GAC AION Bakal Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik Di Indonesia?
Kunjungan kami ke fasilitas manufaktur GAC AION di Guangzhou, China tak hanya pada lini produksi mobil listriknya saja. Di tempat ini juga terdapat pabrik baterai.
Fasilitas manufaktur baterai dan motor listrik tersebut merupakan hasil kerja sama dengan CATL. Satu dari tiga raksasa ‘penguasa’ industri baterai dunia ini memasok komponen ke berbagai brand otomotif, terutama produsen mobil listrik.
Alasan mengapa kami juga diajak untuk melihat pabrik baterai ternyata berkaitan dengan rencana investasi yang akan dilakukan oleh GAC AION di Indonesia.
Tak hanya membangun fasilitas manufaktur mobil listrik saja, tapi GAC AION juga akan mendirikan pabrik baterai di Indonesia. Kurang lebihnya, akan menjadi sebuah fasilitas manufaktur terpadu seperti di Guangzhou. Bahkan mungkin lebih besar dari pabrik yang ada di Thailand.
Rencana investasi pabrik baterai GAC AION tersebut diungkapkan Managing Director of GAC Aion South East Asia, Ma Hai di Guangzhou, China. Namun hal tersebut masih dalam tahap pengkajian.
“Kami memiliki rencana kerjasama dengan Indomobil untuk mendirikan pabrik baterai di Indonesia. Tentunya rencana tersebut harus disesuaikan dengan regulasi yang ada di Indonesia,” ucap Ma Hai.
Lalu, sejauh mana perkembangan teknologi baterai yang dikembangkan oleh GAC AION dan CATL sebagai mitra industrinya?
Teknologi Baterai Canggih GAC -CATL
Pada tahun 2021 lalu GAC memperkenalkan teknologi baterai ternary lithium yang dikembangkan bersama CATL. Proses uji ketahanan baterai ini pun cukup panjang.
Tak hanya tahan benturan maupun tahan suhu tinggi, tapi juga tahan gores dan tusukan. Bagian dalam cangkang baterai terdapat cairan elektrolit yang akan menambal cangkang baterai bilamana terjadi kebocoran. Cairan ini juga meredam panas berlebih pada sel baterai.
Rangka cangkang selubung baterai sangat kedap air. Bahkan sekat sel baterai mampu mencegah perambatan panas berlebih antar sel baterai.
Cangkang baterai ternary lithium tahan hingga temperatur 1.400°C. Rahasianya terletak pada teknologi pelapisan bahan peredam panas skala nano. Tak hanya pada cangkangnya saja, tapi juga pada katoda elemen baterainya.
Untuk menjaga suhu agar tetap stabil, baterai ini juga dilengkapi sistem pendingin. Akan bekerja secara otomatis jika terdeteksi anomali voltase atau temperatur berlebih pada baterai. Risiko kebakaran atau meledak pun dapat ditekan.
Dibandingkan dengan baterai lithium biasa buatan GAC dan CATL, densitas energi baterai ternary lithium volumenya diklaim 9.4 persen lebih tinggi. Biaya produksinya pun sekira 10 persen lebih rendah.
GAC Group tak hanya memproduksi baterai jenis lithium. Tapi juga baterai berteknologi “all-solid-state” yang diharapkan mampu menghasilkan daya jelajah maksimum tembus 1.000 km!
Dari segi keamanan dan keselamatan penggunaan, GAC mengklaim baterai ini jauh lebih aman. Densitas energinya yang mencapai 400 watt-jam per kilogram (Wh/kg), dikatakan 60% lebih baik dari baterai Qilin buatan CATL yang menggunakan sel hybrid solid-state electrolyte.
Pabrik Baterai Terpadu
Di pabrik baterai yang ada di Guangzhou, GAC memproduksi baterai konvensional jenis lithium iron phosphate (LFP) untuk kebutuhan mobil listrik AION. Dari satu jalur produksi baterainya yang berkapasitas daya 6 GWh, GAC AION mampu memproduksi 2 juta sel baterai per menit!
Tak perlu heran, satu unit baterai yang digunakan mobil listrik GAC AION terdiri dari ratusan ribu sel elemen baterai.
Pabrik baterai GAC AION di Guangzhou pada tahun 2025 mendatang diharapkan mampu berproduksi dengan kapasitas daya hingga 36 gigawatt-jam (GWh).
Tak hanya memproduksi baterai saja, namun GAC AION juga membangun fasilitas infrastruktur jaringan pengisian ulang daya baterai (charging station).
Pada penghujung tahun 2023 lalu GAC AION mengoperasikan 7.084 DC superfast charging di seantero RRC (berdasarkan data China Electric Vehicle Charging Infrastructure Promotion Alliance). Sebanyak 1.300 superfast charging station yang dibangun merupakan jenis voltase tinggi yakni bertegangan 1.000V.