Bersama Dus Duk Duk, ALVA Tampilkan Kreasi Bahan Daur Ulang

ALVA berkolaborasi dengan Dus Duk Duk untuk menjaga keseimbangan ekosistem dengan mendukung program daur ulang kardus. Hal ini dilakukan untuk menghadirkan solusi gaya hidup dengan meminimalisasi dampak lingkungan. Bukan hanya dari aktivitas berkendara, namun juga dari aktivitas promosi dan event skala besar seperti auto show.

Grace Surya, Head of Marketing ALVA mengatakan “Kolaborasi ini mengusung kesamaan nilai yang kami punya sebagai game changer yang berkontribusi pada pelestarian alam dan mendukung gaya hidup berkelanjutan.”

Para Pengunjung dapat mengabadikan sustainable art installation yang dihadirkan di booth ALVA di IIMS 2024. Tak hanya itu, ALVA juga memanfaatkan paper waste management dari Dus Duk Duk, sehingga barang-barang yang diproduksi oleh mereka akan terus diolah menjadi produk baru yang bermanfaat.

Produk-produk mereka memiliki umur pemakaian 7-8 tahun, menunjukkan komitmen untuk mengurangi konsumtifitas. Bersama-sama, keduanya berkomitmen untuk terus berkontribusi pada pelestarian alam dan keberlanjutan lingkungan.

Alva Cervo bikinan dus duk duk

Terkait kolaborasi ini, Arif Susanto, Chief Executive Officer, Dus Duk Duk menjelaskan, “Kami senang bisa berkolaborasi dengan ALVA yang memiliki misi yang sama terhadap keberlanjutan lingkungan. Kami percaya bahwa melalui upaya bersama, kita dapat menciptakan dampak positif yang signifikan bagi lingkungan.” Menarik, memang.

Saat ini Alva memasarkan motor listrik Alva Cervo, One dan baru saja memperkenalkan Alva One XP. Semuanya tersedia dan siap dipinang di dealer Alva.

Mercedes-Benz Bangun Pabrik Pengolahan Limbah Baterai di Jerman

Gencarnya produksi mobil listrik oleh para raksasa industri otomotif dunia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir menimbulkan dua kekhawatiran baru. Penambangan material nikel, lithium dan cobalt pun kian gencar seiring meningkatnya kebutuhan bahan baku utama semi konduktor dan baterai.

Era elektrifikasi penuh global masih jauh yakni tahun 2030 – 2035 mendatang. Namun dikhawatirkan bahan baku logam yang langka dan mahal tersebut akan segera terkuras habis. Ditambah lagi dengan limbah baterai bekas pakai yang perlu penanganan khusus dan tak bisa dibuang secara sembarangan.

Pusat daur ulang limbah baterai mercedes-benz

Untuk mengantisipasi dua kekhawatiran tersebut, Mercedes-Benz pun membangun fasilitas pengolahan dan daur ulang limbah baterai.

Pada Jumat (3/3/2023) lalu Mercedes-Benz beserta perwakilan dari pemerintah Jerman dan Negara Bagian Baden-Württemberg melakukan seremoni peletakan batu pertama. Pembangunan fasilitas pabrik tersebut berlokasi di Kuppenheim, Baden-Württemberg, Jerman.

Sebagai tahap pertama, di areal seluas 7.000 meter persegi tersebut ditargetkan mampu menangani 2.500 ton limbah baterai bekas per tahun. Limbah baterai bekas yang didaur ulang sebagian besar bersumber dari kendaraan uji Mercedes-Benz.

Material logam hasil daur ulang dari fasilitas ini akan berkontribusi untuk memproduksi hingga 50.000 modul baterai baru per tahun guna memenuhi kebutuhan mobil listrik Mercedes-Benz.

pembangunan pabrik pengilahan limbah baterai mercedes-benz

Blok tahap pertama yakni area pelucutan baterai diperkirakan paling cepat mulai dapat beroperasi pada Desember tahun ini. Sedangkan seluruh fasilitas proses pengolahan akan selesai dibangun paling cepat pada awal tahun 2024.

Seluruh proses pengolahan mulai dari pelucutan, pengeringan sel baterai, penguraian hingga daur ulang material nantinya akan dapat dilakukan di tempat ini dalam satu lokasi.

Tenaga Surya

Untuk memenuhi kebutuhan daya listrik operasional, pabrik di Kuppenheim telah menerapkan teknologi bebas emisi. Salah satunya yakni menggunakan sumber pembangkit listrik tenaga surya.

Pembangunan pabrik pengolahan limbah ini pun disokong oleh dana bantuan proyek riset ilmiah dari Federal Ministry of Economics and Climate Protection (Kementerian Ekonomi dan Perlindungan Iklim Pemerintah Federal Jerman).

“Fasilitas daur ulang limbah baterai sangat penting untuk menyiasati tingginya kebutuhan bahan baku mentah lithium, nikel dan cobalt yang ketersediaan jumlahnya amat sangat terbatas,” sambut Thekla Walker, menteri bidang lingkungan, iklim dan energi Negara Bagian Baden-Württemberg.

Dengan adanya fasilitas daur ulang baterai di Kuppenheim, setidaknya Mercedes-Benz mengantisipasi tiga hal sekaligus. Penanganan limbah baterai, pasokan alternatif bahan baku produksi baterai dan mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah baterai bekas pakai.

 

Cerita Daur Ulang Material Agar Produksi Mobil Audi Lancar

Bahan baku produksi seperti plastik, logam dan kaca adalah urat nadi industri manufaktur otomotif. Tak hanya harganya yang terus merangkak naik, ketersediaannya pun kian terbatas. Sedangkan kebutuhan terhadap suplai bahan baku produksi terus bertambah dari tahun ke tahun.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku yakni dengan mendaur ulang limbah kendaraan. Solusi ini telah dilakukan oleh Audi melalui proyek MaterialLoop.

Memberdayakan Limbah Mobil Bekas

Pelaksanaan proyek MaterialLoop telah dimulai sejak Oktober 2022 dengan 100 unit mobil bekas Audi sebagai bahan uji coba.

Dalam proyek daur ulang ini Audi bekerjasama dengan 15 mitra. Mulai dari badan riset, perusahaan daur ulang, hingga pemasok bahan baku dan suku cadang kendaraan.

Namun tidak semua material dari limbah mobkas dapat digunakan. Hanya material tertentu saja yang akan diolah lagi menjadi bahan baku mentah. Oleh sebab itu, terlebih dahulu dilakukan pemilahan berdasarkan jenis material yang akan didaur ulang.

Seluruh komponen kendaraan dilucuti, diurai dan dipisahkan berdasarkan jenis materialnya: Baja, aluminium, plastik, dan kaca. Komponen yang telah dipilah kemudian dicincang dan dihancurkan hingga menjadi partikel berukuran sangat kecil.

Baja Prioritas

Baja adalah material yang diutamakan dalam proyek MaterialLoop. Dari seluruh mobil bekas yang didaur ulang, diperoleh 6 roll besi baja lembaran. Ini setara sekitar 12 persen dari total komponen yang didaur ulang.

Lalu pertanyaannya, apakah kualitas material hasil daur ulang tak sebagus material mentah? Kualitas material daur ulang yang dihasilkan telah sesuai standar mutu metalurgi yang ditentukan oleh Audi. Bahan baku tersebut digunakan pada struktur rangka body mobil Audi. Contohnya adalah A4.

Audi memanfaatkan enam roll besi baja lembaran tersebut yang dicetak menjadi struktur rangka pintu bagian dalam 15.000 unit A4 di Ingolstadt. Hasil riset pun terus dilakukan untuk meningkatkan porsi penggunaan baja recycle ini pada komponen lainnya.

Daur Ulang Aluminium Sisa Produksi

Material yang tak kalah penting adalah aluminium. Audi sejak tahun 2017 telah memanfaatkan material aluminium hasil daur ulang. Suplai diperoleh dari wilayah sekitar pabrik manufaktur Audi di Ingolstadt, Neckarsulm, dan Gyor di Jerman.

Potongan bahan aluminium sisa produksi dikirim kembali ke pabrik pengolahan aluminium untuk didaur ulang. Lalu dicetak kembali menjadi balok dan plat lembaran baru dengan kualitas yang sama. Material ini pun digunakan kembali di jalur produksi. Dengan demikian, Audi menghemat penggunaan bahan baku mentah.

Seperti halnya pada proses daur ulang limbah botol kaca. Sisa kaca mobil bekas juga sangat potensial untuk digunakan kembali. Tak ada bahan baku yang terbuang percuma. Untuk informasi, Audi telah melakukan daur ulang kaca mobil ini sejak tahun 2022.

Plastik Digunakan Lagi

Tidak lupa, material plastik yang merupakan limbah berbahaya bagi lingkungan juga banyak digunakan untuk industri otomotif. Audi melakukan investasi pada sejumlah proyek daur ulang limbah plastik. Salah satunya yakni pada proyek PlasticLoop.

Pada proyek ini Audi bekerjasama dengan perusahaan kimia dan produsen plastik asal Belanda, LyondellBasell Industries N.V.

Bahan baku plastik terbarukan ini kemudian digunakan oleh Audi untuk memproduksi sejumlah komponen kendaraan. Salah satunya pada Q8 e-tron.

Seperti Si Jagur

Mobil baru yang dibuat dengan memanfaatkan bahan baku hasil daur ulang limbah mobil bekas mungkin tak ubahnya seperti meriam Si Jagur. Ya, meriam legendaris ini pun merupakan hasil daur ulang. Sebanyak 16 buah meriam dilebur lalu dicetak kembali menjadi Si Jagur.

Demikian pula dengan industri otomotif. Dari limbah mobil bekas, didaur ulang lalu dilebur dan dicetak kembali menjadi sebuah mobil baru.

‘Ex Me Ipsa Renata Sum’… ‘Aku Terlahir Kembali Dari Diriku Sendiri’.