Scuderia AlphaTauri 2023

Engineer Ferrari Direkrut Jadi Team Principal Scuderia AlphaTauri

Laurent Mekies, Sporting Director di Scuderia Ferrari dipastikan akan hijrah ke Scuderia AlphaTauri mulai 2024. Bukan cuma pindah, tapi Mekies akan menjabat sebagai Team Principal di tim bayangan Red Bull Racing itu, menggantikan Franz Tost.

Tost yang sudah 18 tahun memimpin Alpha Tauri akan menjabat sebagai penasihat tim sebelum benar-benar pensiun setahun berikutnya. Ikut ditarik juga ke Alpha Tauri, salah satu mantan jajaran eksekutif FIA, Peter Bayer, yang akan menjabat sebagai CEO.

Laurent Mekies

Laurent Mekies

Mekies juga bukan orang baru di Alpha Tauri. Sebelum ia direkrut Ferrari, dirinya menjabat sebagai race engineer, lalu naik jadi Chief Engineer dan terakhir mengepalai bidang performa kendaraan sejak saat tim masih bernama Toro Rosso.

“Pertama saya harus ungkapkan rasa hormat saya untuk Franz Tost. Hampir dua dekade ia berkarya membesarkan tim (baerbasis di) Faenza ini. Saya ucapkan semoga sukses untuknya di masa yang akan datang. Yang pasti, saya bersama Peter akan sangat mengandalkan masukan dari Franz,” ujar Laurent Mekies.

Paling Tua

Ia juga merupakan salah satu team pricipal paling tua di F1. Umurnya sudah 67 tahun. “Sebuah kehormatan untuk bisa memimpin tim ini. Umur saya sudah 67 tahun dan memang sudah waktunya (jabatan) diserahkan. Dengan hadirnya Peter sebagai CEO dan Laurent Mekies sebagai team principal, mereka adalah individu yang profesional dan akan membawa Scuderia AlphaTauri ke tingkatan yang lebih tinggi,” kata Franz Tost.

Franz Tost

Franz Tost akan pensiun namun masih diperbantukan sebagai konsultan.

Untuk diketahui, Tost juga bertanggung jawab atas kemenangan yang diraih tim papan tengah ini di beberapa balapan. Jebolannya juga beberapa sukses jadi pembalap cemerlang seperti Sebastian Vettel, Daniel Ricciardo, Pierre Gasly, Carlos Sainz, Alex Albon, Danii Kvyatt dan Max Verstappen.

Meski begitu, untuk musim ini, yang baru berjalan tiga seri, AlphaTauri belum bisa bicara banyak. Bahkan kerap bikin frustasi anggota timnya sendiri.

Nyck de Vries yang digemborkan sebagai pembalap muda bertalenta, belum bisa bicara banyak. Yuki Tsunoda, pembalap muda yang jadi ujung tombak, sedikit lebih baik, meski belum memuaskan. Belum lagi kendala pengembangan teknis yang diakui Tost, tidak sesuai harapan. Hasilnya, baru satu poin mereka raih.

Scuderia Ferrari

Gagal Juara, Bos Scuderia Ferrari Mundur

Mattia Binotto, team principal Scuderia Ferrari F1 resmi mengundurkan diri dari jabatannya. Binotto memegang pucuk pimpinan tim F1 Ferrari sejak 2019.

Prestasi Ferrari memang naik turun belakangan ini. Paling kentara setelah ‘tiga bintangnya’ menghilang. Yang dimaksud adalah Jean Todt, Ross Brawn dan Michael Schumacher hengkang. Tim lawas ini meredup prestasinya.

Tahun 2022, Charles Leclerc dan Carlos Sainz Jr, dua pembalap Ferrari F1 tidak dapat berbicara banyak di lintasan. Setiap seri ada saja yang salah. Di seri awal 2022, Binotto cs, sukses mendominasi. Lalu melemah, hingga akhirnya Red Bull juara.

Mattia Binotto

Leclerc padahal sukses mencetak sembilan pole position (start paling depan), namun hanya mampu meraih tiga podium. Hasilnya, tim ini menduduki posisi kedua di klasemen final.

Masalah teknis, kesalahan strategi, kesalahan personal soal tidak ada henti-hentinya. Kehadiran Binotto yang sudah 28 tahun berkarir di Ferrari sebetulnya diharapkan bisa memperbaiki. Musim 2019 hingga 2021, tidak banyak perubahan. Scuderia Ferrari seperti terjerumus ke papan tengah. Musim 2022, baru terlihat perubahan positif. Namun itu juga masih didera masalah strategi dan teknis.

Ultimatum Chairman Ferrari

John Elkann, Chairman Ferrari bahkan sampai mengultimatum, “Semua jajaran Scuderia Ferrari harus berbenah. Termasuk team principalnya.”

Charles Leclerc

Itu dianggap serius oleh Mattia Binotto, yang akhirnya memutuskan mundur. Bukan cuma dari tim F1-nya, tapi dari Ferrari. “Dengan menyesal, saya memutuskan untuk mundur dari Ferrari, perusahaan yang saya cintai dan telah menjadi bagian darinya selama 28 tahun,” kata Binotto, dikutip dari rilis resmi Ferrari.

Ia juga yakin telah melakukan segala yang dibebankan kepadanya, untuk mencapai target yang ditetapkan. “Saya meninggalkan tim yang bersatu dan berkembang. Tim yang kuat, siap, saya yakin, untuk mencapai tujuan tertinggi,” tambahnya.

“Saya ingin berterima kasih kepada semua orang di Gestione Sportiva (tim manajemen balapan yang digeluti Ferrari) yang telah berbagi perjalanan ini dengan saya,” tutup mantan kepala pengembangan mesin balap Ferrari ini.

Mobil F1 Ferrari 2022

Pertanyaan selanjutnya, siapa yang berani mengisi posisi yang ditinggalkan Binotto? Spekulasi di dunia F1 belakangan ini mengarah pada Frederic Vasseur, pimpinan tim Alfa Romeo Sauber. Bukan orang baru bagi Ferrari, karena Alfa Romeo menggunakan mesin balap Ferrari.

Kandidat lainnya adalah Ross Brawn. Ia baru saja pensiun dari jabatannya sebagai Managing Director of Motorsport di FIA (federasi otomotif dunia). Namun rumor itu dibantah langsung karena ia benar-benar mau pensiun.