Suzuki Cappuccino

Suzuki Cappuccino Disiapkan, Toyota Dan Daihatsu Terlibat

Suzuki Cappuccino adalah salah satu mobil legendaris di jajaran mobil buatan Jepang. Ini salah satu cikal bakal sportscar compact di kelas Kei Car yang kemampuannya jempolan.

Meski tenaganya cuma 63 hp, tapi bentuknya yang ringkas dan bobot ringan (hanya 725 kg) menghasilkan mobil yang lincah dan menyenangkan dikendarai. Apalagi kalau bertemu jalanan berliku macam di Puncak.

Media jepang Bestcar mengabarkan mereka mendengar informasi yang hampir pasti, bahwa Suzuki Cappuccino akan dihidupkan kembali. Pengembangannya bahkan melibatkan Toyota dan Daihatsu. Kok bisa? Ini karena Toyota punya saham di Suzuki, dan Daihatsu adalah anak perusahaannya sendiri. 

Formatnya tetap sportscar dua pintu. Tapi ukurannya tidak lagi Kei Car. Sebagai basis pengembangan, memanfaatkan mobil konsep Toyota S-FR. Namun tidak disebutkan apakah akan tetap beratap terbuka seperti Cappuccino dulu atau coupe.

Sebagai penggerak, ini agak simpang siur. Bestcar mengatakan akan memanfaatkan mesin tiga silinder 1,3 liter yang basisnya serupa jantung mekanis GR Yaris dan GR Corolla. Transmisi tidak disebutkan, tapi Cappuccino akan jadi mobil gerak roda depan (FWD).

Hal terakhir itu agak meragukan. Karena S-FR adalah mobil konsep berpenggerak roda belakang.

Lalu, kenapa ada Daihatsu? Ini karena mereka juga dikatakan berniat untuk menghidupkan kembali Copen. Kemungkinan, nantinya S-FR akan jadi tiga mobil untuk Suzuki, Daihatsu dan Toyota sendiri.

Yang jadi pertanyaan adalah, Daihatsu juga punya Copen Concept yang muncul di Tokyo Mobility Show 2023 lalu. Kami cenderung yakin, basis mobil ini yang akan jadi Copen sesungguhnya. Sedangkan Suzuki Cappuccino, dengan mempertimbangkan nilai historis sebagai mobil RWD, pakai basis S-FR. Mesin Toyota tadi yang mungkin akan dipakai oleh ketiganya.

Ini akan menarik untuk jagat otomotif global, semoga saja bisa kejadian. Kita tunggu.

Mengenal Kei Car ABC, Trio Mungil Dari Jepang 

Jepang dikenal sebagai negara yang unik mulai dari budaya hingga adatnya. Rupanya keunikan ini juga berlaku dalam mobil buatan Jepang. Ada jenis mobil yang unik di Jepang, yakni Keijidosha atau lazim dikenal dengan nama Kei car. 

Awalnya Kei car sendiri bertujuan memberikan mobilitas ke penduduk Jepang yang bangkit setelah Perang Dunia II, namun dengan ekonomi Jepang yang terus membaik, bahkan produsen mobil pun membuat sports car yang masuk ke dalam regulasi kei car, pada era 1990an. 

Ada tiga Kei car yang popular dikenal dengan nama ABC. Kenapa ABC? Karena diambil dari huruf depan dari ketiga model tersebut, mulai dari Autozam AZ-1, Honda Beat, dan Suzuki Cappuccino. Penasaran dengan jejak ABC ini? Ayo simak bersama… 

Bermula Dari Solusi Mobilitas 

Kei car atau keijidosha yang berarti mobil ringan dalam bahasa Jepang pertama kali dibuat oleh pemerintah Jepang pada tahun 1949. Kei car memiliki regulasi yang membatasi dimensi serta kapasitas mesin, namun diberikan insentif pajak agar terjangkau. Sehingga diharapkan bisa memberikan solusi mobilitas bagi warga Jepang yang baru saja bangkit pasca Perang Dunia II. 

Awalnya regulasi Kei car sendiri tidak diminati pabrikan karena sangat membatasi. Baru setelah adanya revisi, Kei car mulai populer di era 50an melalui kehadiran Subaru 360. Meski ekonomi Jepang terus naik, Kei car terbukti tetap populer dan mulai mengikuti zaman. Ketika bubble economy yang membawa kekayaan ke publik Jepang lahir, mobil mungil ini ikut berevolusi.

Tidak hanya fitur-fitur canggih mulai muncul di Kei car, pabrikan Jepang menghasilkan sports car sesuai regulasi tersebut. Antara lain adalah panjang mobil hingga 3,3 meter, lebar 1,4 meter, dan tinggi 2 meter. Sedangkan mesin dibatasi hingga 660 cc dan tenaga maksimal 63 hp saja. 

Autozam AZ-1 

Mobil pertama dalam angka ABC merupakan Autozam AZ-1. Brand ini merupakan sub brand dari Mazda yang pertama kali muncul pada tahun 1989. Target pasarnya ialah muda atau yang berjiwa muda. Karena itu lini Autozam umumnya diisi dengan mobil entry level dengan desain yang menarik. AZ-1 sendiri bukan dikembangkan oleh Mazda melainkan Suzuki.

Hal ini dikarenakan Mazda dan Suzuki berkolaborasi dalam pengembangan Kei car serta rebadge produk. Proposal mobil yang menjadi AZ-1 sendiri awalnya dibuat untuk Suzuki, namun akhirnya ditolak manajemen karena dianggap terlalu ekstrim. Bentuknya tergolong eksotis dengan penempatan mesin ditengah dan pintu gullwing.

Chassisnya menggunakan material logam besi, tapi bodinya terbuat dari fiberglass. Awalnya AZ-1 memakai lampu pop-up, namun pada versi akhir malah menggunakan lampu bulat. Sumber tenaga AZ-1 berasal dari mesin Suzuki F6A tiga silinder 657 cc 12 katup DOHC turbocharger, yang dipasang melintang di tengah. Tenaganya 63 hp dan torsi mencapai 85 Nm. Output tersebut disalurkan menuju roda belakang melalui transmisi manual 5 speed. 

Dengan berat hanya 720 kg, AZ-1 sendiri mampu melaju dari 0-100 km/jam dalam waktu 11 detik. Top speed yang dibatasi pada 140 km/jam. Hanya ada 4.392 unit AZ-1 yang pernah dibuat hingga tahun 1994. Selain itu AZ-1 juga memiliki kembaran Suzuki bernama Cera yang diproduksi lebih sedikit lagi yaitu 531 unit saja. 

Honda Beat

Kalau menyebut Honda Beat di Indonesia, pasti terlintas skuter matik yang telah dijual sejak tahun 2008. Namun di Jepang, nama Beat digunakan untuk nama Kei car milik Honda. Beat menjadi produk yang special, lantaran menjadi mobil terakhir yang disetujui oleh Soichiro Honda sebelum meninggal. 

Desain Beat berasal dari proyek mobil sport Pininfarina, yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Honda. Beat menggunakan desain roadster dengan atap vinyl yang bisa dibuka tutup. Interiornya juga atraktif berkat pola jok beraksen hitam dan putih. 

Honda menggunakan mesin E07A tiga silinder 656 cc yang mampu menghasilkan tenaga 63 hp dan torsi 60 Nm. Mesin dengan posisi melintang di tengah ini, dilengkapi dengan Multi Throttle Responsive Engine Control (MTREC) individual throttle body untuk setiap silinder.

Tenaga mesin disalurkan melalui transmisi manual 5 speed menuju roda belakang. Akselerasi dari 0-100 km/jam dapat ditempuh dalam waktu 12 detik. Top speed dibatasi pada 135 km/jam saja. Honda Beat diproduksi hingga tahun 1996 dengan total produksi mencapai 33.600 unit.

Suzuki Cappuccino

Jika AZ-1 awalnya lahir sebagai proyek Suzuki yang ditolak manajemen. Maka Cappuccino dibuat sebagai penggantinya. Dibandingkan AZ-1 dan Beat yang menggunakan layout mid-engine, Suzuki lebih memilih mesin depan yang dianggap biaya pembuatannya lebih terjangkau. 

Body Cappuccino menggunakan model roadster yang unik dengan atap metal yang bisa dilepas sehingga bisa dikonversi menjadi T-bar, targa, maupun atap terbuka. Suzuki Cappuccino juga memiliki distribusi bobot 50:50 yang ideal, sehingga pengendaliannya tidak kalah dengan AZ-1 dan Beat. 

Mesin yang digunakannya serupa dengan Autozam AZ-1, yaitu Suzuki F6A. Uniknya, Suzuki Cappuccino tak hanya ditawarkan dengan transmisi manual 5 speed saja, namun juga ada opsi transmisi otomatis 3 speed. Karena bodinya menggunakan material aluminium, maka Cappuccino ini cukup ringan dengan berat 725 kg.

Akselerasi 0-100 km/jam dapat ditempuh dalam waktu 10 detik. Lalu top speed dibatasi hingga 137 km/jam saja. Berbeda dengan AZ-1 dan Beat, Cappuccino sendiri diekspor menuju pasar Eropa. Masa produksi Cappuccino termasuk Panjang, dari tahun 1991 hingga 1998 dengan total produksi mencapai 28.010 unit.