Mitsubishi Xforce Pada Uji ASEAN NCAP, Dapat Lima Bintang

Mitsubishi Motors Corporation (MMC) mengumumkan bahwa Sport Utility Vehicle (SUV) Xforce telah sukses meraih peringkat bintang lima maksimum dalam uji ASEAN NCAP 2024. Uji ASEAN NCAP sendiri merupakan penilaian kinerja keselamatan komprehensif, untuk kendaraan baru di kawasan ASEAN.

MMC berkomitmen pada filosofi yang berorientasi pada keselamatan untuk mencapai masyarakat mobilitas dengan nol kecelakaan lalu lintas. Hal ini tentu tidak terlepas dari upaya berkelanjutan untuk mengembangkan dan mempopulerkan teknologi keselamatan. Termasuk untuk menyebarkan pengetahuan mengenai keselamatan lalu lintas.

Xforce menggunakan bodi RISE yang kokoh dan mampu menyerap energi, sehingga meminimalkan deformasi kabin jika terjadi benturan. Tersedia enam kantung udara SRS untuk memastikan kinerja keselamatan ketika terjadi tabrakan. Mobil ini juga mengadopsi sejumlah fitur keselamatan, mulai dari Forward Collision Mitigation, Blind Spot Warning, Rear Cross Traffic Alert dan Automatic High Beam. Semua ini untuk memberikan kinerja keselamatan preventif tingkat tinggi.

Diluncurkan perdana di Indonesia pada tahun 2023, Xforce adalah kendaraan lima penumpang yang berfokus pada bagaimana SUV digunakan di kawasan ASEAN. Mobil ini memiliki tampilan SUV yang stylish, serta menghadirkan kenyamanan dan kepraktisan.

Mitsubishi Xforce memiliki kabin yang lapang dan ruang penyimpanan fungsional. Sedangkan ukuran bodi yang ringkas, membuatnya mudah bermanuver. Selain itu, mobil ini memberikan pengendalian jalan yang andal dalam berbagai kondisi cuaca atau jalan, termasuk jalan yang kasar atau banjir.

Usai debutnya di Indonesia pada bulan November 2023, Xforce juga dirilis di pasar ASEAN lainnya. Termasuk Vietnam pada bulan Maret 2024 dan Filipina pada bulan Juli 2024. Mobil ini juga tersedia di pasar Amerika Latin dan Afrika. Mitsubishi berencana untuk memperluas pemasaran Xforce ke negara lain secara bertahap.

Euro NCAP: Fitur Berkendara Terintegrasi Makin ‘Kebablasan’

Peringkat hasil uji keselamatan berkendara menjadi acuan utama bagi pabrikan otomotif dan konsumen terhadap kualitas sebuah kendaraan. Salah satunya adalah Euro NCAP atau lebih lengkapnya European New Car Assessment Programme. Program penilaian kinerja keselamatan berkendara ini dilakukan pada mobil keluaran terbaru yang akan dipasarkan di Eropa.

Keikutsertaan pabrikan dalam uji keselamatan berkendara Euro NCAP bersifat sukarela. Tak ada sanksi hukum bagi pabrikan jika tidak mengikutinya. Namun jangan harap sebuah mobil dapat dengan mudah dipasarkan di Eropa jika tak mengantongi hasil uji Euro NCAP.

Peringkat yang diberikan oleh Euro NCAP menjadi pertimbangan bagi para konsumen. Sementara bagi pabrikan, makin tinggi peringkatnya maka menjadi prestise sendiri. Peringkat Euro NCAP jadi salah satu modal penting untuk bisa bersaing di pasar otomotif Eropa maupun global.

Bahkan sejumlah negara Uni Eropa dan lembaga otomotif internasional termasuk FIA turut mendukung keberadaan program Euro NCAP.

Teknologi Digital Yang Berisiko

Seiring perkembangan teknologi otomotif yang kian pesat, regulasi dan standarisasi uji keselamatan berkendara pun terus mengalami revisi dan penyesuaian.

Salah satu contohnya teknologi sistem infotaintment dan fitur berkendara terpadu. Layar head unit saat ini tak sekadar menjadi penampil audio visual. Mulai dari sistem GPS, komunikasi hingga kontrol fitur berkendara saat ini terintegrasi pada tampilan layar infotaintment.

Secara perlahan, keberadaan tombol fisik sebagai pengendali fitur berkendara mulai tergantikan. Pihak pabrikan beranggapan dengan absennya tombol fisik, biaya produksi dapat ditekan.

Mobil terbaru seperti lansiran Hyundai, Mercedes-Benz, Tesla, dan Volkswagen Group saat ini lebih mengutamakan sistem digital terpadu. Semua kendali fitur terpusat dan tersaji lengkap dalam tampilan touchscreen di tengah dashboard.

Pengemudi cukup menyentuh ikon menu pada touchscreen untuk mengaktifkan beragam fitur. Bahkan untuk hal yang sepele seperti pengaturan AC.

Sepintas, teknologi digital terpadu ini terkesan praktis. Namun nyatanya tidak demikian. Dengan semakin banyaknya fitur yang ditampilkan pada layar, pengemudi butuh waktu cukup lama hanya untuk mencari ikon fitur yang dibutuhkan dalam menu tampilan layar.

Dengan kendali seluruh fitur terpusat pada touchscreen, maka pandangan mata pengemudi pun akan terpusat pada layar di tengah dashboard. Pengemudi akan sibuk dan berkutat dengan tampilan menu pada touchscreen.

Konsentrasi dan pandangan mata saat berkendara pun akan teralihkan. Hal ini tentunya sangat berisiko menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

Regulasi Baru Demi Keselamatan Berkendara

Fenomena trend sistem dan fitur berkendara terpadu yang terpusat pada touchscreen sudah dianggap makin ‘kebablasan’.

Oleh sebab itulah Euro NCAP mulai merumuskan regulasi baru perihal kontrol fitur berkendara. Ratifikasi regulasi tersebut rencananya akan diberlakukan mulai Januari 2026 mendatang. Dalam merumuskan regulasi tersebut, Euro NCAP bekerjasama dengan sejumlah kementerian dan lembaga terkait di Uni Eropa.

Untuk bisa memperoleh peringkat lima bintang, kendaraan harus dilengkapi tombol fisik untuk lampu hazard, klakson, indikator, wiper, dan panggilan darurat (SOS). Jika tidak, maka mobil yang diuji akan mendapat peringkat yang lebih rendah.

“Pemanfaatan touchscreen secara berlebihan pada mobil saat ini cepat atau lambat akan menimbulkan masalah,” papar Matthew Avery, direktur pengembangan strategis di Euro NCAP.

Langkah kebijakan yang dilakukan Euro NCAP patut diapresiasi. Jangan sampai kecanggihan teknologi digital pada mobil justru membahayakan keselamatan pengemudi dan penumpang saat berkendara. Bagaimana menurut Anda, pilih touchscreen atau mengembalikan keberadaan tombol fisik?

 

Keselamatan Berkendara Jadi Menu Utama Bagi ASEAN NCAP

Perkembangan teknologi kendaraan bermotor secara global telah berlangsung tanpa henti. Bisa dikatakan bahwa setiap hari ada saja teknologi baru untuk membuat kendaraan semakin aman dan nyaman saat dikendarai. Tentunya tidak hanya menghasilkan kedua aspek tersebut, namun produsen kendaraan harus menciptakan kendaraan yang juga dapat mendukung keselamatan berkendara.

New Car Assessment Program (NCAP) ialah badan yang memiliki tanggung jawab untuk menginformasikan tingkat keamanan dan keselamatan berkendara dari sebuah kendaraan kepada konsumen. Tujuannya adalah untuk menguji faktor keselamatan mobil baru dan untuk membantu produsen mobil meningkatkan teknologi keselamatan pada produk mereka.

Populasi sepeda motor Asia Tenggara cukup masif

Khusus untuk kawasan Asia Tenggara, maka ada ASEAN NCAP. Badan ini memiliki misi untuk mempromosikan dan meningkatkan standar keselamatan kendaraan dan sistem penilaian di kawasan ASEAN. Faktor penilaian dari ASEAN NCAP meliputi perlindungan penumpang dewasa, perlindungan penumpang anak, dan bantuan keselamatan.

Uniknya, pada ASEAN NCAP ini juga menilai keselamatan pengendara sepeda motor. Sebab, populasi sepeda motor di kawasan Asia Tenggara memang cukup masif. Terkait dengan keselamatan berkendara yang juga melibatkan sepeda motor, maka secara langsung para pelaku industri otomotif juga menyesuaikan sistem dan teknologi yang diterapkan pada produk kendaraannya.

ADAS meningkatkan keselamatan mobil dan jalan raya

Sistem bantuan mengemudi canggih atau Advanced Driver Assistance System (ADAS) yang dipasang di dalam mobil memiliki peran penting dalam keselamatan berkendara dan kinerja sistem ini pun dinilai oleh ASEAN NCAP. Sistem ini juga membantu pengemudi dalam fungsi berkendara dan ketika parkir.

“ADAS meningkatkan keselamatan mobil dan jalan raya. Sebab ADAS terintegrasi dengan sensor dan kamera, untuk mendeteksi rintangan terdekat atau kesalahan pengemudi, dan meresponsnya dengan tepat,” kata En. Ts. Yahaya Ahmad, Technical Leader ASEAN NCAP, di sela acara Vehicle Safety Course 2023/006 yang diadakan di Politeknik APP Jagakarsa, Jakarta (16/03/2023).

Faktor manusia memegang peranan tinggi dalam terjadinya kecelakaan

ADAS dikembangkan untuk mengotomatisasi, mengadaptasi, dan meningkatkan teknologi kendaraan untuk keselamatan dan mengemudi yang lebih baik. ADAS terbukti mengurangi kejadian fatal di jalan dengan meminimalkan kesalahan manusia. Fitur keselamatan ini dirancang untuk menghindari kecelakaan dengan menawarkan teknologi yang memperingatkan pengemudi saat ada potensi risiko, menerapkan perlindungan, dan mengendalikan kendaraan jika diperlukan.

Dalam kesempatan yang sama, diungkapkan bahwa mayoritas terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor masih disebabkan oleh faktor manusia. “Faktor manusia memegang peranan tinggi, bahkan mencapai 60 persen. Sedangkan faktor kendaraan hanya ada di tingkat 5 persen, lingkungan 3 persen, dan sisanya ialah irisan dari ketiga faktor tadi,” papar Adrianto Sugiarto Wiyono, selaku ASEAN NCAP Technical Committee.

Vehicle Safety Course merupakan kegiatan yang digelar oleh Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS) dan ASEAN NCAP. Dalam penyelenggaraan yang keenam ini bekerjasama dengan Politeknik APP Jakarta dan PT Karya Fajar Ultima (KyFU).

Kegiatan VSC selalu menyajikan paparan dari berbagai pihak yang peduli terhadap keselamatan, terutama dari para manufaktur kendaraan maupun pembuat peralatan keselamatan. Harapannya, para peserta VSC ini akan mendapatkan informasi yang akurat akan fitur keselamatan kendaraan.