BMW M Tinggalkan DCT, Balik Ke Transmisi Otomatis Konvensional
Perkembangan teknologi transmisi terus berkembang pesat dalam tiga dekade terakhir. Salah satunya adalah transmisi kopling ganda (Dual-Clutch). Teknologi yang awalnya digunakan pada mobil balap ini kemudian diadopsi banyak pabrikan pada mobil jalan raya. Sukses? Sangat sukses.
Namun beberapa tahun terakhir ini mulai terbentuk dua kubu: tetap menggunakan transmisi DCT vs kembali ke transmisi automatic tradisional. BMW M merupakan salah satu yang kembali ke teknologi transmisi automatic dan perlahan menggusur penggunaan transmisi semi-automatic.
Dan tipikal BMW yang kukuh pada pendirian, “BMW M tak lagi menggunakan transmisi kopling ganda. Selesai,” papar Dirk Hacker, BMW M head of development. “Kami (BMW M) hanya menawarkan pilihan transmisi manual, automatic dan di masa mendatang akan hadir transmisi otomatis elektrik,” imbuh Hacker.
BMW sebenarnya telah meninggalkan opsi 8-speed DCT sejak tahun 2021 lalu. Gantinya adalah kembali pada transmisi automatic 8-speed dengan torque converter.
“Kami telah mengkaji soal transmisi pada saat pengembangan generasi terbaru M5. Pilihan yang kami ambil tak semata berkaitan dengan biaya produksi, namun juga soal kenyamanan dan kinerja saat berkendara, serta banyak hal lainnya,” tambah Hacker.
Ya, selain rancang bangunnya terbilang rumit dan kompleks, transmisi DCT biayanya sangat mahal. Lagipula, BMW M adalah mobil yang identik dengan para penyuka performa…dan transmisi tiga pedal.
Prinsip Kerja DCT BMW
Dual-Cutch Transmission (DCT) alias transmisi kopling ganda adalah jenis sistem transmisi yang memanfaatkan dua bak kopling untuk gigi transmisi genap dan ganjil yang terpisah. Pengoperasian oper gigi tak terhubung langsung antara girbox dengan stik persneling, tapi via solenoid hidrolik.
Tak ada pedal kopling. Kinerja kopling memanfaatkan aktuator yang dikendalikan komputer. Saat naik gigi, satu kopling akan aktif, dan satu lagi akan los. Hal ini untuk mengurangi hambatan penyaluran daya.
Naik-turun gigi diatur oleh modul elektronik/hidrolik DCT yang ada di sisi blok girbox. Prinsip kerja mekatronik ini mirip seperti modul rem ABS.
Tekanan dorongan hidrolik normalnya berkisar 5-20 bar (72.5-290 psi). Untuk kinerja lebih responsif dapat ditingkatkan menjadi 30 bar (435 psi) (mode sport).
Mana Yang Lebih Baik, AT atau DCT?
Perpindahan gigi pada transmisi automatic memang lebih halus kinerjanya dibanding DCT pada kecepatan rendah. Sementara pada kecepatan tinggi, DCT lebih responsif dan presisi. Itu dulu…
Namun kini teknologi transmisi automatic jauh lebih responsif dan lebih bagus dari DCT pada kecepatan tinggi. Salah satu contohnya yakni pada M4 CSL terbaru. Ya, mobil kencang M4 bertransmisi automatic konvensional.
Nah, jadi BMW M kian mantap dengan pilihannya yakni transmisi automatic. Untuk transmisi manual tetap akan tersedia pada M2 bagi para penyuka tiga pedal. Namun kemungkinan hanya sampai generasi terakhir M2 (G87), sekira tahun 2030 mendatang.
Problemnya untuk transmisi manual yakni pihak produsen transmisi secara perlahan mulai mengurangi kapasitas produksi dan pindah jalur ke teknologi lain.
Mungkin transmisi manual secara perlahan akan pensiun, tapi tidak dalam waktu dekat. Lantas, bagaimana dengan teknologi transmisi elektronik rasa ‘manual’ pada mobil listrik?
Tak seperti brand otomotif lainnya, BMW tak berminat untuk menerapkan teknologi transmisi manual ‘imitasi’ pada mobil listrik. Membuat teknologi transmisi seperti itu bukan hal yang sulit bagi BMW. Hanya saja bagi pabrikan asal Bavaria ini, “Buat apa?”
Jika konsumen kurang menyukai atau menginginkan transmisi automatic atau bahkan single speed seperti pada mobil listrik BMW i, maka BMW bukanlah mobil yang cocok untuk Anda.
Jadi, nikmati opsi transmisi yang ada…