Pickup lead

Mengenal Tiga Mobil Pickup Nasional Yang Gagal dan Terkubur Waktu

Mobil komersial dalam bentuk pikap (pickup) memang banyak jasanya. Terutama dalam menggerakkan perekonomian masyarakat. Jaman sekarang mungkin mobil pickup dibuat lebih manusiawi. Contoh produk terkini adalah Wuling Formo Max dengan power steering dan AC. Jaman dulu, Mobil angkutan, ya seadanya saja. Yang penting mendatangkan untung.

Didasari kebijakan pemerintah Indonesia yang bernama Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana (KBNS) di masa 1970-an, ada mobil rakitan Indonesia yang dicap sebagai kereta angkutan kuat, tangguh dan mengklaim mereka adalah mobil nasional. Mobil-mobil ini datang dari beberapa pabrikan dunia, tapi lalu terlupakan oleh waktu. Kecuali Toyota Kijang, yang malah melambung namanya seperti sekarang.

Kami akan bahas mobil-mobil yang lantas menghilang. Soal Kijang ‘buaya’, sepertinya harus dibuatkan artikel sendiri karena panjang ceritanya.

VW Mitra

VW Mitra

Ini adalah salah satu wujud dari program KBNS. VW Mitra adalah mobil yang unik. Hasil kolaborasi PT Garuda Mataram Motor (GMM) selaku APM VW dan PT Pindad.

GMM menyediakan mesin, penggerak dan body. Sementara Pindad membuat chassis berbasis VW EA489. Ini mobil yang unik. Body, terutama bagian muka mengambil dari VW Transporter T2b. Atau dikenal sebagai VW Kombi. Bedanya, Mitra punya kisi-kisi udara besar di mukanya. Kenapa? Karena jantung mekanisnya memang dipasang di depan.

VW Mitra Kombi

Tidak seperti mobil komersial tanpa moncong lain, penggeraknya bukan diletakan di bawah jok, tapi lebih ke depan. Mesin berpendingin udara, boxer empat silinder dengan kapasitas 1,6 liter. Meski menduduki posisi sebagai mobil KNBS berkapasitas terbesar, tapi tenaganya hanya 45 hp dengan torsi 98 Nm. VW Mitra tersedia dalam bentuk pikap ataupun minibus. Panjangnya empat meteran, dengan wheelbase 2,4 meter.

VW Mitra yang lebih banyak dipakai instansi pemerintah kemudian hilang begitu saja di awal 1980-an. GMM kemudian memasuki masa vakum pada 1984, kiprah VW pun sempat menghilang sebelum GGM diambil alih oleh Indomobil Group.

Datsun Sena

Datsun Sena

 

Sena adalah penterjemahan peraturan KNBS dari Datsun. PT Indokaya, APM Datsun di masa itu, mengklaim komponen lokalnya hingga 75 persen. Ini dimungkinkan karena kebijakan Datsun Jepang yang meminta mitra mereka di Thailand untuk membuat kit mobil serbaguna yang murah.

Datsun Thailand akan menyediakan komponen berupa panel bodi, aki. Sisanya yang membuat adalah rekanan negara yang akan memasarkan. Termasuk Indokaya. Bentuknya tidak macam-macam. Lupakan paras dinamis atau aerodinamik. Hanya mobil pickup kotak dengan sepasang lampu dan satu lubang ventilasi udara di depan.

Datsun 1200AX

Mesin menggunakan keluarga mesin Datsun A12 yang terkenal bandel. Di Indonesia, terpasang juga di sedan 120Y. Chassisnya memanfaatkan milik Datsun Sunny Cab C20. Indokaya tinggal memasang kabin dan tidak mengubah banyak hal.

Sempat sukses dengan produksi hingga 250 unit per bulan. Jumlah yang besar di waktu itu. Namun Sena kemudian menghilang setelah Indokaya dicaplok oleh Indomobil pada 1980-an. Datsun Sena pun tutup buku, dan sepertinya semua lupa dengan mobil ini.

Vauxhall Morina

Vauxhall Morina

Morina mungkin terdengar mewah karena ada nama Vauxhall. Namun jangan salah, ini tidak berbeda dengan dua mobil lainnya di atas. General Motors (GM) yang membawahi merek Vauxhall, punya juga konsep mobil sederehana yang bisa mengakomodir ketentuan KBNS di Indonesia.

Mereka membuat kit yang di dalamnya hanya ada mesin dan chassis beserta komponennya. PT Garmak Motor kemudian memasarkan mobil pickup sederhana ini dengan nama Vauxhall Morina. Banyak yang bilang ini singkatan dari Mobil Rakyat Indonesia.

Morina

Garmak Motor mengklaim 40 persen yang ada di Morina adalah komponen lokal. Seperti chassis, body, ban dan aki. Sisanya seperti mesin, gardan, shock breaker serta instrumen dibuat di Inggris oleh Vauxhall. Desainnya diserahkan kepada negara yang menjual, tapi Garmak Motor sepertinya mengikuti bentuk GM El Chato yang dipasarkan di Amerika Latin.

Diluncurkan pada Juni 1976, Morina jadi KBNS yang kurang sukses. Menurut beberapa sumber, kurang dari 1.000 unit yang terjual. Salah satu penyebabnya adalah harganya yang mahal. Waktu itu, dibanderol Rp 1.250.000. Lebih mahal Rp 250 ribu dari Toyota Kijang.

Toyota Hilux Segera Berevolusi Menjadi Peminum Hidrogen

Siapa sangka, Toyota Hilux tak lama lagi akan mengalami evolusi total. Toyota Motor Corporation saat ini tengah melakukan pengembangan prototipe generasi terbaru dari pikap legendaris ini agar menjadi pikap versi FCEV perdana Toyota. Hilux FCEV merupakan bagian dari program pengembangan kendaraan bebas emisi Advanced Propulsion Center (APC) yang justru diprakarsai oleh pemerintah Inggris.

Riset dan pengembangan Hilux FCEV mulai dari konsep, rancang bangun engineering hingga berwujud prototype sukses menelan dana sebesar £11,3 juta atau setara Rp 214,4 milyar. Total dana riset ini sudah termasuk dana bantuan sebesar £5,6 juta atau setara Rp 106,3 milyar dari pemerintah Inggris.

Penggarapan mobil yang akan diproduksi di Burnaston, Inggris di tahun 2023 ini dilakukan secara bersama antara Toyota Motor Manufacturing dan tim litbang Toyota Motor Europe juga menggandeng sejumlah perusahaan dan industri lokal di Inggris.

Pengintegrasian komponen fuel cell pada sasis ladder frame Hilux akan dilakukan oleh perusahaan engineering, Ricardo. Solusi dan manajemen thermal digarap oleh ETL, sedangkan rancang bangun termodinamika akan dibantu oleh D2H. Sementara perusahaan riset dan analis, Thatcham Research, akan ikut andil di sektor keselamatan berkendara dan strata jaminan asuransi.

Mengenai spesifikasi teknis mobil ini pihak pabrikan belum menjabarkan secara rinci. Namun diperkirakan Hilux FCEV akan dibekali dengan propulsi fuel cell generasi kedua dari Toyota Mirai, dan bukan mesin 3-silinder berbahan bakar hidrogen dari prototype Yaris maupun Corolla FCEV.

Sumber penggerak dari Mirai memiliki output daya 182 hp (136 kW) dan torsi maksimum 300 Nm. Bahan bakar hidrogen cair ditampung pada tiga tangki berbahan carbon-fibre reinforced-plastic (CFRP) dengan kapasitas total 141 liter yang tahan terhadap tekanan hingga 700 bar. Bahan bakar hidrogen tersebut nantinya akan mengisi 330 sel elektrolit polimer penghasil energi listrik. Kelebihan energi listrik yang dihasilkan oleh fuel cell serta energi listrik hasil pengereman regeneratif akan disalurkan dan disimpan pada baterai lithium-ion berdaya 1,2 kW.

Output performa yang dihasilkan oleh penggerak fuel cell dari Mirai tentunya tak sebesar mesin 2.8-liter turbodiesel, 4-silinder bawaan Hilux yang bertenaga 201 hp dengan muntahan torsi 500 Nm. Berbeda dengan Mirai yang menggunakan sistem penggerak RWD, Hilux FCEV nantinya akan mengusung sistem penggerak AWD. Ya, Hilux tak akan kehilangan karakter sejatinya sebagai pikap lintas medan yang tangguh.

Meski body Hilux besar dan berat dan tak seaerodinamis Mirai, daya jelajah pikap Hilux FCEV ini diperkirakan akan berada di kisaran 647 km. Tentunya output performa dan daya jelajah mobil prototype ini akan terus ditingkatkan hingga mencapai titik ideal. Sebuah evolusi dan lompatan teknologi yang tepat bagi Hilux. Kami menunggu kehadiranmu…

Wuling Formo pickup

Wuling Pickup Disiapkan, Akan Goyang Dominasi Suzuki Carry dan Daihatsu GranMax?

Wuling sepertinya sedang mempersiapkan penetrasi lebih dalam ke pasar mobil komersial. Ini terlihat dari spyshot sosok Wuling pickup yang kami temukan di seputaran kawasan Deltamas, Jawa Barat hari ini (11/11/2022).

Belum banyak yang bisa kami ungkap karena pihak Wuling menolak untuk berkomentar soal mobil satu ini. Di situs NJKB DKI Jakarta pun belum terlihat. Yang ada Wuling Formo 12BV (Blind Van). Mengherankan, karena di direktori minibus juga ada Formo. Hmm.. Aneh sekali.

Namun dari gambar yang terlihat, bisa disimpulkan Wuling pickup ini menggunakan chassis tangga atau bahasa kerennya ladder frame.

Pilihan yang tepat untuk kendaraan komersial karena selain sederhana, juga tahan banting. Pelek besi dan per daun jadi penopang yang kokoh untuk menahan beban. Bak angkut terlihat panjang. Kemungkinan lebih panjang dari DFSK Super Cab.

Mukanya tertutup kamuflase penuh. Awalnya sempat terpikir mungkin ini Wuling Rong Guang yang populer juga di China. Namun dari kaca depan hingga kap mesin yang landai serta bentuk lampu depan, lebih mirip dengan yang digunakan oleh Wuling Confero/Formo. Rong Guang lebih kaku desainnya.

Nah, soal penggeraknya juga tentu masih banyak diselimuti pertanyaan. Tapi melihat kendaraan Wuling yang ada di segmen mobil komersial, tidak menutup kemungkinan akan dibekali mesin serupa Formo. Empat silinder 1,2 liter. Tapi melihat bak angkut yang cukup besar, bisa juga mesinnya 1,5 liter. Tentunya dengan transmisi berasio gigi besar layaknya mobil angkutan.

Kalau benar pakai penggerak 1,5 liter, Wuling pickup akan bertarung langsung dengan Daihatsu GranMax, Suzuki Carry. Dua petahana mobil komersial ringan yang sulit digoyang. Selain itu, akan berjumpa juga dengan DFSK Super Cab varian 1,5 liter. Untuk Informasi, Supercab juga ada opsi mesin 1,3 liter turbo.

Dari bentuk penyamaran yang menempel langsung dengan body, sepertinya Wuling pickup ini sudah mendekati bentuk produksinya. Bisa jadi, tahun depan kita akan mellihat mobil ini diluncurkan. Tunggu saja.