ekspor mobil buatan Indonesia

Berikut 10 Negara Tujuan Ekspor Mobil Buatan Indonesia

Ada setidaknya 10 negara tujuan ekspor mobil buatan Indonesia. Diantaranya adalah kawasan Asean dan Timur Tengah.

Beberapa merek seperti Toyota, Daihatsu, Honda, Mitsubishi, Hyundai, dan masih ada beberapa pabrikan lainnya sudah merakit mobilnya di dalam Tanah Air untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Namun begitu, beberapa brand juga tercatat melakukan ekspor mobil yang diproduksi di Indonesia ke sejumlah negara.

Dilansir dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) dan detik, mereka mencatat ekspor mobil secara utuh alias CBU dari Indonesia sudah terkirim ke 93 negara tujuan. Negaranya juga sangat beragam, dari kawasan ASEAN, Timur Tengah, hingga Amerika Selatan. Setidaknya, ada 10 negara yang paling banyak langganan mobil produksi Indonesia. Berikut daftar negara dan jumlah unit mobil yang diekspor:

  1. Filipina: 162.001 unit
  2. Vietnam: 71.133 unit
  3. Meksiko: 48.360 unit
  4. Arab Saudi: 43.834 unit
  5. Timur Tengah dan Afrika: 28.343 unit
  6. Peru: 12.109 unit
  7. Uni Emirat Arab: 11.655 unit
  8. Central & South Amerika: 7.758 unit
  9. Thailand: 7.083 unit
  10. Chile: 6.592 unit

Model Mobil Yang Diekspor Ke Luar Negeri

ekspor mobil buatan Indonesia

Ada setidaknya 10 negara tujuan ekspor mobil buatan Indonesia. Adapun merek dan model berbeda-beda.

Ekspor dari pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) misalnya Avanza, Veloz, Fortuner, Innova Zenix, hingga Yaris Cross. Selanjutnya dari pabrik PT Astra Daihatsu Motor, mobil diproduksi untuk merek Daihatsu, Mazda, dan Toyota.

Mobil Daihatsu yang diekspor itu adalah Gran Max. Kemudian untuk merek Mazda, Daihatsu memproduksi Mazda Bongo untuk dikirim ke Jepang. Berikutnya untuk merek Toyota, Daihatsu memproduksi Town Ace, Lite Ace, Rush, Raize, dan Wigo.

Oh ya, Suzuki juga memproduksi mobil di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Mobil Suzuki yang diekspor dari Tanah Air antara lain Ertiga, Carry, XL7, dan juga APV.

Kemudian Honda mengirim Brio dan BR-V ke Filipina hingga Meksiko. Isuzu juga mengekspor Traga ke banyak negara. Mitsubishi juga menjadikan Indonesia basis ekspor untuk model Xpander dan Xforce.

Tak hanya pabrikan Jepang, pabrikan otomotif asal Korea Selatan Hyundai juga mengekspor Creta dan Stargazer. Wuling juga tercatat melakukan ekspor untuk model Confero, Formo Max, Almaz RS Hybrid, Alvez, hingga Air EV.

160 Ribu Unit Wuling Diproduksi di Indonesia!

PT SGMW Motor Indonesia merayakan pencapaian produksi 160 ribu unit dari pabrik Cikarang, pada 27 November 2024 lalu. Momen ini memperlihatkan tujuan Wuling untuk mendukung pengembangan industri kendaraan energi baru. Dalam kesempatan yang sama, Wuling juga melakukan ekspor perdana unit Cloud EV meuju pasar ASEAN.

“Angka produksi 160 ribu unit ini mencerminkan upaya dan eksplorasi para mitra global SGMW dalam mengejar visi ‘Membangun untuk masa depan dan memperluas sampai ke pasar internasional’. SGMW akan melakukan transisi global menuju elektrifikasi dan digitalisasi. Kami akan mempercepat penyempurnaan lini produk elektrifikasi di Indonesia, membangun ekosistem industry, dan layanan energi baru,” tukas Mr. Lv Juncheng.

Sejak beroperasinya pabrik Wuling di Indonesia pada Juli tahun 2017, Wuling telah memproduksi sembilan lini kendaraan. Mulai dari segmen kendaraan bermesin konvensional (ICE) yang terdiri dari Confero, Cortez, Almaz, dan Alvez. Kemudian, kendaraan hybrid yakni Almaz Hybrid. Sedangkan kendaraan listrik (EV) yang terbagi menjadi Air ev, BinguoEV, Cloud EV. Tak ketinggalan Low Commercial Vehicle (LCV) yaitu seri Formo dan Formo Max.

Beragam lini produk ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan mengedepankan perpaduan teknologi, kualitas tinggi, dan harga kompetitif. Wuling turut memberikan kontribusi terhadap industri otomotif Indonesia, berkat dukungan manufaktur yang berkualitas tinggi, rantai pemasok yang terintegrasi, jaringan 150 diler, perusahaan pembiayaan, hingga melibatkan tenaga kerja dalam negeri.

Selain berinvestasi dalam produksi kendaraan listrik, Wuling turut mendukung pengembangan infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian daya, melibatkan pelaku industri lokal dalam rantai pasok, dan menyediakan pelatihan bagi tenaga kerja, untuk mendorong pertumbuhan industri berbasis energi baru.

Wuling menargetkan Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan berkemudi kanan untuk kawasan ASEAN dan pasar internasional. Dengan strategi ini, Wuling berharap dapat memenuhi kebutuhan konsumen di negara-negara tetangga di kawasan ASEAN hingga negara-negara lain dengan sistem kemudi kanan.