Kontrak Fantastis Helm HJC dan Fabio Quartararo
Juara dunia MotoGP, Fabio Quartararo menandatangani kontrak dengan produsen helm HJC. Tidak sembarangan, kontrak ini nilainya lebih dari Rp 12 milyar per balapan. Pembalap Monster Energy Yamaha tersebut akan mengenakan helm HJC untuk musim 2023. Tapi kenapa harus HJC?
Selain nilai kontrak yang fantastis, Quartararo juga percaya diri dengan helm ini. Punya fitur keselamatan yang mumpuni untuk melindungi dirinya, serta pelayanan di paddock yang dikatakan profesional.
Helm yang nanti dipakai adalah HJC RPHA-1 dengan bentuknya yang aerodinamis, lengkap dengan grafis khas sang ‘El Diablo’. “HJC adalah perusahaan keluarga pembuat helm yang sudah ada selama 52 tahun. Selain berpengalaman di dunia perhelman juga tidak asing di arena balap,” kata rider Perancis ini. “Mereka memiliki investasi besar di MotoGP dengan menyediakan pelindung kepala untuk para pemula maupun juara dunia. Dan yang paling penting, pelayanan mereka di paddock profesional.”
Fabio Quartararo juga mengaku, tahu banyak soal HJC dari lingkungannya. Ia berkawan baik dengan test rider Yamaha, Cal Crutchlow yang lama memakai helm ini. “Brad Binder juga menggunakan helm HJC RPHA 1. Helmnya sangat aerodinamis dan punya fitur safety yang mumpuni,” tambahnya.
Sementara itu, HJC juga tidak menutupi keriaannya karena berhasil menggaet Quartararo. “Kami gembira dengan kemitraan bersama juara dunia MotoGP 2021. Di umur 23 tahun, Fabio Quartararo sudah berhasil meraih gelar juara dunia. Kami tidak sabar untuk melihat kiprah ke depannya,” tulis pernyataan produsen helm Korea Selatan ini.
Diketahui, HJC ternyata sudah memperhatikan kiprah Quartararo sejak masih awal berkarir. “Hingga akhirnya kami yakin ‘anak ini akan jadi juara dunia’. Dan terbukti benar.”
Terganjal Ducati
Fabio Quartararo mungkin salah satu yang bisa dimasukan dalam kategori pembalap emas. Kiprahnya di Moto3 dan Moto2 tidak terlalu cemerlang. Tapi begitu masuk di MotoGP tahun 2019, ia selalu berada di urutan 10 besar klasemen akhir. Puncaknya, juara dunia tahun 2021. Ia adalah orang Perancis pertama yang meraih gelar prestisius itu.
Tahun lalu, kiprahnya menjanjikan di awal musim. Ia mencetak 91 poin, namun Francesco Bagnaia, rider Ducati melakukan perlawanan sengit hingga akhirnya unggul 17 poin (265 vs 248) dan jadi juara MotoGP 2022.
Tahun ini, pertarungan seru bisa kembali kita harapkan. Tim sudah mulai berbenah dan mulai terlihat mana yang kuat dan mana yang kurang. Contohnya Honda, hingga sesi tes di Valencia akhir tahun lalu, masih terganjal performa.