Menilik Deretan Teknologi dan Fitur AION UT

Ada beberapa deretan teknologi dan fitur AION UT yang menarik untuk diulas. Mobil listrik dengan desain yang unik ini menjadi magnet baru mobil listrik di Indonesia.

Tepat di pertengahan tahun 2025 ini, GAC AION menghadirkan salah satu produk andalannya di pasar Tanah Air, yakni AION UT. GAC AION sendiri mengklaim bahwa mobil listrik (EV) pintar ini memadukan performa yang optimal, teknologi mutakhir, dan standar keselamatan yang tinggi.

AION UT didesain untuk menjadi EV yang menyenangkan, serta mudah dikendarai. Sehingga menawarkan pengalaman berkendara yang intuitif, responsif, dan menyenangkan di setiap perjalanan.

AION UT mengusung prosesor Qualcomm SA8155P, yakni chipset kelas atas yang biasa digunakan di mobil-mobil mewah. Chip ini mampu memproses hingga 105 ribu perintah per detik. Sehingga menghasilkan performa cepat, responsif, dan stabil saat menjalankan berbagai aplikasi.

Cukup Bilang “Hello Baby”

Teknologi dan fitur AION UT juga hadi lewat layar tengah beresolusi tinggi berukuran 14,6 inci, menjadi yang terbesar di kelasnya. Lalu didukung oleh display LCD 8,8 inci yang menyajikan tampilan yang tajam dan jernih.

Layar ini mendukung aplikasi hiburan populer seperti Spotify, serta telah mendukung Wireless Apple CarPlay. Membuat koneksi ke peta dan musik favorit semakin praktis tanpa kabel. Nampaknya dukungan untuk konektivitas Android Auto akan segera hadir.

Untuk navigasi, AION UT dibekali 3D HERE Map yang mampu menampilkan peta bangunan secara realistis, kondisi lalu lintas secara real-time, serta pencarian stasiun pengisian daya secara akurat.

Perintah suara atau Voice Over System sudah hadir dalam bahasa Inggris dan Thailand, yang bisa diakses dari posisi duduk manapun. Pengemudi atau penumpang, cukup mengatakan “Hello Baby” untuk memulai perintah, tanpa harus menyentuh layar.

Lebih lanjut, dengan AION App, pengguna dapat mengontrol mobil dari jarak jauh. Mulai dari memeriksa posisi kendaraan, status baterai, menyalakan AC, hingga mengunci. Cukup gunakan smartphone saja.

AION UT juga sudah menggunakan sistem kontrol kendaraan pintar IBCM. Memungkinkan kunci otomatis terbuka saat pengemudi mendekat, siap dikendarai saat tuas digeser, dan mati secara otomatis ketika ditinggalkan.

Tanpa Insiden Kebakaran

Urusan keselamatan, AION UT tampil dengan sederet fitur canggih. Menggunakan baterai jenis LFP, dengan teknologi battery pack Magazine Battery cell-to-pack.

Baterai ini sudah dipakai oleh lebih dari satu juta kendaraan di seluruh dunia, semuanya tanpa insiden kebakaran. Sehingga AION UT menawarkan keselamatan ekstra dan ketahanan tinggi. Baterai ini mendukung pengisian daya super cepat dari 30 persen ke 80 persen hanya dalam 24 menit saja.

Struktur bodi AION UT terbuat dari baja berkekuatan tinggi hingga 71 persen, serta sudah lulus uji global dengan predikat 5 bintang C-NCAP. Bahkan, mobil ini telah lulus uji tabrak ketat 720 derajat, baik uji tabrak secara horizontal maupun vertikal.

Untuk perlindungan menyeluruh, AION UT mengandalkan airbag tirai samping sepanjang 2,1 meter yang melindungi semua baris kursi dan bertahan hingga 6 detik saat mengembang. Mobil ini juga sudah dibekali sistem bantuan berkendara otonom (ADAS) Level 2 di semua varian.

Sistem pengereman One Box dari Bosch menghadirkan respon cepat dan lebih halus. Fitur kamera 360 derajat dan sensor depan-belakang, membuat parkir jauh lebih mudah.

AION UT dipasarkan dalam dua pilihan. Varian Standard dengan jarak tempuh hingga 400 km (NEDC), berkapasitas baterai 44,1 kWh. Sedangkan varian Premium dengan jarak tempuh hingga 500 km (NEDC), berkapasitas baterai 60 kWh.

Xpeng Luncurkan G7 Untuk Mengisi Celah Lini SUV EV G6 dan G9

Sebagai menu pembuka di tahun 2025, Xpeng memperkenalkan SUV EV terbarunya yakni G7. Sejumlah foto dan infonya sudah diunggah di situs resmi Kementerian Industri dan Teknologi Informasi RRC.

Kehadiran model baru G7 ini mengisi celah antara model G6 dan G9 yang beredar di pasar domestik RRC. Bahkan bersama G6 membidik pangsa pasar SUV EV yang saat ini dikuasai Tesla Model Y.

Tampilan Klimis

Dari segi dimensi, G7 punya panjang 4.892 mm yang hanya beda 1 mm dari G9. Sedangkan lebarnya 1.925 mm dengan tinggi 1.655 mm.

Jarak antar sumbu roda (wheelbase) yang 2.890 mm lebih pendek 108 mm dari G9 yang wheelbasenya 2.998 mm.

Soal desain tampilan, tak jauh beda dari G6 dan G9 yang klimis. Lampu DRL LED tipis meruncing dan imbuhan light bar di bagian wajahnya yang polos tanpa grille pun sama seperti kedua saudaranya yang lain. Bahkan termasuk sedan Xpeng P7+ Posisi headlamp justru berada di bawah lampu DRL.

Bagian wajah tampil sewarna bodi. Hanya area bawah bemper depan termasuk air intake yang berwarna gloss black. Uniknya, lubang air intake pada bemper bisa terbuka dan tertutup menyesuaikan kecepatan berkendara.

Bagian belakangnya pun sama, dengan lampu LED meruncing, light bar dan aksen hitam pada bemper. Roof spoilernya pun melebar seperti Xpeng G9.

Dilihat dari bagian samping, siluet garis atap yang melandai ke arah buritan bikin tampilannya terlihat aerodinamis. Meski demikian, karakter body SUV pada G7 masih terlihat jelas. Tak seperti rivalnya campuran gaya sedan GT dan crossover.

Sebagai pemanis gaya tampilan, tersedia opsi pelek 18 dan 20 inci bergantung pada varian modelnya.

Spesifikasi Masih Samar

Xpeng rencananya akan memasarkan dua varian SUV EV G7 dengan motor elektrik penggerak yang dikabarkan punya output 218 kW atau sekira 213 hp. Entah apakah hanya versi FWD dengan motor elektrik tunggal atau ada versi AWD dengan motor ganda.

Yang jadi pembeda antar kedua varian adalah kapasitas baterai lithium iron phosphate (LFP) lansiran CALB yang dibekalkan. Hanya saja spek baterainya saat ini belum diungkap detailnya. Apakah baterainya adalah SEPA 2.0 seperti yang digunakan pada Xpeng G6 versi terdahulu? Pasalnya saat ini G6 baterainya telah ganti dengan jenis NMC (Nickel-Manganese Cobalt).

Rival Tesla Model Y

Mobil listrik ini baru akan dipasarkan Di Tiongkok paling cepat mulai pertengahan tahun ini. Jadi untuk sementara ini harganya belum diumumkan.

Sebagai gambaran, Xpeng G6 di China dipasarkan di kisaran 179.900 Yuan (Rp 398,7 jutaan) hingga 276.900 Yuan (Rp 613,7 jutaan). Sedangkan model G9 dibanderol mulai dari 263.900 Yuan (sekira Rp 584,8 jutaan).

Karena jadi pengisi celah antara G6 dan G9 serta jadi rival Tesla Model Y, maka Xpeng G7 harganya diprediksi berada di kisaran 200.000-an Yuan atau setara Rp 221 jutaan.

Masih belum dapat dipastikan apakah mobil listrik ini hanya beredar di Tiongkok atau juga bakal merambah pasar global. Namun pada penghujung tahun lalu dikabarkan Xpeng bakal membawa SUV EV terbaru ke Inggris untuk mendampingi G6. Apakah G7 adalah sosok yang dimaksud? Mungkin saja.

Lebih Dekat Dengan Platform E-GMP Hyundai

Selama beberapa tahun terakhir, Hyundai menjadi salah satu perusahaan dengan inovasi mobil listrik terbesar di dunia. Di Tanah Air, Hyundai menjadi salah satu pemain terbesar dalam pasar mobil listrik dengan Hyundai Ioniq, Hyundai Kona Electric, dan Hyundai Ioniq 5.

Sebagai salah satu pencipta mobil listrik terkemuka, maka Hyundai tidak pernah lelah untuk berinovasi, salah satunya adalah dengan platform Electric Global Module Platform atau E-GMP. Ini merupakan platform yang digunakan Hyundai dalam mengembangkan mobil listriknya.

Mempermudah proses produksi

Dengan satu platform utama, maka bisa menghasilkan beberapa model mobil listrik yang berkualitas secara sekaligus. Cukup dengan melakukan perubahan sedikit pada platform, misalnya mengubah panjang dan wheelbase, maka platform E-GMP tersebut mampu mengakomodir beberapa model bodi sekaligus.

Hal tersebut akan mempermudah proses produksi dan pengembangan, sehingga konsumen Hyundai bisa menikmati mobil listrik dengan harga yang lebih terjangkau. E-GMP juga bertujuan untuk membuat kendaraan elektrik dari Hyundai lebih aman, stabil, serta dapat diandalkan oleh penggunanya.

Dengan E-GMP, maka mobil listrik Hyundai bisa memiliki performa yang luar biasa. Misalnya jarak tempuh hingga mendekati 500 km dengan sekali pengisian daya, pengisian daya dengan cepat karena sistem Fast Charging 400V atau 800V.

Aspek keselamatan berkendara juga didapat melalui chassis dengan titik gravitasi yang rendah. Platform ini sendiri sudah mulai digunakan pada model Hyundai baik pasar lokal maupun internasional, misalnya Hyundai Ioniq 5.

Buffer baterai yang tersembunyi

Selain platform E-GMP, baterai pada mobil listrik seperti Hyundai Ioniq 5 menjadi komponen yang sangat penting. Sudah jelas bahwa baterai adalah sumber tenaga kendaraan tersebut. Kondisi baterai pun harus diperhatikan dan dirancang seawet mungkin. Karena bila terjadi malfungsi, jarak tempuh dari mobil bisa berkurang atau bahkan membuat mobil gagal beroperasi.

Salah satu cara engineer Hyundai memaksimalkan masa hidup baterai mobil listrik adalah dengan menggunakan buffer tersembunyi pada baterai tersebut. Konsep dari buffer tersembunyi adalah baterai tidak diutilisasikan sepenuhnya. Sehingga, ketika baterai berada pada posisi 100 persen, secara fisik sebenarnya bisa menampung lebih. Begitu juga ketika 0 persen, selalu disiapkan daya cadangan yang tidak akan keluar.

Hal ini karena baterai lithium-ion yang digunakan akan menurun kualitasnya ketika mengalami siklus 0 dan 100 secara terus menerus. Dengan adanya buffer ini, maka baterai akan lebih aman dan lebih tahan lama. Sehingga, konsumen pun tidak perlu khawatir saat menggunakan mobil listrik dari buatan Hyundai.