang terlihat ekstrim. Desainnya lancip, garis body terlihat tegas. Sebgai penggerak adalah motor listrik, dengan kabin yang dilengkapi kursi yang bisa berputar 360 derajat. Jujur, kami cukup penasaran dengan mobil ini.

Suzuki Swift Concept

Suzuki Swift

Judulnya concept, tapi melihat bentuknya, ini seperti mobil yang siap untuk masuk jalur produksi. Spion samping konvensional, bentuk grill dan lampu depan yang masuk akal jadi cirinya. Belum ada spesifikasi resmi yang beredar tapi kami tidak akan terkejut kalau ada versi hybrid penuh. Bukan cuma mild hybrid.

Toyota FT-Se Concept

Kalau memperhatikan, FT-Se Concept adalah pengembangan berikutnya dari mobil konsep yang pernah dimunculkan beberapa waktu lalu. Menyenangkan melihat mobil ini. Menandakan Toyota sedang serius mengembangkan mobil sport baru. Penggeraknya kemungkinan besar EV. Tapi bukan tidak mungkin akan hybrid.

Isuzu Mau Produksi Pickup EV, Apa Ini D-Max Ramah Lingkungan?

Ada sebuah kejutan lain yang ditampilkan oleh Isuzu pada acara peluncuran pickup D-Max di Bangkok, Thailand. Shinsuke Minami, Isuzu President and COO, mengumunkan bahwa Isuzu akan segera memproduksi pickup EV bertenaga baterai di Thailand.

Hanya saja produk bervisi masa depan Isuzu ini akan dipasarkan terlebih dahulu di Eropa, bukan di ASEAN. Seperti apa detailnya?

Brand Lain Bisa, Isuzu Pun Bisa!

Seperti diketahui, belum lama ini telah muncul midsize pickup Ford Ranger plug-in hybrid dan Toyota Hilux diesel bermodul mild hybrid.

Isuzu yang cukup berpengaruh besar di segmen pickup kelas sedang tentunya tak ingin ketinggalan langkah dari dua rival terkuatnya.

Platform apa yang bakal digunakan belum diungkap secara resmi oleh pihak pabrikan. Namun dikabarkan yang bakal dibuat ini adalah pickup EV yang berbasis dari D-Max.

Jika pickup bertenaga listrik ini benar-benar diproduksi, maka ini adalah mobil listrik pertama Isuzu di segmen kendaraan penumpang.

“Isuzu turut berperan aktif dalam upaya mewujudkan visi bebas emisi karbon. Oleh sebab itu, Isuzu akan segera memproduksi model pickup truck bertenaga listrik baterai di Thailand.” papar Shinsuke Minami, Isuzu President and COO, dalam keterangan persnya pada acara peluncuran Isuzu D-Max facelift di Bangkok, Thailand.

“Sebagai langkah awal adalah pasar Eropa, yang kemudian akan berlanjut ke kawasan lainnya termasuk Thailand.” imbuh Minami.

Pickup Isuzu D-Max Versi EV?

Prediksi kuat bahwa pickup EV ini akan berbasis dari D-Max santer bergaung di kalangan media Jepang dan Thailand.

Pasalnya, pickup D-Max memiliki variant platform model yang sangat lengkap. Selain itu, D-Max memiliki peran besar sebagai ujung tombak Isuzu. Penjualan global pickup D-Max periode tahun 2022 mencapai angka 340.000 unit. Hampir separuh dari total penjualan global Isuzu atau sekira 40%.

Sejumlah petunjuk mengindikasikan bahwa pickup EV ini akan muncul tak lama lagi. Setidaknya di tahun 2025.

Isuzu telah meluncurkan kendaraan komersil ringan NRR series versi EV di awal tahun 2023. Truk ringan yang mengusung baterai 20 kWh sebagai pasokan tenaga listriknya ini akan segera dipasarkan mulai tahun 2024.

Platform teknologi yang diusung truk NRR tersebut sangat mungkin untuk diaplikasikan pada pickup D-Max. Pasalnya, truk NRR maupun pickup D-Max sama-sama menggunakan sasis ladder frame. Tentu saja akan ada sejumlah penyesuaian dalam pengaplikasian baterai dan motor elektrik penggerak pada sasis D-Max.

Muncul belakangan di kancah EV bukanlah sebuah ketertinggalan. Justru pihak pabrikan dapat menerapkan teknologi yang lebih mutakhir pada pickup D-Max versi EV yang diperkirakan bakal segera diproduksi ini.

Pangsa pasar pickup di Eropa memang tidak sebesar di ASEAN maupun RRC dan Timur Tengah. Justru regulasi mobil listrik yang berlaku di Eropa dapat menjadi acuan pembelajaran bagi Isuzu. Jika pickup EV ini bisa lolos di pasar Eropa, maka kawasan lain pun demikian. Dan tentunya di kancah persaingan pickup elektrifikasi, jika brand lain bisa, maka Isuzu pun pasti bisa. Kita tunggu perkembangan selanjutnya.

Ragam Mobil Konsep Nissan Versi Digital di Japan Mobility Show 2023

Menyambut gelaran pameran Japan Mobility Show di Tokyo akhir bulan ini, Nissan Motor Co., Ltd. akan memboyong rangkaian mobil konsepnya ke atas booth interaktif, bahkan sosok versi digital sudah diperlihatkan.

Pada pameran ini, Nissan membawa visi meningkatkan kehidupan dan merevolusi kendaraan listrik (EV) dengan transformasi produk dan teknologi. Visi ini akan ditampilkan di boothnya yang dirancang untuk memadukan teknologi dan inisiatif elektrifikasi Nissan.

Nissan juga akan menghadirkan serangkaian konsep EV dalam bentuk digital jelang peluncurannya di hari pertama pada 25 Oktober mendatang. Konsep-konsep versi digital yang menarik ini mewakili tujuan Nissan untuk meningkatkan pengalaman berkendara bagi generasi mendatang.

Setiap model konsep ini ditargetkan pada demografi yang berbeda dengan fitur-fitur khusus yang menambah nilai pada gaya hidup   penggunanya.

Booth Nissan di Japan Mobility Show 2023

Booth Nissan dirancang untuk berbagai kegiatan seperti presentasi interaktif, pengendalian simulator mengemudi e-4ORCE dan keseruan swafoto bersama kendaraan Formula E.

Selain itu, booth Nissan juga akan menampilkan sejumlah line up edisi khusus 90th Anniversary.

Produk Line-up Display Nissan di Japan Mobility Show 2023

Mobil konsep EV (akan diumumkan terpisah), Nissan Ariya, Nissan Leaf 90th Anniversary, Nissan Sakura 90th Anniversary, Nissan X-Trail 90th Anniversary, Nissan Serena 90th Anniversary, Nissan Kicks 90th Anniversary, Nissan Aura 90th Anniversary, Nissan GT-R NISMO Special Edition, Nissan Z NISMO, Nissan Skyline NISMO, dan Formula E Race Car.

Nissan Hyper Adventure, SUV Bagi Penyuka Kegiatan Outdoor

Nissan Motor Co. Ltd. memperkenalkan Nissan Hyper Adventure, model kedua dalam rangkaian konsep EV untuk pameran Japan Mobility Show. Konsep digital dari Nissan Hyper Adventure adalah sebuah sport SUV bagi para penyuka olahraga outdoor dengan gaya hidup yang ramah lingkungan. Teknologi V2X pada Nissan Hyper Adventure diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik kapanpun dan dimanapun sepanjang perjalanan.

Fungsi utama dari Nissan Hyper Adventure adalah mengakomodasi ragam kebutuhan aktifitas outdoor ringan hingga ekstrim. Saat bepergian melewati jalur pegunungan bersalju atau jalur berlumpur di hutan, sistem canggih e-4ORCE membantu pengendalian kemudi setiap roda.

Kapasitas baterai digunakan sebagai sumber energi untuk mengisi ulang daya baterai peralatan elektronik hingga menerangi tempat perkemahan. Teknologi V2X (vehicle-to-everything) juga dapat menyediakan listrik ke rumah-rumah (V2H) atau menjadi sumber daya bagi jaringan listrik setempat (V2G).

Secara penampilan, SUV ini memiliki desain eksterior yang dinamis dan berkesan ekspresif. Garis khas diagonal di sisi samping menonjolkan interior kabin yang luas. Dengan mengarahkan aliran udara melalui spoiler depan, mobil dapat mencapai performa aerodinamis yang tinggi.

Peningkatan aerodinamis semakin baik berkat adanya integrasi kaca dengan atap dan jendela samping serta permukaan rata di bagian belakang. Roda serta bumper depan dan belakang dilengkapi dengan crampon atau roda khusus dengan traksi salju agar mobil dapat melaju dengan mudah

Fitur unik interior dan ruang kabin dirancang untuk membuat pengendaraan menjadi mudah di semua kondisi. Panel instrumen terhubung ke bagian bawah kaca depan yang berfungsi sebagai layar. transparan dan menghubungkan ruangan dalam dan luar mobil. Bagian interior juga menawarkan ruang bagasi untuk peralatan aktivitas outdoor.

Untuk kursi belakang dapat berputar 180 derajat dengan area duduk nyaman sehingga dapat menghadap ke bagian belakang kendaraan. Fitur lainnya di sisi belakang adalah pijakan tangga yang secara otomatis membuka sehingga mempermudah akses keluar masuk saat berkemah atau sekedar melihat pemandangan dari belakang.

Rangga Concept Meriahkan Commercial Booth Toyota

Masih dengan mengusung semangat Mobility for All, PT Toyota Astra Motor (TAM) yang menyemarakkan pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023, tak hanya memperkenalkan jajaran kendaraan penumpang saja, namun juga menampilkan pilihan kendaraan niaga sebagai solusi mobilitas para pelaku usaha. Salah satunya ialah mobil bernama Rangga Concept.

Kendaraan ini rencananya ke depan akan menjadi model baru di lini produk mobil komersial Toyota, untuk dapat mendukung berbagai kebutuhan bisnis di Indonesia. “Melalui ajang GIIAS 2023, PT Toyota Astra Motor ingin membangkitkan kembali pasar kendaraan komersial yang telah banyak memberikan kontribusi dalam perekonomian dan masyrakat Indonesia,” “jelas Henry Tanoto, Vice President PT Toyota Astra Motor (TAM).

“Hadir secara istimewa di GIIAS 2023, Toyota membawa mobil konsep Rangga untuk dapat meneruskan warisan kesuksesan dari Kijang Pick Up yang dikenal akan ketangguhan dan keandalannya, serta mampu memberikan solusi mobilitas yang ekonomis dan sesuai kebutuhan para pelaku usaha,” imbuhnya.

“Arti nama Rangga sebagai ksatria atau pahlawan, Toyota telah menyiapkan suatu ekosistem yang mampu membaca dan memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat, serta dapat memberikan banyak kemudahan dalam berbagai bisnis yang sedang dijalankan. Sehingga Rangga diharapkan mampu menyediakan solusi bagi banyak pihak dan membantu lebih banyak orang untuk mendapatkan hasil yang memuaskan,” tukas Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM).

Komitmen Toyota untuk memberikan kontribusi lebih bagi Indonesia dengan mendukung mobilitas dan aktivitas para pelaku usaha. Sehingga pada ajang GIIAS 2023 ini, Toyota menampilkan Rangga Concept Ambulance, Rangga Concept EV Charge Mobile Service, Rangga Concept Mobile Café, dan Rangga Concept Pace Car. Keempatnya sebagai contoh konversi dari Toyota Rangga yang menggambarkan kemudahan solusi mobilitas.

Citroën Oli, Laboratorium Bergerak Sarat Inovasi

Bagi Citroën, melakukan prediksi terhadap sarana mobilitas di masa depan menjadi sebuah obsesi tersendiri. Respons yang baik dari konsumen terhadap Ami, ternyata mendorong Citroën untuk terus mengembangkan kendaraan listrik yang tepat. Pabrikan asal Prancis ini pun berhasil menginterpretasikannya melalui kehadiran Citroën Oli.

Ya, namanya memang cukup unik. Namun Oli ini bukanlah pelumas, namun penyebutan dari ‘All-E’ alias All Electric. Citroën menciptakan Oli ini sebagai laboratorium bergerak. Semua ide dan pandangan terhadap kendaraan listrik di masa depan, dituangkan oleh Citroën melalui Oli. Citroën juga menganggap bahwa kendaraan listrik tidak perlu memiliki bobot yang berat, fitur yang kompleks, maupun dipasarkan dengan harga yang tinggi.

Sarat inovasi 

Pendekatan istimewa ini sejalan dengan visi Citroën yang ingin selalu menghadirkan kendaraan yang dapat diandalkan, berkualitas, dan terjangkau oleh banyak konsumen. Citroën Oli menjadi acuan dalam mengembangkan kendaraan yang berfokus pada meminimalisir bobot, memaksimalkan efisiensi, serta tidak menghilangkan aspek fungsionalitas. Singkatnya, Citroën Oli tidak ingin ‘lebay’ dalam banyak hal…

Beberapa inovasi pada Oli merupakan cerminan dari kendaraan listrik masa depan yang ingin diaplikasikan oleh Citroën. Jika saat ini banyak mobil listrik yang terlihat megah dan dilengkapi layar berukuran lebar, maka Citroën Oli malah terkesan ‘secukupnya’.

Visi sarana mobilitas bebas emisi

Segala fitur yang diaplikasikan memang sesuai dengan aspek yang dibutuhkan oleh pengguna kendaraan pada umumnya. Contohnya, penggunaan material ramah lingkungan pada sejumlah panel bodi, termasuk di saat pembuatannya. Hal tersebut tentu sejalan dengan visi dari sarana mobilitas yang bebas emisi.

Citroën yakin bahwa elektrifikasi bukan berarti harus menghasilkan bobot kendaraan yang berat dan memiliki harga yang mahal. Sebab dua hal ini cukup berpengaruh bagi banyak konsumen, apalagi jika nanti kendaraan listrik menjadi satu-satunya opsi sarana mobilitas bagi mereka. Oli membuktikan bahwa kendaraan listrik bisa memiliki jarak tempuh lebih jauh, dapat diandalkan di setiap aktivitas, dan harganya terjangkau.

Bobotnya hanya 1 ton

“Lazimnya untuk menambah teknologi tentu diperlukan tenaga listrik, yang artinya membutuhkan baterai lebih besar. Kalau sudah begini, maka biaya pun meningkat dan kendaraan semakin kompleks. Akhirnya, bobot kendaraan pun melonjak dan berpengaruh terhadap efisiensi,” kata Laurence Hansen, Product & Strategy Director Citroën, saat kami temui di Design Automotive Network Stellantis, di Vélizy-Villacoublay, Prancis.

Meski tidak mungil, bobot Citroën Oli hanya mencapai 1 ton, atau lebih ringan dari Sport Utility Vehicle (SUV) kompak pada umumnya. Sumber tenaga berasal dari baterai 40 kWh yang mengantarnya hingga jarak tempuh 400 kilometer.

Kami mencobanya langsung!

Citroën pun sengaja membatasi top speed Oli hingga 110 km/jam saja, demi meningkatkan efisiensi dan menghasilkan konsumsi 10 kWh/100 km. Selain itu, pengisian daya listrik dari 20 persen menuju 80 persen, diklaim hanya membutuhkan waktu 23 menit saja.

Kami dan rekan media Tanah Air lainnya tidak hanya dapat melihat dan menyentuh saja, namun juga mendapat kesempatan untuk menjajalnya secara singkat, meski di area terbatas saja. Untuk pertama kalinya kami dapat mencoba langsung mobil konsep! Karena biasanya mobil konsep hanya dibuat untuk keperluan tertentu, dan hanya pihak internal saja yang boleh mengemudikannya.

“Oli menjadi laboratorium ide kebanggaan Citroën. Oleh karenanya, Oli memungkinkan kami untuk mengeksplor beragam ide dan konsep yang nantinya dapat diterapkan pada kendaraan produksi massal di masa depan,” tutup Laurence Hansen.

Toyota Tengah Uji Mobil Sport Listrik GR Dengan Transmisi Manual

Toyota tengah menguji mobil sport listrik GR (Gazoo Racing) dengan transmisi manual. Sepertinya Toyota memang sedang mengerjakan mobil sport listrik di bawah merek GR. Konsep Sports EV ini mengindikasikan desain atap targa dua pintu dengan postur rendah layaknya mobil sport.

Chairman Toyota, Akio Toyoda, mengonfirmasi bahwa ia telah menguji prototipe mobil sport listrik GR tersebut, meskipun belum yakin apakah proyek ini akan menjadi produk final.

Mobil sport listrik berlabel GR sedang dikembangkan oleh toyota.

Toyoda menekankan, bahwa sport EV GR ini harus tetap fun to drive meskipun tanpa mesin konvensional. Salah satu tujuan Toyoda lainnya adalah menyematkan girboks manual dan pedal kopling pada model ini.

Selain itu, mobil tersebut direncanakan akan memiliki suara mesin yang disimulasikan untuk menciptakan pengalaman serupa dengan mobil sport bermesin konvensional.

EV ini akan memiliki transmisi manual dan suara artifisial.

Lexus Tidak Mau Ketinggalan

Selain mobil sport listrik GR dari Toyota, Lexus juga telah memperkenalkan konsep mobil EV dua pintu bernama Electrified Sport Concept. Model ini diharapkan menjadi penerus LFA yang bermesin V10. Dan telah dikonfirmasi akan dilengkapi dengan transmisi manual dengan pedal kopling juga tachometer. 

Versi produksi dari mobil sport Lexus ini direncanakan akan dilengkapi dengan sistem steer-by-wire dan brake-by-wire, serta penggerak AWD dengan motor listrik di bagian depan dan belakang.

Tentang harga, spekulasi mengatakan bahwa mobil sport Electrified Sport dari Lexus akan lebih mahal dari Toyota. Penggunaan baterai padat (solid state battery) juga telah dibahas oleh Toyota dan Lexus. Model Lexus ini nampaknya akan dibanderol dengan harga cukup fantastis mulai dari £500.000 ($633.000), melebihi harga asli Lexus LFA sebesar £350.000.

CEO dan Presiden Toyota, Koji Sato, juga telah mengumumkan rencana akan meluncurkan model GR tambahan. Sebuah konsep GR Prius pun telah ditampilkan beberapa waktu lalu, namun belum ada kabar resmi tentang model produksinya.

Selain itu, konsep GR H2 Racing akan mengawali mobil berbahan bakar hidrogen yang akan berlomba di ajang 24 Hours of Le Mans pada tahun 2026 mendatang. Nampaknya Toyota dan Lexus sedang aktif dalam mengembangkan berbagai mobil dengan  elektrifikasi yang menarik di bawah merek GR dan Lexus mereka. Kita tunggu saja…

 

Vision One-Eleven, Arah Evolusi Mercedes-Benz di Masa Depan

Mobil konsep adalah wujud dan gambaran dari visi sebuah pabrikan otomotif baik dalam hal desain maupun rancang bangun teknologi. Demikian pula halnya dengan mobil konsep terbaru Mercedes-Benz yang satu ini: Vision One-Eleven Concept.

Cukup familiar dengan tampilannya? Tak perlu heran, karena Vision One-Eleven Concept merupakan reinkarnasi dan evolusi dari konsep Mercedes-Benz C111 yang cukup fenomenal pada periode tahun 1969-1979.

Mobil konsep rancangan Bruno Saco ini menjadi studi pengembangan teknologi sasis, suspensi, mesin dan aerodinamika yang terbagi menjadi 4 generasi.

Bahkan salah satu variannya yakni C111-III pernah dipamerkan dalam event pameran teknologi dan industri dari Jerman Barat “Indogerma” di Pekan Raya Jakarta, Silang Monas, Jakarta pada tahun 1979 silam.

Lantas, apa yang mendasari perancangan Vision One-Eleven Concept?

Tak hanya Reinkarnasi, Ini Evolusi

Gaya desain konsep C111 pada mobil ini memang sangat kental. Lampu depan dan belakang model bundar, ‘aksen garis hitam pada bonnet, dan tentu saja… pintu model gullwing.

Hanya saja, body One-Eleven jauh lebih ramping dan aerodinamis bila dari konsep C111. Gaya supercar balap jauh lebih dominan pada One-Eleven.

Lekukan panel body mobil ini jauh lebih sexy. Mulai dari sirip canard pada splitter bumper depan, side skirt berkontur, hingga sirip diffuser pada bagian belakang dirancang layaknya sebuah supercar. Gaya aerodinamika adalah kata kuncinya.

Kepakan pintu gullwing pada mobil ini pun membangkitkan nostalgia. Pintu yang khas dari Mercedes-Benz…mulai dari 300SL hingga SLS AMG.

Kokpit Bernuansa Lounge

Kemasan interior memadukan warna Oranye, Silver, dan Putih. Mirip seperti lounge techno-modern era ’60an. Ya, One-Eleven diklaim sebagai mobil sport pertama yang mengusung gaya interior bernuansa Lounge.

Meskipun desain kokpit cenderung minimalis, namun sangat hightech. Panel layar digital terpampang di sepanjang dashboard, plus layar digital panel instrument khusus di sisi kemudi. Bahkan tersedia sebuah headset khusus berteknologi augmented-reality yang akan mengubah interior menjadi penampil digital virtual. Semua pengoperasian fitur cukup dengan gerakan gestur jemari. Setting jok pengemudi mobil ini bahkan terintegrasi dengan pilihan mode berkendara.

Pada mode Lounge, jok akan menyatu dengan kontur panel interior kokpit, terutama konsol tengah. Sedangkan pada mode Race, posisi jok akan lebih tegak untuk menopang postur tubuh pengemudi.

Evolusi Teknologi Motor Elektrik

Perihal teknologi sistem penggerak, Mercedes-Benz tak menggunakan motor elektrik radial-flux seperti yang digunakan pada mobil listrik EQ.

One-Eleven dibekali teknologi motor elektrik axial-flux hasil rancangan YASA yang jauh lebih canggih. Perusahaan teknologi motor elektrik yang bermarkas di Oxford, Inggris ini telah diakusisi Mercedes sejak tahun 2021 lalu.

Selain ukurannya yang jauh lebih kecil, hanya sepertiga dari motor elektrik radial-flux milik EQ. Motor elektrik axial-flux yang digunakan ini pun bobotnya hanya sekitar 30% dari bobot motor elektrik jenis lain dengan output daya yang setara.

Sumber energi listriknya sendiri menggunakan baterai dengan sel silindris berpendingin cairan. Senyawa elektroda sel baterai yang digunakan pun diadopsi dari mobil balap F1 dan Formula-E. Sayangnya tak disebutkan secara detail perihal teknologi yang digunakan. Termasuk berapa besaran output daya motor elektrik dan baterainya.

Seperti halnya konsep C111, pihak pabrikan tak berencana untuk membawa One-Eleven ke tahap produksi. Namun teknologi yang digunakan menjadi acuan pengembangan untuk mobil Mercedes-Benz di masa mendatang.

Kia EV5 Concept

Setelah EV9, Kia EV5 Concept Dihadirkan Untuk Menikmati Pemandangan

Setelah memperkenalkan Kia EV9, rupanya Kia masih punya senjata lagi untuk menancapkan kuku di pasar SUV elektrik. 20 Maret lalu, mereka resmi memperkenalkan juga Kia EV5 Concept. Masih mobil tinggi dengan penggerak listrik, tapi kapasitasnya lebih kecil dari EV9.

Kia EV5 memang masih berstatus mobil konsep. Tapi dari bentuknya, kami yakin ini sudah sangat mendekati final. Mobil ini akan dipasarkan pertama kali di Cina pada akhir tahun ini.

Kia EV5

Secara desain, Kia masih menerapkan konsep Opposite United seperti yang dilakukan pada EV9. Mukanya masih menganut bentuk yang disebut Digital Tiger Face, lengkap dengan lampu model ‘peta bintang’ (star map). Sekali lagi ini juga terdapat di EV9.

“Bentuk Kia EV5 banyak dipengaruhi oleh bagaimana arsitektural buatan manusia dan landscape alami saling kontras tapi melengkapi. Mobil ini didesain untuk menginspirasi dalam setiap perjalanan, sambil tetap memberikan solusi yang ramah lingkungan,” ujar Karim Habib, Executive Vice President, and Head of Kia Global Design Center.

EV5 by Kia

 

Meski Kia belum membuka detail teknisnya, tapi beberapa kemampuan sudah diungkap, khusus untuk mobil konsep ini. Contohnya, jok bisa diputar 90 derajat menghadap keluar, lengkap dengan pintu belakang yang membuka berlawanan (suicide door) dan absennya pilar B. Memungkinkan pengemudi dan penumpang untuk menikmati pemandangan tanpa halangan.

Interior Kia EV5 Concept juga didesain minimalis dengan material dibuat dari bahan daur ulang. Lantai rata memungkinkan mobil punya interior yang ergonomis sekaligus lega. Kursinya dibuat lega, tapi saling berdempat. Membuat kesan interior ini minim batasan. Atapnya dibekali panoramic roof yang juga berfungsi sebagai panel surya untuk membantu kinerja baterai mobil.

Jok Kia EV5

Dari sisi teknis, Kia belum bilang apa-apa. Ukuran pun belum disebut. Namun kami yakin mobil ini berdiri diatas platform E-GMP yang disesuaikan. Selebihnya, kita masih harus tunggu. Meski kami sangat berharap dengan atap panel surya itu.