Mazda Mobile Carbon Capture, Menangkap CO2 Pun Jadi Hal Mudah

Seiring dengan gelaran Japan Mobility Show 2025, Mazda tak hanya memamerkan mobil konsep saja. Namun juga memperkenalkan teknologi penangkap karbondioksida (CO2) rancangan mereka, yakni Mazda Mobile Carbon Capture.

Diawali dari diperlihatkannya Mazda Vision X-Coupe, yang ditenagai oleh sistem plug-in hybrid gabungan antara mesin rotary dua rotor dengan motor listrik dan baterai. Dengan tenaga 510 PS (setara 503 hp), kendaraan ini menawarkan jangkauan berkendara sejauh 160 km dalam mode listrik saja. Bahkan mampu mencapai 800 km saat beroperasi dengan mesin.

Pengurangan 90 Persen Total Emisi CO2

Dengan menggabungkan bahan bakar bebas karbon yang berasal dari mikroalga bersama teknologi penangkap CO2 milik Mazda, Mazda Mobile Carbon Capture, maka kendaraan ini berkontribusi dalam mengurangi CO2 pada atmosfer, jika kendaraan semakin sering dikendarai.

Proses produksi biofuel ini membutuhkan energi, dan CO2 dikeluarkan untuk menghasilkan energi ini. Jumlah CO2 yang dihasilkan untuk pembangkitan energi diperkirakan sekitar 10 persen dari yang dikeluarkan selama pembakaran bahan bakar. Dengan demikian, biofuel berkontribusi terhadap pengurangan 90 persen total emisi CO2, dibandingkan dengan bahan bakar fosil.

Lebih lanjut, emisi CO2 selama produksi biofuel dapat diimbangi, dengan menangkap CO2 yang dilepaskan melalui pembakaran bahan bakar ini. Hal ini memerlukan teknologi dekarbonisasi yang serupa dengan penangkapan udara langsung. Karena gas buang mengandung konsentrasi CO2 hingga 350 kali lebih besar daripada udara. Konsentrasi yang lebih tinggi ini berarti penangkapan CO2 dari gas buang lebih efisien. Juga membutuhkan lebih sedikit energi dan ruang, dibandingkan metode penangkapan lainnya.

Berkomitmen Untuk Hadirkan Kenikmatan Berkendara

Jika lebih dari 10 persen emisi CO2 selama pembakaran biofuel dapat ditangkap, hal ini akan mengimbangi emisi CO2 selama proses produksi. Secara teori, kendaraan yang menggunakan biofuel dapat berkontribusi pada pengurangan CO2 yang lebih besar di atmosfer, jika semakin sering dikendarai. Potensi dekarbonisasi ini merupakan sesuatu yang unik untuk mesin pembakaran internal, dan tidak ditemukan pada BEV.

Masih banyak tantangan di masa depan untuk teknologi semacam ini. Termasuk menemukan cara untuk menyesuaikan suhu gas buang ke tingkat yang lebih baik, sehingga memungkinkan penangkapan CO2 secara lebih efisien. Mengatasi peningkatan bobot kendaraan atau penurunan ruang di dalam kendaraan, yang diakibatkan oleh penggunaan peralatan penangkap CO2.

Kemungkinan penggunaan CO2 meliputi aplikasi yang berkaitan dengan budidaya mikroalga, penggunaan sebagai material untuk membuat bahan bakar elektronik, dan aplikasi penghijauan. Dengan menggabungkan teknologi tersebut, Mazda menyatakan komitmennya untuk menghadirkan kenikmatan berkendara, sekaligus mendukung mobilitas berkelanjutan.

“Mazda memiliki ungkapan ‘kegembiraan berkendara mendorong masa depan yang berkelanjutan’. Kalimat tersebut tidak hanya merepresentasikan semangat fundamental Mazda, tetapi juga inti dari tantangan masa depannya,” kata Masahiro Moro, President & CEO Mazda.

“Di bawah misi global bersama untuk mencapai netralitas karbon, Mazda percaya bahwa kegembiraan berkendara dapat menjadi kekuatan untuk perubahan positif bagi masyarakat. Kami tetap berkomitmen untuk memenuhi keinginan mereka yang mencintai mobil, dan ingin terus berkendara selama mungkin,” tutupnya.

Mazda Vision X-Compact Representasi Sebagai Teman Dekat di Perjalanan

Event Japan Mobility Show menjadi momen bagi banyak pabrikan untuk memboyong mobil konsepnya. Tahun ini, Mazda tidak ingin melewatkan kesempatan tersebut dengan membawa Vision X-Coupe dan Vision X-Compact. Nah, yang terakhir ini tampil atraktif di sudut booth Mazda, dalam Japan Mobility Show (JMS) 2025.

Mobil hatchback berukuran ringkas ini menggambarkan sebuah hot-hatch masa depan, yang menyasar konsumen muda. Atau setidaknya berjiwa muda seperti kami…

Karena harus mengakomodir karakter dinamis, oleh sebab itu dimensinya sedikit lebih pendek dari Mazda 2. Mobil konsep ini punya panjang 3.825 mm, lebar 1.795 mm, dan tinggi 1.470 mm. Sedangkan wheelbase 2.515 mm.

Karena masih berupa mobil konsep, maka Mazda belum membeberkan detail mendalam mengenai Vision X-Compact ini. Setidaknya, perjumpaan di JMS 2025 ini mampu membuat kami mencerna tujuan yang ingin dicapai oleh Mazda di masa depan.

“Vision X-Compact merupakan model dirancang untuk menghadirkan hubungan yang kuat, antara manusia dengan kendaraannya. Hal ini bisa dicapai melalui penerapan teknologi human sensory, yang digabungkan dengan AI mutakhir,” kata Masahiro Moro, President & CEO Mazda Motor Corporation.

“Anggap saja seperti teman dekat. Satu sama lain berinteraksi secara hangat dan akrab. Saling mampu memberi masukan untuk rute maupun tujuan. Sehingga pengemudi merasa nyaman dan tenang selama perjalanan,” imbuhnya.

Seiring perjalanan waktu, selama bertahun-tahun Mazda semakin menguatkan komitmennya. Dalam hal hubungan emosional antara pengemudi dengan kendaraannya. Mazda menuangkannya melalui mobil konsep Vision X-Compact, yang kemungkinan besar nantinya bakal ‘dipoles’ lagi, untuk lahir sebagai produk massal.

Mazda Vision X-Coupe Refleksikan Evolusi KODO-Soul of Motion

Seiring dengan tema The Joy of Driving Fuels a Sustainable Tomorrow, yang dibawa pada gelaran Japan Mobility Show 2025, Mazda menghadirkan dua mobil konsep yang memperlihatkan visi masa depan. Salah satunya ialah Mazda Vision X-Coupe, dengan penampilan yang benar-benar membuat mata terpana.

Ketika melihat langsung mobil konsep ini, pasti akan ‘terbius’ oleh desain yang futuristis. Dimensinya menyiratkan sebuah mobil full-size berperforma tinggi. Dengan kap mesin panjang, atap bodi rendah, bagian belakang bergaya fastback, serta ground clearance yang pendek.

Bodi Mazda Vision X-Coupe memiliki panjang 5.050 mm, lebar 1.995 mm, dan tinggi 1.480 mm. Sedangkan wheelbase sepanjang 3.080 mm. Walaupun memiliki empat pintu, namun karakter mobil coupe tetap kental.

Mazda menyebut bahwa Vision X-Coupe ini menjadi bentuk evolusi dari bahasa desain KODO-Soul of Motion. Hal ini paling terlihat pada bagian depannya. Moncong kendaraan tidak lagi memiliki bingkai grille. Melainkan lekukan halus disertai sepasang lampu, yang membentuk siluet grille khas Mazda.

Sebagai bentuk komitmen Mazda terhadap kepedulian lingkungan, maka Vision X-Coupe mengusung sistem plug-in hybrid. Terdiri dari mesin rotary dua rotor yang dilengkapi turbocharger, ditambah lagi dengan motor listrik dan baterai.

Dengan total output sebesar 510 PS, mobil konsep ini menawarkan jarak tempuh sejauh 160 km, hanya dengan menggunakan motor listrik saja. Jarak tempuhnya diklaim bisa ‘melar’ hingga 800 km, jika ada kombinasi operasional dari mesin rotary dan motor listrik tersebut.

Lebih lanjut, Mazda tak lupa menyematkan teknologi baru pada Vision X-Coupe ini, yakni Mazda Mobile Carbon Capture. Teknologi ini memungkinkan mesin ‘menelan’ bahan bakar bebas karbon, yang berasal dari mikroalgae. Termasuk kombinasi dengan sistem penangkap karbondioksida pada sistem saluran gas buangnya. Sehingga mobil ini akan berkontribusi terhadap upaya mereduksi gas karbondioksida, saat semakin sering dikendarai.

Mazda Iconic SP

Mazda Iconic SP, Ini Arti dan Tujuan Penting Kehadirannya

Kehadiran Mazda Iconic SP di Japan Mobility Show 2023 lalu memunculkan pertanyaan baru di kalangan penyuka mobil. Termasuk kami. Apakah Iconic SP akna jadi penerus Miata? Atau malah jadi RX-7 nantinya? Tapi ternyata ssemua pertanyaan itu tidak relevan. Karena Mazda punya agenda sendiri.

Ok, Mazda Iconic SP memang menunjukan arah desain mobil sport dan radster mereka. Apalagi mobil merah ini disebut punya mesin rotary dua rotor. Ditambah lampu depan model pop-up yang dikangeni oleh banyak penyuka mobil. Kami termasuk. Tapi lebih penting adalah apa yang akan ada di balik kulitnya. Paling tidak, penting untuk masa depan pabrikan Hiroshima, Jepang itu.

Mazda

Masaru Nakayama, General Manager Mazda Design Division memaparkan beberapa hal. Pertama, soal mesin rotary. Di masa depan, peraturan soal lingkungan akan semakin ketat, jadi tidak mungkin hanya menggunakan rotary untuk menjalankan mobil. Tapi mesin tanpa piston ini memiliki tenaga yang mumpuni dan dimensi yang ringkas. Jadi, karakter ini yang akan dimanfaatkan dan disandingkan dengan penggerak elektrik. Entah itu macam e-Power Nissan atau HEV.

Dan dari situ, bisa dikembangkan, apakah (turunan) Iconic SP akan jadi roadster yang ramah lingkungan atau mobil sport performa tinggi sekalian.

Platform EV

Hal berikutnya adalah, Mazda telah memutuskan kalau mulai 2025 nanti mereka akan memperkenalkan basis SKYACTIV EV. Ini adalah platform khusus mobil listrik yang sangat modular. Artinya, ukurannya bisa menyesuaikan dengan tipe body dan segmen pasarnya. Apakah sportscar, roadster atau mobil keluarga.

Dan kalau Iconic SP memanfaatkan platform tadi, ukurannya bisa macam-macam. Bahkan, nantinya akan bisa mengakomodir beberapa hal wajib yang ada di sports car atau roadster. Salah satunya adalah bobot yang ringan.

Jadi, kalau boleh menyimpulkan, Mazda Iconic SP ini hanyalah ujung yang baru terlihat. Pelajaran dan kemungkinan yang bisa dimanfaatkan oleh Mazda dengan mobil ini masih sangat banyak. Kami tetap berharap, semoga mobil sport atau roadster atau apapun nanti jadinya, tetap mempertahankan citra Mazda yang sudah terbangun dengan baik. Ambil contoh, Mazda Miata yang sejak awal hingga sekarang, banyak dipuji. 

Sumber

Mazda Vision Study

Konsep Mazda Vision Study, Inikah Mazda MX-5 Baru?

Mazda MX-5 memang mobil yang menyenangkan. Merupakan mobil yang lincah, mudah dikembalikan dan keren. Tapi kami juga sudah ingin melihat kelanjutan Mazda MX-5. Versi berkode ND yang ada sekarang rasanya sudah waktunya berganti bentuk.

Beberapa waktu yang lalu, Mazda mengeluarkan video yang isinya berbagai macam rencana penggunaan teknologi elektrifikasi di mobil mereka. Salah satu yang menarik perhatian kami adalah mobil coupe kecil berwarna putih. Pintunya dua. Ini mungkin pertanda kalau Mazda MX-5 sedang disiapkan generasi barunya.

Kalau betul, MX-5 mungkin akan diberikan versi hybrid atau EV sekalian. Wajar, dunia otomotif sedang bergeser ke arah teknologi itu. Ditunjukan juga pintu model sayap kupu-kupu. Mungkin itu hanya untuk versi konsep, tapi tetap menggelitik.

Apalagi, konsep yang disebut Mazda Vision Study dikatakan sebagai bagian dari komitmen Mazda untuk terus memberikan produk yang menyenangkan untuk dikendarai. Sesuai dengan tema Mazda MX-5, kan?

Mazda Vision

Ditarik ke bulan Juni lalu, mengutip wawancara situs Inggris, Autocar, Joachim Kunz, kepala pengembangan produk Mazda Eropa mengatakan Miata (MX-5) memiliki tempat khusus karena ini di luar deretan produk mainstream mereka. “Mobil ini akan selalu ada. Dengan konsep, ukuran dan mesin konvensional. Tapi suatu saat pasti akan hadir model (MX-5) dengan teknologi elektrifikasi. Tapi kami ingin membuat mobil ini (berkarakter) semurni mungkin seperti yang ada sekarang,” ujar Kunz.

Hal ini seperti memberikan harapan bagi para penyuka MX-5 kalau mobil tersebut masih akan diberikan mesin konvensional. Paling tidak untuk satu generasi lagi. Pernyataan itu juga seperti membuka ruang rumor kalau mungkin saja Vision Study bukan hanya untuk MX-5. Bukan tidak mungkin nantinya malah jadi Mazda RX tapi bermesin elektrik. Mungkin namanya bukan RX karena huruf R itu biasanya sejalan dengan pemakaian mesin rotary. Mungkin EX?

Entahlah. Kami dan pastinya para penyuka mobil, menunggu kepastian generasi Mazda MX-5. Terserah mau jadi EV atau, lebih bagus, mesin konvensional. Yang penting handlingnya tetap sebuah MX-5.