Angkot Superben

Deretan Mobil Angkutan Umum Legendaris di Indonesia

Angkutan umum tidak bisa dipungkiri adalah bagian dari hidup masyarakat Indonesia. Meski kelakuan supirnya tidak bisa dibanggakan, tapi kendaraan ini sudah jadi kebutuhan untuk mobilitas. Sekaligus mendukung jalannya roda perekonomian.  

Melihat ke belakang, angkutan umum terutama angkot (Angkutan Perkotaan), punya deretan mobil unik yang jadi andalannya. Ada nama yang bertahan dengan bentuk baru, ada pula mobil legendaris yang punah dimakan waktu. Ini deretannya. 

Daihatsu Hijet 1000

Angkutan umum hijet 1000

Daihatsu Hijet 1000 adalah mobil komersial berukuran compact yang multifungsi dan tangguh. Muncul di Indonesia pertama tahun 1984, penggunaannya beragam. Mulai dari angkutan penumpang sampai barang. Kami pribadi pernah punya versi pikap yang dimodifikasi untuk lomba slalom. Dan ya, hasilnya kami bawa pulang piala. 

Termasuk untuk angkutan umum. Mesin tiga silinder, kapasitas 1.0 liter (993 cc) terkenal ‘bandel’ dan tidak gampang rusak. Perawatannya yang mudah dan irit BBM menjadikan mobil ini ekonomis, makanya banyak yang suka. Chassis kuat, membuat angkot Hijet bisa dimuati hingga tujuh orang biarpun ukuran mobilnya tidak bisa dibilang besar. Tentunya dengan sedikit pemaksaan dari kernet yang tidak tahu diri. 

Mitsubishi Jetstar

Angguna MItsubishi Jetstar

Jetstar jadi angkot mungkin agak terlupakan karena kalah populer dengan Hijet 1000. Tapi antara keduanya, masih ada ikatan. Mitsubishi Jetstar adalah bagian dari keluarga Minicab, namun hanya dijual di Indonesia.

Menurut rumor, mobil compact ini adalah hasil kolaborasi antara Daihatsu dan Mitsubishi, waktu itu. Nama Jetstar sendiri, berasal dari HiJET dan Star (logo tiga berlian mitsubishi yang menyerupai bintang). Mesinnya sama seperti Hijet 1000 di atas, yaitu Daihatsu CB20 berkapasitas 993 cc.

Chevrolet Suburban

Angkot Superben

Kalau sekarang angkutan antar kota didominasi kendaraan berjuluk elf, padahal bukan Isuzu, dulu Chevrolet Suburban jadi andalannya. Tanyakan pada orang tua Anda, kalau mereka bingung, coba bilang ‘Superben’. Itulah julukan yang biasa diberikan, karena mengatakan Suburban cukup sulit.

Era 1950-an hingga 1960-an, Chevrolet meraja dengan minibusnya yang tangguh dan bertenaga. Populasinya banyak di Jawa. Di Sumatera bahkan mobil ini statusnya bus antar kota. Salah satu alasan kenapa mobil ini jadi angkutan umum di dalam maupun luar kota adalah, ukurannya besar. Tipikal mobil Amerika, segalanya besar. Mesinnya pun besar. Populasi Superben kemudian menurun karena datangnya mobil minibus Eropa yang bermesin diesel seperti Mercedes-Benz. Lebih irit.

Morris Minor

Oplet MOrris Minor 1000

Ini mungkin angkutan perkotaan jaman dulu yang populer hingga sekarang. Berkat film Si Doel tentunya. Basisnya adalah Austin Morris Minor 1000 dan punya cerita panjang, terutama di Jakarta. Bermesin 1,0 liter, Minor dikenal tangguh waktu itu. Kencang pula, bisa lari sampai 100 km/jam. Masuk ke Indonesia menjelang akhir era 1950-an. Ada yang digunakan untuk pribadi, banyak juga jadi angkutan. Yang terakhir itu, akrab disebut oplet.

Popularitas Oplet menurun setelah Gubernur DKI era 70-an, Ali Sadikin mengeluarkan kebijakan ‘mengurangi’ populasi oplet. Hasilnya, bukan cuma berkurang tapi hampir punah digeser oleh Mikrolet. Sekarang, oplet Morris Minor malah jadi incaran kolektor mobil. Ada kisah panjang soal Oplet ini. Kami akan buatkan artikel tersendiri. 

Suzuki Carry

Angkot suzuki carry. Foto: Kaltimfactual.co

Ini mungkin angkutan umum yang sulit tergantikan. Suzuki Carry, hadir mendampingi Daihatsu Hijet sebagai mobil yang bisa dijadikan angkutan umum. Popularitasnya menanjak setelah muncul Carry Extra, menggantikan Carry ‘burung hantu’. Mesinnya biasa saja, empat silinder 1,0 liter. Irit dan yang penting tidak gampang rusak.

Kepopuleran Carry sebagai angkot berlanjut hingga sekarang. Generasi terbarunya yang bermesin 1,5 liter laris bahkan menyumbangkan penjualan tertinggi untuk Suzuki di Indonesia.

Isuzu Panther

Angkutan Kota Isuzu Panther

Siapa tidak kenal rajanya diesel ini. Isuzu Panther dengan mesin berkode C223 dikenal bandel dan tahan banting. Diisi solar busuk pun tidak keberatan. Asal jangan diisi bensin. Ini juga yang membuat Panther sempat meraja di pasar angkutan perkotaan.

Meski sekarang makin sedikit karena digusur Suzuki Carry, tapi para pengguna angkot Panther tidak akan lupa, mobil ini pernah jaya memberikan setoran. Tidak peduli hujan dan banjir, Panther jalan terus. 

Honda TN360

Angkot Honda TN. Foto: Pinterest

Kami pernah membahas mobil mungil ini. Honda TN360 adalah mobil komersial buatan Honda, yang juga melambungkan nama pabrikan Jepang ini. Harganya murah, mudah dirawat dan tidak rewel. Menjadikan TN360 cepat disukai oleh pasar. Di Indonesia, mobil ini hadir bukan hanya dalam bentuk pikap, tapi juga angkutan penumpang. 

Didatangkan oleh PT Istana Motor Raya (IMORA) milik pengusaha Ang Kang Hoo di era 1970-an, Honda TN menjamur menjadi angkutan umum, terutama di wilayah Jawa Barat. Bahkan saking populernya, masyarakat setempat menyebut angkot sebagai ‘Honda’. 

Toyota Kijang

Angkutan kota Toyota Kijang Super. Foto: Pinterest

Ini juga pasti Anda kenal. Saingannya Panther berbahan bakar bensin yang ‘tiada duanya’. Kehandalan Toyota Kijang membuat mobil ini mudah untuk dioperasikan. Makanya banyak pengusaha angkutan umum memilihnya sebagai armada angkut penumpang.

Kijang mulai digunakan sebagai angkot sejak 1980-an hingga terakhir, generasi Kijang kapsul. Chassis panjang seperti Panther, mesin irit BBM menjadikan faktor ekonomisnya tinggi. Sekarang, angkutan umum Kijang sudah sangat jarang. Namun kami menduga, Toyota mungkin menyiapkan Rangga sebagai sarana transportasi umum. Mungkin.

Toyota Kijang, Dibuat Untuk Indonesia Oleh Orang Indonesia

Tepat 45 tahun lalu Toyota Kijang resmi diluncurkan di Indonesia pada Kamis, 9 Juni 1977 di Hotel Hilton, Jakarta. Toyota Kijang lahir karena pemerintahan Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto, saat mengeluarkan Program Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna (KNBS) pada awal 1970. Tujuannya adalah menciptakan kendaraan niaga produksi dalam negeri dengan harga terjangkau sehingga bisa dibeli masyarakat banyak sebagai alat transportasi dan distribusi barang.

Toyota Kijang adalah model kendaraan niaga dan keluarga buatan Toyota yang merupakan kendaraan paling populer untuk kelas Minibus di Indonesia. Toyota Kijang hadir di Indonesia sejak tahun 1977 dan saat ini merupakan salah satu model yang diusung Toyota dan paling lekat di hati masyarakat Indonesia.

Kijang Buaya

Kijang generasi pertama diluncurkan pada tahun 1977. Generasi pertama ini menerapkan konsep pickup dengan bentuk kotak mendasar. Model ini sering dijuluki Kijang Buaya karena tutup kap mesinnya yang dapat dibuka sampai ke samping. Di model ini tingkat lokalisasi part dan komponen telah mencapai 19 persen. Mesinnya menggunakan tipe 3K 1.2 liter yang serupa dengan milik Toyota Corolla KE20 dan KE30.

Kijang Doyok

Toyota Kijang generasi II mulai dijual pada tahun 1981. Mobil dengan kode rangka KF20 ini akrab sebagai Kijang Doyok. Di model ini tingkat lokalisasi part dan komponen telah mencapai 30 persen. Seiring dengan populernya Kijang Doyok, maka mobil ini perlahan menjelma sebagai kendaraan keluarga serba guna (multi-purpose vehicle atau MPV) buatan PT Toyota Astra Motor (TAM). Mesinnya menggunakan tipe 4K 1.3 liter seperti milik Toyota Corolla DX.

Kijang Super

Kesuksesan Toyota Kijang semakin diperkuat dengan kehadiran generasi III ini memiliki bentuk lebih melengkung pada lekukannya sehingga tampak lebih modern. Di model ini tingkat lokalisasi part dan komponen telah mencapai 44 persen. Kijang Super yang diluncurkan pada tahun 1986 ini memperkenalkan terobosan terbaru dalam proses produksi, yakni teknologi full pressed body yang dapat mengurangi 2 hingga 5 kg dempul per mobil.

Kijang Super bermesin tipe 5K 1.5 liter hadir dalam dua versi yaitu sasis pendek (KF40) dan panjang (KF50). Fokus pemasaran dari Kijang Super ini juga mulai bergeser dari konsep niaga menjadi kendaraan keluarga. Di tahun 1992, Kijang Grand Extra hadir dengan teknologi Toyota Original Body yang menjadikannya sebagai minibus pertama dengan kualitas bodi bebas dempul setara sedan.

Ditunjang dengan perubahan interior seperti desain dashboard baru dan hadirnya AC double blower. Pada 1995, terdapat improvement dari Kijang sebelumnya, terutama pergantian tipe mesin menjadi 7K 1.8 liter. Dari segi eksterior juga dibedakan dengan hadirnya grille tegak.

Kijang generasi III ini juga berhasil mencetak sejarah pada tahun 1989 dimana terdapat peluncuran Kijang ke 200 ribu unit yang bertepatan dengan produksi Toyota ke 500 ribu unit. Seiring dengan perayaan Kemerdekaan ke-50 Indonesia di tahun 1995, Toyota membuat 50 unit Kijang khusus untuk aktivitas ‘Kijang Lintas Nusa’. Kijang dengan balutan warna putih mendapat corak-corak dan garis merah, berpawai berkeliling Indonesia dari kota ke kota, dan melakukan perjalanan dari Aceh sampai Larantuka, NTT. Konon, inilah varian Kijang paling langka.