Review Hyundai All New Santa Fe

Review Mobil Mudik 2025: Hyundai All New Santa Fe Hybrid

Saat Hyundai Motors Indonesia (HMID) memperkenalkan generasi kelima All New Santa Fe di Jakarta tahun lalu, berbagai tanggapan soal desain langsung meluncur dari berbagai kalangan masyarakat. Baik yang paham mobil, maupun sekedar pengguna.

Jujur, SUV ini memang memiliki bentuk yang kontroversial. Depannya gagah, sementara belakangnya jadi perdebatan. Antara bagus, kurang oke atau ‘perlu pembiasaan untuk bisa suka’.

Di luar itu, Kami akui Hyundai Santa Fe memang mengandung terobosan, khususnya untuk pasar Indonesia. Mobil ini jadi produk pertama pabrikan Korea Selatan tersebut, yang mengusung teknologi hybrid.

Kami berkesempatan menjajal mobil ini di kondisi jalanan sesungguhnya, saat musim mudik 2025 lalu. Rutenya lumayan panjang: Jakarta-Bandung-Jakarta-Bandung dan kembali lagi ke Jakarta.

Dari perjalanan tersebut, satu hal yang bisa kami simpulkan: Mobilnya meyakinkan.

Desain & Rekayasa

Desain Santa Fe baru yang unik

Sedikit latar belakang, Hyundai All New Santa Fe dikembangkan dengan kode internal MX5. Diperkenalkan pertama kali di pasar global pada Juli 2023. Sebulan kemudian, mobilnya sudah tersedia di pasar global.

Desainnya yang boxy (mengotak) menurut Hyundai, untuk menarik perhatian para penyuka gaya hidup outdoor.

Yang mengejutkan adalah, meski bentuknya banyak sudut seperti itu, ternyata nilai hambatan udara (coefficient of drag /cd) justru membaik dibanding generasi sebelumnya. Santa Fe terbaru memiliki cd 0,29. Membaik dari 0,33.

Santa Fe terbaru ini memiliki panjang 4.830 mm atau membesar sebanyak 45 mm dibanding sebelumnya (versi facelift). Panjang body ini diklaim memberikan ruang bagasi sebesar 725 liter.

Lebarnya 1.900 mm, ini sama dengan Santa Fe generasi keempat, serta memiliki tinggi 1.770 mm.

Dengan wheelbase 2.815 mm, mobil ini memberikan ruang kaki yang lebih lega di semua baris. Angka tersebut melar sebanyak 50 mm dibanding Santa Fe sebelumnya.

Bentuk belakang All NEw Hyundai Santa Fe

Dari sisi eksterior, baik lampu depan maupun belakang, menganut aksen huruf ‘H’. Namun yang depan diberikan kesan menyatu dengan tambahan garis di grill.

Lalu, lampu belakang yang ‘kontroversial’ diletakkan cukup rendah di bagian bawah pintu bagasi, menimbulkan kesan tegas karena garis body di area belakang tidak terganggu oleh kehadiran lampu.

Alasan lainnya adalah, dengan penempatan lampu di bawah, akses ke bagasi bisa lebih leluasa. Kalau lampunya di atas (di pilar D), posisi strut penahan bagasi harus digeser lebih ke dalam, efeknya ruang dan kemudahan bongkar muat jadi lebih terbatas. Itu adalah penjelasan SangYup Lee, Head Of Design Hyundai Global.

Mobil yang kami uji memiliki warna matte black (hitam doff) yang sebetulnya terlihat gagah. Namun identitasnya jadi kurang terlihat karena serba hitam. Tulisan Santa Fe di penutup bagasi serta emblem hybrid jadi menyaru.

Belum lagi pelek 20 inci yang juga warna hitam. Tampilan jadi agak membosankan, meski terlihat gagah.

Di kolong, Hyundai All New Santa Fe hybrid ini dibekali suspensi MacPherson strut di depan, serta multi link untuk buritan. Sesuatu yang jamak dipakai oleh mobil yang mengedepankan stabilitas dan kenyamanan serta handling.

Interior Hyundai All New Santa Fe

DAshboard Hyundai Santa Fe hybrid

Santa Fe yang Anda lihat di sini adalah versi 1.6 TGDI Hybrid Calligraphy. Merupakan varian tertinggi yang dijual dengan harga lebih dari Rp 800 juta.

Dengan harga itu,kami harus akui, kenyamanan dan kelengkapan kabin sepadan.

Saat buka pintu, Anda akan langsung melihat jok kulit berpengaturan elektrik dengan fitur pendingin. Santa Fe juga menyediakan kemampuan memori untuk menyimpan pengaturan kursi.

Dashboard yang mengotak, seperti senada dengan bentuk luar mobil ini. Sekaligus memberikan kesan kokoh. Geser ke tengah dashboard, ada layar infotainment yang tidak terlalu sulit untuk dipahami. Bentuknya menyatu dengan instrument cluster di depan pengemudi.

Di antara kursi depan, terpasang konsol yang lebar. Ini agak membuat suasana di depan terasa sesak.

Namun konsol tersebut memuat banyak hal seperti dual wireless charger, pengaturan AC digital yang mudah dioperasikan, tombol-tombol fisik untuk audio, keperluan berkendara serta beragam soket USB. Tidak ketinggalan, kompartemen penyimpanan di bagian bawah yang terbuka, serta console box yang besar dan dalam.

Bicara ruang ruang penyimpanan cukup berlimpah. Di hadapan penumpang depan ada dua glove box dan satu tray yang bisa dimanfaatkan. Bagian belakang console box tadi, tersedia laci untuk yang di belakang.

Kursi belakang Hyundai Santa Fe hybrid

Penumpang belakang dimanjakan dengan jok kulit, namun tidak dilengkapi dengan kemampuan pendingin atau penghangat. Soket USB tersedia hingga untuk penumpang baris ketiga. Yang artinya, Hyundai memikirkan juga kalau baris ini harus bisa diduduki siapa saja.

Satu hal yang kami tidak suka di belakang adalah kehadiran tonneau cover (cover bagasi). Benda ini bisa difungsikan kalau jok baris ketiga dilipat. Masalahnya, akan repot kalau mau memaksimalkan kapasitas tempat duduk.

Cover tersebut harus dilepas dan ditinggal karena saat jok baris ketiga berdiri, tidak muat di bagasi. Walhasil, saat perjalanan mudik kemarin, cover-nya mengganggu penumpang karena diletakkan di bagian pinggir, memanjang dari baris ketiga ke baris kedua.

Lalu di bagian pengemudi, lingkar kemudi yang kami agak kurang ‘sreg’. Diameternya memang cukup untuk sebuah mobil harian, namun terasa terlalu tebal.

Pengoperasian tombol dan paddle shifter tidak begitu rumit. Meski seperti biasa, kalau awal-awal pasti perlu pembiasaan. Tapi untuk dipahami, paddle shifter yang tersedia
Bukan untuk pindah gigi, melainkan mengatur kekuatan regenerative braking.

Performa & Pengendaraan

Di Indonesia, HMID menjual All New Santa Fe dengan opsi mesin 2.5 GDi dan 1.6 TGDi Hybrid. Yang Anda lihat di sini adalah versi hybrid.

Mesin berkapasitas 1.598 cc mampu menghasilkan tenaga hingga 177,4 hp. Digabungkan dengan motor listrik, tenaganya menjadi 231,6 hp saat menyentuh 5.600 spm. Torsi puncaknya 367 Nm (kombinasi) pada 1.000 – 4.000 rpm.

Daya tersebut disalurkan ke roda depan melalui transmisi otomatis 6-speed A6MF2H, yang dikembangkan oleh Hyundai sendiri.

Secara keseluruhan, ini performa yang meyakinkan untuk melahap jalanan antar kota, ataupun penggunaan harian di kawasan padat perkotaan.

Respon yang diberikan cukup untuk membuat badan tertanam ke jok saat pedal gas diinjak spontan sedalam mungkin.

Meskipun body besar, namun Santa Fe terasa patuh memberikan respon yang diminta oleh pengemudi. Lebih dari itu, transisi dari EV (bergerak hanya dengan motor listrik) ke hybrid terasa halus.

Kecuali, sempat kami rasakan kalau kondisi berkendara macet dan kadang injakan pedal gas terasa tanggung. ECU seperti kebingungan harus memerintahkan penggerak yang mana yang harus aktif.

Akibatnya, beberapa kali kami merasakan transisi motor listrik-mesin-motor listrik yang cukup terasa. Meski ini akan sangat jarang terjadi.

Redaman suspensi juga kami akui mumpuni. Baik dalam keadaan mobil kosong, maupun dijejali enam orang dan barang penuh.

Ini kami buktikan saat arus balik melewati jalan tol fungsional yang kondisinya tidak mulus. Di atas 80 km/jam dengan kondisi penuh, Santa Fe terasa santai melayani permukaan jalan. Meminimalisir rasa waswas penumpang.

Saat melaju kencang dalam kondisi kosong, pengendaraannya pun terasa meyakinkan. Manuver cepat bisa dilayani dengan presisi berkat pergerakan kemudi yang linear dengan ban.

Meski begitu, kami merasakan feedback ban ke setir, terasa terlalu diredam. Akibatnya, setir terasa kosong. Ini tipikal mobil modern yang menggunakan power steering elektrik (EPS).

Kesimpulan

Hyundai All New Santa Fe, khususnya yang berpenggerak hybrid memang bisa meladeni penggunanya dengan baik. Beberapa hal mungkin harus ditingkatkan, meski tidak terlalu signifikan.

Satu hal yang kami salut adalah konsumsi BBM yang mencapai 16,3 km/liter dengan jarak tempuh total selama satu minggu lebih dari 650 km dan kondisi jalanan dalam dan luar kota yang padatnya keterlaluan.

Untuk sebuah SUV bongsor ini angka yang hebat. Dipadukan dengan kepraktisan dan kelengkapan kabin (di luar cover bagasi tadi), kami bisa merekomendasikan kalau ini adalah mobil keluarga yang bisa diandalkan.

Spesifikasi Hyundai All New Santa Fe 1.6T-GDi Hybrid (Calligraphy)

  • Harga: Rp 900.500.000 (OTR jakarta)
  • Mesin: Smartstream 1.598 cc, DOHC, Turbo hybrid
  • Tenaga: 231,6 hp (kombinasi)/5.600 rpm
  • Torsi: 367 Nm (kombinasi)/1.000-4.000 rpm
  • Transmisi: 6-speed otomatis
  • Penggerak: Roda depan (FWD)
  • Dimensi (p x l x t mm): 4.830 x 1.900 x 1.770
  • Wheelbase: 2.185 mm
  • Kapasitas bagasi: 725 liter
Komparasi Hyundai, Toyota, Mitsubishi

Membandingkan Varian Mahal Santa Fe Hybrid, Fortuner dan Pajero Sport

Segmen SUV besar dengan tiga baris kursi diwarnai pendatang baru. Hyundai Santa Fe menggebrak pasar mobil tinggi di Indonesia dengan kejutan berbentuk penggerak hybrid, dan menjadi satu-satunya di segmen ini.

Pesaingnya, Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport, masih berkutat dengan mesin turbo diesel dengan torsi badak yang memuaskan. Tidak heran, dua SUV ini jadi raja jalanan di Indonesia. Tenaga besar, kabin luas, dan fleksibilitas tinggi menjadikan keduanya laris.

Di bawah ini adalah ungkapan rasa penasaran kami: Mengkomparasikan SUV 7-seater yang harga jualnya berada antara Rp 700 jutaan yang bangga dengan mesin turbo dieselnya, melawan pendatang baru berteknologi hybrid yang lebih mahal.

Supaya tidak terlalu melebar, kami pilih varian tertinggi dari masing-masing model. Ketiganya adalah Hyundai Santa Fe Hybrid Calligraphy, Toyota Fortuner GR Sport dan Mitsubishi Pajero Sport Dakar Ultimate.

Untuk mempersingkat, yang kami bandingkan benar-benar hal teknis. Komparasi ini juga tidak akan membahas fitur karena ketiga mobil ini dibekali kelengkapan yang kurang lebih sama.

Toyota punya TSS 2.0, Santa Fe punya Hyundai Sensing dan Mitsubishi, meskipun tidak lengkap tapi sudah dilengkapi adaptive cruise control, forward collision mitigation dan lane change assist.

Kenyamanan pun ditunjang oleh benda yang kurang lebih sama seperti layar monitor, jok kulit. Dan hanya Santa Fe yang punya audio premium buatan Bose.

Sistem PenggerakTorota Fortuner GR Sport

Seperti dikatakan tadi, Hyundai Santa Fe dibekali dengan penggerak hybrid, dengan opsi mesin bensin berimbuhan turbo. Versi hybrid varian tertinggi (Calligraphy) dijual dengan harga Rp 869.600.000 (OTR Jakarta).

Kapasitasnya tidak bisa dibilang besar. Hanya 1,6 liter dengan empat ruang bakar. Tapi diimbuhi turbocharger. Dipasangkan dengan sistem hybrid, menghasilkan daya sebesar 231,7 hp pada 5.600 rpm (kombinasi mesin dan motor listrik). Torsinya 367 Nm (kombinasi) yang muncul sejak 1.000 hingga 4.000 rpm.

Hyundai Santa Fe Hybrid

Sementara itu, Toyota Fortuner GR Sport bermesin empat silinder 2,8 liter turbo diesel bertenaga 201 hp. Besaran tenaga tersebut muncul pada 3.000 – 4.000 rpm. Sementara torsinya, bukan main dan sulit dikalahkan oleh Santa Fe Hybrid yaitu 500 Nm pada 1.600-2.800 rpm.

Di rentang harga Santa Fe Hybrid Calligraphy, Fortuner GR Sport sebagai varian tertinggi, dibekali penggerak empat roda. Dijual dengan harga Rp 756.100.000.

Mitsubishi Pajero Sport Dakar Ultimate 4×4 juga hadir dengan mesin empat silinder turbo diesel 2,5 liter. SUV ini sempat memegang kasta tertinggi dalam hal tenaga mesin karena mampu menghasilkan 178 hp pada 3.500 rpm. Sebelum statusnya dipatahkan oleh Fortuner 2,8 liter dan sekarang oleh Santa Fe Hybrid. Torsi puncaknya 430 Nm pada 2.500 rpm.

Pajero Sport 2024

MItsubishi Pajero Sport Dakar Ultimate, memiliki keuntungan lebih. Ini karena, varian tersebut memiliki dua opsi penggerak yaitu 4×4 dan 4×2. Keduanya masih berada dalam rentang Rp 700 jutaan.

Di mana Dakar Ultimate 4×4 dihargai Rp 767,2 juta. Sedangkan versi 4×2 dijual dengan banderol Rp 707,1 juta.

Memang, untuk urusan tenaga, Santa Fe juaranya. Tapi urusan torsi, sulit mengalahkan mereka yang berpenggerak diesel.

Konsumsi BBM? Kami belum secara langsung menguji ketiganya. Jadi mungkin ini akan menjadi bahan pengujian selanjutnya.

Logikanya, mesin berkapasitas lebih kecil harusnya bisa lebih irit dari yang lebih besar.

Dimensi

Dari luar, tidak bisa dipungkiri ketiga SUV ini terlihat bongsor. Pajero Sport Dakar Ultimate memiliki panjang 4.840 mm dengan lebar 1.815 mm dan tinggi 1.835 mm. Wheelbase-nya sepanjang 2.800 mm.

Sementara Toyota Fortuner GR Sport memiliki panjang keseluruhan 4.795 mm, lebar 1.855 mm serta tinggi 1.835 mm. Jarak sumbu rodanya sebesar 2.745 mm.

Toyota Fortuner 2024 GR sport

Beralih ke Santa Fe, jadi yang paling pendek diantara ketiganya. Panjang 4.830 mm dengan lebar 1.900 mm. Tingginya 1.770 mm dengan wheelbase 2.815 mm.

Dari angka-angka di atas, Santa Fe menawarkan kelegaan yang lebih terasa. Terutama dari sisi wheelbase yang terpanjang, serta lebih lebar dari kedua rivalnya.

Hyundai Santa Fe hybrid 2024

Meski, panjang body yang paling pendek, menyuguhkan ruang antara jok paling belakang dengan pintu bagasi yang tidak panjang. Efeknya adalah kapasitas bagasi, terutama jika jok terakhir difungsikan.

Kesimpulan

Toyota Fortuner 2024 GR sport

Fortuner dan Pajero Sport versi termahal dibekali dengan sistem gerak 4×4 yang membuat keduanya lebih bisa menjelajah medan berat. 

Namun, Santa Fe dengan harganya yang melewati Rp 800 juta, dibekali dengan teknologi hybrid terkini dan mesin yang lebih kecil. Produk baru ini mungkin tidak akan mampu mengikuti Fortuner atau Pajero Sport ‘blusukan’ ke medan lumpur, namun tetap menyuguhkan fleksibilitas untuk digunakan harian di dalam maupun luar kota. 

Tabel komparasi SUV 7-seater

Sementara, Toyota dan Mitsubishi sepertinya sudah waktunya memikirkan elektrifikasi untuk dua SUV favorit mereka. Belakangan ini, kami banyak mendapatkan pertanyaan, “Mobil X itu hybrid, ya?” Atau, “Mobil Y itu elektrik, ya?” Pertanda kalau konsumen awam juga sudah sadar teknologi. 

.

All New Hyundai Santa Fe Resmi Diluncurkan di Indonesia

All New Hyundai Santa Fe generasi terbaru akhirnya resmi diluncurkan di pasar Indonesia. Selubung SUV ini dibuka di mall Plaza Senayan, Jakarta hari ini (24/10).

Santa Fe hadir dalam varian hybrid dan penggerak konvensional dengan harga mulai dari Rp 699 juta untuk varian bermesin bensin biasa. Sementara yang hybrid dijual dengan harga paling murah Rp 786 jutaan. Keduanya adalah banderol OTR untuk Jakarta.

Ini adalah pertama kalinya ada produk Hyundai berpenggerak hibrida di Indonesia. Karena itu kehadiran SUV tiga baris tersebut terasa istimewa. Selain itu, mobil sudah dibuat langsung di Cikarang, Jawa Barat.

Mesin Hyundai Santa Fe Hybrid

“Saya bangga memperkenalkan Santa Fe yang merupakan model hybrid pertama kami di Indonesia. SUV ini juga dirakit sepenuhnya di Indonesia,” kata Ju Hun Lee, President Director HMID.

Hyundai All New Santa Fe generasi kelima ini merupakan salah satu back bone Hyundai di pasar global. Di balik kap mesin versi hybrid, terpasang mesin bensin empat silinder turbo 1,6 liter, dengan motor listrik. Tenaga yang dihasilkan sebesar 231,7 hp/5.600rpm (kombinasi). Transmisinya otomatis dengan 6-speed.

Opsi kedua bermesin bensin GDI bertenaga 191,3hp. Transmisi 8-speed otomatis diandalkan untuk meneruskan daya ke roda depan

Harga & Varian All New Santa Fe

Harga Hyundai Santa Fe di Indonesia

Turbo Hybrid

  • Calligraphy (6-seat) Rp 869.600.000
  • Prime 7-seater 786.300.000

Internal Combustion Engine (GDI 2,5 liter bensin)

  • Calligraphy (6-seat) Rp 784.500.000
  • Prime 7-seater Rp 699.000.000

Interior All New Hyundai Santa Fe

Patut diperhatikan, khusus untuk versi hybrid HMID memberikan program diskon Eco Smart Deal, khusus untuk 500 konsumen pertama sebesar Rp 20.000.000.

Santa Fe 2024 sudah bisa dipesan langsung di dealer Hyundai terdekat.