Ferrari Gandeng Harman Automotive Kembangkan Teknologi Infotaintment Terpadu

Dua brand yang berada di puncak piramida teratas dari masing-masing bidang yakni otomotif dan audio, Ferrari dan Harman berkolaborasi menjalin kemitraan.

Ferrari tak perlu beriklan panjang lebar. Dengan menyebut namanya saja, bahkan orang yang awam sekalipun paham perihal kualitas dan eksklusifitasnya di dunia otomotif. Sebegitu kuatnya pamor nama Ferrari.

Demikian pula saat orang mendengar nama “Harman”, maka yang dimaksud adalah Harman-Kardon, produsen perangkat audio kelas atas.

Hanya sebagian pecinta audio saja yang mengetahui jika mayoritas saham Harman dipegang oleh Samsung. Selain itu, Harman memiliki sejumlah sub-brand audio high-end ternama dunia. Mulai dari AKG, JBL, hingga Mark Levinson.

Kemitraan dengan Ferrari tersebut tak hanya menguntungkan bagi Harman, namun juga bagi Samsung, dan demikian pula sebaliknya. Lantas, apa yang menarik minat bagi Ferrari untuk menggandeng Harman Automotive?

Sebagai bagian dari Samsung Electronics, maka akses terhadap teknologi elektronika dan multimedia yang dimiliki Harman Automotive sangat lengkap dan luas.

Tak sekadar sistem audio terpadu, namun juga meliputi sistem otomasi, teknologi visualisasi digital, sistem internet dan komputerisasi dan masih banyak lagi.

“Kemitraan antara Ferrari dan Harman Automotive semoga akan membawa kemajuan serta menembus batasan di bidang inovasi dan teknologi bagi kedua merek,” papar Benedetto Vigna, CEO Ferrari.

Semua Dapat Untung

Hal senada pun diungkapkan oleh Christian Sobottka, President of Harman Automotive. Ditambah, mereka bisa selangkah lebih dekat dengan pengaplikasian teknologi mereka pada mobil balap, terutama di kancah Formula 1.

Yang paling diharapkan oleh Ferrari dari Harman sebenarnya adalah sistem infotaintment multi dimensi terpadu pada kabin kendaraan. Teknologi tersebut dipamerkan oleh Harman Automotive pada Consumer Electronics Show 2023 di Las Vegas pada pekan lalu.

Harman Automotive memadukan sistem terpadu tata audio berkualitas tinggi dengan teknologi visualisasi digital dan virtual bervisi masa depan dalam tema Harman Explore. Seluruh sistem infotaintment terpadu tersebut tak hanya dapat diperbaharui secara daring via teknologi OTA (over the air), namun juga dapat dikustomisasi.

Teknologi infotaintment terpadu Harman tersebut rencananya tak hanya diaplikasikan mobil sport Ferrari. Mobil balap Formula 1 dari tim balap Scuderia Ferrari untuk musim balap tahun ini rencananya akan menjadi proyek percontohan pengaplikasian teknologi tersebut.

Dengan hadirnya Harman Automotive, diharapkan perangkat komunikasi serta telemetri mobil F1 dapat terintegrasi dengan sistem kendali komputer satu paket. Lebih hemat biaya produksi dan memudahkan dalam hal perawatan.

Seperti apa pengaplikasian teknologi dari kedua brand tersebut? Hmm..pasti akan dahsyat.

 

Scuderia Ferrari

Gagal Juara, Bos Scuderia Ferrari Mundur

Mattia Binotto, team principal Scuderia Ferrari F1 resmi mengundurkan diri dari jabatannya. Binotto memegang pucuk pimpinan tim F1 Ferrari sejak 2019.

Prestasi Ferrari memang naik turun belakangan ini. Paling kentara setelah ‘tiga bintangnya’ menghilang. Yang dimaksud adalah Jean Todt, Ross Brawn dan Michael Schumacher hengkang. Tim lawas ini meredup prestasinya.

Tahun 2022, Charles Leclerc dan Carlos Sainz Jr, dua pembalap Ferrari F1 tidak dapat berbicara banyak di lintasan. Setiap seri ada saja yang salah. Di seri awal 2022, Binotto cs, sukses mendominasi. Lalu melemah, hingga akhirnya Red Bull juara.

Mattia Binotto

Leclerc padahal sukses mencetak sembilan pole position (start paling depan), namun hanya mampu meraih tiga podium. Hasilnya, tim ini menduduki posisi kedua di klasemen final.

Masalah teknis, kesalahan strategi, kesalahan personal soal tidak ada henti-hentinya. Kehadiran Binotto yang sudah 28 tahun berkarir di Ferrari sebetulnya diharapkan bisa memperbaiki. Musim 2019 hingga 2021, tidak banyak perubahan. Scuderia Ferrari seperti terjerumus ke papan tengah. Musim 2022, baru terlihat perubahan positif. Namun itu juga masih didera masalah strategi dan teknis.

Ultimatum Chairman Ferrari

John Elkann, Chairman Ferrari bahkan sampai mengultimatum, “Semua jajaran Scuderia Ferrari harus berbenah. Termasuk team principalnya.”

Charles Leclerc

Itu dianggap serius oleh Mattia Binotto, yang akhirnya memutuskan mundur. Bukan cuma dari tim F1-nya, tapi dari Ferrari. “Dengan menyesal, saya memutuskan untuk mundur dari Ferrari, perusahaan yang saya cintai dan telah menjadi bagian darinya selama 28 tahun,” kata Binotto, dikutip dari rilis resmi Ferrari.

Ia juga yakin telah melakukan segala yang dibebankan kepadanya, untuk mencapai target yang ditetapkan. “Saya meninggalkan tim yang bersatu dan berkembang. Tim yang kuat, siap, saya yakin, untuk mencapai tujuan tertinggi,” tambahnya.

“Saya ingin berterima kasih kepada semua orang di Gestione Sportiva (tim manajemen balapan yang digeluti Ferrari) yang telah berbagi perjalanan ini dengan saya,” tutup mantan kepala pengembangan mesin balap Ferrari ini.

Mobil F1 Ferrari 2022

Pertanyaan selanjutnya, siapa yang berani mengisi posisi yang ditinggalkan Binotto? Spekulasi di dunia F1 belakangan ini mengarah pada Frederic Vasseur, pimpinan tim Alfa Romeo Sauber. Bukan orang baru bagi Ferrari, karena Alfa Romeo menggunakan mesin balap Ferrari.

Kandidat lainnya adalah Ross Brawn. Ia baru saja pensiun dari jabatannya sebagai Managing Director of Motorsport di FIA (federasi otomotif dunia). Namun rumor itu dibantah langsung karena ia benar-benar mau pensiun.