New Kia Stonic Tampil Makin Stylish dan Hightech

Versi terbaru Kia Stonic akhirnya resmi diperkenalkan. Karena rombakan desainnya cukup banyak, mungkin lebih layak jika compact crossover ini berlabel All-New.

Stonic pertamakali diproduksi tahun 2017 untuk mengisi pangsa pasar SUV segmen B. Urban SUV dari pabrikan otomotif Korea Selatan ini ternyata cukup sukses. Kia Stonic peminatnya cukup banyak, bahkan masih eksis dipasarkan di sejumlah negara di Asia dan Eropa hingga kini.

Produksinya dilakukan di pabrik Kia yang berlokasi di Yancheng, Tiongkok, dan Karachi, Pakistan. Dengan usianya yang hampir satu dekade, maka memang sudah waktunya bagi Stonic untuk ganti generasi.

Tampil Lebih Fresh

Dihandingkan versi awal, perubahan pada Stonic terbaru ini sangat siginifikan berkat bahasa desain Opposites United terbaru dari Kia. tombakan gaya di bagian depan dan belakang membuat Stonic tampil lebih fresh dan trendy. Bahkan kami nyaris sulit membedakannya dengan mobil listrik lini Kia EV yang tampil modern dan futuristis.

Ubahan pada desain eksterior di fascia depan meliputi bumper dan lampu utama dengan desain Star Map Signature Lighting. Desain grille pun makin kekar dan condong ke depan. Fender depan pun makin sexy.

Tampilan bagian belakang pun tak luput dari ubahan. Desain pintu bagasi, blok lampu belakang dan skid plate pada bumper belakang mengalami sentuhan baru yang lebih stylish.

Karakter bodi compact yang jadi ciri khas Stonic tak berubah. Hanya panjang bodi sedikit bertambah 25 mm jadi 4.165 mm.

Agar makin memikat, ada dua tambahan warna baru, yakni Adventurous Green dan Yacht Blue.

Gaya tampilan makin eyecatching dengan velg alloy 16-inci model baru. Khusus untuk varian GT-Line, dibekali velg ukuran 17-inci dengan gaya sport.

Interior Makin Modern

Kia tentu tak melupakan penyegaran di area interior. Jika tampilan eksterior jadi pemikat konsumen agar membeli, area inteior harus dibuat nyaman agar pengemudi makin betah berkendara.

Kemasan interior new Stonic pun makin modern dan hightech. Pada dashboardnya kini dilengkapi sepasang layar touchscreen 12.3-inci beresolusi HD model panoramic. Satu untuk panel instrumen berkendara, satu lagi untuk fitur infotaintment. Koneksi nirkabel Apple CarPlay dan Android Auto jadi fitur standar pada New Stonic. Demikian pula dengan aplikasi Kia Access dan My Kia.

Panel kontrol AC pun sudah diganti dengan layar digital otomatis Multimode Touch Display. Desain setir pun makin sporty dengan versi palang dua dan palang tiga. Tuas transmisi dan konsol tengah juga telah berubah desainnya. Seperti halnya pada mobil modern, fitur kekinian seperti soket USB-C dan charger ponsel nirkabel jadi fitur standar pada new Stonic.

Ruang kaki penumpang depan dan belakang kini makin lapang. Desain jok pun ergonomis dan lebih trendy dari sebelumnya.

Kapasitas kargonya dalam posisi standar cukup lapang dengan volume 352 liter. Jok belakang bisa dilipat untuk menghasilkan ruang kargo yang lebih lapang. Kabin mobil ini memang dirancang agar memberi kesan praktis dan fungsional namun tetap tampil mewah dan nyaman.

Upgrade Teknologi

Kia mempertimbangkan ketatnya regulasi emisi gas buang di Eropa yang kian ketat serta trend teknologi elektrifikasi. Konsumsi BBM yang ekonomis jadi pertimbangan para konsumen Eropa dalam membeli mobil saat ini. Jadilah new Stonic dibekali mesin baru yang cocok untuk mobilitas perkotaan.

Mesin bensin 3-silinder 1.0 T-GDI yang dibekalkan diklaim sangat ekonomis dengan konsumsi BBM 5,4 liter/100 km. Bagi yang ingin performa namun tetap ekonomis, tersedia opsi mesin mild hybrid. Kedua opsi mesin tersedia dalam versi transmisi manual 6-speed dan automatic 7-speed DCT.

Teknologi keselamatan berkendara pada new Stonic pun diupgrade. Sejumlah fitur pada sistem Advanced Driver Assistance Systems (ADAS) ditambah.

Pada bumper belakang terpasang sensor radar penunjang kinerja fitur Blind-spot Collision Avoidance Assist (BCA) dan fitur Safe Exit Warning (SEW). Fitur SEW sangat membantu saat hendak mundur maupun ketika membuka pintu bagasi.

Pada bagian depan terdapat kamera dan sensor radar untuk menunjang fitur Forward Collision-Avoidance Assist 1.5 (FCA 1.5) yang mencegah potensi benturan dari depan.

Fitur bantu berkendara Smart Cruise Control mengandalkan panduan data navigasi GPS untuk mengatur arah kemudi secada otomatis. Fitur lainnya yakni Highway Driving Assist (HDA) dan Lane Following Assist (LFA). Nah, makin canggih bukan…

Siap Merambah Pasar Eropa

Kia saat ini lebih memfokuskan new Stonic untuk konsumsi pasar Eropa. Desain ulang yang dilakukan Kia pada mobil compact ini memang disesuaikan dengan selera dan minat konsumen Eropa.

“Stonic terbaru ini jadi contoh upgrade desain dan teknologi yang dilakukan Kia. Versi facelift ini menjadi solusi stylish dan cerdas bagi konsumen di Eropa yang ingin nilai lebih dari sebuah mobil compact crosover,” papar Sjoerd Knippinh, Chief Operating of Kia Europe dalam keterangan resminya.

Perihal harga jual dan kapan mulai resmi dipasarkan untuk saat ini masih belum ada info detailnya dari pihak Kia. Setidaknya paling cepat akan diumumkan pads akhir tahun ini. Apakah pangsa pasar kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia juga bakal jadi target potensial bagi Kia new Stonic? Hmm…mungkin saja.

 

BMW M Tinggalkan DCT, Balik Ke Transmisi Otomatis Konvensional

Perkembangan teknologi transmisi terus berkembang pesat dalam tiga dekade terakhir. Salah satunya adalah transmisi kopling ganda (Dual-Clutch). Teknologi yang awalnya digunakan pada mobil balap ini kemudian diadopsi banyak pabrikan pada mobil jalan raya. Sukses? Sangat sukses.

Namun beberapa tahun terakhir ini mulai terbentuk dua kubu: tetap menggunakan transmisi DCT vs kembali ke transmisi automatic tradisional. BMW M merupakan salah satu yang kembali ke teknologi transmisi automatic dan perlahan menggusur penggunaan transmisi semi-automatic.

BMW M5 terbaru pakai transmisi otomotis biasa.

Dan tipikal BMW yang kukuh pada pendirian, “BMW M tak lagi menggunakan transmisi kopling ganda. Selesai,” papar Dirk Hacker, BMW M head of development. “Kami (BMW M) hanya menawarkan pilihan transmisi manual, automatic dan di masa mendatang akan hadir transmisi otomatis elektrik,” imbuh Hacker.

BMW sebenarnya telah meninggalkan opsi 8-speed DCT sejak tahun 2021 lalu. Gantinya adalah kembali pada transmisi automatic 8-speed dengan torque converter.

“Kami telah mengkaji soal transmisi pada saat pengembangan generasi terbaru M5. Pilihan yang kami ambil tak semata berkaitan dengan biaya produksi, namun juga soal kenyamanan dan kinerja saat berkendara, serta banyak hal lainnya,” tambah Hacker.

Ya, selain rancang bangunnya terbilang rumit dan kompleks, transmisi DCT biayanya sangat mahal. Lagipula, BMW M adalah mobil yang identik dengan para penyuka performa…dan transmisi tiga pedal.

Prinsip Kerja DCT BMW

Dual-Cutch Transmission (DCT) alias transmisi kopling ganda adalah jenis sistem transmisi yang memanfaatkan dua bak kopling untuk gigi transmisi genap dan ganjil yang terpisah. Pengoperasian oper gigi tak terhubung langsung antara girbox dengan stik persneling, tapi via solenoid hidrolik.

Tidak ada lagi DCT untuk BMW M.

Tak ada pedal kopling. Kinerja kopling memanfaatkan aktuator yang dikendalikan komputer. Saat naik gigi, satu kopling akan aktif, dan satu lagi akan los. Hal ini untuk mengurangi hambatan penyaluran daya.

Naik-turun gigi diatur oleh modul elektronik/hidrolik DCT yang ada di sisi blok girbox. Prinsip kerja mekatronik ini mirip seperti modul rem ABS.

Tekanan dorongan hidrolik normalnya berkisar 5-20 bar (72.5-290 psi). Untuk kinerja lebih responsif dapat ditingkatkan menjadi 30 bar (435 psi) (mode sport).

Mana Yang Lebih Baik, AT atau DCT?

Perpindahan gigi pada transmisi automatic memang lebih halus kinerjanya dibanding DCT pada kecepatan rendah. Sementara pada kecepatan tinggi, DCT lebih responsif dan presisi. Itu dulu…

Namun kini teknologi transmisi automatic jauh lebih responsif dan lebih bagus dari DCT pada kecepatan tinggi. Salah satu contohnya yakni pada M4 CSL terbaru. Ya, mobil kencang M4 bertransmisi automatic konvensional.

Nah, jadi BMW M kian mantap dengan pilihannya yakni transmisi automatic. Untuk transmisi manual tetap akan tersedia pada M2 bagi para penyuka tiga pedal. Namun kemungkinan hanya sampai generasi terakhir M2 (G87), sekira tahun 2030 mendatang.

Interior BMW terbaru.

Problemnya untuk transmisi manual yakni pihak produsen transmisi secara perlahan mulai mengurangi kapasitas produksi dan pindah jalur ke teknologi lain.

Mungkin transmisi manual secara perlahan akan pensiun, tapi tidak dalam waktu dekat. Lantas, bagaimana dengan teknologi transmisi elektronik rasa ‘manual’ pada mobil listrik?

Tak seperti brand otomotif lainnya, BMW tak berminat untuk menerapkan teknologi transmisi manual ‘imitasi’ pada mobil listrik. Membuat teknologi transmisi seperti itu bukan hal yang sulit bagi BMW. Hanya saja bagi pabrikan asal Bavaria ini, “Buat apa?”

Jika konsumen kurang menyukai atau menginginkan transmisi automatic atau bahkan single speed seperti pada mobil listrik BMW i, maka BMW bukanlah mobil yang cocok untuk Anda.

Jadi, nikmati opsi transmisi yang ada…