Euro NCAP: Fitur Berkendara Terintegrasi Makin ‘Kebablasan’

Peringkat hasil uji keselamatan berkendara menjadi acuan utama bagi pabrikan otomotif dan konsumen terhadap kualitas sebuah kendaraan. Salah satunya adalah Euro NCAP atau lebih lengkapnya European New Car Assessment Programme. Program penilaian kinerja keselamatan berkendara ini dilakukan pada mobil keluaran terbaru yang akan dipasarkan di Eropa.

Keikutsertaan pabrikan dalam uji keselamatan berkendara Euro NCAP bersifat sukarela. Tak ada sanksi hukum bagi pabrikan jika tidak mengikutinya. Namun jangan harap sebuah mobil dapat dengan mudah dipasarkan di Eropa jika tak mengantongi hasil uji Euro NCAP.

Peringkat yang diberikan oleh Euro NCAP menjadi pertimbangan bagi para konsumen. Sementara bagi pabrikan, makin tinggi peringkatnya maka menjadi prestise sendiri. Peringkat Euro NCAP jadi salah satu modal penting untuk bisa bersaing di pasar otomotif Eropa maupun global.

Bahkan sejumlah negara Uni Eropa dan lembaga otomotif internasional termasuk FIA turut mendukung keberadaan program Euro NCAP.

Teknologi Digital Yang Berisiko

Seiring perkembangan teknologi otomotif yang kian pesat, regulasi dan standarisasi uji keselamatan berkendara pun terus mengalami revisi dan penyesuaian.

Salah satu contohnya teknologi sistem infotaintment dan fitur berkendara terpadu. Layar head unit saat ini tak sekadar menjadi penampil audio visual. Mulai dari sistem GPS, komunikasi hingga kontrol fitur berkendara saat ini terintegrasi pada tampilan layar infotaintment.

Secara perlahan, keberadaan tombol fisik sebagai pengendali fitur berkendara mulai tergantikan. Pihak pabrikan beranggapan dengan absennya tombol fisik, biaya produksi dapat ditekan.

Mobil terbaru seperti lansiran Hyundai, Mercedes-Benz, Tesla, dan Volkswagen Group saat ini lebih mengutamakan sistem digital terpadu. Semua kendali fitur terpusat dan tersaji lengkap dalam tampilan touchscreen di tengah dashboard.

Pengemudi cukup menyentuh ikon menu pada touchscreen untuk mengaktifkan beragam fitur. Bahkan untuk hal yang sepele seperti pengaturan AC.

Sepintas, teknologi digital terpadu ini terkesan praktis. Namun nyatanya tidak demikian. Dengan semakin banyaknya fitur yang ditampilkan pada layar, pengemudi butuh waktu cukup lama hanya untuk mencari ikon fitur yang dibutuhkan dalam menu tampilan layar.

Dengan kendali seluruh fitur terpusat pada touchscreen, maka pandangan mata pengemudi pun akan terpusat pada layar di tengah dashboard. Pengemudi akan sibuk dan berkutat dengan tampilan menu pada touchscreen.

Konsentrasi dan pandangan mata saat berkendara pun akan teralihkan. Hal ini tentunya sangat berisiko menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

Regulasi Baru Demi Keselamatan Berkendara

Fenomena trend sistem dan fitur berkendara terpadu yang terpusat pada touchscreen sudah dianggap makin ‘kebablasan’.

Oleh sebab itulah Euro NCAP mulai merumuskan regulasi baru perihal kontrol fitur berkendara. Ratifikasi regulasi tersebut rencananya akan diberlakukan mulai Januari 2026 mendatang. Dalam merumuskan regulasi tersebut, Euro NCAP bekerjasama dengan sejumlah kementerian dan lembaga terkait di Uni Eropa.

Untuk bisa memperoleh peringkat lima bintang, kendaraan harus dilengkapi tombol fisik untuk lampu hazard, klakson, indikator, wiper, dan panggilan darurat (SOS). Jika tidak, maka mobil yang diuji akan mendapat peringkat yang lebih rendah.

“Pemanfaatan touchscreen secara berlebihan pada mobil saat ini cepat atau lambat akan menimbulkan masalah,” papar Matthew Avery, direktur pengembangan strategis di Euro NCAP.

Langkah kebijakan yang dilakukan Euro NCAP patut diapresiasi. Jangan sampai kecanggihan teknologi digital pada mobil justru membahayakan keselamatan pengemudi dan penumpang saat berkendara. Bagaimana menurut Anda, pilih touchscreen atau mengembalikan keberadaan tombol fisik?

 

SUV Dominasi Peraih Predikat IIHS Top Safety Pick+ 2024

Keselamatan berkendara jadi salah satu perhatian utama para konsumen dunia, termasuk Amerika Serikat. Lulus uji benturan jadi salah satu syarat mutlak agar produk kendaraan bisa dipasarkan di negara tersebut. Setiap tahunnya ada dua kategori predikat yang diberikan oleh IIHS. Top Safety Pick dan Top Safety Pick+.

Agar bisa masuk kualifikasi dari keduanya, harus memperoleh penilaian “Good” dalam uji benturan. Demikian pula dengan hasil uji tabrak dan pencegahan tabrakan terhadap pejalan kaki.

Ketatnya penilaian dan pengujian yang dilakukan membuat pickup truck jarang ada yang berhasil predikat tersebut. Terlebih untuk pickup truck berukuran besar. Satu-satunya pickup truck besar yang berhasil meraih predikat Top Safety Pick+ hanya RAM 1500 model tahun 2019.

Pengujuan IIHS Top Safety Pick untuk Rivian

Contoh lainnya, Toyota Tundra dan Rivian R1T setiap tahun selalu mencoba agar bisa meraih label Top Safety Pick+, tapi tak pernah berhasil. Bahkan tahun ini hanya berhasil meraih predikat Top Safety Pick. 

Insurance Institute for Highway Safety (IIHS) merupakan salah satu organisasi independen di AS yang sangat kredibel dan ketat dalam melakukan uji keselamatan berkendara.

 

Hyundai Group Dominasi 

Hyundai Motor Group tahun ini sukses mendominasi dengan menggondol 6 penghargaan paling bergengsi tersebut yang disumbang oleh mobil lansiran Genesis, Kia, dan Hyundai.

Lima model mobil Mazda tahun ini juga masuk daftar Top Safety Pick+ 2024. Sebuah prestasi luar biasa. Kemudian. empat model mobil dari Honda Motors (Honda dan Acura) masuk dalam daftar Top Safety Pick+.

Yang menarik, jumlah SUV makin banyak. Mobil ini memang edang merajai pasar otomotif AS. Tahun ini hanya empat pickup truck dan mobil kelas medium yang berhasil masuk Top Safety Pick. Hal tersebut merupakan imbas dari kriteria penilaian dan pengujian yang kian ketat. Termasuk keselamatan penumpang baris bangku kedua saat ini jadi perhatian utama dalam penilaian uji benturan.

Hal tersebut diharapkan bisa menjadi perhatian bagi seluruh produsen otomotif dunia, termasuk di Indonesia.

IIHS Top Safety Pick+ Award winners

Small cars

  • Acura Integra
  • Mazda 3 hatchback
  • Mazda 3 sedan
  • Toyota Prius

Midsize cars

  • Honda Accord
  • Hyundai Ioniq 6

Large luxury car

  • Genesis Electrified G80

Small SUVs

  • Genesis GV60

Midsized SUVs

  • Ford Explorer
  • Kia Telluride
  • Mazda CX-90
  • Nissan Pathfinder (pasca November 2023)
  • Subaru Ascent

Midsize luxury SUVs

  • Acura MDX
  • BMW X3
  • Genesis GV80 (pasca Agustus 2023)
  • Mercedes-Benz GLE Class
  • Tesla Model Y
  • Honda HR-V
  • Hyundai Kona
  • Mazda CX-30
  • Mazda CX-50 (produksi pasca Agustus 2023)

 

Mana Yang Cocok Buat Ban, Angin Biasa atau Nitrogen?

Pemilik kendaraan pada dasarnya memiliki dua pilihan untuk mengisi ban, yakni angin biasa atau nitrogen. Namun banyak kontroversi muncul dari penggunaan angin biasa dan akhirnya memilih untuk mengisi bannya dengan nitrogen. Jadi antara angin biasa dan nitrogen, mana yang lebih bagus?

Banyak anggapan bahwa nitrogen jauh lebih bagus dibandingkan dengan angin biasa. Hal ini dikarenakan nitrogen memiliki beberapa keunggulan yang dapat menjaga kualitas ban agar lebih awet dan tahan lama serta menjaga keamanan berkendara. Selain itu, dengan nitrogen, ban terasa jauh lebih ringan dibandingkan ban yang diisi dengan angin biasa di keadaan tertentu. Tapi, kenapa nitrogen lebih unggul?

Nitrogen bebas uap air

Nitrogen merupakan gas murni yang terbebas dari uap air, sedangkan angin biasa bisa mengandung uap air karena tingginya kadar oksigen di dalamnya. Semakin besar kandungan oksigen di dalam angin, semakin tinggi juga kemungkinannya mengikat air.

Ketika ada perubahan suhu, tekanan ban nitrogen lebih stabil dan suhunya lebih rendah dibandingkan oksigen. Saat suhu meningkat, seperti saat kendaraan yang dipacu di kecepatan tinggi, ban yang diisi dengan angin biasa akan terasa lebih berat karena uap air di dalam ban bisa memuai dan menambah tekanan di dalam ban.

Jika pemuaian berlebihan, tekanan pada ban bisa jadi terlalu besar untuk ditahan dan beresiko pecah ban yang membahayakan penggunanya. Sedangkan, untuk ban berisi nitrogen, kecil kemungkinan untuk mengalami pemuaian yang berlebihan, sehingga ban relatif lebih ringan dan aman.

Tekanan ban berpengaruh pada efisiensi bahan bakar

Tekanan ban yang stabil juga merupakan poin optimal bagi kendaraan di perjalanan. Dalam kondisi tekanan ban yang baik, ban akan menempel lebih sempurna di permukaan jalan sehingga membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih efisien.

Selain itu, usia pemakaian nitrogen relatif lebih lama, berkisar antara 2 hingga 3 minggu lebih awet dibandingkan angin biasa. Hal ini dikarenakan molekul nitrogen yang lebih besar dari pada pori-pori karet ban membuat nitrogen tidak mudah keluar, sehingga nitrogen lebih cocok untuk digunakan dalam perjalanan jauh. Jadi Anda pilih angin biasa atau nitrogen?

Gebyar Keselamatan, Kampanye Mendorong Toleransi Berkendara

Direktorat Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas (Ditkamsel) Korlantas Polri kembali menggelar kampanye Gebyar Keselamatan 2023. Setelah digelar di ISD Pusdiklantas, Serpong, Tangerang, program ini berlanjut di Gedung Budaya Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung, pada Sabtu, (25/11) lalu.

Gebyar Keselamatan bertema Sehati, Safety, Presisi ini dihadiri oleh Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Pol Firman Shantyabudi didampingi Dirkamsel Korlantas Polri Brigjen Pol Ery Nursatari.

Gebyar keselamatan

Turut hadir, Kepala Sub Direktorat Manajemen Operasional dan Rekayasa (Subdit Jemenopsrek) Korlantas Polri Kombes Pol Indra Jafar. Serta Wadirlantas Polda Jabar AKBP Edwin Affandi, serta para anggota komunitas otomotif, terutama roda dua.

Perlunya Etika

Dalam sambutannya, Kakorlantas Polri, menegaskan hal penting. Bahwa tidak cukup hanya terampil pada saat berkendara, namun juga dibutuhkan etika berlalu lintas yang baik dan benar. Hal tersebut berujung pada keselamatan berkendara. “(Dengan) adanya kepedulian, empati dan toleransi saat berkendara setidaknya dapat mengurangi faktor-faktor pelanggaran ataupun kecelakaan,” ujarnya. 

Sama seperti sebelumnya, kegiatan ini diisi dengan penyematan pin kepada perwakilan komunitas, pembacaan ikrar pelopor keselamatan, Coaching clinic keselamatan berkendara dan Demo safety riding.

Rencananya, kampanye Gebyar Keselamatan ini masih akan terus berlanjut hingga 18 Desember 2023 mendatang. Yang menarik, Anda pun masih bisa mengikuti foto kontes Safety Riding dengan mention ke instagram @gebyarkeselamatan. Semoga saja kampanye mulia ini bisa berkontribusi untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas. 

Revitalisasi Marka dan Rambu di Alun-Alun Bangli Oleh Honda

Keselamatan berkendara menjadi salah satu aspek penting yang amat diperhatikan oleh Honda sejak lama. Oleh karenanya, PT Honda Prospect Motor (HPM) bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bangli, untuk melakukan revitalisasi marka jalan dan rambu lalu lintas di alun-alun Kabupaten Bangli, Bali, pada 17 Oktober 2023.

Alun-alun Kabupaten Bangli terletak di Jalan Brigjen Ngurah Rai No.30, Kabupaten Bangli, merupakan pusat pemerintahan dari kabupaten ini. Revitalisasi yang dilakukan meliputi marka jalan sepanjang 4 kilometer, PJU Solar Cell sebanyak 4 unit, Zebra Cross sepanjang 12 meter, rambu penyeberangan sebanyak 4 unit, serta Strip Trap sebanyak 2 unit.

Sebelum adanya revitalisasi, jalan tersebut tidak ada marka jalan yang baik, dan belum dilengkapi dengan zebra cross, termasuk rambu penyeberangan. Sejalan dengan kampanye Honda ‘Safety for Everyone’ dalam mendukung keselamatan berkendara, maka Honda tergerak untuk melakukan revitalisasi.

Acara ini dihadiri oleh Kotaro Shimizu (President Director PT Honda Prospect Motor), Yusak Billy (Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor), Ryo Asaoka (Product Planning Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor), Sang Nyoman Sedana Arta, S.E. (Bupati kabupaten Bangli), I Wayan Diar, Sst. Par (Wakil Bupati Bangli), I Ketut Suastiksa, SH (Ketua DPRD Kabupaten Bangli), dan Yudhi Kurniawan, S.H,.M.H.

Bupati Kabupaten Bangli sangat berterima kasih atas bantuan revitalisasi marka dan rambu jalan di alun-alun Bangli ini. Diharapkan program ini dapat membantu meningkatkan keselamatan dalam berlalu lintas dan juga mendukung kelancaran transportasi di daerah Bangli. Dengan adanya marka jalan dan rambu petunjuk jalan, semoga dapat meminimalisir kemungkinan adanya kecelakaan dan mampu mendukung mobilitas masyarakat.

Sebelumnya, HPM juga pernah melakukan kegiatan serupa bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bogor pada Desember 2021. Dilanjutkan dengan Pemerintah Kota Denpasar, Bali pada tanggal 18 Desember 2022. Dalam kegiatan tersebut, Honda melakukan revitalisasi ruas jalan yang sehari-hari digunakan oleh penduduk setempat.

Audi Vehicle Safety Centre, Fasilitas Uji Senilai Rp 1,63 Triliun

Kian ketatnya standar keselamatan berkendara membuat pabrikan otomotif harus terus melakukan adaptasi dan penyesuaian. Lolos uji benturan adalah salah satu syarat kelayakan yang ditetapkan sejumlah negara bagi sebuah kendaraan untuk bisa dipasarkan. Fasilitas uji keselamatan yang lengkap dan modern pun dibangun Audi. Selengkap apa fasilitas uji terbaru yang ada di pabrik Ingolstadt, Jerman ini?

Fasilitas Uji Keselamatan Berkendara Terlengkap

Pembangunan fasilitas Vehicle Safety Centre yang memakan waktu selama tiga tahun. Fasilitas uji benturan yang lama tak lagi digunakan.

Dengan panjang 130 m dan lebar 110 meter, serta tinggi 20 m, bangunan seluas 1,43 hektar ini ukurannya benar-benar sangat besar.

Terdapat area kosong berukuran 50 ×50 meter dan lintasan ganda sepanjang 250 meter untuk melakukan simulasi uji benturan dengan batas kecepatan sesuai standar uji Euro NCAP maupun NHTSA.

Sebagai perbandingan, standar keselamatan Euro NCAP yang berlaku di Eropa melakukan uji benturan terhadap dinding beton berlapis pada seluruh sisi bodi mobil dengan kecepatan 50 km/jam.

Sedangkan standar NHTSA yang berlaku di AS hanya melakukan uji benturan bagian depan mobil terhadap dinding beton dengan kecepatan 56 km/jam.

Untuk uji benturan, terdapat blok beton seberat 100 ton yang siap menahan benturan dari beragam jenis kendaraan dengan beraneka bobot.

Blok beton ini bahkan bisa digeser atau diputar sesuai sudut dan arah serta sisi benturan yang diinginkan.

Tak hanya blok beton, terdapat pula simulasi mobil terguling, terlempar atau melintir. Benturan antar dua mobil yang berlawanan arah hingga sudut 90 derajat dengan kecepatan tinggi juga dilakukan di tempat ini.

Tak hanya untuk mobil setir kiri saja, namun juga untuk mobil setir kanan.

Lab Riset Keselamatan Berkendara

Tak hanya berfungsi sebagai fasilitas uji keselamatan berkendara. Di sini juga terdapat laboratorium riset teknologi keselamatan berkendara.

Untuk saat ini baru ada 100 orang spesialis keselamatan berkendara yang dipekerjakan di sini, dan seiring waktu jumlahnya akan bertambah.

Audi saat ini tengah mengembangkan teknologi sabuk pengaman dan airbag yang lebih efektif dan efisien. Pengembangan fitur keselamatan pasif dan aktif juga dilakukan di sini.

Untuk kebutuhan riset dan pengujian, Audi menggunakan lebih dari 60 boneka uji benturan. Bentuknya mulai dari balita usia 18 bulan hingga penumpang dewasa dengan bobot sampai 102 kg.

Seluruh boneka uji ini dilengkapi 150 sensor yang akan memberikan data simulasi efek benturan terhadap seluruh anggota tubuh penumpang.

Guna memperoleh data uji simulasi yang akurat, Audi memanfaatkan kamera berkecepatan tinggi serta pendeteksi gerakan. Untuk data deformasi konstruksi bodi dan sasis pasca benturan, Audi memanfaatkan teknologi scanner 3D dan X-Ray canggih yang sangat presisi. Persis seperti yang digunakan oleh Bugatti.

Para ahli dan spesialis keselamatan berkendara di Audi melakukan sekitar 10.000 simulasi uji benturan setiap bulannya sebelum mobil prototype pra produksi dibuat.

Mobil prototipe yang sudah jadi nantinya tetap akan menjalani serangkaian uji benturan. Bahkan setiap batch produksi tetap diuji dengan sampel yang diambil secara acak.

Seluruh data simulasi dan pengujian ditempat ini dianalisa sebagai bahan evaluasi dan riset litbang.

“Keselamatan berkendara adalah prioritas utama bagi Audi. Fasilitas uji terbaru ini adalah wujud komitmen kami untuk menghasilkan mobil yang aman dikendarai,” papar Oliver Hoffman, salah satu anggota Dewan Manajemen Audi untuk Bidang Pengembangan Teknis.

Audi sangat serius dalam hal standar keselamatan berkendara pada setiap mobil yang diproduksi.

Maka tak heran jika Audi Vehicle Safety Centre terbaru ini menelan dana investasi sebesar €100 juta atau sekitar Rp 1,63 triliun.

Waspada Risiko APAR yang Tidak Sesuai Regulasi Pemerintah

Memiliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada kendaraan bermotor maupun kendaraan listrik memang dirasa penting dan perlu. Sebab risiko kebakaran selalu ada setiap saat dan risiko dapat membahayakan pemilik kendaraan serta banyak orang, terutama saat di lalu lintas. Pentingnya memiliki pemadam api pada kendaraan tertuang pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2021 Tentang Keselamatan Kendaraan Bermotor.

Belum lama ini, diselenggarakan seminar bertajuk Hak-Hak Konsumen dan Kelengkapan Keselamatan Kendaraan, dengan dihadiri oleh tiga orang pembicara, yaitu Joko Kusnantoro, Plt Kasubdit Uji Tipe Kendaraan Bermotor, Kementerian Perhubungan, Achmad Wildan, Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dan Ludiatmo, Chief Commercial Officer PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (Vector).

Harus dipenuhi pada kendaraan baru maupun lama

Terungkap bahwa standar keselamatan kendaraan yang diatur didalam PM 74 Tahun 2021 adalah standar minimal yang harus dipenuhi baik itu kendaraan baru maupun kendaraan lama. Termasuk kewajiban memasang RUP (Rear Underrun Protection) dan APC (Alat Pemantul Cahaya) yang berlaku untuk semua kendaraan barang tertentu. Termasuk juga adanya APAR pada kendaraan.

APAR yang ada di dalam kendaraan baik baru maupun lama harus mengacu kepada standar keselamatan minimal yang diatur dalam regulasi, di antaranya adalah tidak mengandung bahan beracun, mampu memadamkan sekurang kurangnya 3 jenis kebakaran yaitu A, B dan C serta memiliki masa kadaluwarsa tanpa pemeliharaan sekurang kurangnya 8 tahun.

Artinya, penggunaan APAR saat ini yang hanya bisa untuk memadamkan jenis kebakaran B dan C saja, atau memiliki masa kadaluwarsa tanpa pemeliharaan kurang dari 8 tahun, maka tidak lagi memenuhi standar keselamatan minimal kendaraan dan harus segera dilakukan penggantian.

Demikian halnya untuk kendaraan baru, setiap unit yang diserahkan kepada konsumen harus memenuhi ketentuan yang diatur di dalam regulasi ini. Pihak produsen berkewajiban untuk menyediakan pemadam api dengan spesifikasi minimum yang telah ditetapkan, menyertakan petunjuk penggunaan dan informasi yang tepat dan mudah dipahami oleh pengguna kendaraan.

Masa kadaluarsa 8 tahun

Khusus mengenai APAR yang digunakan di dalam mobil, yang memenuhi aturan masa kadaluarsa 8 tahun dan tidak memerlukan perawatan khusus, adalah APAR yang tidak bertekanan. Namun, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2021 itu memang tidak secara jelas menyinggung bahwa APAR yang bisa digunakan untuk kendaraan bermotor itu bertekanan atau tidak, sehingga hampir semua Agen Pemegang Merek (APM) menggunakan APAR yang bertekanan.

Selanjutnya, apakah APAR yang bertekanan itu memenuhi aturan masa kadaluarsa 8 tahun dan juga tidak memerlukan perawatan khusus? Jika mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) bahwa APAR bertekanan itu, tabungnya harus diperiksa atau diganti setelah 5 tahun, serta isi tabungnya harus diganti setiap tahun, dan diperiksa setiap 6 bulan.

Oleh sebab itu, pada tanggal 7 November 2022 silam, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, mengeluarkan surat susulan untuk melengkapi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2021, yang pada intinya menekankan bahwa APAR untuk digunakan pada kendaraan umum adalah APAR yang tidak bertekanan.  

“Akan tetapi, hingga kini masih ada kendaraan bermotor yang menggunakan APAR yang bertekanan.  Padahal membawa APAR bertekanan di dalam mobil itu berbahaya, terutama jika APAR bertekanan itu tidak diperiksa secara berkala,” kata Ahmad Wildan, pada seminar yang diadakan pada 13 Agustus 2023 lalu.

Untuk itu dipandang perlu sosialisasi tentang Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2021 Tentang Perlengkapan Keselamatan Kendaraan Bermotor kepada masyarakat umum perlu dilakukan lebih intens dan lebih menyeluruh, untuk mencakup spektrum yang lebih luas lagi. Hal ini agar standar keselamatan minimal yang sudah diatur dapat dipatuhi untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan atau menurunkan fatalitas jika kecelakaan itu tidak dapat dihindari.

Kecelakaan mobil

Lalu Lintas Makin Semrawut, Waktunya Terapkan Defensive Driving

Melihat makin semrawutnya lalu lintas di kota besar, ada baiknya kita menjunjung tinggi tingkat keselamatan berkendara. Ingat, kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di jalan raya, yang repot bukan hanya pengendara yang terlibat. Ada kepentingan orang lain dan bahkan keluarga kita juga akan terganggu.

Untuk menumbuhkan rasa aman dan selamat di perjalanan, coba terapkan mentalitas defensive driving. Ini adalah mentalitas yang berlawanan dengan cara berkendara agresif, dan meningkatkan kenyamanan serta keselamatan.

mobil tabrakan

Bagaimana caranya? Beberapa tips untuk defensive driving ada di bawah ini. Intinya, kalau meminjam perkataan Sony Susmana, pakar keselamatan berkendara, “Jangan menabrak, jangan sampai ditabrak dan jangan menyebabkan tabrakan.” Sekali lagi, berkendaralah dengan aman dan selamat.

Terapkan mentalitas keselamatan berkendara. Hindari cara mengemudi yang agresif dan abai terhadap sekitar. Ini akan menempatkan Anda pada posisi yang lebih pasti untuk menghadapi perilaku mengemudi orang lain yang tidak wajar (agresif, ceroboh, dan sebagainya.)

Selalu Waspada

Defensive driving

Perhatikan kondisi lalu lintas di sekitar. Dengan lebih waspada, Anda bisa lebih antisipatif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan. Biasanya, karena berkendara mobil atau motor sudah jadi kebiasaan, secara alami kita akan lebih abai. Ini yang harus dihindari.

Juga, jangan percaya orang lain juga berkendara dengan aman. Ini bagian dari kewaspadaan. Saat Anda sudah merasa berkendara dengan aman, jangan terlalu yakin kalau mobil di sekeliling Anda juga melakukan hal serupa.

Tetap Fokus

distraksi saat driving

Saat berkendara, jangan sampai terdistraksi. Pastikan pandangan dan pikiran selalu ke jalan. Lupakan telepon genggam untuk sesaat. Jangan sampai film yang diputar di head unit atau bahan obrolan dengan penumpang, menjadi pengalih perhatian.

Aturan Tiga Detik

jaga jarak

Jaga Jarak. Contoh mereka yang sulit menjaga jarak dan berujung tabrakan sudah banyak. Ingat, antara aksi pengemudi dan reaksi alat (rem, setir dan lainnya) ada jeda waktu.

Di kalangan test driver dan pemerhati keselamatan berkendara di mana pun, ada istilah ‘Tiga Detik’. Itu adalah jarak minimal antara Anda dengan kendaraan lain di depan. Contoh praktik paling mudah, saat kendaraan depan mulai beranjak, hitung tiga detik, baru Anda bergerak.

Tabrak belakang

Kalau Anda merasa kendaraan di belakang terlalu dekat, jangan lalu tancap gas dan menjauh. Pindah jalur saat memungkinkan adalah langkah paling aman. Intinya, kalau yang belakang terlihat agresif, jangan terpancing.

Tidak Perlu Emosi

road rage

Jangan terpancing untuk ikut berkendara agresif. Apalagi sampai ribut di jalan raya (road rage). Contohnya, di beberapa posting media sosial. Bahkan sampai ada yang mengeluarkan senjata api. Tidak ada gunanya. Segera mengalah demi keselamatan bersama. Hindari kontak mata dan coba melambat atau menepi.

Hindari Pengemudi Tidak Jelas

Driving under infulence

Menjauhlah dari pengemudi yang berkendara dengan tidak beraturan. Atau menjalankan kendaraannya dengan tidak beraturan. Bisa jadi karena yang bersangkutan kelelahan, dibawah pengaruh alkohol atau narkoba, atau memang lalai.

Perhatikan Kecepatan

Speed limit

Kecepatan adalah musuh keselamatan. Itulah kenapa negara memiliki peraturan batas kecepatan yang aman. Lebih dari itu, kemungkinan terjadi kecelakaan makin besar. Dan ingat di Indonesia ada aturan kecepatan minimal (60 km/jam), terutama di jalan tol.

Selain itu, banyak yang berkendara terlalu pelan di jalur yang tidak semestinya. Istilahnya road hogging. Contoh, berkendara 60 km/jam di jalur paling kanan, tanpa ada niat untuk mendahului. Atau sebaliknya, berkendara 200 km/jam di jalur paling kiri. Sama bahayanya, dan ingat, itu serupa dengan merampas hak orang lain.

Pahami Safety Loading Sebelum Mudik Lebaran

Setelah menjalani beberapa hari di bulan Ramadan, sebagian besar masyarakat Indonesia mulai mulai melakukan persiapan mudik ke kampung halaman, guna bertemu dengan keluarga di Hari Raya Idul Fitri. Diprediksikan bahwa akan ada peningkatan volume lalu lintas mudik sebesar 2,2 juta kendaraan, lebih tinggi 2,8 persen dari Lebaran tahun lalu. Para calon pemudik tidak boleh melupakan persiapan keselamatan mudik agar dapat sampai ke tujuan dengan selamat. Berikut ialah informasi keselamatan terkait dengan safety loading saat mudik Lebaran:

Safety loading adalah praktik memuat barang ke dalam kendaraan secara aman dan nyaman. Sehingga mengurangi risiko bahaya ketiga ada tambahan muatan barang ke dalam kendaraan. Ada beberapa poin penting yang perlu diperhatikan oleh para calon pemudik, saat memuat barang untuk mudik.

Pengenalan Kendaraan

Banyak dari pemilik kendaraan kurang memperhatikan jenis kendaraannya dan memaksa untuk memuat barang secara berlebihan. Selalu pastikan bahwa barang muatan yang dibawa tidak melebihi kapasitas beban maksimal kendaraan, karena kendaraan akan bekerja jauh lebih keras dengan adanya muatan tambahan tersebut.

Gunakan Roofbox

Hindari memuat barang di bagian atas mobil. Jika memang harus memuat barang di atas mobil, manfaatkan penggunaan roofbox dengan pengaplikasian yang benar. Pastikan roofbox tertutup rapat, dimensi, dan berat barang yang dimasukkan sesuai dengan ukuran roofbox.

Penempatan Barang

Selalu pastikan muatan barang tidak overload dan overdimension, jangan memaksakan untuk memasukkan barang yang melebihi dari dimensi kendaraan itu sendiri karena hal tersebut merupakan hal yang sangat berbahaya. Usahakan untuk selalu menempatkan muatan yang paling berat di bagian paling bawah dan yang paling ringan di bagian paling atas.

Mengikat barang bawaan

Lashing atau mengikat barang bawaan, memastikan barang-barang bawaan tidak bergerak dan mengganggu pengendara. Untuk muatan di dalam kabin kendaraan dapat menggunakan cargo net. Sedangkan barang muatan yang diletakkan di bagian atas kendaraan (roofbox) harus menggunakan alat yang berstandar keamanan seperti tali strap.

Faktor Bahaya

Saat membawa muatan barang, pengendara pun juga harus menyadari faktor-faktor bahaya tambahan eksternal. Faktor bahaya seperti angin kencang, jalanan berlubang, tikungan tajam, dan jalanan menanjak atau menurun merupakan hal yang perlu diperhatikan, terlebih ada tambahan muatan barang pada kendaraan. Muatan tambahan akan membuat kendaraan untuk bekerja dua kali lebih berat dari biasanya.

Cara Berkendara

Pengendara juga perlu berkendara secara lebih hati-hati saat membawa muatan barang yang banyak, hal ini disebabkan oleh adanya beban tambahan yang menambah beban mobil dan jika muatan barang tersebut tidak dimuat secara aman, makan muatan dapat bergerak kemana-mana dan membahayakan penumpang dan pengendara.

Manajemen Perjalanan

Melakukan manajemen perjalanan merupakan kunci dari kenyamanan dan keamanan saat mudik. Para pemudik dapat bersepakat untuk memutuskan barang-barang apa saja yang akan dibawa pergi dan juga yang nanti akan dibawa kembali, karena biasanya barang muatan yang dibawa kembali dari kampung halaman akan lebih banyak dari sebelumnya.

Co-Driver

Sama halnya dengan perjalanan jauh lainnya, memiliki co-driver yang cocok merupakan salah satu hal yang penting. Kegunaan dari memiliki co-driver adalah dapat menjadi pengganti pengemudi, membantu navigasi, dan juga menemani pengendara sepanjang jalan. Pastikan pengendara dan co-driver memiliki visi dan misi yang sama, sehingga dapat membuat perjalanan menjadi menyenangkan.

Keselamatan Berkendara Jadi Menu Utama Bagi ASEAN NCAP

Perkembangan teknologi kendaraan bermotor secara global telah berlangsung tanpa henti. Bisa dikatakan bahwa setiap hari ada saja teknologi baru untuk membuat kendaraan semakin aman dan nyaman saat dikendarai. Tentunya tidak hanya menghasilkan kedua aspek tersebut, namun produsen kendaraan harus menciptakan kendaraan yang juga dapat mendukung keselamatan berkendara.

New Car Assessment Program (NCAP) ialah badan yang memiliki tanggung jawab untuk menginformasikan tingkat keamanan dan keselamatan berkendara dari sebuah kendaraan kepada konsumen. Tujuannya adalah untuk menguji faktor keselamatan mobil baru dan untuk membantu produsen mobil meningkatkan teknologi keselamatan pada produk mereka.

Populasi sepeda motor Asia Tenggara cukup masif

Khusus untuk kawasan Asia Tenggara, maka ada ASEAN NCAP. Badan ini memiliki misi untuk mempromosikan dan meningkatkan standar keselamatan kendaraan dan sistem penilaian di kawasan ASEAN. Faktor penilaian dari ASEAN NCAP meliputi perlindungan penumpang dewasa, perlindungan penumpang anak, dan bantuan keselamatan.

Uniknya, pada ASEAN NCAP ini juga menilai keselamatan pengendara sepeda motor. Sebab, populasi sepeda motor di kawasan Asia Tenggara memang cukup masif. Terkait dengan keselamatan berkendara yang juga melibatkan sepeda motor, maka secara langsung para pelaku industri otomotif juga menyesuaikan sistem dan teknologi yang diterapkan pada produk kendaraannya.

ADAS meningkatkan keselamatan mobil dan jalan raya

Sistem bantuan mengemudi canggih atau Advanced Driver Assistance System (ADAS) yang dipasang di dalam mobil memiliki peran penting dalam keselamatan berkendara dan kinerja sistem ini pun dinilai oleh ASEAN NCAP. Sistem ini juga membantu pengemudi dalam fungsi berkendara dan ketika parkir.

“ADAS meningkatkan keselamatan mobil dan jalan raya. Sebab ADAS terintegrasi dengan sensor dan kamera, untuk mendeteksi rintangan terdekat atau kesalahan pengemudi, dan meresponsnya dengan tepat,” kata En. Ts. Yahaya Ahmad, Technical Leader ASEAN NCAP, di sela acara Vehicle Safety Course 2023/006 yang diadakan di Politeknik APP Jagakarsa, Jakarta (16/03/2023).

Faktor manusia memegang peranan tinggi dalam terjadinya kecelakaan

ADAS dikembangkan untuk mengotomatisasi, mengadaptasi, dan meningkatkan teknologi kendaraan untuk keselamatan dan mengemudi yang lebih baik. ADAS terbukti mengurangi kejadian fatal di jalan dengan meminimalkan kesalahan manusia. Fitur keselamatan ini dirancang untuk menghindari kecelakaan dengan menawarkan teknologi yang memperingatkan pengemudi saat ada potensi risiko, menerapkan perlindungan, dan mengendalikan kendaraan jika diperlukan.

Dalam kesempatan yang sama, diungkapkan bahwa mayoritas terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor masih disebabkan oleh faktor manusia. “Faktor manusia memegang peranan tinggi, bahkan mencapai 60 persen. Sedangkan faktor kendaraan hanya ada di tingkat 5 persen, lingkungan 3 persen, dan sisanya ialah irisan dari ketiga faktor tadi,” papar Adrianto Sugiarto Wiyono, selaku ASEAN NCAP Technical Committee.

Vehicle Safety Course merupakan kegiatan yang digelar oleh Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS) dan ASEAN NCAP. Dalam penyelenggaraan yang keenam ini bekerjasama dengan Politeknik APP Jakarta dan PT Karya Fajar Ultima (KyFU).

Kegiatan VSC selalu menyajikan paparan dari berbagai pihak yang peduli terhadap keselamatan, terutama dari para manufaktur kendaraan maupun pembuat peralatan keselamatan. Harapannya, para peserta VSC ini akan mendapatkan informasi yang akurat akan fitur keselamatan kendaraan.

Aquaplaning Jangan Dianggap Remeh

Menjelang pergantian tahun, biasanya di Indonesia sudah mulai musim hujan. Kalau sudah musim hujan, grafik pengguna jalan raya yang mengalami kecelakaan mulai terlihat meningkat. Terkait kecelakaan, salah satu faktornya adalah kondisi ban pada kendaraan. Bahkan, kondisi ban yang masih bagus saja masih berpotensi tergelicir di jalan basah, apalagi jika kondisi tapak ban sudah mulai menipis.

Ada satu keadaan yang begitu menyeramkan jika terjadi di permukaan jalan basah, yakni aquaplaning. Hal ini merupakan suatu kondisi ban kendaraan seolah mengambang karena air yang terdapat pada alur tapak ban begitu banyak dan tidak sanggup dibuang secara sempurna, sehingga ban kehilangan traksi pada aspal.

Efeknya, kendaraan akan lebih mudah tergelincir dan lebih sulit dikendalikan. Aquaplaning sering digunakan sebagai istilah di Eropa dan Asia, sedangkan di Amerika biasanya mereka sebut Hydroplaning. Gambaran mudah tentang Aquaplaning adalah seperti batu pipih yang kita lemparkan secara menyamping ke danau, batu itu meloncat-loncat dan akhirnya tetap tenggelam.

Bisa terjadi gejala Lift Force

Aquaplaning ini biasa terjadi ketika kendaraan melewati genangan air dengan kecepatan yang cukup tinggi, karena ketika kendaraan melaju dengan cepat mendapatkan gaya angkat (lift force) ketika melewati genangan air. Aquaplaning terjadi ketika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi melintasi jalanannya yang permukaannya tergenang air.

Saat melintasi genangan air tersebut, jumlah dari genangan air yang terkumpul di depan kendaraan akan melebihi kemampuan ban dalam membuang air ke belakang. Akibatnya air tersebut tidak terbuang ke belakang dan akan membentuk sebuah lapisan tipis di jalan sehingga membuat ban tidak memiliki traksi pada permukaan jalan atau ban tidak menapak pada jalan. Kondisi ban yang sudah tipis akan lebih beresiko terjadinya aquaplaning. Berikut ada beberapa faktor yang dapat Anda lakukan untuk menghindari aquaplaning:

Kecepatan

Saat hujan sebaiknya kecepatan maksimal kendaraan 70 km/jam dan perhatikan kecepatan kendaraan sekitar. Ini tujuannya untuk meminimalisasi terjadinya selip pada kondisi jalan basah.

Kondisi Ban

Ketika masuk musim hujan, menggunakan ban yang masih bagus menjadi hal teramat penting, jadi sebelum berkendara sebaiknya memeriksa tapak ban kendaraan. Waktu membeli ban juga di perhatikan, pilihlah jenis ban yang direkomendasikan untuk permukaan kering maupun basah.

Tekanan Udara

Pengecekan sebelum berkendara penting dilakukan, salah satunya dengan memeriksa tekanan udara pada ban, apakah sudah sesuai dengan standar tekanan angin yang ditetapkan.

Akibat yang ditimbulkan oleh aquaplaning memang begitu besar, untuk itu sudah menjadi keharusan bagi kita apabila sudah menghadapi musim hujan, periksa kembali seluruh keadaan kendaraan, demi keselamatan Anda dan juga orang lain.

Child car seat

Demi Masa Depan, Kenali Jenis Child Seat dan Pahami Cara Penggunaannya

Penggunaan kursi anak-anak, atau child seat di mobil sepertinya masih tidak dipandang ‘urgent’ untuk sebagian masyarakat pengguna mobil. Mahal, ribet, makan tempat hingga anak rewel jadi alasan utama kursi penyelamat nyawa bocah ini diabaikan.

Tapi bagaimanapun, child seat  wajib digunakan. Postur tubuh anak-anak, apalagi balita tidak bisa terlindungi dengan benar tanpa peranti ini. Begitu pentingnya kursi ini, beberapa negara sudah menuangkan aturan khusus.

Bahkan ada yang menyebutkan, bayi yang baru lahir tidak bisa keluar dari rumah sakit, kalau orang tuanya tidak bisa menunjukan mereka punya kursi khusus untuk di mobil. Sayang, aturan ini di negara kita masih belum jelas. 

Terlepas dari kenapa masih jarang digunakan, pemakaian kursi anak di mobil juga tidak bisa sembarangan. Ada tipe dan aturan yang harus diperhatikan. Pada dasarnya ada tiga tipe utama child seat di mobil yang bisa digunakan. 

Infant Seat

infant car seat

Sesuai namanya, ini kursi yang didesain untuk menempatkan anak-anak sejak umur nol bulan hingga satu tahun. Biasanya, kursi seperti ini bisa menampung beban hingga 12 atau 13 kg. Bentuknya memungkinkan sang anak untuk agak tiduran dan santai. Dibuat untuk mudah keluar masuk mobil. Biasanya, cukup angkat kursi tanpa harus menggendong sang balita. Beberapa merek bahkan bisa terintegrasi dengan stroller.

Convertible Seat

Convertible child seat

Bukan untuk mobil convertible atau atap terbuka. Convertible seat adalah kursi untuk usia lanjutan. Umur dua tahun atau beratnya lebih dari 13 kg, tapi tidak lebih dari 20 kg. Pemasangannya disarankan untuk hadap belakang, meski bisa juga hadap depan.

Booster Seat

booster seat

Ini adalah kursi tahap akhir sebelum anak-anak bisa duduk di jok mobil. Bentunya macam-macam. Ada yang keren macam jok bucket racing atau seperti yang kami gunakan, ganjal bokong seperti bantal. Kursi ini ditujukan untuk anak usia lima tahun keatas atau bobotnya sudah lebih dari 20 kg. 

Tujuan booster seat ini sebetulnya agar posisi duduk lebih tinggi, sehingga seat belt bawaan mobil bisa berfungsi optimal. Ini karena seat belt didesain untuk perlindungan orang dewasa, belum bisa melindungi postur anak-anak dengan benar. Hasilnya, ada bagian tubuh yang tidak tertahan. Atau malah sabuk pengaman menempel dengan leher. Kalau terjadi kecelakaan, bisa fatal.

Aturan Keselamatan

child seat

Nah, untuk menggunakannya, sangat direkomendasikan untuk membiasakan anak duduk di bangku ini sejak usia dini.

Aturan mendasar adalah, jangan pasang di depan. Bahkan saat menggunakan kursi anak yang menghadap ke belakang sekalipun. Airbag yang mengembang kalau terjadi kecelakaan bisa mencederai anak. Kecepatan dan kekuatan airbag mengembang adalah luar biasa. Sandaran kursi bocah yang hadap ke belakang pun bisa patah.

Kedua, perhatikan titik pasang atau Thetering. Pada mobil modern biasanya ini sudah tersedia. Perhatikan di jok belakang, ada semacam tempat dengan besi palang kecil yang gunanya untuk menyangkutkan jok anak. Dengan begitu, kursi bawaan mobil dan child seat jadi satu kesatuan. Biasanya, pembuat mobil meletakan thetring anchor ini di tempat Anda mudah mengawasi anak, tanpa terlalu mengganggu konsentrasi mengemudi.

Terakhir, jangan lupa dipasangkan seat belt yang ada di child seat. Lalu buka petunjuk pemakaian kursi macam ini, apakah masih harus diikat juga dengan seat belt bawaan mobil.

Sedikit tips, supaya mengurangi rewel dan betah duduk diam, ada baiknya berikan mainan kesukaan atau kalau mobil Anda ada layar hiburan di belakang, pasang saja.

Ribet? Pasti. Tapi demi keselamatan, wajib dilakukan. Apalagi kalau menyangkut anak-anak. Perhatikan juga, selengkap apapun peralatan keselamatan di mobil, tanpa diiringi mental keselamatan berkendara, hasilnya percuma. 

Sumber Foto Utama

Honda SENSING Generasi Terbaru Tengah Disiapkan

Berdasarkan slogan keselamatan global Honda yaitu ‘Safety For Everyone’, Honda tengah mempersiapkan generasi terbaru dari teknologi Honda SENSING yang diberi nama Honda SENSING 360 dan Honda SENSING Elite.

Honda SENSING 360 yang masih dalam tahap pengembangan ini rencananya akan diterapkan mulai tahun 2024. Dirancang untuk mengurangi beban Anda. Caranya dengan mendeteksi kondisi abnormal yang akan terjadi dan juga lingkungan sekitar kendaraan. Serta dapat lebih mengurangi risiko terjadinya tabrakan dengan fitur omnidirectional 360.

Teknologi ini akan berisi fitur terbaru seperti Advanced In Lane Driving with Hands-off Function, Driver Emergency Support System, Exit Warning. Ada juga Driver Attention Warning and Collision Warning, In-Lane Collision Avoidance Assist Technology dan Emergency Steering Support Technology.

Tujuan Honda Sensing

Sedangkan teknologi Honda SENSING Elite, dikembangkan untuk menjaga keamanan Anda selama perjalanan tanpa gangguan dari rumah hingga destinasi tujuan. Di kondisi jalan apapun, termasuk jalan bebas hambatan. Honda SENSING Elite terdiri dari fitur seperti Driver assistance on non-expressway roads, Automatic parking assist, Driver assistance for all expressway driving situations.

Teknologi baru ini juga rencananya akan diterapkan berurutan secara global mulai tahun 2024 mendatang. Tujuan kedua teknologi baru ini adalah untuk mengurangi tingkat kematian akibat kecelakaan lalu lintas global. Targetnya, berkurang hingga setengahnya pada tahun 2030.

Honda juga berusaha melengkapi semua produk mobil barunya secara global dengan Honda SENSING (termasuk 360 dan Elite) dengan fungsi deteksi sepeda motor pada tahun 2030. Selain itu, Honda akan melengkapi semua model barunya di pasar utama dengan Honda SENSING 360 by 2030.

Ini merupakan perangkat keselamatan dan sistem bantuan pengemudi yang diterapkan Honda pada model mobil massalnya. Teknologi ini telah dipasang pada 99 persen model mobil baru Honda di Jepang dan juga Amerika Serikat. Serta 86 persen secara global. Penjualan kendaraan yang dilengkapi dengan Honda SENSING kini mencapai 14 juta unit.

Dengan terus mengembangkan teknologi keselamatan terbaik untuk sepeda motor maupun mobil, Honda optimis dapat meraih tingkat nol kematian akibat kecelakaan lalu lintas pada tahun 2050 mendatang.