ALVA ONE, Pahami Gaya Hidup Baru Masyarakat Urban

ALVA ONE! Yup, motor listrik terbaru bergaya keren ini resmi diluncurkan PT Ilectra Motor Group (IMG), di ajang GIIAS 2022 Agustus lalu dan…VIRAL!

Sempat kami bingung, diantara sekian APM raksasa jepang yang memajang produk roda empat terbarunya, ALVA ONE menjadi satu-satunya kendaraan roda dua berbasis listrik yang berada di hall utama 3A bersama dengan Toyota, Honda dan merek besar lainnya.

ALVA ONE merupakan produk pertama IMG buatan Indonesia yang diproduksi di Cikarang. Untuk meyakinkan, IMG siap memberikan jaminan garansi baterai selama tiga tahun juga warranty spare parts selama dua tahun atau hingga jarak tempuh mencapai 20.000 KM.

Dengan target kaum urban mobility, rasanya ALVA ONE cocok untuk pasar motrik (motor elektrik) tanah air. Dimensinya pun pas, macam Honda PCX atau Yamaha Nmax.

Untuk desainnya, ALVA menggandeng designer ternama, Massimo Tartarini (President & CEO of ITALJET) dalam pembuatan motor ini. Bisa terlihat, Air intake dan swing arm  menjadi bagian trademark tersendiri bagi ALVA ONE, yang bikin motor ini terlihat mahal.

Headlamp sudah berteknologi full LED. Mungkin menjadi daya tarik sendiri bagi siapapun yang melihatnya. Jujur, reflektor lampu ini makin menarik dengan permainan garis V yang keren. Dari depan, bodinya terlihat gambot dipadu stang model terbuka tanpa cover.

Ada permainan layer bodi di sisi kiri dan kanan juga bawahnya. Bodi belakangnya membelah ruas inner panel tengah, dan menampilkan aksen garis-garis tajam yang sporty.

Empat Jam Untuk Charging

Untuk sumber dayanya, ALVA ONE mengusung tipe baterai lithium ion berkapasitas 60 V – 45 Ah (2,7 kWh), yang fleksibel saat harus melepas atau memasangnya. Motor ini mengandalkan drive hub atau wheel hub yang menyatu dengan velg belakang sebagai penggeraknya. Kedua kakinya mengandalkan velg berukuran 14-inci dengan balutan ban Michelin.

Untuk mengisi daya, cukup tekan tombol maka soket utama akan terbuka di bagian tengah dek layaknya isi bensin motor skutik biasa. Saat membuka jok, terdapat charger berukuran besar di ruang bagasinya. Nah, untuk pengisian satu baterai hingga penuh, hanya memerlukan waktu 4 jam.

Baterainya bisa langsung dipasang dua, ataupun satu saja. Untuk daya jelajah per baterai, bisa mencapai jarak 70 km. Namun sayang sekali, bagasi motor listrik ini tidak cukup untuk menampung helm model apapun karena daya tampung yang minim.

Yang menjadi kelebihannya, ALVA ONE dapat dinyalakan secara otomatis dari jarak jauh. Dilakukan dengan menggunakan remote kunci atau smart phone Anda melalui aplikasi ALVA mobile APP yang terkoneksi dengan motor. Enaknya, aplikasi ini bisa didaftarkan untuk lebih dari satu orang pengguna.

Selain itu, aplikasi tersebut siap menjadi remote On/Off, GPS locator and tracker, battery monitoring, charging station locator, ALVA Experience center locator, ALVA roadside assistance, monthly saving estimator dan bike sharing access.

Pengendaraan Alva One

Saat membawanya jalan, kami langsung menggeser tombol Ride Mode dengan pilihan ECO/CRUISE/E-SPORT. Satu persatu kami coba. Ketiga mode ini memiliki daya torsi yang sama, namun dibatasi secara batas kecepatan saja. Output maksimal yang dilepas motor listriknya sebesar 4 kW atau setara 5,4 HP dengan torsi sebesar 46,5 Nm.

Tenaga cukup agresif saat kami memutar grip, hentakan tenaga meningkat secara linear dan terus mengisi sampai limit kecepatan 90 km/jam. Selain itu, motor ini memiliki tombol reverse, alias mundur. Ini untuk memudahkan kami saat parkir.

Kenyamanan lainnya, posisi berkendara bisa selonjoran, namun karena joknya agak lebar, mungkin pengendara dengan tinggi dibawah 170 cm akan sedikit kewalahan.

Sistem remnya sudah hidrolik. Suspensi belakangnya mengandalkan single shock. Redaman suspensi cukup rigid tapi tidak membuat sakit pinggang. Joknya nyaman saat dibawa jarak jauh. Pembonceng pun juga merasa tenang saat diajak jalan jauh. Namun pada unit yang kami uji, kerap terdengar suara bodi plastiknya yang bergetar saat melewati jalan tidak rata.

Kesimpulan

Overall, motor listrik ini menyenangkan. Desainnya sangat bisa diterima oleh masyarakat Indonesia. Saat memilikinya, Anda tentu akan bangga dengan plat nomor bergaris biru, tidak bersuara, tidak berpolusi, tidak harus antri panjang di pom bensin dan biaya servisnya tentu akan jauh lebih murah.

Untuk harga, ALVA ONE dijual dengan harga Rp 34,9 juta (OTR Jabodetabek) dengan pilihan warna atraktif yaitu Halo White, Supernova Black, Indie Red, Casual Blue dan Edgy Turquoise.

Satu lagi, sepertinya tidak perlu ragu untuk memiliki ALVA ONE. IMG juga menghadirkan pelayanan ALVA Roadside Assistance atau layanan darurat 24 jam jika Anda mengalami kendala di perjalanan. Benefit lainnya yang tidak kalah menarik adalah program trade-in untuk melakukan tukar tambah saat ALVA meluncurkan motor generasi kedua, dengan harga jual yang tidak jauh dari harga belinya. 

SMOTO TC-Max

Menguji SMOTO TC-MAX, Lifestyle Café Racer Berjantung Elektrik

Awal Oktober lalu, PT SMOTO Elektrik Indonesia secara resmi mengejutkan pasar otomotif Indonesia di segmen motor listrik. Ya, pemegang merek dan manufaktur sepeda motor listrik SMOTO ini mengundang kami saat meluncurkan dua varian motor listrik premium lifestyle pertamanya, yaitu SMOTO TC dan SMOTO TC-MAX.

Kami pun sadar bahwa desain vintage retro yang kental pada kedua produk SMOTO ini menjadi daya tarik tersendiri. Gaya ini berbeda dari kebanyakan motor listrik jaman sekarang yang itu-itu saja. Bisa dibilang jika SMOTO lebih memiliki aura ZERO Motorcycle buatan Amerika, gaya naked dengan hamparan cover menutupi baterai di bagian tengahnya. Terkesan berotot, namun elegan.

Rencananya dua varian SMOTO ini akan dirakit di fasilitas perakitan SMOTO di Tangerang, Banten, dengan luas sekitar 1.200 m2. Untuk tahap awal, SMOTO masih bekerjasama dengan mitra internasional demi menguatkan brand nya di Tanah Air, namun untuk jangka panjang mereka berharap bisa memproduksi SMOTO secara independent 100% di dalam negeri dan SMOTO menjadi sepenuhnya karya anak bangsa. Hmm…tentu akan menambah varian dengan harga terjangkau.

Mengenal SMOTO TC-Max

Nah, untuk memuaskan rasa penasaran, Kami pun menguji satu model SMOTO TC-Max untuk diajak beraktivitas harian selama beberapa hari. Dan hasilnya…? Bisa dikatakan memuaskan, meski ada beberapa hal yang masih harus ditingkatkan.

TC-Max adalah varian tertinggi saat ini di keluarga SMOTO. Desain vintage unik dengan gaya retro cafe racer nampak jelas dari tampilan lampu bulat, suspensi upside down, dan joknya. Gaya tangki dan cover body mengusung gaya modern. Uniknya, ruang dalam tangki itu hanya untuk meletakkan adaptor atau charger dari motor ini. Posisi baterainya berada di bawahnya, bisa ditarik keluar. Simple dan efisien.

Pengujian ini kami lakukan berdasarkan pemakaian harian saja. Destinasi hanya dari rumah menuju kantor. Dengan posisi baterai penuh dan menempuh jarak sekitar 4 kilometer, ada penurunan sebanyak 12 persen hingga stop di angka 88 persen dari posisi 100 persen. Cukup mengagetkan.

Speedometer Smoto

Menurut spesifikasinya, SMOTO TC-MAX ditanamkan dinamo motor High Central Power by Vmoto SOCO dengan jarak tempuh atau baterai terisi penuh, mampu menjelajah hingga jarak 110 kilometer. Oya, waktu isi daya AC berkisar 7 jam. Sedangkan waktu isi daya dengan arus DC hanya selama 30 menit saja.

Pengendaraan

Hantaran tenaganya menyenangkan, terasa ringan dan cepat untuk meraih angka 60 km/jam dengan mode berkendara di posisi ECO. Ada rasa tendangan torsi cukup kuat untuk mengejar laju kendaraan di depan, hanya saja terlimit di angka 60 km/jam tadi. Kami justru lebih menyukai mode NORMAL, karena tabiat pengendara harian di jalan raya yang dinamis dengan kecepatan 30 hingga 80 km/jam dengan kondisi lalu lintas normal.

SMOTO TC-Max ini mengandalkan drive-belt sebagai penyalur tenaga ke roda belakangnya. Ini berbeda dengan varian SMOTO TC yang mengandalkan hub langsung di roda belakang. Lalu TC Max kami coba di mode SPORT. Tendangan torsi makin terasa cepat dengan penguncian daya maksimum di kisaran 95-100 km/jam.

Intinya, tidak ada perubahan tenaga bawah disaat memilih mode berkendara. Sama-sama cepat. Hanya saja setiap pilihan mode ini berdampak pada kecepatan yang dibatasi. Meski begitu, semua pilihan mode ini juga berpengaruh pada kapasitas daya baterai yang lebih cepat tersedot jika memilih mode NORMAL maupun SPORT.

Suspensi belakang SMOTO TC max

Saat weekend, kami mengajak motor listrik ini Sunmori dari bilangan Cipete menuju Pasar Modern BSD di wilayah Tangsel. Dengan muatan baterai 100 persen, kami pun melaju di jalan non-tol dengan posisi mode ECO dengan kondisi lalu lintas terbilang sepi. Perjalanan santai dengan waktu 40 menit, kami sampai di tujuan dengan posisi baterai sekitar 68 persen.

Cukup normal, mengingat banyak jalur-jalur ajaib seperti jalan potong dengan kondisi aspal berantakan yang mengharuskan kami selalu memuntir gas dan melakukan pengereman terus menerus. Hingga saat kembali ke bilangan Cipete, kapasitas baterai motor listrik ini masih tersisa di angka 24 persen. Secara keseluruhan, jarak yang kami tempuh mencapai 55 kilometer. Total yang ditempuh hari itu adalah 123 km. 

Kekurangan

Suspensi upside down di kaki depan terus meredam bantingan cukup baik, dan single shock di belakang terbilang empuk. Sistem rem di tuas kiri dan kanan juga terbilang agresif untuk menjaga posisi pengereman dengan bantuan dua discbrake di kedua kakinya. Sementara untuk sisi ergonomis dari posisi duduk cukup menyenangkan. Pijakan kakinya tinggi, sehingga nyaman saat membawa motor ini untuk menikung secara agresif.

Bagasi Smoto TC-Max

Secara keseluruhan, SMOTO sukses membuat rasa penasaran kami reda dengan kenyamanan berkendaranya. Namun seperti yang kami sampaikan di atas, ada sedikit pertimbangan lain yang mungkin bisa menjadi masukan untuk produk SMOTO ke depannya.

Salah satunya adalah, penguncian stangnya yang berada di area shock depan, dan bukan di area kokpit. Sedikit menyusahkan dan kurang efektif karena motor ini sudah mengusung fitur keyless dengan tombol start/stop. Selain itu, remote pengunci juga terbilang merepotkan karena tersemat timer yang cepat untuk kembali mengunci sistem motor ini, dan langsung meneriakkan bunyi Alarm.

Akan Berhasil?

Untuk SMOTO TC-MAX, tersedia dengan warna Diamond Black dan dibanderol dengan harga Rp 98 juta on-the-road DKI Jakarta, termasuk tiga tahun garansi dinamo motor dan dua tahun garansi baterai. Ini jadi pertimbangan yang memberatkan. Harganya cukup mahal. 

Sementara versi TC dibekali  empat pilihan warna, yaitu Vintage Green, Khaki Yellow, Diamond Black dan Dark Sea Blue dan dibanderol dengan harga Rp 68 juta on-the-road DKI Jakarta, termasuk yang sama seperti di atas.

Diluar semua kekurangan dan kelebihannya, SMOTO sukses memberikan tolok ukur baru di segmen sepeda motor listrik premium lifestyle. Gaya modern retro yang diusung, akan menjadi pembeda dan nilai lebih yang patut ditonjolkan brand ini.