Begini Jadinya Jika Toyota Hilux Bertenaga Hidrogen

D2H Advanced Technologies, sebuah perusahaan asal kota Buckingham, Inggris, sedang mengembangkan sebuah Toyota Hilux yang menggunakan sumber tenaga fuel-cell berbahan bakar hidrogen. Perusahaan yang bergerak di bidang aerodinamika dan solusi manajemen termal ini telah memiliki pengalaman panjang dalam aspek pengembangan produk otomotif dan salah satu fokusnya ialah kendaraan bebas emisi.

Proyek ini didukung oleh pemerintah Inggris, melalui Advanced Propulsion Centre (APC) dan dikomandoi oleh Toyota Motor Manufacturing (UK) Ltd (TMUK). Tujuan dari proyek ini ialah menemukan solusi terbaik dari manajemen pendinginan dan aliran udara.

Solusi terbaik manajemen pendinginan dan aliran udara

“Kami sangat bangga dalam mengawal proyek prototipe Toyota Hilux yang bertenaga fuel-cell hidrogen ini. Hal ini menyusul kesuksesan implementasi dari sistem fuel-cell, seperti yang ada pada Toyota Mirai, kemudian dipasang pada Toyota Hilux. Sehingga menjadikannya kendaraan beebas emisi,” kata Matthew Hicks, D2H’ Engineering Director.

Proyek ini didukung oleh pemerintah Inggris, melalui Advanced Propulsion Centre (APC) dan dikomandoi oleh Toyota Motor Manufacturing (UK) Ltd (TMUK). Tujuan dari proyek ini ialah menemukan solusi terbaik dari manajemen pendinginan dan aliran udara.

Hasil analisa CFD dengan format yang mudah dimengerti

D2H juga mengembangkan alat inovatif yang mampu memperlihatkan hasil analisa Computational Fluid Dynamics (CFD) dengan format yang mudah dimengerti. Computational Fluid Dynamics sendiri merupakan cabang ilmu dari mekanika fluida yang menggunakan analisis numerik dan data yang terstruktur untuk menganalisis dan memecahkan permasalahan yang melibatkan fluida

“Efisiensi menjadi salah satu kunci kesuksesan dari sebuah teknologi baru. Dengan pengalaman dalam mengembangkan beragam alat, maka kami akan memperkenalkan keunggulan dari konversi sumber tenaga berbahan bakar hidrogen kepada banyak pihak,” lanjut Matthew Hicks.  

D2H akan terus melanjutkan proyek ini hingga fase pengujian. D2H juga berkolaborasi dengan Ricardo untuk mengembangkan rencana pengujian yang mendalam dan memiliki beragam skenario medan yang ditempuh. Termasuk di skenario yang buruk sekalipun, seolah kondisi saat Toyota Hilux sedang digunakan di medan yang buruk.

“Tim yang terlibat dalam proyek ini benar-benar melakukan pekerjaan yang luar biasa, bahkan di waktu yang singkat. Dari menyiapkan area pembuatan prototipe hingga penyelesaian kendaraan untuk diuji. Dana dari pemerintah Inggris tak hanya membuat kami dapat mengembangkan prototipe dalam waktu singkat, namun juga memungkinkan tim untuk mendalami teknologi hidrogen modern,” sambut Richard Kenworthy, papar Managing Director.

Toyota Hilux Segera Berevolusi Menjadi Peminum Hidrogen

Siapa sangka, Toyota Hilux tak lama lagi akan mengalami evolusi total. Toyota Motor Corporation saat ini tengah melakukan pengembangan prototipe generasi terbaru dari pikap legendaris ini agar menjadi pikap versi FCEV perdana Toyota. Hilux FCEV merupakan bagian dari program pengembangan kendaraan bebas emisi Advanced Propulsion Center (APC) yang justru diprakarsai oleh pemerintah Inggris.

Riset dan pengembangan Hilux FCEV mulai dari konsep, rancang bangun engineering hingga berwujud prototype sukses menelan dana sebesar £11,3 juta atau setara Rp 214,4 milyar. Total dana riset ini sudah termasuk dana bantuan sebesar £5,6 juta atau setara Rp 106,3 milyar dari pemerintah Inggris.

Penggarapan mobil yang akan diproduksi di Burnaston, Inggris di tahun 2023 ini dilakukan secara bersama antara Toyota Motor Manufacturing dan tim litbang Toyota Motor Europe juga menggandeng sejumlah perusahaan dan industri lokal di Inggris.

Pengintegrasian komponen fuel cell pada sasis ladder frame Hilux akan dilakukan oleh perusahaan engineering, Ricardo. Solusi dan manajemen thermal digarap oleh ETL, sedangkan rancang bangun termodinamika akan dibantu oleh D2H. Sementara perusahaan riset dan analis, Thatcham Research, akan ikut andil di sektor keselamatan berkendara dan strata jaminan asuransi.

Mengenai spesifikasi teknis mobil ini pihak pabrikan belum menjabarkan secara rinci. Namun diperkirakan Hilux FCEV akan dibekali dengan propulsi fuel cell generasi kedua dari Toyota Mirai, dan bukan mesin 3-silinder berbahan bakar hidrogen dari prototype Yaris maupun Corolla FCEV.

Sumber penggerak dari Mirai memiliki output daya 182 hp (136 kW) dan torsi maksimum 300 Nm. Bahan bakar hidrogen cair ditampung pada tiga tangki berbahan carbon-fibre reinforced-plastic (CFRP) dengan kapasitas total 141 liter yang tahan terhadap tekanan hingga 700 bar. Bahan bakar hidrogen tersebut nantinya akan mengisi 330 sel elektrolit polimer penghasil energi listrik. Kelebihan energi listrik yang dihasilkan oleh fuel cell serta energi listrik hasil pengereman regeneratif akan disalurkan dan disimpan pada baterai lithium-ion berdaya 1,2 kW.

Output performa yang dihasilkan oleh penggerak fuel cell dari Mirai tentunya tak sebesar mesin 2.8-liter turbodiesel, 4-silinder bawaan Hilux yang bertenaga 201 hp dengan muntahan torsi 500 Nm. Berbeda dengan Mirai yang menggunakan sistem penggerak RWD, Hilux FCEV nantinya akan mengusung sistem penggerak AWD. Ya, Hilux tak akan kehilangan karakter sejatinya sebagai pikap lintas medan yang tangguh.

Meski body Hilux besar dan berat dan tak seaerodinamis Mirai, daya jelajah pikap Hilux FCEV ini diperkirakan akan berada di kisaran 647 km. Tentunya output performa dan daya jelajah mobil prototype ini akan terus ditingkatkan hingga mencapai titik ideal. Sebuah evolusi dan lompatan teknologi yang tepat bagi Hilux. Kami menunggu kehadiranmu…