Dewa United Motorsports Dominasi Kejurnas Sprint Rally 2025

Rangkaian seri Kejuaraan Nasional Sprint Rally 2025 saat ini telah memasuki putaran keempat. Laga balap yang digelar di Sirkuit POJ City, Semarang pada 27-28 September 2025 lalu membawa sejumlah kejutan.

Para pembalap nasional baik pro maupun amatir berlaga di berbagai kelas yang dilombakan yakni R1, R2, F, M, hingga RC3.

Desain trek yang penuh tikungan tajam begitu menantang sehingga membuat aksi persaingan antar pereli menjadi sangat seru dan menegangkan.

Balapan berlangsung sengit dan jadi pertarungan bagi para perelli nasional. Tim balap yang jadi sorotan pada putaran kali ini adalah Dewa United Motorsports. Pembalap dari tim Dewa United Motorsports turun di kelas R2, R1, F, M dan RC3.

Tim balap pendatang baru ini diluar dugaan berhasil mendominasi jalannya balap. Para pereli dari tim tersebut tampil maksimal dan sukses mengamankan tambahan 30 poin. Tim balap Dewa United Motorsports pun berhasil menempati puncak pada klasemen sementara musim balap 2025.

“Kunci keberhasilan tim Dewa United Motorsports menjadi juara tim adalah kematangan pembalap dan mobil. Pembalap harus menjaga kondisi fisiknya tetap prima, sementara setting mobil harus disesuaikan dengan karakter trek yang sangat teknikal,” jelas Kusuma Bagja, Team Director Dewa United Motorsports.

Mendominasi Tiap Kelas Balap

Di kelas R1, pasangan Muliana Saleh dan H. Rizky Fauzi tampil gemilang dengan besutan andalan Toyota Corolla DX bermesin 4AGE 4 barrel. Tandem andalan tim balap Dewa United Motorsports ini terus menempel ketat catatan waktu pereli Adidharma Wicaksono dan Arya Putra. Upaya gencar Muliana Saleh dan Fauzi bermanuver menaklukkan trek pun tak sia-sia, mereka finish di posisi ketiga dengan catatan waktu 25 menit 58,6 detik.

Sementara itu di kelas R2, Indie Fiancoko berduet dengan Deni Danismar membesut Toyota Corolla DX bermesin K20. Keduanya berhasil meraih podium pertama dengan waktu 24 menit 01,7 detik.

Di kelas F3, H. Rizky Fauzi kembali tampil mendampingi Emmanuelle Amandio yang berlaga dengan Mitsubishi Lancer GTi. Duet pereli muda ini sukses menempati posisi pertama dengan catatan waktu 21 menit 20,5 detik.

Laga di kelas M1 pun tak kalah seru. Pereli muda Bintang Barlean yang didampingi Ronan Riwong juga sukses meraih podium juara menggunakan Toyota Yaris Proto dengan waktu 19 menit 54,8 detik.

Rekan satu timnya, Andi Yusrizal bersama Deni Danismar kali ini kurang beruntung dan hanya mampu berada di posisi ketujuh. Keduanya yang membesut Subaru Impreza harus puas dengan catatan waktu 21 menit 20,5 detik.

Pada laga kelas RC3, duet TB Adhi bersama navigator Fahrezi Fadh yang membesut Ford Fiesta Rally 3 sukses naik podium dengan catatan waktu 19 menit 27,8 detik.

Di kelas non-seeded, Krishna Adiyasa yang berduet dengan Donny Wardono nasibnya agak kurang beruntung. Honda Jazz GK5 yang mereka pacu hanya mencatatkan waktu 22 menit 52,8 detik dan berada di posisi ke-10.

Akankah tim balap Dewa United Motorsports mampu mempertahankan posisi mereka di puncak klasemen balap? Kita nantikan aksi mereka selanjutnya di seri putaran 5 dalam waktu dekat.

Mitsubishi Lancer GTI

Mitsubishi Lancer GTI CB5, Serigala Berbulu Domba Yang Makin Mahal

Kalau bicara soal Mitsubishi Lancer dengan performa tinggi, pasti yang terbayang adalah keluarga Lancer Evolution. Tidak salah, tapi ada satu varian yang kerap terlewatkan, terutama di Indonesia. Wajar, karena sedan ini hanya keluar selama setahun saja.

Nama resminya adalah Mitsubishi Lancer GTI, atau di kalangan penyuka mobil lebih sering disebut sebagai Lancer CB5. Huruf dan angka itu sebetulnya kode pabrikan yang diberikan oleh Mitsubishi. Muncul pertama kali tahun 1994 di Indonesia dan jadi bagian dari varian Lancer/Mirage generasi keempat.

Mitsubishi Lancer CB5

Posisinya di jajaran keluarga Lancer masa itu berada tepat di atas Lancer standar (GLXi) yang dibekali mesin 1,6 liter SOHC bertenaga 113 hp. Lancer GTI diberikan mesin 1,8 liter DOHC dengan daya yang lebih besar yaitu 128 hp. Keduanya memiliki basis mesin serupa, 4G9. Dilengkapi dengan sistem injeksi MPI, belum ada MIVEC.

Sepengalaman kami, pada Lancer GTI, ini mesin yang sulit untuk dibunuh. Lancer GTI kami pernah mengalami masalah seal klep yang membuat katup berisik. Namun tidak pernah menolak untuk diajak jalan diatas 120 km/jam. 

Lancer GTI hanya dipasarkan dengan transmisi manual 5-speed. Yang menarik, rasio gigi dari satu hingga lima sama persis dengan versi GLXi. Hanya saja final gear GTI lebih besar (4.322 vs 4.021). Sekedar informasi, varian Lancer GLXi ada pilihan bertransmisi otomatis 4-speed. 

Perbedaan Luar Dalam

Sepintas, antara model GLXi yang lebih laris dengan GTI terlihat serupa dari luar. Wajar, karena lampu, pintu, jendela, kap mesin semua sama. Yang membedakan adalah pada bemper terdapat foglamp berbentuk proyektor dengan bingkainya yang khas. Selain itu, grille sewarna body.

Di belakang, paling signifikan adalah hadirnya spoiler di atas bagasi. Tidak tinggi, namun terlihat proporsional. Yang menarik, spoiler ini sebetulnya kelengkapan opsional untuk semua Lancer di masa itu, namun Mitsubishi Indonesia menjadikannya sebagai kelengkapan standar. Perbedaan lainnya, kalau masih dalam kondisi original, sepasang lubang knalpot di kiri.

Lancer GTI

Foto: Pinterest

Kemudian di samping, desain pelek multi-spoke memperkental kesan sporty. Berbeda dengan versi GLXi yang lebih elegan. Sekali lagi, pelek ini juga sebetulnya opsional untuk Lancer yang diedarkan di seluruh dunia. Jadi, jangan bingung kalau Lancer GTI bermesin 4G93 di luaran sana beda kelengkapannya. 

Beralih ke interior, tidak banyak perbedaan sebetulnya. Namun Anda akan langsung paham kalau ini GTI saat melihat kursi. Mitsubishi Lancer GTI dibekali kursi berbalut kain hitam dan abu-abu di bagian tengah.

Lingkar kemudi juga dipasang yang beda. Jika pada GLXi menggunakan setir dengan empat spoke, GTI 3-spoke. Ini cukup mewakilkan kesan sporty, meski rasanya biasa saja saat digenggam.

Harga Lancer GTI

Karena ini mobil jarang, harganya pun ‘gelap’. Yang kami temukan di pasaran mobil bekas online, kondisi original sepenuhnya ada yang memasang harga lebih dari Rp 100 juta. Ada juga yang memasang harga Rp 75 juta dengan kondisi lumayan.

Yang jadi kendala adalah suku cadang. Bukan jarang, tapi lebih mahal dari milik Lancer GLXi seangkatannya. Menarik? Pasti. Sampai sekarang kami masih ingin punya.