Review: GWM Haval Jolion Ultra HEV 

Sejak pertamakali diluncurkan pada event Indonesian International Motor Show (IIMS) 2025, GWM Haval Jolion Ultra HEV berhasil memikat para penyuka SUV di Tanah Air. Lebih tepatnya mungkin penasaran.

Akhirnya kami berkesempatan untuk menjajal langsung GWM Haval Jolion Ultra dalam sesi test drive Haval Jolion Ultra Driving Experience pada Senin (2/6). Inchcape Manufacturing Facility yang ada di Wanaherang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menjadi lokasi test drive.

Kabin Bikin Betah

Tentu saja tak cuma mengemudi, kami juga menikmati seperti apa rasanya menjadi penumpang di SUV bongsor ini.

Tampilan eksterior mungkin sudah pernah kami ulas. Kini kami akan sedikit mengulas seputar kabinnya yang memang didesain agar penumpang merasa nyaman. Tampilan interior terbilang mewah dengan material berkualitas tinggi. Mulai dari jok, dashboard, konsol tengah hingga setir dan panel door trim dirancang cukup ergonomis.

Saat kami duduk di jok depan maupun jok belakang, rasanya sangat nyaman dan bikin betah. Meskipun ukuran jok cukup besar ala sofa lounge, tapi saat duduk tak terasa sempit. Penumpang berpostur jangkung pun tidak perlu khawatir kepalanya mentok plafon. Kabin mobil ini lega. Ditambah lagi dengan pencahayaan ambient pada kabin yang bisa disetel sesuai selera.

Fitur Berkendara Lengkap

Karena ini adalah mobil dengan kemampuan off-road, GWM Haval Jolion Ultra HEV ini dilengkapi dengan berbagai fitur teknologi mutakhir. Yang paling utama yakni
fitur bantu berkendara Advanced Driver Assistance Systems (ADAS). Ada sekira 20 fitur canggih pada mobil ini, antara lain:

Smart Turning: Fitur ini membantu saat berbelok masuk tikungan atau putar balik dengan menyesuaikan laju kecepatan dan stabilitas ayunan suspensi.

Smart Evade: Sejumlah sensor pendeteksi akan membantu pengenudi menghindari potensi tabrakan dengan objek lain di jalan.

Intelligent Cruise Assist (ICA): Fitur ini akan menyelaraskan dan menyesuaikan laju kecepatan berkendara secara otomatis dengan kendaraan di depan. Posisi mobil juga tetap di lajur. Sangat berguna ketika berkendara dalam kondisi stop and go atau di jalan tol.

Forward Collision Warning (FCW) dan
Automated Emergency Braking (AEB): Kedua fitur ini mampu mendeteksi potensi tabrakan di depan. Sistem secara otomatis akan mengaktifkan rem (hard braking) jika diperlukan untuk mencegah kecelakaan.

Lane Center Keeping (LCK). Ini merupakan fitur yang memastikan kendaraan selalu tetap berada di tengah lajur.

360 View System: Fitur ini bagai mata ketiga yang akan memberikan pandangan menyeluruh di sekitar kendaraan via tampilan layar 12,3 inci. Fitur ini juga memudahkan saat manuver di area sempit dan parkir di area dengan ruang gerak terbatas.

Windscreen Heads-Up Display (HUD): Selain tampilan infomasi berkendara pada layar dashboard, fitur ini akan menampilkan informasi penting seperti kecepatan dan navigasi langsung di kaca depan. Fitur HUD membuat pengemudi bisa tetap fokus dan konsentrasi melihat ke arah jalan di depan.

Uji Fitur Berkendara

Pada sesi test drive di Wanaherang, ada empat macam pengujian, yakni akselerasi, fitur pengereman ADAS, manuver, dan blind parking. Sebelumnya, kami terlebih dahulu diajak untuk mengunjungi Testing Facility milik Inchcape Indonesia. Inilah tempat uji kelayakan fitur teknologi berkendara GWM Haval Jolion Ultra HEV dilakukan.

Setiap station pengecekan di Inchcape Manufacturing Facility telah menerapkan prosedur quality control yang ketat sesuai standar bertaraf global.

Tak hanya memastikan kualitas setiap unit kendaraan yang diproduksi. Fasilitas ini juga dilengkapi dengan sistem pengujian khusus untuk memastikan kelayakan teknologi keselamatan canggih seperti ADAS Level 2, dan beragam fitur berkendara lainnya.

Fasilitas pengujian ini adalah wujud keseriusan GWM dalam menghadirkan kendaraan dengan standar keselamatan dan teknologi global yang diproduksi secara lokal. Kualitas setiap unit GWM Haval Jolion Ultra HEV yang diproduksi di Indonesia setara dengan yang dibuat di negara lain.

Setelah melihat seperti apa tahapan proses pengujian fitur berkendara, kami pun mulai mendapat giliran untuk mencoba langsung.

Yang pertama kali kami coba adalah fitur Autonomous Emergency Braking (AEB). Fitur keselamatan aktif yang mengandalkan sistem pengereman ini adalah salah satu fitur penting. Sistem pengereman yang baik dan responsif akan meminimalisir risiko tabrakan dan kecelakaan berkendara.

Fitur AEB dilengkapi sensor yang mampu mendeteksi bahaya dan risiko benturan di depan secara real-time. Rem akan bekerja secara otomatis jika pengemudi terlambat merespons dan menginjak pedal rem.

Pada sesi uji AEB, kami melajukan mobil menuju mannequin yang ada di depan mobil. Tanpa menginjak pedal rem, fitur AEB bekerja otomatis dan mobil pun berhenti saat mendekati obyek.

Karena ini mobil SUV yang berbodi agak besar, sesi uji Blind Parking Test jadi momen yang akan menjawab rasa penasaran kami.

Kami ingin tahu secanggih apa fitur kamera dan sensor yang dimiliki mobil ini. Saat kami memarkir kendaraan dengan seluruh kaca mobil tertutup, ternyata tak ada kendala sama sekali berkat fitur kamera 360°. Kami tetap bisa memantau kondisi di sekitar kendaraan secara menyeluruh via layar dashboard dengan tampilan visual dari berbagai sudut.

Tak hanya itu, kami juga dapat memilih tampilan kamera dari berbagai sudut sesuai kebutuhan. Mulai dari tampilan depan, belakang, hingga samping. Fitur ini mempermudah proses manuver saat parkir di area sempit dengan ruang gerak terbatas dengan jarak pandang minim.

Teknologi Hybrid

Haval Jolion Ultra HEV yang kami uji dibekali mesin hybrid GWM L.E.M.O.N DHT 1.5-liter. Sebagai catatan, teknologi ini merupakan akronim dari Low Emission Motor Or New (L.E.M.O.N) dan Double-Motor Hybrid Transmission (DHT).

Perpaduan mesin bensin dan transmisi motor elektrik hybrid ganda menghasilkan emisi gas buang rendah dan irit konsumsi BBM tanpa mengorbankan performa. Total output yang dihasilkan sebesar 190 hp dengan torsi puncak 375 Nm.

Sesi yang cukup menarik adalah Slalom Handling Course. Kami menguji stabilitas dan kelincahan kendaraan saat bermanuver di tikungan tajam. Haval Jolion Ultra HEV mampu bermanuver dengan presisi tanpa kehilangan kestabilan. Sistem suspensi mobil ini memang kinerjanya sangat baik, bahkan saat mobil diisi penuh dengan lima penumpang. Nyaris tak ada gejala limbung atau body roll saat bermanuver membentuk angka 8 secara berulang.

Sesi yang paling dinanti adalah Acceleration Test alias uji akselerasi. Tarikan akselerasi yang dihasilkan Haval Jolion Ultra HEV cukup halus dan responsif layaknya mobil listrik tapi tak ada gejala menyentak.

GWM Haval Jolion Ultra HEV juga dilengkapi fitur Launch Control yang umumnya hanya ditemukan pada mobil sport. Layaknya turbo boost, fitur ini akan memberi asupan suplemen daya ekstra beberapa saat untuk mendongkrak respon akselerasi.

Kami coba memacu untuk mencapai kecepatan 100 km/jam. Namun karena panjang lintasan yang terbatas, kami hanya bisa mencapai angka 80 km/jam. Mungkin ancang-ancang saat start dan injak pedal gas juga berpengaruh. Setidaknya, fitur Launch Control jadi salah satu poin plus yang patut jadi bahan pertimbangan.

GMW Haval Jolion Ultra HEV sudah mulai dipasarkan di Indonesia sejak Februari 2025. Dengan harga On The Road (OTR) Jakarta Rp 418 jutaan, mobil SUV ini layak dipertimbangkan sebagai kendaraan pilihan keluarga.

Review: Haval Jolion Hybrid 2024

Gempuran kendaraan asal China yang masuk ke pasar otomotif Tanah Air memang terasa masif. Tidak hanya produk bermesin konvensional (Internal Combustion Engine atau ICE) saja, namun yang berteknologi hybrid maupun bermotor listrik juga saling berebut kue pasar. Great Wall Motors (GWM) merasa pasar Indonesia masih punya peluang untuk memasarkan beberapa produk mereka. Salah satunya ialah Haval Jolion, yang melangsungkan debutnya di Indonesia pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 silam. 

Desain eksterior Haval Jolion memiliki gaya yang dinamis, tapi masih ada aksen tegas di bodinya. Fascia mobil ini dengan grill yang unik, desainnya tergolong berbeda dengan mobil sekelasnya. Jadi, sebenarnya Haval Jolion pasti mudah dikenali dari bagian depannya. Apalagi desain lampu depannya juga punya desain futuristik.

Kontur tegas

Bodi sampingnya punya kontur yang tegas, disertai garis melengkung yang menampilkan kesan dinamis. Menuju ke buritan, lampu belakangnya punya desain yang spesial. Sayangnya, kami kurang ‘sreg’ dengan emblem GWM yang agak terlalu besar pada pintu bagasi. Di bagian bawah bumper belakang, ada aksen sporty yang punya beberapa diffuser. Velg 18 incinya dibalut dengan ban 225/55 R18.

Lanjut masuk ke interiornya, langsung saja disambut oleh bahan kulit sintetis yang membalut sekujur joknya. Desain kursinya memiliki kontur yang baik, namun perlu beberapa waktu untuk menyesuaikan posisi mengemudi yang tepat, supaya saat melakukan perjalanan tetap terasa nyaman.

Melihat ke bagian atap, terdapat panoramic roof yang membentang dari bagian depan sampai ke belakang. Di bagian depan, kursi pengemudi sudah memiliki pengaturan elektrik, sedangkan kursi penumpang depan masih model pengaturan manual. Haval Jolion punya layar sentuh multimedia 10,25 inci yang mendukung Apple CarPlay dan Android Auto. Sistem hiburan ini juga mendukung pengaturan dual zone AC. Selain itu, ada juga beberapa port USB untuk mengisi daya perangkat elektronik.

Rasa berkendara yang halus

Haval Jolion hadir dengan mesin bensin berkapasitas 1.5 liter dipadukan dengan motor listrik. Kombinasi ini menghasilkan output sebesar 187 hp dan torsi maksimal 375 Nm. Menariknya, ada penggunaan transmisi DHT (Dedicated Hybrid Transmission) yang memberikan rasa berkendara lebih halus.

Memang, untuk urusan pengereman perlu beradaptasi selama beberapa saat. Jika diinjak terlalu dalam, maka bakal mengejutkan. Tapi kalau pedalnya diinjak ‘menggantung’, seperti kurang menggigit. Meliuk di lalu-lintas padat atau di area parkiran yang kurang lapang, bukan masalah bagi SUV ini, sebab radius putarnya tergolong kecil.

Harga kompetitif

Haval Jolion sudah dilengkapi dengan fitur ADAS (Advanced Driver Assistance System). Mencakup berbagai teknologi seperti Adaptive Cruise Control, Lane Keeping Assist, dan Automatic Emergency Braking. Proses parkir mundur juga menjadi mudah, karena ada kamera belakang dan sensor parkir. Kapasitas bagasi tidak bisa dikatakan lapang, karena kapasitasnya ‘hanya’ 390 liter.

Terkait harganya, memang tergolong kompetitif. Ketika diluncurkan pertama kali, harganya dipatok Rp 448 jutaan. Namun, beberapa bulan kemudian malah turun jadi Rp 405 jutaan. Ternyata karena sudah dirakit secara lokal di Wanaherang, Jawa Barat. Apakah mobil ini layak dibeli? Jawabannya memang layak menjadi salah satu pilihan. Apalagi jika Anda sedang mencari SUV hybrid dengan fitur lengkap.