BYD Racco Terobos Pasar Kei Car EV Jepang

Pabrikan otomotif asal China, BYD terus berekspansi ke pasar kendaraan elektrifikasi global. Bahkan tak ragu menerobos masuk ke pasar domestik Jepang yang terkenal sulit ditembus, terutama segmen Kei Car.

Sebuah model Kei Car bertenaga listrik (EV) bernama Racco pun diluncurkan oleh BYD dalam event Japan Mobility Show yang kini sedang dihelat di Tokyo.

Racco bukanlah model mobil pertama yang dipasarkan BYD di Jepang, tapi yang kelima. BYD mulai masuk ke pasar Jepang pada Januari 2023 dengan model Yuan Plus, versi JDM dari compact SUV EV Atto 3. Setelah itu mulai masuk Dolphin, Seal, Sealion 07 EV dan kini Racco.

BYD Racco

Dari segi tampilan desain maupun ukuran, BYD Racco tak beda jauh dengan Kei Car EV sejenis yang beredar di Jepang.

Kei Car EV 4-penumpang lansiran BYD ini memiliki panjang 3.395 mm, lebar 1.475 mm, dan tinggi 1.800 mm. Ukuran postur BYD Racco tak melebihi batas regulasi Kei Car di Jepang yang menetapkan panjang bodi tak lebih dari 3.4 meter dengan lebar tak melampaui 1.48 meter.

Desain bodi yang semi kotak merupakan upaya untuk memaksimalkan volume kabin. Pintu kabin model geser memudahkan akses masuk dan keluar kabin. Lampu depan dan belakang sudah LED sesuai trend. Velg alloy ukuran 15 inci yang dibekalkan pun keren.

Kemasan interior mobil listrik mungil ini pun dirancang dengan simple dan praktis tanpa mengurangi kesan mewah. Bangku belakang dapat dilipat hingga rebah untuk menambah volume ruang bagasi. Tak jauh beda dari rivalnya yang putera daerah made in Japan.

Layar infotaintment digital pada dashboard jadi salah satu daya tarik pada BYD Racco. Selain itu, mobil ini dilengkapi sistem bantu berkendara terpadu ADAS.

BYD mengemas Racco yang dalam bahasa Jepang merupakan sebutan untuk sejenis “berang-berang” ini sesuai trend konsumen. Tak beda jauh dari mobil sejenis seperti Mitsubishi ek Space, Honda N-Box, Suzuki Spacia, Nissan Sakura dan Daihatsu Tanto.

Perihal spek lengkapnya terutama sektor performa memang belum diungkap tuntas. Hanya dikatakan BYD Racco dibekali baterai Blade jenis lithium-iron phosphate (LFP) dengan opsi daya berkisar 20 kWh dan 40 kWh. Pengecasan baterai telah disesuaikan agar bisa menggunakan oersngkat DC Fast Charger dengan output hingga 100 kW.

Untuk output daya motor elektrik penggerak dipastikan sesuai regulasi Kei Car yang tak melebihi 64 hp. Jarak jelajahnya dikatakan mencapai 180 km, berdasarkan standar uji WLTC. Cukup untuk menunjang mobilitas harian dalam kota.

Kei Car EV Jepang VS BYD Racco

Meskipun fanatisme konsumen di Jepang terhadao produk lokal sangat tinggi, namun upaya BYD yang pantang menyerah telah membuahkan hasil.

Agustus 2025 lalu BYD mengumumkan angka penjualan kumulatif mereka di Jepang telah mencapai 5.000 unit. Salah satu upaya BYD dalam menggaet konsumen Jepang adalah memberi diskon hingga 1 juta yen (Rp 108 jutaan). Belum lagi tambahan insentif subsidi dari pemerintah Jepang untuk pembelian mobil listrik. Harga jual mobil listrik BYD di Jepang pun menjadi lebih terjangkau. Jelas sangat menggiurkan dan menggoyah hati konsumen Negeri Sakura.

Kemuncukan mobil listrik mungil ini di JMS 2025 baru tahap perkenalan. BYD baru akan membuka pendaftaran pemesanan Racco via pre-order (inden booking) pada kwartal pertama tahun 2026.

Agar tak kalah saing dari rivalnya, harga jual BYD Racco diperkirakan tak jauh dari harga pasaran Nissan Sakura EV dan Mitsubishi eK X EV yang di kisaran 2,5 – 2,6 juta yen atau sekitar Rp 270 jutaan.

Pangsa pasar Kei Car EV di Jepang saat ini didominasi oleh Nissan Sakura EV dengan porsi 40%. Sejak dipasarkan pada tahun 2022 hingga 2024, Nissan Sakura EV yang dibanderol mulai dari 2.599.300 yen (Rp 283 jutaan) telah terjual sebanyak 64.000 unit.

Mampukah BYD Racco bersaing dalam segmen Kei Car EV di Jepang yang terkenal alot?

 

Mencoba Langsung Deretan Nissan e-POWER dan BEV

Pasar otomotif Indonesia sedang memasuki era baru, seiring dengan tren elektrifikasi yang terus berkembang. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik (EV), sebagai bagian dari upaya pengurangan emisi karbon. Menyambut hal tersebut, Nissan hadir dengan teknologi e-POWER dan BEV, yang diharapkan dapat mengubah cara pandang masyarakat terhadap mobil listrik.

Sebagai salah satu pelopor teknologi EV di Indonesia, Nissan memboyong sejumlah produk unggulan, baik model BEV (LEAF) maupun model e-POWER (Kicks e-POWER dan Serena e-POWER). Asyiknya lagi, hadir pula model global lain yang belum dipasarkan di Indonesia, yaitu Ariya, Sakura, dan X-Trail e-POWER.

Sambutan positif konsumen Indonesia

Nissan berkomitmen untuk menghadirkan inovasi dalam berkendara yang dapat memperkaya kehidupan manusia. “Nissan berkomitmen untuk memperluas pilihan produk EV dan e-POWER untuk pasar di kawasan ASEAN, dimana Indonesia merupakan bagian penting dari strategi ini,” kata Asako Hoshino, Chief Brand and Customer Officer, MC-Japan-ASEAN Chairman, Nissan Motor Co., Ltd.

Sejauh ini, LEAF, Kicks e-POWER, dan Serena e-POWER telah mendapatkan sambutan yang sangat positif dari pasar Indonesia. Sehingga Nissan akan terus memperluas jajaran produknya, serta memberikan lebih banyak lagi pilihan bagi konsumen di Indonesia.

Kendaraan listrik Nissan berbasis baterai (BEV) dan e-POWER, dirancang untuk menghadirkan jarak tempuh yang lebih panjang dan kemampuan pengisian daya yang cepat. Teknologi inovatif seperti e-POWER, yang menggabungkan efisiensi bahan bakar dengan tenaga listrik. Sedangkan pengisian cepat pada Battery Electric Vehicles (BEV), memastikan kendaraan Nissan mampu menempuh jarak lebih jauh dengan mudah.

X-Trail e-POWER segera hadir?

“Indomobil Group berkomitmen untuk terus memperkenalkan berbagai model kendaraan listrik di Indonesia. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan kendaraan listrik yang terus berkembang,” jelas Evensius Go, President Director Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI). Sepertinya ucapan tersebut menjadi sinyal yang berpotensi besar, bahwa Nissan X-Trail e-POWER mau segera mengaspal di Tanah Air.

Dengan semakin meningkatnya pemahaman dan kebutuhan EV di Indonesia, Nissan berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam percepatan transisi menuju elektrifikasi kendaraan. Tentu juga mendukung kebijakan pemerintah, dengan menghadirkan pilihan teknologi yang fleksibel dan dapat mengurangi emisi karbon.

Fisker Alaska diincar Nissan

Bakal Kolaborasi Baru, Nissan Invest $400 Juta di Fisker Demi Pickup EV

Fisker, pabrikan mobil listrik Amerika Serikat yang sukses membuat semua tercengang dengan Fisker Karma, mobil PHEV super mewah pertama di dunia. Kini, mereka beralih membuat mobil listrik yang lebih moderat. Ada Ocean, Alaska, Pear dan Ronin. Sayangnya, mereka kurang berhasil dalam hal penjualan.

Tahun 2023, perusahaan ini menyatakan rugi hingga US $463 juta. Hal tersebut mendorong mereka untuk mengirimkan sinyal SOS dan perlu bantuan dana segar. Diberitakan Reuters pada 1 Maret lalu, Nissan akan turun tangan mengucurkan dana. Hal ini tentunya bukan tanpa alasan. Nissan perlu Fisker.

Fisker Alaska pickup

Seperti diketahui, Nissan sedang berjuang untuk mencapai target produk elektrifikasi mereka. SUV sudah ada Ariya, mobl perkotaan ada Sakura EV, tapi untuk kelas pikap belum punya. Ini penting untuk pasar besar seperti Amerika Serikat. Fisker sudah siap dengan Alaska, tapi tidak punya dana untuk produksi (dicanangkan mulai 2025).

Alaska adalah pickup kecil seukuran Ford F150 Lightning yang belum lama meluncur di Amerika. Namun Nissan tidak hanya me-rebadge Alaska. Mereka butuh platform dan teknologinya. Seperti diketahui, merancang sebuah platform mobil bukan hal yang mudah dan murah.

Potong Karyawan

Fisker Inc mengalami kesulitan menjual mobil mereka, terutama Fisker Ocean. SUV premium ini sulit diterima pasar bukan karena modelnya. Tapi gara-gara bunga cicilan yang tinggi. Dikatakan juga,dengan kondisi keuangan mereka sekarang, harus memangkas jumlah karyawan hingga 15 persen. Selain itu, harga saham mereka sedang turun sejadi-jadinya. Sekarang berada di angka 38 sen per lembar saham.

Henrik Fisker, CEO dan pendiri Fisker Inc mengatakan pihaknya sudah negosiasi dengan lima produsen mobil besar. Terutama supaya Ocean bisa diproduksi antara 20.000 hingga 22.000 unit. Ia tidak menyebutkan siapa saja, tapi sepertinya Nissan yang paling mendekati keputusan final.

Kalau memang jadi, kerjasama ini juga akan memudahkan Nissan. Keduanya punya fasilitas perakitan di beberapa tempat di Amerika Serikat. Jadi logistik tidak akan masalah. Akan kejadian, sepertinya begitu. Akhir bulan ini kemungkinan besar sudah ada keputusan.

Sumber: Reuters

Nissan Ariya EV

Nissan Ariya Dan Sakura EV Ditampilkan, Mau Dijual di Indonesia?

Agak mengejutkan ketika redaksi Motomobi News menerima undangan dari PT NIssan Motor Distribustion Indonesia (NMDI). Isinya adalah ajakan untuk mencoba EV Nissan Ariya AWD dan Sakura. Plus Nissan Leaf. Selain Leaf, apakah dua mobil tersebut ini akan dijual? Baca terus.

Proving Ground milik PT Bridgestone Tire Indonesia di Karawang jadi lokasi pengujian sekaligus konferensi pers hari ini (21/02). Dijelaskan, umur Nissan yang menjejak 90 tahun pada Desember lalu, meninggalkan warisan yang luas. Termasuk kiprah mereka di bidang mobil listrik. Merek ini ternyata sudah menjajaki EV, sejak 1947. Kini, abad 21 mereka hadir dengan Ariya dan Sakura.

Segementasinya jelas. Nissan Ariya adalah SUV canggih dengan berbagai fitur dan kemampuan yang menarik. Sedangkan Sakura EV diposisikan sebagai Kei car di Jepang. Dan sukses jadi mobil EV paling laku di negara itu. Tahun lalu, lebih dari 35 ribu unit terjual. Itu setara dengan setengah total penjualan mobil listrik di pasar setempat.

Akan Dijual?

Nissan Sakura EV

Masalahnya, NMDI belum memastikan apakah dua mobil ini akan dijual di Indonesia. Kehadirannya membawa misi bahwa Nissan serius dalam mengembangkan teknologi mobil listrik. Itu yang utama. “Model-model kendaraan listrik yang kami tampilkan dalam acara Nissan EV Experience ini menunjukkan ambisi dan komitmen Nissan untuk menghadirkan inovasi dalam berkendara yang dapat memperkaya kehidupan manusia,” kata Evensius Go, CEO PT NMDI.

Sedangkan Yoshinori Kanazawa, VP of Nissan Importer Business Unit, Nissan Motor Asia Pacific Company Limited mengatakan kedua mobil adalah bagian dari rencana jangka panjang Nissan yang akan menghadirkan 27 model baru kendaraan elektrifikasi, termasuk diantaranya 19 kendaraan murni listrik.

Kasak-kusuk di ‘belakang’ juga malah menimbulkan pertanyaan baru. Mereka balik bertanya, “Harga yang pas berapa?” Terutama untuk Sakura EV yang sangat potensial untuk konsumen di perkotaan.

Untuk informasi, Sakura dibekali berbagai hal canggih biarpun ukurannya mungil. Ada Pro Pilot, ADAS, penggerak listrik roda depan bertenaga 63 hp, kabin lega dan sebagainya. Logikanya, sesuai obrolan kami dengan beberapa sumber di NMDI, ada beberapa fitur yang akan disunat supaya harganya bisa ‘masuk’. Jadi memang mau dijual? Evenisius menjawab, belum bisa dipastikan. Ada banyak yang harus disesuaikan.

Bagaimana dengan Nissan Ariya? Ini sepertinya akan mengisi segmen premium dan akan lebih mudah untuk segera dijual di tanah air. Segala fitur dan kemampuan jelajah 460-500 km jadi nilai jual yang mumpuni untuk menggoda kalangan atas.