Toyota Crown Sedan Siap Meluncur Di Jepang Dua Minggu Lagi!

Meski sudah muncul ke publik di JMS 2023, tapi Toyota Crown Sedan masih belum bisa dibeli. Bahkan oleh pasar Jepang sekalipun.  Rencananya mobil ini akan launching di Jepang pada 13 November 2023. Untuk itu, Toyotamemberikan sedikit gambaran mendalam soal sedan baru ini. 

Secara bertahap Toyota memainkan rasa penasaran. Mulai dari ‘perkenalan’ versi FCEV di Sirkuit Fuji, kemudian disusul dengan penampilan bersama chef ternama Takanori Nakamura. Ada sejumlah pesan tersirat yang ingin disampaikan oleh Toyota dan juga Akio Toyoda perihal Crown Sedan.

Penampilan Nakamura yang mengenakan busana tradisional Jepang menyiratkan pesan bahwa Crown Sedan “naik kelas”. Kemudian, pesan selanjutnya adalah Toyota memadukan nilai tradisional khas sedan Crown yakni kemewahan dan kenyamanan berkendara dengan desain dan teknologi modern.

Kemasan interior tampil dengan gaya desain modern seperti pada Crown SUV. Namun balutan kulit serta aksen kayu pada panel interior sebagai ciri khas nilai kemewahan tradisional sedan Crown tetap dipertahankan. Pintu yang lebar serta plafon yang tinggi menjadikan akses ke kabin jadi mudah dan leluasa. 

FCEV Atau HEV?

Pada perkenalan perdana di Sirkuit Fuji beberapa bulan lalu, emblem “FCEV” tersemat pada bodi Crown Sedan. HIngga akhirnya TMC mengumumkannya secara resmi.

Teknologi elektrifikasi Fuel-Cell (FCEV) berbasis hidrogen generasi kedua punya Crown Sedan serupa dengan Toyota Mirai. Sistem penggeraknya saat ini baru tersedia RWD, berbekal sel bahan bakar dan tiga tabung hidrogen. Farak jelajahnya dikatakan mampu mencapai 820 km.

Selain FCEV, tersedia dalam variant hybrid (HEV). Bahkan ternyata Crown Sedan adalah model mobil Toyota pertama yang dibekali teknologi mesin 2.5-liter Multi-Stage Hybrid System terbaru. Mesin bensin 2.5-liter dipadukan dengan dua buah motor elektrik. Keduanya terintegrasi dengan transmisi yang akan meneruskan output daya dan torsi pada seluruh rentang kecepatan berkendara.

Pihak pabrikan tak menjelaskan secara rinci perihal detail teknis dari sistem hybrid terbaru ini. Hanya dikatakan, pada sistem tersebut, daya dan torsi maksimum dicapai pada kecepatan sekitar 43 km/jam. Dibandingkan sistem hybrid yang digunakan Toyota saat ini, performa maksimum baru dirasakan pada kecepatan sekitar 140 km/jam dan rpm mesin cukup tinggi. Hal tersebut membuat konsumsi BBM jadi sangat irit tanpa mengorbankan performa.

Mengenai sistem pengisian ulang daya baterai, Crown Sedan dilengkapi sistem charger AC 100V berdaya 1.500 W. Selain itu, Crown Sedan juga dilengkapi fitur V2L (Vehicle to Load) yang menjadikan mobil ini sebagai “genset” pemasok daya listrik dalam kondisi darurat.

Model termurah yakni varian HEV dibanderol mulai dari 7.300.000 Yen atau kisaran Rp 764 jutaan. Sedangkan untuk variant FCEV, mulai dari 8.300.000 Yen atau sekira Rp 868,67 jutaan. Harga off the road, belum termasuk paket tambahan dan pajak konsumen serta biaya lainnya.

Jika dilihat dari segmennya sebagai sedan mewah serta teknologi yang diusung, label harga jual Crown Sedan masih terbilang lumrah dan moderat.

Vision One-Eleven, Arah Evolusi Mercedes-Benz di Masa Depan

Mobil konsep adalah wujud dan gambaran dari visi sebuah pabrikan otomotif baik dalam hal desain maupun rancang bangun teknologi. Demikian pula halnya dengan mobil konsep terbaru Mercedes-Benz yang satu ini: Vision One-Eleven Concept.

Cukup familiar dengan tampilannya? Tak perlu heran, karena Vision One-Eleven Concept merupakan reinkarnasi dan evolusi dari konsep Mercedes-Benz C111 yang cukup fenomenal pada periode tahun 1969-1979.

Mobil konsep rancangan Bruno Saco ini menjadi studi pengembangan teknologi sasis, suspensi, mesin dan aerodinamika yang terbagi menjadi 4 generasi.

Bahkan salah satu variannya yakni C111-III pernah dipamerkan dalam event pameran teknologi dan industri dari Jerman Barat “Indogerma” di Pekan Raya Jakarta, Silang Monas, Jakarta pada tahun 1979 silam.

Lantas, apa yang mendasari perancangan Vision One-Eleven Concept?

Tak hanya Reinkarnasi, Ini Evolusi

Gaya desain konsep C111 pada mobil ini memang sangat kental. Lampu depan dan belakang model bundar, ‘aksen garis hitam pada bonnet, dan tentu saja… pintu model gullwing.

Hanya saja, body One-Eleven jauh lebih ramping dan aerodinamis bila dari konsep C111. Gaya supercar balap jauh lebih dominan pada One-Eleven.

Lekukan panel body mobil ini jauh lebih sexy. Mulai dari sirip canard pada splitter bumper depan, side skirt berkontur, hingga sirip diffuser pada bagian belakang dirancang layaknya sebuah supercar. Gaya aerodinamika adalah kata kuncinya.

Kepakan pintu gullwing pada mobil ini pun membangkitkan nostalgia. Pintu yang khas dari Mercedes-Benz…mulai dari 300SL hingga SLS AMG.

Kokpit Bernuansa Lounge

Kemasan interior memadukan warna Oranye, Silver, dan Putih. Mirip seperti lounge techno-modern era ’60an. Ya, One-Eleven diklaim sebagai mobil sport pertama yang mengusung gaya interior bernuansa Lounge.

Meskipun desain kokpit cenderung minimalis, namun sangat hightech. Panel layar digital terpampang di sepanjang dashboard, plus layar digital panel instrument khusus di sisi kemudi. Bahkan tersedia sebuah headset khusus berteknologi augmented-reality yang akan mengubah interior menjadi penampil digital virtual. Semua pengoperasian fitur cukup dengan gerakan gestur jemari. Setting jok pengemudi mobil ini bahkan terintegrasi dengan pilihan mode berkendara.

Pada mode Lounge, jok akan menyatu dengan kontur panel interior kokpit, terutama konsol tengah. Sedangkan pada mode Race, posisi jok akan lebih tegak untuk menopang postur tubuh pengemudi.

Evolusi Teknologi Motor Elektrik

Perihal teknologi sistem penggerak, Mercedes-Benz tak menggunakan motor elektrik radial-flux seperti yang digunakan pada mobil listrik EQ.

One-Eleven dibekali teknologi motor elektrik axial-flux hasil rancangan YASA yang jauh lebih canggih. Perusahaan teknologi motor elektrik yang bermarkas di Oxford, Inggris ini telah diakusisi Mercedes sejak tahun 2021 lalu.

Selain ukurannya yang jauh lebih kecil, hanya sepertiga dari motor elektrik radial-flux milik EQ. Motor elektrik axial-flux yang digunakan ini pun bobotnya hanya sekitar 30% dari bobot motor elektrik jenis lain dengan output daya yang setara.

Sumber energi listriknya sendiri menggunakan baterai dengan sel silindris berpendingin cairan. Senyawa elektroda sel baterai yang digunakan pun diadopsi dari mobil balap F1 dan Formula-E. Sayangnya tak disebutkan secara detail perihal teknologi yang digunakan. Termasuk berapa besaran output daya motor elektrik dan baterainya.

Seperti halnya konsep C111, pihak pabrikan tak berencana untuk membawa One-Eleven ke tahap produksi. Namun teknologi yang digunakan menjadi acuan pengembangan untuk mobil Mercedes-Benz di masa mendatang.