Mercedes-Benz EV Dikirim ke IKN, Ikut Dirgahayu RI ke-79

PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia dengan bangga mengumumkan penyerahan 16 unit kendaraan listrik (EV) Mercedes-Benz kepada kantor Sekretariat Presiden untuk mendukung perayaan Dirgahayu ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).

Kontribusi signifikan untuk acara bersejarah ini menandakan komitmen Mercedes-Benz terhadap mobilitas berkelanjutan dan mendukung tujuan pemerintah Indonesia, untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik di Tanah Air.

Ada tiga model yang akan digunakan pada perayaan Hari Kemerdekaan mendatang, yaitu EQE Saloon, EQE SUV, dan EQS Saloon. Kendaraan tersebut mewakili kualitas terbaik Mercedes-Benz EV dalam hal kemewahan, inovasi mesin, dan teknologi ramah lingkungan.

Pemakaian kendaraan ini pada acara yang bersejarah di IKN memperkuat dedikasi Mercedes-Benz terhadap strategi elektrifikasi yang dijalankan secara global. “Kami merasa terhormat mendukung visi pemerintah untuk Indonesia yang lebih berkelanjutan,” kata Khoo Shao Tze, Presiden Direktur Inchcape Automotive Indonesia.

“Partisipasi Mercedes-Benz dalam acara ini lebih dari sekedar perayaan. Aktivitas ini juga mencerminkan komitmen kami untuk secara signifikan mendorong transformasi kendaraan listrik di Indonesia. Kami sangat senang melihat Mercedes-Benz EV memainkan peran kunci dalam membentuk masa depan mobilitas di IKN,” imbuhnya.

Penyerahan Mercedes-Benz EV untuk perayaan Dirgahayu ke-79 Republik Indonesia di IKN ini, merupakan langkah lanjutan dari berbagai aktivitas Mercedes-Benz. Langkah ini juga upaya dalam mendorong percepatan transisi menuju penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.

Hyundai Supernal S-A2

Hyundai Seriusi Bisnis Air Mobility di Indonesia

Sejalan dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), kemarin (29/07/2024) Hyundai memperkenalkan solusi mobilitas komprehensif. Mereka mencoba mengintegrasikan platform Mobility-as-a-Service (MaaS) melalui proof of concept (PoC) untuk Mobilitas Terintegrasi Darat-Udara atau air mobility, di Indonesia. 

Sekalian, mendemonstrasikan penerbangan perdana di luar negeri dari Optionally Piloted Personal Air Vehicle (OPPAV), sebuah demonstrator teknologi AAM yang dikembangkan bersama Korea Aerospace Research Institute.

Uji cobanya berlangsung di Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto di Samarinda, Kalimantan Timur. Menariknya, platform mobilitas terintegrasi langit dan bumi ini ditujukan khusus hanya untuk pasar Indonesia.

Dikutip dari keterangan resmi Hyundai Motors Indonesia (HMID), pengujian wahana terbang Advance Air Mobility (AAM) S-A2 tersebut dinilai sukses.

Dengan menyoroti potensi signifikan AAM dalam membentuk masa depan mobilitas di ibu kota baru yang digambarkan sebagai kota ramah lingkungan di masa depan. Kementerian Perhubungan, Otoritas Ibu Kota Nusantara, dan pejabat pemerintah Indonesia lainnya turut menghadiri acara tersebut.

“Pengembangan pasar AAM memerlukan lebih dari sekadar inovasi pesawat. Upaya ini menuntut kolaborasi seluruh industri penerbangan,” kata Cheolung Kim, AAM Business Development Officer Hyundai Motor Group AAM Division. “Hyundai Motor Group dan Supernal akan terus melakukan penelitian dan pengembangan untuk mengkomersialkan AAM pada tahun 2028. Kami juga akan mempertahankan kemitraan strategis dengan pemerintah dan institusi Indonesia untuk memimpin ekosistem AAM masa depan.”

Selain itu, mereka juga memamerkan cara pemesanan dan pembayaran terintegrasi layanan mobilitas darat-udara. Caranya dengan menggunakan Shucle, platform layanan mobilitas yang diklaim responsif terhadap permintaan.

Apa Itu S-A2?

Hyundai Supernal S-A2 solusi mobilitas udara di IKN

S-A2 adalah generasi terbaru dari pesawat AAM yang pertama kali diperkenalkan di CES 2024. S-A2 adalah penyempurnaan dari S-A1, yang debut di CES 2020. Belum dipasarkan memang, karena Hyundai Motor Group masih terus mengembangkan S-A2 hingga 2028 nanti.

Pesawat ini dibuat oleh Supernal, yang merupakan bagian dari Hyundai Motors Group Advance Air Mobility Company. Propulsinya mengandalkan 100 persen energi listrik, dengan kemampuan tinggal landas dan mendarat secara vertikal (Vertical Take Off & LAnding, VTOL).

Kecepatan maksimalnya bisa mencapai 193 km/jam, dengan ketinggian jelajah 1.500 kaki (457 meter). S-A2 dikatakan akan mampu melayani mobilitas harian di dalam kota yang berkisar antara 40-64 km sehari.