Aplikasi Lapisan Krom Pada Industri Otomotif Bakal ‘Diharamkan’
Kemilau lapisan krom (chrome) telah lama menjadi salah satu aspek estetika pada produk otomotif. Mulai dari sepeda, sepeda motor, mobil hingga bus setidaknya memiliki sejumlah komponen yang berlapis chrome.
Teknologi pelapisan kilap pada logam telah ditemukan sejak abad ke 19. Hanya saja, pengaplikasian secara luas di dunia industri baru dimulai sejak tahun 1924.
Setelah hampir satu abad, mulai tahun 2024 mendatang kawasan Eropa akan memberlakukan kebijakan pelarangan penggunaan lapisan krom, khususnya di industri otomotif.
Hal tersebut berkaitan dengan munculnya berbagai kecaman dari berbagai organisasi dan aktifis pecinta lingkungan hidup di Eropa dan Amerika Serikat. Pencemaran udara yang dihasilkan oleh proses pembuatannya dituding ratusan kali lipat lebih beracun dibanding emisi mesin diesel.
Uap dari bahan kimia yang digunakan dalam proses krom mengandung substansi Perfluoroalkyl dan Plyfluoroalkyl yang sangat beracun dan berbahaya bagi kesehatan.
Senyawa hexavalent chromium yang digunakan pada proses pelapisan krom pun juga dikabarkan mengandung zat karsinogen, salah satu penyebab kanker.
Larangan di California
Kebijakan pelarangan penggunaan krom tak hanya di Eropa saja. Namun juga bakal berlaku di AS.
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh sejumlah lembaga riset, pemerintah Negara Bagian California pun bermufakat untuk melakukan pelarangan. Hanya saja penerapannya dilakukan secara bertahap hingga berlaku penuh pada tahun 2039.
Di wilayah California terdapat sekitar 113 industri proses pelapisan krom dalam berbagai skala. Untuk industri dan usaha dekoratif berskala kecil akan dilarang beroperasi mulai tahun 2027. Sedangkan untuk pabrik dan industri berskala besar diberi tenggat waktu hingga tahun 2039.
Kebijakan pelarangan industri krom di California mendapat penolakan dari Asosiasi Finishing Logam di California. Alasan yang mendasari munculnya kebijakan pelarangan tersebut dianggap terlalu dibesar-besarkan.
Pihak asosiasi menyatakan bahwa proses produksi telah melalui kajian AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan) dan telah sesuai aturan. Emisi yang dihasilkan industri chrome pun hanya 1% bila dibanding polusi dari emisi gas buang kendaraan bermotor.
Meskipun demikian, pihak asosiasi tak bisa berbuat banyak. Kenyataan pahit yang harus dihadapi oleh para pelaku industri chrome di AS, khususnya di wilayah California.
Solusi Alternatif Pengganti
Pengaplikasian lapisan krom pada industri otomotif tak hanya memiliki fungsi estetik. Sesuai kodrat dan tujuan awal saat diciptakan, lapisan chrome berfungsi untuk memperkuat serta melindungi komponen logam dari korosi dan agar lebih tahan gores. Kelebihannya tentu saja membuat logam jadi lebih mengkilap bagai cermin.
Tak hanya sebagai pemanis tampilan interior. Komponen pada eksterior kendaraan seperti spion, frame lampu, grille dan bumper hingga knalpot menggunakan lapisan chrome selama beberapa dekade.
Larangan penggunaan chrome di industri otomotif di seluruh Uni Eropa yang berlaku mulai tahun 2024 tenggat waktunya dianggap sangat ‘mepet’.
Pabrikan otomotif tak hanya bakal kelabakan mencari alternatif pengganti chrome. Industri manufaktur penyedia komponen berlapis chrome pun bakal terkena imbas. Kontrak pesanan suplai komponen yang tengah berjalan pun dijamin bakal terganggu.
Di sisi lain, riset untuk menghasilkan solusi pengganti krom tak hanya memakan waktu yang cukup lama. Anggaran biaya penelitiannya pun bisa mencapai jutaan dolar. Bagi pabrikan otomotif hal ini sangat tidak ekonomis dan efisien.
Tak heran jika produk otomotif saat ini lebih banyak menggunakan material plastik. Material titanium dan serat karbon pun menjadi solusi alternatif meskipun harganya jauh lebih mahal.
Kebijakan yang dilematis dan berdampak luas bagi banyak pelaku industri. Senjakala industri chrome sudah di depan mata…tinggal menunggu waktu…