Wiper Buatan Bosch Dukung Keselamatan Berkendara

Momen Lebaran 2024 mendekati usai, masyarakat pun segera kembali ke aktivitasnya masing-masing. Selain menghadirkan program Mudik Lancar dan Aman di sejumlah rest area (km 57, km 130, km 164 dan km 260), untuk mendukung keselamatan berkendara para pemudik. Dalam periode 3 April hingga 16 April 2024, Bosch Indonesia berkomitmen melengkapi kebutuhan pengendara melalui produk wiper Bosch Advantage.

Wiper ini didukung dengn teknologi unggul, untuk mampu menyapu air dengan maksimal, memastikan jarak pandang yang lebih jelas, sehingga mengurangi risiko kecelakaan saat berkendara. Bosch menganggap bahwa wiper pada kaca mobil menjadi satu komponen yang penting. Fungsinya tidak boleh diabaikan, karena berhubungan langsung dengan jarak pandang, terlebih dalam kondisi hujan.

“Ketika di perjalanan, wiper menjadi komponen yang penting. Kondisi sepanjang perjalanan memang tidak bisa diprediksi. Hujan deras, kabut, atau debu menjadi tantangan ekstra yang perlu diperhatikan pengemudi. Wiper yang berfungsi baik, akan membantu pengemudi dalam mengatasi jarak pandang, sehingga meningkatkan keamanan pada saat berkendara,” kata Maria Widayanti, Country Marketing Manager Mobility Aftermarket Bosch Indonesia.

Bosch Indonesia mengimbau agar rutin memeriksa kondisi wiper mobil sebelum melakukan perjalanan, sebagai langkah sederhana namun krusial. Sehingga dapat menjaga perjalanan tetap lancar dan aman. Pengguna kendaraan juga perlu memperhatikan kapan waktu yang tepat untuk mengganti wiper kendaraan.

Hal pertama yang dapat diperhatikan, ketika mulai terlihat jalur-jalur air atau goresan pada kaca depan setelah wiper dioperasikan. Selain itu, jika karet wiper terlihat retak atau mengeras, maka sudah saatnya untuk menggantinya. Disarankan untuk memeriksa kondisi wiper secara rutin, khususnya setelah musim hujan atau kondisi cuaca ekstrem.

Bosch Bersiap Rambah Era Penggunaan Hidrogen

Bosch memasuki era penggunaan hidrogen untuk keperluan mobilitas. Penyuplai teknologi dan layanan yang terletak di Stuttgart-Feuerbach, Jerman, ini memulai produksi modul tenaga fuel-cell. Nikola Corporation, sebuah perusahaan asal Amerika Serikat, akan menjadi pelanggan pertama dengan truk listrik bertenaga fuel-cell hidrogen Class 8, yang direncanakan mulai memasuki pasar Amerika Utara pada kuartal ketiga tahun ini.

“Di lokasi ini, yang mana menjadi tempat bersejarah bagi Bosch, akan menyongsong masa depan penggunaan hidrogen. Bosch memahami banyak mengenai hidrogen, baik dalam mengembangkan teknologinya maupun penerapannya,” ujar Dr. Stefan Hartung, selaku Chairman of The Board of Management of Robert Bosch GmbH.

“Bosch menjadi satu dari sedikit perusahaan yang memiliki kapabilitas dalam menciptakan teknologi produksi massal, salah satunya ialah komponen fuel-cell. Kami tidak hanya memiliki kemampuan untuk membuat sistem, tapi juga mengembangkan unit produksi untuk massal,” imbuh Markus Heyn, salah satu anggota Board of Management & Chairman of Bosch Mobility Bosch.

Komponen sistem utama seperti kompresor udara elektris dan blower resirkulasi yang dibuat oleh pabrik Bosch di kota Homburg, Jerman. Sedangkan modul tenaga fuel-cell tak hanya dibuat di pabrik Stuttgart-Feuerbach saja, namun juga di Chongqing, Cina. Komponen modul tenaga fuel-cell juga disuplai dari pabrik di Wuxi.

“Bosch adalah perusahaan pertama yang memproduksi sistem ini, baik di Jerman maupun di Cina,” tukas Dr. Stefan Hartung. Bosch pun berharap, di tahun 2030 nanti, satu dari lima truk keluaran baru yang memiliki bobot 6 ton atau lebih, akan menggunakan sistem fuel-cell sebagai sumber tenaganya.

Steer-by-Wire Bosch dan Arnold NextG Siap Dibuat Dalam Skala Besar

Bosch berencana untuk menghadirkan sistem steer-by-wire dalam skala komersial, setidaknya di 5 tahun ke depan. Dengan menggandeng Arnold NextG, sebuah penyuplai komponen berteknologi, keduanya ingin menghadirkan solusi mutakhir dalam perkembangan sarana mobilitas. Sebab sistem steer-by-wire dianggap sebagai sistem kemudi kendaraan di masa depan.

Sebagai salah satu penyuplai sistem kemudi elektris, Bosch melihat potensi besar dari sistem steer-by-wire. Sehingga kolaborasi Bosch dengan Arnold NextG ialah bertujuan untuk mengakselerasi produksi sistem steer-by-wire dalam skala besar. Terlebih lagi, Arnold NextG telah memiliki pengalaman dalam teknologi drive-by-wire.

“Kami melihat adanya kebutuhan sistem steer-by-wire yang begitu besar. Hal ini membuktikan bahwa pasar memerlukan terknologi ini, terutama dalam jangka waktu yang panjang. Tentu saja tidak terlepas dari terus berkembangnya teknologi kendaraan autonomous. Dengan menjalin hubungan dengan mitra baru, memungkinkan kami untuk mengoptimalkan sistem yang telah dikembangkan selama ini,” kata Dr. Gerta Marliani, President Robert Bosch Automotive Steering GmbH.

Lebih lanjut, Arnold NextG merupakan spesialis dalam pengembangan sistem drive-by-wire. Perusahaan ini telah beroperasi sejak tahun 2021, namun semua tenaga kerjanya telah memiliki pengalaman di dalam hal pengaplikasian komponen ‘by-wire’ untuk kendaraan sehari-hari. Sehingga Bosch yakin bahwa bersama Arnold NextG ini dapat memproduksi sistem tersebut dalam jumlah yang besar.

“Kami melihat bahwa sistem steer-by-wire buatan Bosch memang memiliki performa yang paling baik dan paling netral di pasaran. Kami merasa amat bangga dapat berkolaborasi dengan Bosch, untuk memproduksi komponen steer-by-wire dalam skala yang besar untuk pasar kendaraan di masa depan,” tukas Kevin Arnold, founder dan Chief Executive Officer Arnold NextG.

Dengan mengaplikasikan sistem steer-by-wire, maka konektivitas fisik antara lingkar kemudi dengan steering rack pun dihilangkan. Hal ini memberi peluang bagi produsen kendaraan untuk dapat lebih leluasa merancang bentuk interior. Bahkan sistem ini memungkinkan adanya teknologi baru terkait fitur keselamatan berkendara.