Nissan X-Trail 2.0 CVT tahun ‘lama’ sepertinya bisa untuk dipertimbangkan kalau sedang cari mobil bekas.
Bicara Nissan X-Trail 2.0 atau 2.5, tidak bisa lepas dari booming mobil-mobil SUV di Indonesia pada awal 2000-an. Setelah Honda CR-V generasi satu muncul, semua baru sadar, ternyata ‘jip’ pun bisa nyaman.
X-Trail juga demikian. Saat T30 (X-Trail pertama) muncul, Nissan mengeruk banyak keuntungan karena mobilnya laku. Makanya tidak heran kalau penjualannya diteruskan hingga generasi sekarang.
Khusus Nissan X-Trail 2.0 generasi kedua (T31) yang Anda lihat di sini, didaulat untuk melanjutkan kesuksesan generasi sebelumnya. Muncul pertama kali tahun 2009. Makanya, Nissan seperti lebih konservatif dalam menentukan desain. Bentuknya tidak terlalu beda dengan T30, hanya saja terlihat lebih tegas alias mengotak.
Bentuk ini banyak yang suka, ada juga yang mencibir karena terlalu mirip dengan versi sebelumnya. Tapi jujur, bentuk ini memang bukan favorit kami, tapi cukup menarik. Karena yang ada di laman ini adalah versi X-Trail 2.0 standar, fitur eksteriornya bukan yang paling menarik. Tapi, kelengkapannya patut diacungi jempol.
Lampu depan sudah dilengkapi Xenon dengan proyektor, tapi lampu jauh halogen. Lampu belakangnya juga masih halogen. Di atap sudah dipersiapkan rail, siapa tahu Anda perlu mengusung roof rack untuk tambahan kapasitas angkut.
Bagian kaki dilengkapi dengan pelek ukuran 17 inci. Cukup besar untuk di kelasnya, waktu itu. Dimensinya juga cukup masuk akal. Panjang 4.630 mm, lebar 1.795 mm dan tinggi 1.698 mm dengan wheelbase 2.629 mm. Ground clearance mencapai 200 mm. Artinya, kelegaan kabin cukup terjamin, dan penggunaan berkendara yang fleksibel untuk melibas beragam medan.
Kabin Nissan X-Trail T31
Yang pasti, karena ini adalah bukan varian tertinggi, Nissan membekalinya dengan jok berbungkus bahan kain (fabric). Namun kami kagum dengan apa yang ditawarkan oleh mobil ini.
Sesuai dugaan, kabinnya lega. Tidak peduli di mana pun Anda duduk, ruang kaki dan kepala lega. Asal jangan duduk di bagasi. Tidak ada kursi di situ. Yang ada adalah ruang penyimpanan barang yang luas. Belum lagi tambahan kompartemen di bawah lantai bagasi. Bayangkan kalau Anda pasangkan juga roof rack.
Kenyamanan didukung oleh AC di depan dan belakang. Cup holder tersedia di depan kanan kiri serta di belakang konsol tengah untuk baris kedua. Spion samping elektrik namun pelipatannya masih manual. Juga, jangan bayangkan layar multimedia. Ini masih mengandalkan tape yang bisa memutar CD. Tapi, kami cukup terkejut karena sudah tidak ada kunci untuk menghidupkan mobil. Ya, sudah keyless.
Pengaturan kursi sudah elektrik, tapi tidak ada pengatur ketinggian jok. Cukup disayangkan karena posisi duduknya agak rendah. Namun Anda masih bisa melihat pojok-pojok kap mesin. Bagian atas dashboardnya dilapisi material empuk, meski bagian lainnya plastik keras. Cukup menyenangkan. Kami juga salut dengan kualitas material Nissan X-Trail 2.0 ini. Setelah 12 tahun, namun masih tetap terlihat rapat dan kokoh.
Di sisi pengendara, instrument cluster kombinasi analog dan digital terpampang dengan jelas. Selain speedometer dan tachometer (indikator putaran mesin) MID menyajikan informasi berkendara yang lengkap. Ada jarak tempuh, suhu luar, konsumsi BBM, kecepatan rata-rata hingga posisi perseneling. Untuk sebuah varian standar, X-Trail 2.0 ini banyak memiliki nilai lebih.
Mesin & Transmisi
Nissan X-Trail 2.0 dibekali mesin MR20DE dengan kapasitas 1.997 cc. Saat baru, tenaganya 137 hp, dengan torsi 198 Nm. Cukup responsif, dan halus. Meski tidak terlalu istimewa. Transmisi CVT melengkapi penyaluran daya ke roda depan. Sebetulnya, Nissan juga mengeluarkan versi 2.0 bertransmisi manual. Sedangkan X-Trail versi 2.5, hanya dibekali pilihan transmisi CVT.
Pengendaliannya didukung oleh sistem kemudi dengan electric power steering. Sementara untuk kestabilan, kaki depan X-Trail dibekali MacPherson Strut dengan stabilizer. Suspensi buritan menggunakan multi-link. Sebuah resep jitu untuk kestabilan sekaligus kenyamanan.
Yang juga kami rasakan adalah, meski ini mobil tinggi, tapi manuvernya terasa meyakinkan. Terutama di belokan bersudut minimalis seperti yang biasa ditemukan di tol. Ini lebih kepada faktor engineering yang bagus. Geometri suspensi dihitung dengan baik dan tidak lupa posisi mesin yang agak rendah membuat titik gravitasinya juga rendah. Jadi tidak limbung.
Rasa performanya tidak terlalu istimewa. Untuk yang sering buru-buru, mungkin lebih baik cari yang 2.5. Pada varian bawah ini, mesin seperti bekerja keras memberikan informasi kepada CVT agar menyesuaikan. Responnya lambat. Meski begitu, kami rasa ini cocok untuk berkendara jarak jauh dengan santai.
Kesimpulan
Nissan X-Trail 2.0 CVT cukup menjanjikan untuk penggunaan harian atau jarak jauh. Kelengkapannya patut diacungi jempol. Kabin kedap, suspensi empuk. Yang jadi penghalang adalah kemampuan CVT untuk menyalurkan daya.
Secara keseluruhan, kami suka mobil ini. Dan bisa jadi pilihan kalau Anda sedang mencari SUV bekas. Di pasar mobil bekas online, rentang harganya adalah Rp 100 sampai 120 jutaan. Tergantung kondisi.