Volvo Pernah Diselamatkan Oleh 700 Series
Volvo merupakan mobil buatan Swedia dengan desain bodi yang konservatif. Namun, sebenarnya keberlangsungan hidup Volvo pernah diselamatkan oleh produk yang acapkali dianggap membosankan oleh kebanyakan orang. Ya, produk tersebut ialah Volvo 700 Series. Di Indonesia, mobilnya hadir dalam format Volvo 740 dan 760.
Melesat ke awal tahun 1970an, Volvo dikenal sebagai pabrikan otomotif yang menghasilkan produk andal dan mengedepankan aspek keselamatan berkendara. Mereka juga sedang menantikan momen yang dapat menguntungkan bagi perusahaan. Apesnya, dunia dilanda krisis minyak bumi menjelang tahun 1974 dan mengakibatkan industri otomotif global menjadi babak belur.
Dengan harga minyak bumi yang melonjak, ekonomi yang melemah dan kepanikan yang meluas atas potensi kekurangan bahan bakar, konsumen dunia bersiap untuk tren otomotif. Volvo mulai berjuang untuk mengikuti perkembangan pasar. Namun, perusahaan Swedia itu mengalami penurunan angka penjualan.
Saat dunia beralih ke kendaraan yang lebih kecil dan lebih hemat bahan bakar, Volvo sangat ingin menghasilkan model untuk masuk ke kategori pasar yang lebih menguntungkan. Setelah setahun mengalami kesulitan, mereka berusaha maju untuk menyelamatkan reputasi dan membangun kembali bisnisnya. Karena banyak konsumen yang beralih ke kendaraan dengan konsumsi bahan bakar efisien, Volvo sangat perlu mengubah strategi untuk masuk segmen premium.
Pada tahun 1975, di bawah pimpinan Hakan Frisinger dan Hans Gustavsson, sekelompok insinyur memperkenalkan proyek NV80 dan NV81. Dengan mempertimbangkan spesifikasi baru, tim memulai riset pasar mereka untuk menghasilkan mobil yang tidak hanya akan melampaui standar industri, tetapi juga akan memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen yang terus berubah.
Mobil baru ini lebih kompak dan lebih ringan dari Volvo 200 Series. Namun, wheelbase dipanjangkan untuk memastikan ruang kaki yang lebih besar dan lebih banyak ruang untuk penumpang. Desain konservatif dari 200 Series dioptimalkan agar terlihat lebih modern. Mesin ‘red block’ dari 200 Series masih dipertahankan, termasuk tata letak sistem penggerak roda belakangnya.
Salah satu fokus para insinyur ialah mengeliminir kebisingan mobil baru ini, agar mampu bersaing dengan kendaraan kelas atas. Setelah banyak pertimbangan, tercipta 50 desain yang berbeda dan delapan prototipe dari tanah liat, Volvo menentukan mock-up rancangan Jan Wilsgaard dan proyek tersebut diganti namanya menjadi P31.
Ditolak Pemerintah Swedia
Tantangan masih menghadang Volvo. Dengan 43 ribu unit yang belum terjual dan pinjaman produksi sebesar US$ 1 juta yang ditolak oleh pemerintah Swedia, manajemen Volvo terpaksa mengambil tindakan untuk memastikan kelangsungan hidup mereka. Setelah merger dengan pabrikan otomotif Swedia lainnya, Saab, akhirnya gagal pada tahun 1977, peluncuran mobil baru Volvo pun harus ditunda.
Nama proyek ini kembali berubah dan menjadi Project 1155. Dengan keuangan yang menipis dan anggaran yang ketat, Volvo dipaksa untuk menjadi kreatif. Pada tahun 1978, para insinyur akhirnya memiliki prototipe yang dapat dikendarai, tetapi dana masih tekor banyak. Solusi baru dibuat dengan melakukan kesepakatan dengan pemerintah Norwegia, Volvo diberi hak untuk mengebor minyak di Laut Utara dan menjualnya dengan nama Volvo.
Gagal Lagi
Minimnya dukungan dari para pemegang saham, kesepakatan itu gagal total dan Project 1155 lagi-lagi berada di ambang kehancuran. Hakan Frisinger mendorong penyelesaian mobil tersebut dan meyakinkan manajemen Volvo untuk melanjutkan produksi dengan nama baru Project 01. Pada tahun 1980, VCC (Volvo Concept Car) versi nyata dari Project 01 diperlihatkan kepada publik. VCC ini diuji di Swedia, Pedalaman Australia, dan Pegunungan Rocky Amerika, untuk mengetes dalam kondisi panas dan dingin yang ekstrem.
Pada bulan Februari 1982, Volvo memperkenalkan kendaraan premium berbasis Project 01 dengan nama 760 GLE, yakni sedan empat pintu bermesin B28E PRV V6 dengan injeksi bahan bakar elektronik buatan Bosch. Tak ketinggalan transmisi otomatis, power steering, power window, sunroof dan spion elektris, sehingga membuatnya bersaing dengan kendaraan mewah dengan harga lebih tinggi.
Setahun berikutnya, 760 tersedia dengan opsi mesin turbodiesel 6 silinder TD24 dan mesin bensin 4 silinder turbo B23ET. Volvo menguji 760 Turbo tersebut melawan Porsche 944, dan hasilnya 760 menang telak. Di tahun 1984, Volvo memperkenalkan 740 atau versi ‘lebih murah’ dari 760. Volvo 740 ini tersedia sebagai sedan empat pintu (kode body 744) dan station wagon lima pintu (745). Volvo 740 ini dibuat untuk mengisi celah antara 240 dan 760.
Modernisasi 740
Moncong depan 740 diperbarui pada tahun 1990 dengan lampu depan multireflektor dan lampu belakang bergaya modern. Volvo juga melakukan pembaharuan pada sektor mesin, dengan menerapkan turbocharger Mitsubishi TD04 pada sejumlah varian mesin dan sistem bahan bakar yang lebih baru.
Pada tahun 1991, 740 menerima beberapa penyegaran pada bagian interior dan produksinya berakhir di bulan Oktober 1992. Sejumlah desain dan komponen dari 740 masih berlanjut hingga pada Volvo 940 serta 960 pada tahun-tahun berikutnya.
Dengan jatuh bangunnya produk 700 Series, mobil ini berhasil membawa Volvo dari jurang kebangkrutan menuju segmen yang baru. Mobil tersebut sukses menetapkan standar keselamatan dalam berkendara, melampaui ekspektasi dalam aspek performa, tanpa harus kompromi dengan harga yang terjangkau. Hingga sekarang Volvo jadi salah satu merek premium yang disegani.