Ferrari F40, Kado Ulang Tahun Dari Sang Komandan

Tahun 1988 menjadi tonggak bagi Ferrari, perusahaan mobil asal Italia ini akan berulang tahun ke-40, tidak terbayangkan apabila beberapa tahun sebelumnya Ferrari terancam bangkrut. Untuk merayakannya, Ferrari memutuskan membangun sebuah mobil spesial, yang kemudian menjadi mobil terakhir yang disetujui langsung oleh Enzo Ferrari. Mobil tersebut ialah Ferrari F40. 

Hadiah menjelang ulang tahun ke-40 

Cerita F40 dimulai dari pendahulunya yaitu 288 GTO, meski saat itu Ferrari sudah fokus di F1. Ferrari melihat regulasi baru kelas Group B memiliki masa depan yang cerah, apalagi Ferrari memiliki pelanggan setia yang ingin balapan dengan mobil kesayangannya. Akhirnya pada tahun 1984, Ferrari 288 GTO lahir dan menggunakan inovasi yang kemudian berlanjut ke F40 seperti turbocharger dan bodi berbahan kevlar untuk mengurangi bobot. 

Sayangnya Group B kandas pada tahun 1986 lantaran berbagai kecelakaan fatal di WRC. Kala itu Ferrari tengah mengembangkan 288 GTO Evoluzione yang merupakan penyempurnaan dari 288 GTO. Tetapi Nicola Materazzi, Chief Engineer Ferrari saat itu, mengusulkan kepada Enzo bahwa mobil ini masih memiliki potensi, Enzo pun setuju. Lagipula, ulang tahun ke-40 Ferrari semakin dekat, dan Enzo ingin memberikan hadiah untuk perusahaannya. 

Sepi fitur

Menggunakan basis 288 GTO Evoluzione, tim Materazzi bekerja dalam waktu yang singkat yaitu 13 bulan saja. Desain F40 terlihat masih turunan dari 288 GTO termasuk bagian atap yang mirip dengan 308 GTB. Tetapi Leonardo Fioravanti dan Pietro Camardella dari Pininfarina menghasilkan bodi aerodinamis dengan bagian depan rendah, dua NACA ducts besar di samping mobil dan sayap belakang untuk memberikan downforce. 

Seluruh bodi mobil dibuat dari bahan carbon fibre, kevlar dan aluminium, sehingga F40 hanya memiliki berat 1.254 kg saja. Karena ada komplain dari konsumen, bahwa mobil Ferrari modern semakin ‘manusiawi’. Maka interior F40 dibuat ‘sepi’ fitur, lantaran tidak ada sistem audio, door panel dan bahkan karpet dan sistem kunci, namun setidaknya terdapat sistem AC. Kaca mobil terbuat dari bahan Lexan yang ringan dan bahkan pada versi awal F40, tidak ada sistem engkol dan hanya kaca yang bisa digeser ala mobil balap. 

Dapur pacu F40 menggunakan mesin V8 2.936 cc dengan konfigurasi 90 derajat yang dibantu dua turbo buatan IHI yang mampu menghasilkan tenaga 471 hp dan torsi 577 Nm. Menarik melihat Ferrari memilih turbo buatan Jepang, menurut Dario Benuzzi, Chief Test Driver Ferrari kala itu. Terdapat dua varian mesin dimana satu menggunakan turbo KKK buatan Jerman dan IHI buatan Jepang. 

Turbo Jepang Lebih Baik

Setelah pengetesan turbo buatan IHI diketahui lebih unggul dan kuat. Namun Ferrari tidak bisa memilih IHI dengan mudah lantaran KKK memasok turbo untuk mobil F1. Akhirnya mereka mengundang engineer KKK yang mengakui keunggulan turbo buatan IHI dan merestui Ferrari menggunakan turbo IHI. Para engineer Ferrari juga menjamin reliabilitas mobil dengan menggunakan bahan magnesium di beberapa komponen inti, seperti intake manifold dan housing transmisi. 

Tenaga mesin disalurkan melalui transmisi manual 5-speed menuju roda belakang. Suspensi independen double wishbone yang mirip dengan konfigurasi Ferrari 288 GTO. Baik velg centre lock buatan Speedline dan ban F40 desain Pirelli sesuai dengan spesifikasi dari engineer Ferrari. 

Akhirnya pada bulan Juli 1987, F40 diperkenalkan ke publik pada sebuah acara di balai kota Maranello, lantaran Fiat sebagai pemilik Ferrari tidak mengizinkan Ferrari mengikuti Frankfurt Motor Show, karena bentrok dengan peluncuran Alfa Romeo 164. Meski begitu peluncuran ini termasuk sukses dan menjadi salah satu penampilan publik Enzo Ferrari sebelum kematiannya pada tahun 1988. 

Mendapat kritis pedas

Performa F40 termasuk dahsyat dengan 0-100 km/jam dapat ditempuh hanya dalam 4,7 detik dan menjadi mobil produksi pertama yang menembus ‘angka keramat’ 200 mil/jam atau 320 km/jam, dan menjadi mobil jalan raya tercepat. Kehadiran F40 sendiri hampir bersamaan dengan Porsche 959, karena memiliki sejarah yang sama yaitu lahir untuk Group B. Komparasi keduanya tidak terelakkan. Jika 959 mengandalkan teknologi canggih, maka F40 menawarkan pengalaman berkendara yang lebih analog. 

Awalnya Ferrari hanya menyebut bahwa hanya akan ada 400 unit F40 yang dibuat. Namun karena peminatnya banyak, maka Ferrari secara diam-diam memproduksi F40 lebih banyak lagi. Total produksinya mencapai 1.131 unit. Beberapa kritik dengan sinis juga menyebut bahwa F40 hanya dibuat untuk menghasilkan uang lantaran tidak lebih dari 288 GTO dengan baju baru, meski banyak tim pengembangan F40 menolak ide tersebut. 

Salah satu pemilik F40 yang terkenal adalah Sultan Brunei Hassanal Bolkiah yang dipercaya memiliki 11 unit F40. Menariknya F40 milik Sultan juga cukup spesial karena memiliki beberapa warna selain merah yang merupakan satu-satunya warna dari pabrik. Selain itu Sultan Brunei juga meminta beberapa F40 untuk dilengkapi dengan interior full lengkap dengan lapisan kulit. Sayangnya banyak dari F40 ini tidak terpakai dengan kilometer cukup rendah dan hanya disimpan di garasi saja. 

Dikembangkan versi balap oleh Michelotto

Meski F40 didapuk sebagai mobil jalan raya, beberapa pemilik Ferrari ingin membawa F40 ke sirkuit. Akhirnya Ferrari menunjuk Michelotto, konstruktor mobil balap yang sudah menjadi mitra Ferrari untuk mengembangkan versi balap dari F40. Tenaga mesin ditingkatkan hingga mencapai 700 hp dan juga penggantian transmisi dan rem versi balap. Bodi mobil juga dimodifikasi untuk menghasilkan downforce lebih banyak. 

Hasilnya Ferrari F40 LM ini berhasil meraih posisi ketiga pada debut balap pertamanya di ajang IMSA Amerika Serikat. Kemudian F40 sendiri terus berkompetisi di berbagai kejuaraan balap mulai dari IMSA di Amerika, Le Mans di Eropa dan bahkan JGTC di Jepang. 

Hampir 40 tahun berlalu sejak kemunculan Ferrari F40, kini harga pasarannya antara 1,5 juta hingga 3,5 juta USD atau setara dengan Rp 22,6 hingga Rp 52,8 miliar. F40 pun juga memiliki reputasi sebagai supercar terbaik di masanya serta embel-embel sebagai mobil terakhir yang disetujui oleh Enzo Ferrari. 

Ivan Ramadhana

Modifikasi Ferrari F40 Oleh Liberty Walk Mempesona di Tokyo

Memodifikasi beragam mobil sport buatan Eropa telah sering dilakukan oleh Liberty Walk. Namun custom workshop asal Jepang tersebut kali ini agak sedikit ekstra berhati-hati dalam meramu garapannnya. Pasalnya, mereka menggarap modifikasi Ferrari F40. Selain statusnya yang legendaris dan sangat ‘sakral’, mobil ini merupakan favorit dari Wataru Kato, pendiri Liberty Walk.

Ferrari F40 yang diproduksi sebanyak 1.300 unit pada periode 1987-1992 saat ini yang terselamatkan jumlahnya tidakbanyak. Harga pasarannya saat ini jangan ditanya, tembus jutaan dolar!

Proyek modifikasi “F-Forty” yang dikerjakan Liberty Walk sejak tahun 2022 pun akhirnya dipamerkan di Tokyo Auto Salon 2023. Dapat anda bayangkan seperti apa reaksi ribuan pengunjung Makuhari Messe saat melihat mobil ini…

Body Ekstrem Garapan Wataru Kato

Meskipun pernah memodifikasi mobil serupa, namun garapan Liberty Walk kali ini jauh lebih ekstrem bila dibandingkan modifikasi Ferrari F40 yang pernah mereka kerjakan pada tahun 2012 lalu.

Tak seperti pada proyek yang lain, sang punggawa Liberty walk, Wataru Kato turun tangan langsung dalam membuat satu set panel fender depan dan belakang utuh berukuran extra lebar untuk mobil ini. Hmmm… mengingatkan kami pada Ferrari F40 widebody garapan Koenig di era ’90an.

Fender depan baru ini tersambung dengan panel lip spoiler yang terpasang pada bumper depan. Side skirt, fender serta bumper belakang yang kekar berotot pun menggantikan panel body bawaan mobil.

Pada bagian belakang pun terdapat sayap spoiler tambahan plus sirip diffuser yang diiris bagian tengahnya agar dapat memuat tiga laras exhaust berukuran besar.

Bonnet berventilasi besar pada bagian depan tampil dengan perpaduan gaya ala mobil balap Ford GT40 klasik dan Ferrari F40 Competizione. Sekujur body mobil yang aslinya berwarna merah pun ditutup dengan decal stiker pelapis berwarna putih. Ya, sekujur body… plus imbuhan stiker bulatan merah “Hinomaru” yang melambangkan bendera nasional Jepang pada pintunya.

Velg bawaan mobil sebenarnya sudah sangat keren, hanya saja Liberty Walk memutuskan untuk menggantinya. Jadilah satu set velg alloy 5-spoke berukuran extra besar berkelir hitam berbalut ban Toyo tapak lebar menopang body F40. Dan untuk menghasilkan tampilan super ceper khas Liberty Walk, setting suspensi adjustable pun dibuat extra rendah.

Body kit untuk modifikasi F40 ini terbuat dari material FRP (fiber-reinforced polymer) yang berbobot ringan. Para konsumen yang berminat dapat memesan dalam bentuk paket lengkap maupun eceran. Perihal harga paket body kit Ferrari F40 widebody tersebut, Liberty Walk akan mengumumkannya secara resmi dalam waktu dekat.

Performa Mesin Ferrari F40 Sudah Pas!

Wataru Kato tak melakukan sentuhan modifikasi pada mesin bawaan mobil ini. Menurutnya, spek mesin racikan pabrik performanya sudah pas.

Mesin 2.9-liter V8 bi-turbo bawaan Ferrari F40 memiliki output tenaga 471 hp pada 7.000 rpm dengan torsi maksimum 577 Nm pada 4.000 rpm.

Hanya butuh waktu 4,1 detik untuk mencapai kecepatan 100 km/jam. Top speed mobil ini mampu menembus angka 324 km/jam. Sudah lebih dari cukup.

Lagipula, mobil garapan Liberty Walk lebih nikmat dipandang saat tengah melaju perlahan menyusuri jalan raya dalam kota. Membuat setiap orang menoleh dan memandanginya dengan penuh takjub. Ya, bagaikan sosok Dewi Liberty nan anggun mempesona yang tengah berjalan dengan gaun panjang menjuntai menyentuh tanah. Itulah mengapa dinamakan “Liberty Walk”.

Banzaaaaai…!