Pakar Soroti Tingginya Kecelakaan Lalu Lintas di Kalangan Remaja

Pengamat Transportasi Universitas Indonesia (UI) Tri Tjahjono menyoroti fenomena terkait kelengkapan atribut berkendara masyarakat saat menggunakan kendaraan bermotor roda dua. Dalam penjelasannya, berdasarkan data UNICEF pada tahun 2022, kelompok usia 10 sampai 19 tahun menyumbang data paling besar terhadap kecelakaan lalu lintas, yang menggunakan kendaraan roda dua.

“Keniscayaan bagi pengguna sepeda motor yang sangat mengerikan, adalah kelompok anak-anak menggunakan sepeda motor. Jadi berdasarkan data tahun 2022, 30 persen meninggal dunia akibat kecelakaan ialah anak di usia 10-19 tahun. Sebagian besar pengguna sepeda motor dan tidak punya SIM,” kata Tri Tjahjono, dalam kesempatan Forum Group Discussion Korlantas POLRI (10/03/2025).

Pentingnya Pakai Helm

Selain berbicara perihal data kecelakaan yang melibatkan kelompok anak usia remaja, Tri juga menyoroti pentingnya penggunaan helm dalam berkendara, mulai dari atribut penting kendaraan yang berkeselamatan hingga pelayanan bagi anak-anak.

“Tidak ada helm anak-anak di Indonesia. Helm anak-anak itu seperti sepatu anak-anak, tepat sekali harus diganti. Kalau perlu ada suatu organisasi seperti NGO, yang memberikan layanan kepada helm anak-anak. Helm untuk anak-anak itu harus kita pikirkan untuk ke depannya dan penelitiannya seperti apa,” tegas Tri.

Adapun, helm yang beredar di pasaran mesti dicek secara cermat. Sebab banyak yang mengklaim helm berstandar SNI, namun jauh dari kualitas sebenarnya. Hal ini juga tentu akan sangat membahayakan bagi masyarakat saat berkendara dengan roda dua. Terkait helm berstandar SNI, sepertinya masih banyak beredar yang berlabel SNI asli tapi palsu, alias aspal.

Pakai Bahan Daur Ulang

Untuk membedakan helm dengan SNI ali dengan yang palsu, sebenarnya tidak terlalu sulit. Sebab bahan plastik helm SNI yang palsu, seringkali menggunakan bahan plastik daur ulang. Plastik tersebut diinjeksi dengan bahan dasar plastik bekas. Selain itu, material styrofoam pada bagian dalam, tidak boleh terlampau keras juga tidak boleh terlalu lembut.

Masyarakat pun tidak boleh menyepelekan fungsi helm sebenarnya. Masih ada yang beranggapan bahwa helm hanya sebagai pelengkap saja, tanpa mempertimbangkan kualitas.

Bahkan ada kebiasaan lain, hingga saat ini. Walaupun telah memakai helm resmi berstandarisasi SNI, pengguna sepeda motor tidak membiasakan diri mengunci atau mengaitkan tali helm. Kebiasaan buruk ini akan berakibat fatal, ketika terjadi kecelakaan lalu lintas. Karena helm akan terlepas jika tidak mengunci tali helm tersebut.

IIMS 2025, Momen Dorong Gairah Otomotif Tanah Air

Pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 merupakan bukti nyata dari Dyandra Promosindo untuk mendongkrak kembali gairah industri otomotif. Oleh karenanya, banyak sekali promo-promo yang dihadirkan untuk bisa dinikmati oleh pengunjung IIMS 2025.

Boleh jadi, IIMS 2025 menjadi ajang yang tepat bagi masyarakat untuk mendapatkan produk kendaraan impiannya. Selain banyak produk baru, berbagai brand juga memberikan banyak promo menarik yang bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Terlebih jika ingin membeli kendaraan untuk mudik lebaran. Mengingat sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadan.

Wadah perkenalan teknologi otomotif terkini

“Pameran IIMS dapat menjadi wadah untuk memperkenalkan teknologi otomotif terbaru. Seperti kita ketahui bersama bahwa industri otomotif adalah industri padat karya yang memiliki banyak industri pendukungnya. Oleh sebab itu, kami sebagai industri kreatif, akan berusaha maksimal untuk selalu memberikan gairah industri otomotif Tanah Air,” kata Rudi MF, Project Manager Dyandra Promosindo.

Selanjutnya, di sela meriahnya pameran IIMS 2025, digelar acara bertajuk Dialog Industri Otomotif Nasional, yang digagas oleh Indonesia Center for Mobility Studies (ICMS). Dialog industri otomotif nasional kali ini menghadirkan empat pembicara dari Toyota, BYD, dan Hyundai. Serta menghadirkan pengamat ekonomi senior, Josua Pardede.

Dialog Industri Otomotif Nasional ini membahas isu-isu terkini terkait kebijakan baru pemerintah mengenai perpajakan dan tarif kendaraan bermotor yang mulai diberlakukan sejak awal tahun 2025. Seperti diketahui, pasar kendaraan bermotor dewasa ini tengah menghadapi berbagai tantangan sebagai akibat dari melemahnya daya beli masyarakat.

Segmen BEV tumbuh 153 persen

Namun, di tengah menurunnya pasar kendaraan bermotor, segmen kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) menunjukkan pertumbuhan fenomenal sebesar 153 persen, dengan angka penjualan yang meningkat dari 17 ribu unit pada 2023 menjadi 43 ribu unit pada 2024. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang memberikan insentif untuk kendaraan listrik BEV produksi lokal.

Sementara itu, penjualan kendaraan hybrid juga mengalami kenaikan sebesar 8 persen. Untuk memperluas pasar kendaraan listrik berbasis teknologi hybrid, pemerintah memutuskan untuk memberikan insentif berupa diskon 3 persen PPnBM-DTP untuk kendaraan hybrid produksi lokal pada tahun ini, yang diharapkan dapat mempercepat transisi menuju kendaraan ramah lingkungan.