Oli Transmisi Otomatis dengan CVT Punya Beda Karakter

Saat ini transmisi CVT (Continous Variable Transmission) sudah jamak dipakai oleh banyak kendaraan roda empat di Indonesia. Konstruksi transmisi CVT yang mengandalkan sabuk baja yang diputar oleh sepasang puli untuk meneruskan daya dari mesin ke roda terbilang ringkas dan ringan karena sudah tidak ada lagi deretan rasio gigi ala matik konvensional.

Di awal kemunculannya memang pernah dikeluhkan masalah respons daya sabuk baja yang seringkali terasa ada delay atau ‘lemot’ di putaran rendah. Namun seiring waktu, pengembangan di sektor komputer mesin dan material, maka transmisi CVT mampu semkain gesit mengikuti kemauan pengemudi, sehingga mobil terasa semakin responsif.

Perlu paham karakter

Jika terjadi performa yang ‘lemot’ tersebut, tentu berimbas pada borosnya konsumsi bahan bakar. Oleh karenanya, pemilik kendaraan perlu memahami perbedaan karakter dari transmisi otomatis dengan CVT. Agar berkendara tetap terasa menyenangkan dan performa kendaraan tetap terjaga dengan baik. Termasuk juga kinerja setiap komponen mesin dan transmisi pun jadi optimal.

Selain memahami cara berkendara, pemilik mobil juga patut mengetahui karakter dan langkah perawatan antara kedua transmisi tersebut. Jika transmisi otomatis konvensional itu masih memiliki gigi (gear) yag wajib dilumasi secara menyeluruh, maka pada CVT tidak membutuhkan pelumasan yang banyak.

Oleh karenanya, pelumas transmisi otomatis atau automatic transmission fluid (ATF) memiliki spesifikasi yang lebih ‘berbobot’ ketimbang oli CVT. Perbedaan utama terletak pada komposisinya. ATF terdiri dari campuran pelumas dasar dengan aditif khusus yang dirancang untuk transmisi otomatis konvensional.

Oli CVT lebih ‘ringan’ dibanding ATF

Sedangkan, CVT menggunakan bahan dasar yang berbeda, seperti minyak sintetis dan pelarut untuk menjaga kekentalannya pada suhu rendah. CVT memiliki aditif yang khusus dirancang untuk mengurangi keausan pada sabuk atau rantai. Hal ini memastikan bahwa CVT dapat mempertahankan efisiensi yang lebih tinggi daripada ATF. Selain itu, CVT juga lebih ramah lingkungan karena komposisinya yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan ATF.

Nilai viskositas juga menjadi satu poin perbedaan oli CVT dan ATF. Oli ATF lebih tebal dibandingkan dengan oli CVT, karena digunakan untuk menahan panas yang dihasilkan dari gesekan bagian dalam transmisi. Oli CVT memiliki viskositas yang lebih tipis dan lebih stabil pada suhu rendah. Selain itu, viskositas yang lebih tipis pada oli CVT, untuk membantu memperpanjang masa pakai komponen internal.

Jika sudah mengetahui perbedaan antara oli ATF dan oli CVT, Anda jangan sampai salah beli, apalagi salah menggunakannya. Sebab jika salah penggunaan, bisa berakibat fatal terhadap komponen internal transmisi dan berujung pada kerusakan yang bakal menyedot biaya perbaikan yang tidak sedikit pula.

SEIKEN Bawa Oli Transmisi dan Rem Dari Jepang Untuk Pasar Indonesia

Berkiprah selama lebih dari 30 tahun di industri otomotif, PT Indosarana Lokapratama (ILP) telah sukses memproduksi dan memasarkan produk-produk oli Seiken demi kebutuhan pabrikan perakitan otomotif di Indonesia dan memasarkannya melalui jaringan distributor ke seluruh Indonesia.

 

Nah kali ini, PT ILP mengabarkan mereka membawa oli Seiken Motorcycle Gear Oil 10W-30 dengan Shield Active Technology untuk komponen transmisi sepeda motor jenis matic (AT).  Oli ini diklaim diformulasikan dari Jepang dan diproduksi secara khusus di Indonesia. Dikatakan juga, Shield Active Technology pada produk pelumas Seiken didesain sesuai dengan teknologi komponen transmisi generasi terkini.

Aries Budy, selaku Sales & Marketing Manager PT. ILP mengatakan, “Tidak hanya di Jepang namun Seiken juga telah dikenal diseluruh dunia sebagai produk handal. Kami salah satu produsen awal dalam bidang cairan otomotif dan telah dipercaya lebih dari 30 tahun oleh hampir seluruh pabrikan perakitan otomotif di Indonesia,” ujarnya.

Seiken Motorcycle Gear Oil 10W-30 dengan Shield Active Technology mengandalkan formula khusus yang siap memberikan kinerja optimal untuk melumasi dan melindungi komponen transmisi CVT pada motor matic yang kerja keras di iklim tropis.

Pelumas Seiken ini juga membantu meminimalkan gejala suara mesin kasar, getaran berlebih hingga mencegah kerusakan pada komponen transmisi CVT. Oli gardan Seiken ini juga cocok untuk semua jenis sepeda motor matic di Indonesia.

Brake Fluid DOT-3 Kemasan Baru 50 ml

Selain produk pelumas gardan, PT. ILP juga sekaligus memperkenalkan kemasan baru produk cairan rem (Brake Fluid) DOT-3 dalam kemasan 50 ml untuk konsumen sepeda motor. Seiken Cairan Rem DOT-3 memiliki titik didih (boiling point) 255°C. Selain kemasan 50 ml, Seiken Brake Fluid DOT-3 juga tersedia dalam pilihan kemasan, 300 ml, 1 liter dan 20 liter

“Seiken Brake Fuid DOT-3 saat ini kami sediakan dalam kemasan yang berukuran lebih kecil, yakni 50 ml. Dengan kemasan berukuran lebih kecil, diharapkan menjawab kebutuhan konsumen yang mencari produk cairan rem berkualitas dengan harga ekonomis,” tutup Aries.