Kisah Sukses Hyundai Ioniq 5 N Merajai Pikes Peak 2024

Perhelatan balap adu cepat Pikes Peak pada akhir pekan lalu di AS jadi momen penting bagi Hyundai.

Mobil yang diterjunkan pada dua kategori kelas yang diikuti oleh tim Korea Selatan ini berhasil tampil gemilang. Bahkan memecahkan rekor waktu tercepat pada balap Pikes Peak yang ke-102 tahun ini. Ya, Pikes Peak adalah balap rally mobil tertua di AS dan dunia. 

Satu unit crossover EV Ioniq 5 N berlaga di kategori Stock Production SUV/Crossover untuk mobil versi standar pabrikan dan dua unit spek modifikasi berlaga di kategori Electric Modified TA (Time Attack) Spec.

Tak ada yang mengira jika Hyundai Ioniq 5 N bakal mampu melibas trek berliku mendaki pegunungan maha ekstrim sepanjang 20 km di Pikes Peak International Hill Climb.

Rekor Dilibas

Salah satu Hyundai Ioniq 5 N yang berlaga di sesi Time Attack dipiloti pereli WRC Dani Sordo berhasil memecahkan rekor catatan waktu tercepat. Mobil  ini tampil dengan bodykit ekstrem. 

Setelan balap spek khusus trek pegunungan yang dibekalkan berbuah manis. Sordo berhasil memecahkan rekor waktu tercepat yakni 9 menit 30,852 detik! Trek menanjak dan berkelok tiada henti sepanjang 20 km dilibas tak sampai 10 menit. 

Tak hanya menjadi juara di kelas Exhibition, tapi juga menorehkan rekor waktu baru di kelas Electric Modified. Pereli veteran Randy Pobst harus puas berada di urutan dua. Ia tertinggal 25 detik di belakang Sordo dengan catatan waktu 9 menit 55,551 detik.

Hyundai Ioniq 5 N versi standar pabrikan pun tak kalah garang di Pike’s Peak. Mobil yang dipiloti pereli pemula, Ron Zaras menjadi yang tercepat di kategori electric production SUV/crossover. Catatan waktunya 10 menit 49,267 detik.

Gagal Ikut

Hyundai seharusnya menerjunkan dua Ioniq 5 N  untuk kategori spek standar pabrikan. Hanya saja mobil yang dikendarai stunt driver Paul Dallenbach mengalami kecelakaan saat sesi latihan.

Meskipun urung berlaga, namun Dallenbach berhasil membukukan catatan waktu 10 menit 33,86 detik pada sesi uji pra balap. Catatan waktunya bahkan jauh lebih cepat dari yang diraih Ron Zaras.

Hanya selisih tipis dari rekor bertahan di kelas standar pabrikan yakni 10 menit 32, 064 detik. Rekor ini masih dipegang oleh Lamborghini Urus Performante yang dibukukan pada Pikes Peak 2022. Hyundai Ioniq 5 N berhasil membuktikan kedigdayaannya. Bravo…!

 

Hyundai Bakal Kembali Berlaga Di Pikes Peak 2024

Laga balap bergengsi Pikes Peak International Hill Climb 2024 hanya tinggal hitungan bulan. Tahun ini merupakan penyelenggaraan ke-102. Banyak pabrikan maupun privateer yang berpartisipasi. Salah satu brand yang cukup punya taji di Pikes Peak adalah Hyundai. Sejak tampil terakhir kali di tahun 2018, Hyundai bakal kembali berlaga di Pikes Peak 2024.

Siapa sangka jika brand otomotif asal Korea Selatan ini telah 32 tahun ikut berpartisipasi di rally Pikes Peak.

Hyundai vs Puncak Gunung

Hyundai Pikes peak

Tahun 1992 merupakan laga perdana Hyundai dengan mobil balap SCoupe Turbo. Pereli kawakan Rod Millen berhasil mencapai finish dalam waktu 13 menit 21,17 detik. Catatan waktu yang cukup cepat saat itu sebagai juara di kategori 2-wheel drive Showroom Stock. 

Millen kembali berlaga di tahun 1993. Ia membesut Hyundai Elantra dan menempati posisi 2 di kategori Open dengan catatan waktu 11 menit 57,34 detik. Kini giliran Elantra yang penjualannya laris manis.

Rhys Millen, putera dari Rod Millen turut mengharumkan nama Hyundai pada laga Pikes Peak tahun 2013 dengan mobil balap Hyundai PM580T. Ia berhasil menempati posisi 2 di kategori Unlimited. Catatan waktunya 9 menit 02,192 detik.

Prestasi terakhir Hyundai di ajang Pikes Peak ditorehkan Rhys Millen pada tahun 2017. Dari dua unit Hyundai Genesis Coupe tahun 2012 modifikasi balap yang diterjunkan di kategori A1, hanya Rhys yang mencapai finish dan jadi juara. Trek menanjak sepanjang 19,99 km dengan 156 tikungan berhasil dilibas dalam waktu 09 menit 47,427 detik.

Hyundai Siapkan Skuad Baru

Hyundai telah siap menghadapi laga Pikes Peak 2024 yang akan berlangsung Juni mendatang di Colorado Springs.

Skuad baru berkekuatan empat unit mobil balap telah disiapkan. Tiga pilot yang bakal berlaga merupakan pereli veteran dan jawara di Pikes Peak.

Yang pertama yakni Paul Dallenbach. Ia sudah 11 kali jadi juara di Pikes Peak dan jadi juara umum di tahun 1993.

Selanjutnya ada Robin Shute. Pereli yang empat kali juara dan merupakan salah satu “King of the Mountain”. Gelar tertinggi Pikes Peak.

Pereli dari tim Hyundai Motorsport, Daniel “Dani” Sordo  bakal membesut mobil ketiga. Ia adalah juara rally WRC Spanyol.

Nama keempat untuk saat ini belum diumumkan. Demikian pula dengan detail dari keempat mobil balap yang bakal diturunkan. Masih rahasia.

 

 

Hyundai i20 N WRC

Hyundai Akan Bergabung di Balap F1?

Ini sebetulnya bukan berita baru. Kabar Hyundai akan masuk F1 sudah ada sejak 2006 lalu. Tapi tidak pernah kejadian dan beritanya menghilang. Mereka malah meramaikan kejuaraan rally dunia (WRC/World Rally Championship) dengan Hyundai i20 N. Tapi kemudian spekulasi Hyundai-F1 kembali berputar, setelah Cyril Abiteboul merapat untuk memimpin tim rally Hyundai.

Siapa? Cyril Abiteboul adalah orang yang berada di balik kesuksesan Renault F1 team, yang sekarang jadi Alpine. Pria Perancis ini memimpin tim Renault F1 dengan gayanya yang blak-blakan. Sebelum Renault, ia juga memagang tampuk pimpinan Caterham F1 Team.

Cyril Abiteboul

Memang Renault tidak pernah juara dunia F1 belakangan ini. Mereka jaya di era 80-90an. Tapi tim ini jadi penantang serius regu papan atas. Saat berganti nama jadi Alpine (yang masih satu group dengan Renault) Abiteboul mengundurkan diri.

Lebih Dari WRC

Kini, Hyundai memanfaatkan pengetahuan dan kemampuan manajerial Abiteboul untuk membawa Hyundai menjuarai WRC. Tim Korea Selatan ini sempat jadi juara di musim 2019 dan 2020. Dua tahun belakangan, mereka kerap dijegal oleh Toyota dan berharap kehadiran Cyril bisa mengubah performa tim.

Hyundai F1 by Hongworks Design

Foto: Hongworks Design

 

Tapi kehadiran Cyril Abiteboul, oleh media dan pengamat otomotif dilihat lebih dari itu. Pertama, Hyundai Motorsport berniat mengembangkan sayap untuk turun di kelas hypersport Le Mans 24 Hour. Kedua, Hyundai dikabarkan tertarik dengan program pengembangan mesin balap F1. Pencetusnya adalah regulasi mesin balap 2026 yang lebih sederhana dan ‘murah’. Regulasi ini juga yang membuat Audi mengumumkan kehadirannya di F1 mulai 2026 nanti.

Ketertarikan Hyundai di dua cabang olah raga roda empat itu cukup beralasan. Mereka punya dasar yang kuat karena sudah sukses di WRC dan beberapa balapan GT. Abiteboul yang paham apa itu mesin balap, akan menjadi modal untuk mengembangkan program adu kebut Hyundai.

Pertanyaan berikutnya adalah, apakah bisa Hyundai mengembangkan mesin F1 hanya dalam waktu tiga tahun? Entahlah, itu tergantung sumber daya masing-masing. Menurut The Race, paling cepat 2027 Hyundai Motorsport akan punya mesin F1. Ingat itu baru mesin. Pembentukan tim lain lagi ceritanya.

Kenapa Hyundai Perlu F1?

Seperti dikatakan tadi, mobil pacu Hyundai memang sedang jaya belakangan ini. Apalagi mereka juga punya divisi khusus mobil kencang, Hyundai N yang produknya memang jempolan di jalan raya.

Hyundai i30 N Safety car

Belakangan ini, popularitas balap F1 makin melebar ke Amerika Serikat dan Asia. Manajemen Formula One dan federasi otomotif dunia sekarang ini tengah membidik Korea Selatan untuk jadi lokasi balap di masa mendatang. Stefano Domenicali, bahkan sudah membuka pembicaraan dengan para politisi di Korea Selatan untuk membahas hal tersebut.

Tentu, Hyundai sebagai pabrikan lokal paling besar tidak mau ketinggalan gerbong. Balapan kelas dunia di Seoul, ada tim lokal dengan mesin buatan sendiri. Bayangkan saja seperti bangganya orang Korea Selatan nanti.