Revolusi Cat Spider, Hadirkan Teknologi Terdepan Cat Kendaraan

Cat Spider merupakan produk buatan dalam negeri, dengan inovasi terbaik dan kualitas dunia, turut tampil di ajang Indonesia Modification & Lifestyle Expo (IMX) 2025 di ICE BSD City, pada 10-12 Oktober 2025. Spider membawa Mitsubishi Lancer serta berkolaborasi dengan sejumlah modifikator dan sosok terkenal Tanah Air.

Cat Spider produksi PT Anugerah Berkat Cahaya Abadi (ABCA) ini mendemonstrasikan kekuatan teknologi cat lokal. Yang diklaim mampu menandingi, bahkan melampaui standar global. “Kami membawa mobil Mitsubishi Lancer hasil kolaborasi dengan W2R Carchitec, berwarna Jet Black. Di luar booth kita juga banyak kolaborasi dengan para public figure,” kata Sugiarto, Marketing Director PT ABCA.

Teknologi Revolusioner

Di IMX 2025, booth Spider mengusung tema Car & Coffee. Ini bukan sekadar tempat pamer, melainkan sebuah ruang komunal yang dirancang untuk merangkul para pecinta mobil dan pemilik body shop. “Kami ingin booth Spider menjadi tempat untuk nongkrong, ngopi, dan membicarakan ide serta visi modifikasi warna,” jelas Sugiarto.

Spider juga memamerkan seluruh lini produk unggulannya. Di antaranya cat warna hitam yang diklaim sebagai yang paling pekat di pasar, memberikan kedalaman optimal. Termasuk clear coat dengan teknologi self-healing yang revolusioner. Sehingga memungkinkan clear coat bisa ‘sembuh sendiri’ dari baret halus, hanya dengan bantuan paparan sinar matahari.

Cat Chrome Inovatif

SPC100 Ultra Mirror Chrome Aerosol yang sempat viral juga hadir dalam kemasan aerosol, memudahkan para antusias otomotif mendapatkan efek cermin yang sempurna tanpa alat khusus. Spider juga akan melakukan soft launching Spider Aerosol 100 Warna, inovasi terbaru cat aerosol dengan 100 pilihan warna tanpa perlu mixing, berteknologi tahan bensin, dan harga terjangkau.

Spider juga akan memberikan harga-harga khusus, termasuk untuk produk chrome SPC100 dan 88 yang dijamin termurah di Indonesia. Ada Live Demo Aplikasi SPC100 menggunakan kuas dan Live Painting Pinstripes & Airbrush, untuk melihat keahlian teknis secara langsung.

Tren modifikasi cat saat ini sangat positif dan semakin membaik, karena konsumen lebih teredukasi dan gampang menerima teknologi baru. “Ada banyak potensi yang bisa terus digali, seperti cat chrome teknologi terbaru yang menguji batas-batas teknik aplikasi cat model lama,” tutup Sugiarto.

Plan Paint dan Freeflow Kustom Bawa Mazda MX-5 Toraja Roadster

Dalam ajang Indonesia Modification & Lifestyle Expo (IMX) 2025 yang berlangsung di ICE BSD City, pada 10-12 Oktober 2025, Plan Paint mencuri perhatian, dengan kolaborasi akbar bersama Freeflow Kustom Painting dan DeVilbiss melalui penampilan Mazda MX-5 Toraja Roadster.

Proyek ini menjadi representasi nyata dari penggabungan presisi artistik seni tradisional Nusantara, dengan kecepatan eksekusi dan teknologi cat mutakhir. Karya ini lahir melalui proses riset dan diskusi yang panjang. Berkolaborasi dengan custom painter terbaik di Indonesia, yaitu Freeflow Kustom, dan NA AutoProject.

“Ini sebuah representasi nyata dari dedikasi dan inovasi tim kami, dalam menghadirkan standar baru bagi dunia custom automotive work di Indonesia,” ujar Anisa Andayani, CEO Plan Paint Indonesia.

Perwujudan Berani

Modifikasi Mazda MX-5 merupakan perwujudan yang berani, sebab memadukan gaya JDM (Japan Domestic Market) dengan seni tradisional Nusantara. Toraja Roadster seperti sebuah penggabungan seni dan teknologi.

“Karya besar selalu lahir dari kombinasi antara kreativitas, disiplin, dan ketepatan teknis. Kami ingin menjadi bagian dari gerakan yang mengangkat kualitas pengerjaan otomotif Indonesia ke level yang lebih tinggi,” imbuh Anisa.

Selama ini, Plan Paint Indonesia, telah banyak terlibat dalam proyek-proyek modifikasi, yang sukses tampil di IMX. Namun kali ini, Plan Paint memutuskan untuk melangkah lebih maju.

Bupati Tana Toraja, dr Zadrak Tombeg turut mengucapkan terimakasih dan apresiasi setinggi-tingginya, atas nama seluruh masyarakat Tana Toraja kepada Plan Paint Indonesia dan Freeflow Kustom yang telah meluncurkan Toraja Roadster ini.

Kekayaan Budaya Tak Ternilai

“Ini sebuah perpaduan inovasi otomotif global dan kekayaan tak ternilai dari budaya kita. Melihat motif-motif suci diwujudkan menjadi karya seni bertekstur dan berelief di atas bodi mobil, menunjukkan bahwa budaya Toraja mampu beradaptasi serta berdialog,” tambah dr Zadrak.

Secara mendasar, mobil ini diubah total dengan body kit agresif dari LBWK (Liberty Walk) Jepang yang didesain khusus untuk Mazda MX-5. Dipadukan dengan sistem suspensi AirBFT, serta tambahan velg elegan.

“Kami mengambil empat motif tradisional Toraja yang masing-masing memiliki filosofinya tersendiri. Motif yang kami buat benar-benar bertekstur, seperti relief. Jika dipegang, terasa ada bevel dan berkontur. Terkesan seperti sebuah ukiran nyata,” papar Mochamad Syamsul Fahmi atau lebih dikenal luas dengan Fahmi Freeflow.

Pengaplikasian Teknik 3D Painting

Ini adalah teknik yang baru pertama kali diaplikasikan pada kendaraan roda empat. Sebelumnya, sudah mencoba beberapa eksperimen pada sepeda motor dan berhasil,” kata Fahmi. Pengerjaan proyek ini memakan waktu total sekitar dua bulan efektif, meskipun proses pengecatan utamanya hanya satu bulan. Tantangan terbesar ada pada pengaplikasian teknik 3D painting itu sendiri.

“Mengkombinasikan desain dan warna juga sangat sulit. Ditambah lagi dengan waktu yang terbatas, untuk bisa tampil maksimal di IMX,” ungkap Fahmi.

Proyek Toraja Roadster menjadi wadah eksplorasi berbagai produk unggulan dari lini Plan Paint, mulai dari tahap dasar hingga hasil akhir yang maksimal.

Tren Kendaraan Itasha di Indonesia, Kenapa Bisa Marak?

Bagi yang penasaran, Itasha sendiri mengacu ke kendaraan dengan ilustrasi tokoh dari budaya populer. Sebut saja seperti manga (komik), anime (animasi), karakter video game, bahkan vtuber. Itasha sendiri bermuara dari Jepang. Kata Itasha merupakan gabungan dari kata Itai dan Sha. Ita yang berarti menyakitkan dan Sha berarti kendaraan.

Ada beberapa versi asal usul kata Itai. Mulai dari tampilan mobil yang menyakitkan mata, livery itasha yang membuat mobil menjadi ‘sakit’ secara kiasan, hingga pembuatan mobil Itasha yang membutuhkan biaya besar. Sehingga membuat dompet menjadi ‘sakit’. Tercatat tren Itasha dimulai pada tahun 1980an di Jepang, saat itu hanya sekedar menempelkan stiker sederhana, atau memamerkan merchandise seperti boneka.

Namun menjelang pergantian abad, Itasha berubah menjadi karya seni sendiri dengan desain animasi serta livery yang semakin rumit. Selain mobil, Itasha juga merambah berbagai kendaraan. Mulai dari sepeda motor yang diberi nama Itansha, sepeda yaitu Itachari, bahkan hingga bus yaitu Itabasu. Jika pada truk disebut Itatorraku, sedangkan pesawat ialah Itahikoki.

Itasha Rambah Balap Super GT

Meningkatnya penggunaan internet juga menyebarkan tren Itasha, tercatat event pertama khusus Itasha digelar di Jepang pada tahun 2007 bernama Autosalone. Itasha juga mulai masuk ke ranah mainstream dengan hadirnya mobil Itasha sebagai livery mobil balap. Tercatat pada tahun 2005, sebuah Honda CR-X dengan Itasha NekoNeko Soft mengikuti ajang Motegi Endurance Race.

Namun kemunculan BMW Z4 dengan Itasha Hatsune Miku dari tim Goodsmile Racing pada ajang Super GT, mencatatkan sejarah sebagai mobil Itasha pertama yang mengikuti kejuaraan internasional yang diakui oleh FIA. Hingga kini Goodsmile Racing masih berlaga dengan ciri khas Itasha Hatsune Miku, bahkan tim ini memiliki fanbase khusus.

Itasha juga tidak hanya untuk kendaraan asli saja, produsen model kit asal Jepang Aoshima juga meluncurkan model tema Itasha pada tahun 2008. Kesuksesan model ini membuat produsen lain seperti Fujimi, Kyosho dan Tamiya ikut mengeluarkan miniatur Itasha. Tren ini juga menular ke luar negeri, mulai dari benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk di Indonesia, dimana komunitas Itasha pertama di Tanah Air didirikan pada tahun 2012.

Tergolong Banyak Peminatnya

Tahun 2025 menjadi tonggak bagi komunitas Itasha di Indonesia dengan hadirnya Itasha Domei. Untuk pertama kalinya di Indonesia, pameran khusus kendaraan Itasha ini sukses digelar di Sabilulungan Dome, Soreang, Bandung, pada tanggal 13 September 2025. Total ada 60 kendaraan Itasha mulai dari mobil, sepeda motor, hingga sepeda.

Selain pameran, acara ini juga menggelar kompetisi Itasha dengan 30 kategori. Tim jurinya termasuk Roberto serta Liona dari Itasha Club Thailand. Hasilnya, King of Itasha dimenangkan oleh Bobby Gunawan, dengan Itasha Usada Pekora pada Porsche Cayman. Sedangkan, juara roda dua King of Itansha diraih Bronya Rand pada Yamaha R15.

Acara yang diramaikan komunitas Itasha seperti ITA Indonesia, MOONTEP dan Waifu Society ini juga diramaikan Supermachi: Night of Champion Cosplay & Coswalk, Uma Musume Challenge, Idol Performance yang diisi oleh Hoshi no Hikari dan Stellar Luna, hingga ditutup dengan DJ Performance oleh DJ Yochi.

Kesuksesan Itasha Domei ini membuat penyelenggara berkomitmen untuk kembali menghadirkan edisi kedua Itasha Domei pada tahun 2026. Dengan target acara yang lebih besar, meriah dan spektakuler. Hadirnya Itasha Domei ini juga semakin membawa Itasha yang awalnya merupakan hobi niche, agar menjadi lebih mainstream.

Outlet Yoong Motor Rambah Kawasan Alam Sutera

Yoong Motor Group Indonesia, selaku pelaku bisnis modifikasi sistem pencahayaan kendaraan, merambah kawasan Tangerang, dengan meresmikan cabang baru di kawasan Alam Sutera. Langkah ini semakin memperkokoh posisi Yoong Motor di pasar modifikasi otomotif, sekaligus mendekatkan layanan premium kepada konsumen.

“Kami melihat potensi besar di kawasan ini yang belum terjangkau jaringan kami. Sedangkan di Gading Serpong dan Ciledug, sudah hadir lebih dulu. Jadi, warga Alam Sutera dan sekitarnya tidak perlu jauh-jauh lagi untuk mendapatkan produk terbaik kami,” jelas Yomin Sugianto, pendiri Yoong Motor Group.

Outlet ke-87

Kawasan Alam Sutera adalah pasar menjanjikan dengan tantangan yang tidak kecil. Namun, Yoong Motor tidak terlalu mengkhawatirkan persaingan, karena produknya tergolong eksklusif dan telah mendapat kepercayaan konsumen sejak lama.

“Outlet ini menjadi cabang Yoong Motor yang ke-87. Kami hadir dengan fasilitas terbaik, showroom modern, ruang tunggu yang nyaman, hingga area display produk,” papar Francoise, selaku pemilik Yoong Motor Alam Sutera. Ke depannya, cabang ini akan dilengkapi dengan layanan nano coating, sticker, Paint Protection Film (PPF), kaca film, dan menjadi one-stop service untuk kebutuhan perawatan maupun modifikasi kendaraan.

Sebagai menu utama, Yoong Motor tetap fokus pada modifikasi pencahayaan, mulai dari lampu depan, lampu bekakang, maupun interior. Tersedia beragam brand lampu yang ditawarkan, seperti Saber, Hyperion, Hypervision, dan Osram. Sedangkan untuk restorasi lampu, biayanya mulai dari Rp 500 ribu.

Tidak Merusak Jalur Listrik Bawaan

Semua instalasi lampu mengutamakan keselamatan, kenyamanan pengendara, serta sesuai standar dari Yoong Motor. “Kelistrikan dihitung secara benar, tanpa merusak jalur perkabelan atau elektrikal asli dari mobilnya. Bahkan kami sudah menyiapkan teknologi yang tepat untuk mobil listrik dan hybrid,” ujar Yomin lagi.

Yoong Motor juga berkomitmen untuk memastikan kualitas dan daya tahan produknya. Tim riset Yoong Motor selalu melakukan uji coba intensif selama dua hingga tiga bulan sebelum produk dirilis. Termasuk melibatkan 20 tes ketahanan. Yoong Motor berani memberikan garansi yang berlaku secara nasional, dan bebas biaya selama masa garansi dua tahun. Baik untuk pemasangan maupun produk.

Yoong Motor cabang Alam Sutera ini berlokasi di Jalan Jalur Sutera Timur 7A No. 1, Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten 15143 dan beroperasi setiap hari. Konsumen juga bisa menghubungi nomor 081290903936, untuk informasi lebih lanjut.

MaxDecal Bersama EKRAF dan Sekuya, Ramaikan Panca Fest 2025

MaxDecal, sebagai brand dalam industri sticker, bersama Kementerian Ekonomi Kreatif (EKRAF) dan Sekuya (anime game creator), menghadirkan pengalaman baru yang menggugah semangat kreativitas anak bangsa. Kolaborasi mereka dituangkan melalui MaxDecal Art Party, dalam ajang Panca Fest 2025, pada 13-14 Juni 2025 silam, di Brickhall, Fatmawati, Jakarta Selatan.

Kolaborasi ini lahir dari kesamaan visi dan misi untuk memperkuat serta mempromosikan karya seni anak bangsa. Sekaligus memajukan ekosistem ekonomi kreatif Indonesia di panggung nasional dan internasional.

Harapannya, melalui kolaborasi ini, dapat menunjukkan bagaimana kreativitas anak bangsa bisa diekspresikan secara tak terbatas. “Melalui Panca Fest 2025, MaxDecal dan EKRAF juga ingin menunjukkan bahwa seni dan otomotif dapat bersatu, bahkan berjalan beriringan,” ungkap Nofian Hendra, Project Director & R&D MaxDecal.

MaxDecal Art Party ini juga akan dihadiri Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Indonesia, Irene Umar. Kolaborasi ini menjadi sebuah wadah untuk mengekspresikan bakat-bakat seniman visual, para kreator atau illustrator terbaik di Indonesia. Selanjutnya, setiap hasil karya mereka pun diperlihatkan kepada khalayak luas.

Salah satu daya tarik utamanya adalah unit kendaraam Radical SR1 XXR dengan livery IP (Intellectual Property), yang terpilih dari hasil program EKRAFHUNT. Lebih dari 10 IP terpilih hasil program EKRAFHUNT, yang menunjukkan perpaduan sempurna antara kecepatan, desain, dan ekspresi artistik. Kehadiran karya terbaik ini juga menumbuhkan ekosistem kreatif yang berdampak secara nasional dan internasional.

Selama MaxDecal Art Party berlangsung, ada berbagai aktivitas seperti Booth Art Market yang menampilkan karya-karya visual dari seniman lokal. Juga hadir Live Cutting Sticker, yang memperlihatkan keahlian dalam memodifikasi kendaraan dengan detail artistik. Serta display mobil dari EKRAF yang telah dikustomisasi dengan sentuhan seni visual terkini.

Melalui kolaborasi dengan EKRAF dan Sekuya, MaxDecal juga menegaskan kontribusinya dalam mengembangkan kreativitas. Termasuk membantu mempromosikan para pelaku UMKM Indonesia, melalui produk-produk sticker dan seni berkualitas.

Tren Daihatsu Feroza Nengeng, Seolah Mau Take Off

Segala sesuatu yang terkait dengan Bali memang selalu memiliki keunikan tersendiri. Jika Anda mengaitkannya dengan kesenian, hal itu tentu saja benar. Kreativitas masyarakat Bali pun tak hanya identik dengan keseniannya saja, namun juga ke dalam selera modifikasi kendaraan mereka. Beberapa tahun terakhir, dunia modifikasi kendaraan, terutama kendaraan roda empat di Bali, diramaikan dengan banyaknya Daihatsu Feroza dengan gaya mendongak.

Ya, mendongak! Biasanya, pengguna Daihatsu Feroza memodifikasi penampilannya dengan meninggikan bodi layaknya mobil off-road atau membuat ceper hingga seperti mobil balap. Ternyata para pengguna Daihatsu Feroza di Bali punya gaya tersendiri, dengan meninggikan bagian depan bodinya, setinggi mungkin. Sedangkan posisi bagian belakangnya jauh lebih rendah.

Aliran modifikasi khas Bali ini lazim disebut Nengeng atau NengHa (Nengeng Habis). Kalau diartikan ke bahasa Indonesia, istilah ‘Nengeng’ dalam bahasa Bali itu adalah memandang ke atas. Jadi, posisi bodi mendongak tersebut seperti orang yang sedang memandang ke atas.

Tentu saja yang namanya modifikasi kendaraan, pasti ada hal yang harus mendapat kompromi. Sehingga pengguna Daihatsu Feroza Nengeng ini perlu perhatian ekstra saat berkendara. Sebab visibilitas menuju depan tentu saja terganggu. Belum lagi rasa pengendalian kendaraan yang kurang tajam, karena suspensi depan sudah dimodifikasi total.

Menurut kami, memodifikasi kendaraan memang menjadi personifikasi diri pengguna kendaraan. Kreativitas setiap orang pun saling berbeda dan tidak boleh dibendung. Lagipula, modifikasi kendaraan tidak akan pernah ada batasnya.

Satu hal yang pasti, modifikasi kendaraan sah saja dilakukan, asalkan tidak membahayakan diri sendiri maupun pengguna jalan yang lain. Kami yakin sekali, setelah tren Daihatsu Feroza Nengeng ini, di masa depan pasti ada kreativitas masyarakat Bali terhadap dunia modifikasi kendaraan yang lebih unik lagi.