Selamat Tinggal Mercedes-Benz CLS
Beberapa hari lalu, kami menemukan salah satu mobil langka di Indonesia di wilayah Jakarta Selatan. Mobil itu adalah Mercedes-Benz CLS yang memberikan kenangan manis di karir jurnalistik otomotif kami, meski bukan mobil favorit. CLS, tepatnya CLS 63 AMG adalah salah satu mobil performa jalan raya yang membukakan mata soal bagaimana engineering sebuah mobil berevolusi.
Tapi itu cerita lain hari. Berita kurang enak kami dengar dari beberapa kolega di media luar, Mercedes-Benz dipastikan mematikan nama CLS, setelah hadir hanya dalam tiga generasi. Ini mulai berlaku akhir bulan Agustus 2023 nanti. Alasannya, mobil ini sudah tidak lagi kompetitif. Selain itu Mercedes-Benz harus memberikan ruang produksi untuk E-Class terbaru.
Dari beberapa sumber, kabar CLS akan dipadamkan sudah terdengar sejak tahun lalu. Awalnya malah Februari 2023 seharusnya mobil ini sudah tidak keluar lagi. Dikutip dari The Drive, juru bicara Mercedes-Benz Amerika mengatakan kalau konsumennya masih ingin sedan Mercedes-Benz empat pintu dengan atap coupe, bisa pilih EQS. Atau EQE.
Kalau Anda perhatikan, CLS adalah mobil pertama yang merupakan kawin silang antara sedan empat pintu dengan mobil coupe. TIdak lama, muncul model shooting brake (station wagon). Setelah itu, pabrikan Jerman lainnya mulai mengikuti. Ada Audi A7, deretan BMW Grand Coupe, VW Artheon dan lainnya.
Mercedes-Benz CLS dipertontonkan pertama kali pada 2004 di Geneva Motor Show. Menarik perhatian karena bentuknya tidak biasa. Atap melengkung tapi pintunya empat. Interiornya lega pula. Meski begitu, sambutannya cukup baik.
Yang lebih berhasil malah yang mengikuti. Terutama Audi A5. Mereka bahkan berencana untuk menghapus nama A4, dan fokus mengembangkan A5.