Suzuki Jimny XL 5-Door: SUV Harian Yang Bisa Diajak Berlumpur Ria
Genap satu bulan berlalu sejak Suzuki Jimny XL 5-Door diperkenalkan pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 5 Februari 2024 lalu di JIExpo Kemayoran, Jakarta. PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) optimis Jimny XL bakal sesukses pendahulunya yakni Jimny versi 3-pintu.
Kami akhirnya bisa mencicipi seperti apa kemampuan Jimny XL. Bersama sejumlah awak media lainnya kami dibawa ke Desa Pelangi, di kawasan Sentul, Bogor.
Telah tersedia trek mini off-road sepanjang 1,4 km. Mulai dari jalur cross country, tanjakan dan turunan serta kubangan lumpur menanti untuk kami cicipi bersama Jimny XL. Nah.. ini dia!
Kami tak akan mengulas soal desain, kemasan atau fitur pemanis yang ada pada mobil ini. Ini adalah mobil SUV harian yang bisa diajak bersenang-senang dan berpetualang. Jadi, hanya seputar itulah yang akan kami ulas.
Volume Kargo Besar, Daya Angkut Minim
Dengan jarak wheelbase 340 mm, baris bangku kedua Jimny XL sedikit lebih lapang dari versi 3-pintunya. Di atas kertas, volume kargo Jimny XL 85 liter dan bisa mekar jadi 211 liter dalam posisi bangku terlipat. Volume yang lumayan besar untuk memuat barang bawaan.
Akan tetapi yang mungkin kurang diperhatikan adalah kemampuan daya angkutnya. Suzuki Jimny XL memiliki kemampuan tarik maksimum hingga 1,3 ton. Cukup kuat untuk menarik gandengan berisi sebuah sepeda motor. Namun dengan bobot kosong 1.200 kg dan bobot kotor 1.545 kg, maka daya angkutnya praktis hanya sekira 345 kg.
Jika satu orang penumpang dewasa memiliki bobot rata-rata sekira 70 kg, dengan empat orang penumpang maka daya angkutnya hanya tersisa sekira 65 kg. Untuk mengimbanginya, tersedia beragam jenis dan merek suspensi aftermarket yang beredar di pasaran.
Ditolong Torsi
Pada sektor performa, Jimny XL dibekali mesin bensin 4-silinder 1.5-liter berkode K15B yang sama dengan Jimny versi 3-pintu.
Output tenaga sebesar 103 hp yang dikail pada 6.000 rpm terbilang masih sedikit underpower. Setidaknya tertolong oleh torsi sebesar 130 Nm yang bermain di 4.000 rpm.
Akselerasi di jalan raya nyaris tak ada bedanya dengan versi 3-pintu, baik transmisi manual maupun automatic. Hanya saja, karena saat ini kemampuan off-roadnya yang ingin kami olah, kami tak terlalu lama menjajal di jalan raya. Mungkin nanti pada lain kesempatan.
Radius belok maksimumnya yang sebanyak 4,25 putaran kemudi masih terbilang wajar untuk sebuah SUV. Hanya saja butuh sedikit ancang-ancang jika harus putar balik. Panjang bodi Jimny XL pun tak menyulitkan saat parkir. Jarak pandang pun cukup leluasa dengan kacanya yang lebar dan atap kabin yang terbilang tinggi.
Off-road Ria
Jimny XL menggunakan sistem pengerak roda belakang yang dapat dipindah ke penggerak 4×4 All-grip. Saat mulai memasuki trek off-road, kami perlu menarik agak keras tuas untuk oper dari 2H ke posisi gigi 4L (4WD gigi rendah).
Sejak lahir Jimny XL tidak dilengkapi differential lock. Jadi kami harus menjaga putaran mesin saat merayap di trek off-road pada gigi rendah agar tak kehilangan torsi puncak.
Banyak yang berpendapat bahwa versi transmisi manual lebih minim risiko kehilangan torsi puncak. Namun versi automatic jauh lebih mudah untuk menjaga momen torsi dan tenaga melalui pijakan pedal gas. Semua bergantung pada selera dan kebiasan pengemudi.
Saat melintasi jalan menurun, Suzuki Jimny XL 5-Door ternyata dilengkapi hill-descent control versi sederhana. Mobil akan merayap pada kecepatan 5 km/jam. Rem otomatis membantu agar mobil tak nyelonong.
Di lintasan dengan sudut kemiringan 35°, Suzuki Jimny XL 5-Door masih bisa merayap dengan cukup baik. Demikian pula saat diajak menerabas kubangan air berlumpur. Kami sangat menikmati keseruan beroff-road ria. Jarak ground clearancenya yang 210 mm terbilang cukup aman untuk menerabas jalan yang tergenang air. Namun untuk diajak berendam di kubangan lumpur yang agak dalam, mungkin Jimny XL perlu ditambahi lift kit agar lebih pede.
Mobil ini terbukti jadi pusat perhatian selama event IIMS lalu. Namun label harganya yang Rp 465 juta (manual) dan Rp 478 juta (automatic) terbilang relatif mahal. Jimny XL masih diimpor dari India. Jadi dapat dimaklumi jika harga jualnya sulit melawan compact SUV dari brand lain yang sudah diproduksi di Indonesia.