Mobil Reli Legendaris, Sedikit Tapi Mencuri Perhatian di IMX 2023

Area pameran OLX Indonesia Modification & Lifestyle Expo (OLX IMX 2023) tentu disesaki beragam mobil modifikasi, dengan sederet gaya ubahan dan penampilannya. Namun, selama tiga hari penyelenggaraan OLX IMX 2023, ‘radar’ kami menangkap sosok tiga mobil reli yang legendaris.

Walaupun hanya tiga unit saja, namun terbukti menjadi magnet perhatian banyak pengunjung yang memadati Hall A dan Hall B Jakarta Convention Center (JCC). Yang pertama ialah Toyota Celica GT-Four, Subaru Impreza WRX STi Spec-C WR Limited, dan Nissan 240RS. Ayo kita dalami masing-masing unitnya.

Toyota Celica GT-Four

Celica GT-Four yang tampil di OLX IMX 2023 ialah yang berkode bodi ST185. Mobil ini diciptakan untuk berlaga di ajang kejuaraan reli dunia (World Rally Championship/WRC). Statusnya sebagai mobil reli tentu didukung regulasi yang mengharuskan Toyota membuat sejumlah mobil serupa untuk penggunaan jalan raya pula alias unit homologasi.

Celica GT-Four ST185 diproduksi pertama kali di tahun 1989 dan berakhir di tahun 1993. Mesinnya menggunakan unit 3S-GTE 4 silinder 2.0 liter DOHC yang didukung dengan twin-entry turbocharger CT26 dengan turbin bermaterial keramik dan intercooler model air-to-air. Output yang dihasilkan mencapai 222 hp dan torsi mencapai 304 Nm. Sistem penggerak roda pada Celica GT-Four ialah Full-Time 4 Wheel Drive.

Subaru Impreza WRX STi Spec-C WR Limited

Karena namanya begitu panjang, kami menduga kalau mobil ini bukan Subaru Impreza WRX yang biasa-biasa saja. Benar saja, mobil reli dengan kode bodi GDB ini masuk ke Indonesia sebagai Reece Car atau mobil survei lintasan reli. Reece sendiri merupakan singkatan dari reconnaissance.

Jadi Reece Car ialah mobil berspesifikasi reli, namun digunakan untuk menyusuri trek reli dan bukan untuk dipakai saat berlomba. Sehingga masih ada komponen yang serupa dengan unit Subaru Impreza WRX STi pada umumnya dan meskipun interiornya sudah ‘terondol’.

Pada unit ini, menggunakan sejumlah body part dari mobil reli Subaru dengan kode S11. Panel bodi yang digunakan pun terbuat dari material kevlar, dengan dimensi sesuai regulasi WRC. Mesinnya ialah EJ20 boxer 4 silinder 2.0 liter dengan turbocharger, sehingga mampu menghasilkan tenaga sebesar 276 hp.

Nissan 240RS

Bagi para penyuka dunia motorsport, khususnya reli, pasti kenal betul dengan Nissan 240 RS. Mobil dengan kode bodi BS110 ini berbasis Nissan Silvia yang dikembangkan bersama Bill Blydenstein Racing. Debut Nissan 240RS berlangsung di reli Monte-Carlo 1983, dengan Tino Salonen sebagai pengemudinya.

Prestasi Nissan bermesin FJ24 2.4 liter DOHC ini pada sejumlah event di Eropa, memang kurang gemilang. Tapi ketika ambil bagian di event reli ketahanan di Afrika, ternyata mobil ini tergolong ‘badak’. Sepanjang tahun 1983 hingga 1985, Nissan 240RS ikut dalam 20 event reli dunia, dan empat di antaranya membawa Nissan naik podium.

Mesin Legendaris WRX STI EJ20 vs. Evo 4G63T: Pilih Mana?

Selama lima dekade terakhir, pabrikan otomotif Jepang telah membuktikan kedigdayaan dan keunggulan mesin 4-silinder. Mesin 2 literan yang legendaris mampu melawan pamor performa mesin ber-cc besar bersilinder banyak.

Dua contoh yang paling konkret mungkin mesin Subaru EJ20 dan Mitsubishi 4G63T. Mesin yang digunakan mobil rally legendaris WRX dan Evo selama beberapa dekade.

Tak hanya di ajang rally WRC saja WRX STI dan Lancer Evolution jadi rival bebuyutan. Namun juga di antara kalangan para penyuka adu kebut di jalan raya.

4-Silinder Boxer EJ20

Mesin boxer 2.0-liter, turbo EJ20 yang muncul pada tahun 1989 pertamakali digunakan pada Subaru Legacy.

Impreza WRX STI baru menggunakan versi berikutnya seperti EJ20G, EJ20K, EJ205, dan EJ207 yang kesemuanya lebih kondang dengan sebutan “EJ20”. Khusus untuk Euro dan US-specs, mesinnnya berkode EJ25 dengan kapasitas 2.5-liter.

Konstruksi mesin boxer yang tidak tinggi, compact dan titik gravitasi yang rendah menghasilkan getaran yang lebih halus dibandingkan mesin 4-silinder segaris. Inilah salah satu alasan mengapa mesin ini terus dikembangkan hingga tahun 2019.

4G63T, Dari SOHC Jadi DOHC

Cikal bakal dari 4G63T berawal dari Lancer EX 2000 Turbo Euro-spec yang tampil perdana di Frankfurt Motor Show 1979. Versi awal 4G63T adalah mesin SOHC 8 katup dengan output tenaga 168 hp dan torsi 245 Nm.

Pada tahun 1989, kerjasama antara Mitsubishi Motors dan Chrysler melahirkan era baru 4G63T yang berubah dari SOHC menjadi DOHC 16 katup. Desain mesin 4-silinder 4G63T bertahan hingga muncul versi berkatup variabel MIVEC pada periode tahun 2005- 2007.

Performa Mesin Boxer vs I-4

Subaru Impreza WRX STi lahir pada tahun 1994 dengan dibekali mesin turbo EJ20 bertenaga 247 hp dan torsi 309 Nm.

WRX STI 2019 spec-JDM merupakan edisi terakhir sekaligus palling perkasa dari era mesin EJ20. Versi standarnya saja bertenaga 309 hp dengan torsi maksimum 422 Nm.

Generasi pertama Mitsubishi Lancer Evolution yang juga lahir di tahun 1994 dibekali mesin 4G63T bertenaga 244 hp dengan torsi 309 Nm.

Versi akhir era 4G63T muncul pada Evo IX RS dan GT periode 2005-2007. Outputnya mencapai 287 hp dengan torsi 407 Nm. Evo IX edisi terbatas berkode FQ-400 yang khusus dipasarkan di Inggris, dibekali mesin 4G63T versi 405 hp dan torsi 481 Nm.

Tuning? Pilih Mana?

Sebagai mesin boxer, konstruksi EJ20 memiliki dua kop silinder. Rancang bangun dan mekanisme kerja mesin lebih rumit dari mesin 4-silinder segaris. Meskipun menggunakan blok mesin aluminium, soal durabilitas, tak perlu diragukan.

Hanya saja, dengan dua blok silinder terpisah, EJ20 membutuhkan volume pelumas yang lebih banyak.

Berbekal blok mesin baja cetak, 4G63T tak ubahnya mesin 4-silinder segaris konvensional, hanya saja lebih canggih. Desain dan mekanisme komponen internal mesin tak serumit EJ20.

Namun tetap saja, bukan berarti tanpa kelemahan. Komponen seperti bearing kruk-as dan gasket kop silinder kadang harus lekas diganti.

Meskipun demikian, tetaplah kostruksi 4G63T yang mirip mesin konvensional jauh lebih mudah untuk diolah potensi performanya.

Tak hanya tersedia beragam komponen aftermarket yang melimpah di pasaran. Karakter tune-up dan modifikasi mesin yang terbilang “plug and play”… alias plek tinggal pasang, sudah bisa mendongkrak tenaga hingga 400 hp.

Dengan modifikasi ekstrem, mesin 2.0-liter ini mampu memuntahkan tenaga hingga 800 hp! Tak heran jika 4G63T sangat diminati.

Nah, mesin boxer seperti EJ20 tak banyak yang mampu memodifikasinya. Hanya melakukan tune-up dan modifikasi ringan tanpa mengganti komponen internal mesin, hasilnya tak akan seberapa.

Untuk bisa mendongkrak tenaganya menjadi 400-450 hp, banyak yang harus diubah. Mulai dari turbo besar dan rancang ulang jalur pipanya, kem, kruk as dan piston set plus ECU. Blok mesin aluminium standar masih tahan hingga 600 hp. Lebih dari itu, siapkan blok mesin khusus.

Nah, jadi… Anda pilih mesin legendaris yang mana?