Review Honda WR-V, Mobil Kaum Urban Dengan Sederet Janji
Kemarin, (19/12/2022) adalah untuk pertama kalinya kami diberikan kesempatan untuk mencoba produk terbaru PT Honda Prospect Motor (HPM). Inilah Honda WR-V, yang dibanggakan oleh HPM sebagai mobil yang cocok untuk mobilitas harian.
Dan kami merasa terpanggil untuk membuktikan hal itu. Uji kendara Honda WR-V varian RS dijalani di seputar Bali. Kami suka mobil ini, secara tampilan. Apa yang disuguhkan ke mata oleh para perancang Honda, terlihat pas.
Grill depan dengan motif 3D khas Honda kekinian dibuat proporsional. Lampu utama tentunya sudah LED, lengkap dengan DRL dan lampu sein model running light. Tidak terlalu suka lampu sein macam ini tapi, okelah, yang penting terlihat jelas oleh pengendara lain.
Yang paling enak adalah melihat mobil ini dari belakang. Sekali lagi, terlihat proper. Fitment-nya pas, kalau kata penyuka mobil jaman sekarang. Ban tidak terlihat terlalu kurus atau lebar berlebihan. Model lampu belakang lebar tidak berlebihan dalam tampilan. Tapi mampu membuat Honda WR-V seperti menyuarakan kualitas berkendaranya. Atap melandai di belakang adalah ciri khas SUV Honda yang tidak ketinggalan.
Meski terlihat tidak tinggi, tapi WR-V diklaim memiliki ground clearance 220 mm. Dibekali dengan pelek 17 inci yang, tergantung selera, tapi menurut kami ini lumayan. Tidak wah, tapi oke, lah. Salah satu yang membuat mobil ini enak dilihat juga adalah jarak ban ke sepatbor yang tidak jauh. Proporsional. Kami suka.
Dashboard Mirip BR-V
Interior, karena kami disuguhkan varian RS saja, maka ada sederet fitur untuk memudahkan berkendara. Termasuk Honda Sensing yang isinya beragam. Mulai dari pengereman otomatis hingga cruise control adaptif.
Dashboard serupa dengan Honda BR-V. Layar multimedia 7-inci tidak terlalu menonjol, tapi kemampuannya cukup memuaskan. Bisa Android Auto dan Apple Carplay. Selain itu, segalanya mudah diraih dari berbagai posisi mengemudi. Mulai dari kendali AC hingga pengaturan audio.
Satu hal yang jadi catatan adalah jok depan yang terasa terlalu kecil. Ini cukup terasa terutama di bagian paha. Tinggi kami 165 cm, begitu pun, jok masih terasa kurang terasa menopang. Ditambah lagi, pengaturan posisi setir hanya tersedia tilt (naik turun), tidak ada teleskopik.
Jok belakang masih terasa lebih baik. Penumpang belakang tidak mengeluh. Ruang kaki luas, head room lumayan lega meski atapnya melandai di bagian ini. Dengan catatan, yang menyatakan hal tersebut tinggi badannya 170 cm.
Yang sangat disayangkan adalah, absennya fitur ultra seat di mobil ini. Ultra seat adalah metode pengaturan jok depan dan belakang yang sangat fleksibel dan mudah dioperasikan. Memberikan ruang lega untuk membawa barang. Andaikan ada, bisa jadi nilai lebih untuk lebih bersaing di kelasnya
Yang harus diacungi jempol adalah kualitas interiornya. Bahan empuk bertebaran di kabin. Plastik keras yang ada pun terlihat tidak murahan.
Overall, ini mobil yang menyenangkan. Kabin nyaman, desain enak dilihat. Tidak banyak basa-basi yang tidak perlu.
Soal rasa berkendara dan performa, kami utarakan di artikel berikutnya. Mobil ini memiliki pengendaraan yang membuat standar baru untuk sebuah SUV/crossover entry level. Tunggu saja.