Mitsubishi Outlander PHEV, Mobil Canggih Yang Terlupakan
Apakah Mitsubishi Outlander PHEV masih punya potensi di era mobil listrik sepenuhnya?
Bicara Mitsubishi Outlander PHEV, selalu berhubungan dengan mobil yang terlupakan. Saat pertama kali diluncurkan semua terpukau dengan teknologi yang maju. Terlalu maju mungkin, sehingga Mitsubishi berani mematok harga jual tinggi. Apalagi diiming-imingi bisa jadi genset untuk menyalakan peralatan rumah.
Saat itu, gema elektrifikasi mulai terdengar sayup-sayup dan tidak ada yang memperhatikan. Pemerintah masih belum bergerak serius untuk menggarap mobil yang penggeraknya dibantu baterai. Toyota punya Prius dan deretan Lexus hybrid tapi terganjal harga yang mahal. Akhirnya pasar mobil hybrid tidak berkembang. Mitsubishi Outlander PHEV terlupakan, Prius agak dikenal karena digunakan sebagai armada taksi, atau mereka yang paham mobil.
Makanya, saat pemerintah menyuarakan program mobil listrik, era hybrid seperti dilewati begitu saja. Padahal pemainnya ada.
Kembali ke soal Mitsubishi Outlander PHEV. Ini adalah compact SUV yang sebetulnya nyaman dan mudah digunakan. Apalagi untuk Anda yang punya mobilitas tinggi di perkotaan. Sistem plug-in hybrid (PHEV) sangat membantu untuk menghemat BBM dan juga berakselerasi. Seperti apa rasanya? Baca terus.
Teknologi
Mitsubishi membekali Outlander ini dengan paket teknologi yang mumpuni. Energi listrik disediakan oleh baterai lithium-ion 13,8 kWh yang diletakan di balik lantai. Baterai ini menggerakan dua dinamo listrik yang terpasang di as roda depan dan belakang. Menjadikan Outlander sebagai mobil AWD.
Dinamo di depan memiliki daya 80,8 hp. Sedangkan yang belakang 93,6 hp. Dengan baterai terisi penuh, mobil bisa bergerak sejauh 54 km dengan mode EV sepenuhnya, tanpa dibantu mesin bensin.
Karena ini mobil Plug-In Hybrid, tidak perlu kaget kalau melihat lubang pengisian ulang baterai. Untuk recharging, tersedia pilihan pengisian cepat menggunakan arus DC dengan model CHAdeMO. Sedangkan pengisian listrik normal (AC) menggunakan CCS type 1. Sayangnya, di mobil yang kami uji tidak disediakan adaptor soket biasa yang bisa digunakan di rumah. Jadi tidak bisa dicoba pengisian baterai di rumah.
Kualitas Fitur & Kabin
Hal pertama yang akan menyapa adalah jok berbalut kulit. Tapi jangan bayangkan kualitas kulit yang digunakan, misalnya, Mercedes-Benz. Tapi ini kulit asli. Kursinya mengakomodir tubuh dengan baik.
Dashboard juga terasa memiliki kualitas yang baik, meski desainnya terlihat sudah mulai menua. Lingkar kemudinya bisa Anda temukan juga di Mitsubishi Pajero Sport terkini. Terasa kalau Mitsubishi harus membawa Outlander PHEV generasi terbaru. Kalau memang masih berniat untuk memasarkan Outlander PHEV.
Tapi kelebihan dari interior ini adalah fiturnya yang sangat lengkap. Layar infotainment yang menampilkan hiburan, informasi distribusi energi. Ada juga moonroof, tempat penyimpanan yang merata.
Bidang pandang cukup luas, terutama untuk pengemudi. Pengaturan jok elektrik dan setir yang fleksibel membuat pengendara mudah mendapatkan pandangan yang leluasa, sesuai kebutuhannya. Di belakang, moonroof tadi memberikan pengurangan ruang kepala, meski masih cukup untuk membuat nyaman. Ruang kakinya biasa saja di bagian ini.
Akomodasi cukup baik. Cup holder, ventilasi AC, soket USB, arm rest tersedia. Namun cukup disayangkan, kualitas material plastik yang digunakan kurang begitu meyakinkan kalau dibandingkan dengan harganya yang mahal.
Tapi, Outlander PHEV hanya punya dua baris kursi. Jadi kalau perlu baris lebih, tidak akan diakomodir. Karena itu, bagasinya luas.
Pengendaraan & Pengendalian
Jujur, mobil ini terasa menyenangkan. Dalam mode EV, segalanya terasa halus dan tenang. Halus karena tidak ada getaran maupun suara mesin. Dan tenang karena saat bergumul dengan kemacetan Jakarta tidak perlu khawatir menghabiskan terlalu banyak bensin.
Proses penyalaan mesin empat silinder 2,4 liter juga mulus. Tidak ada gejala jeda ataupun lonjakan. Semuanya berlangsung tanpa disadari kalau tidak melihat monitor pemantau distribusi energi di dashboard.
Mesin akan menyala kalau memang dibutuhkan. Semisal baterai perlu diisi ulang atau Anda gatal menginjak gas dalam-dalam. Itu pun akselerasinya masih terasa halus sekaligus berisi. Tenaga sebesar 126 hp dengan torsi 199 Nm tersalurkan dengan baik ke roda depan. Ingat, roda belakang hanya digerakan oleh dinamo listrik.
Pengujuan akselerasi 0-100 km/jam yang kami lakukan mencatatkan 9,16 detik. Tidak terlalu mengejutkan atau mengecewakan. Ini tipikal performa mobil harian.
Pengendaliannya didukung oleh titik bobot yang rendah. Ini karena peletakan baterai yang di bawah lantai. Makanya mobil terasa stabil saat bermanuver agak kencang. Namun kami kurang suka dengan rasa setirnya yang agak kosong. Tipikal mobil dengan power steering elektrik.
Kualitas peredaman mobil dengan platform monokok ini juga patut diacungi jempol. Sepadan dengan harga yang mengiringinya.
Mau Beli Outlander PHEV?
Untuk beli, mungkin akan sedikit menantang. Menurut MMKSI, mobil ini masih dijual. Tepatnya masih ada dealer Mitsubishi yang menjual. Ini masalahnya, tidak semua dealer punya stok Mitsubishi Outlander PHEV baru. Harganya pun diiringi dengan diskon yang menarik. Harga Mitsubishi Outlander Sport adalah Rp 898 juta. Ya, sudah tidak lagi Rp 1,2 milyar sekian itu.