Zagato AGTZ Twin Tail, Ini Mobil Apa Sih?

Mobil buatan Perancis seperti Alpine A110 mungkin tak terlalu populer. Bahkan tampilannya pun bagi sebagian orang dianggap kurang menarik. Namun lain ceritanya dengan supercar Zagato AGTZ Twin Tail.

Mobil ini debut perdana pada event eksklusif Fuori Concorso di Lake Como, Italia beberapa waktu lalu.

Supercar tersebut digarap oleh rumah desain Zagato yang bekerjasama dengan dealer mobil sport dan supercar asal Polandia, La Squadra.

Terinspirasi Dari Mobil balap Alpine A220

Bagi yang penasaran, AGTZ Twin Tail (Alpine GT Zagato) berbasis dari mobil sport Alpine A110. Bodinya yang ceper serta berbuntut panjang mengingatkan pada mobil balap ketahanan 24 jam Le Mans.

Desainnya memang terinspirasi dari mobil balap Alpine A220 yang berlaga di Le Mans pada era 1960an. 

Bahkan AGTZ Twin Tail juga tampil dalam dua versi seperti Alpine A220, yakni Short Tail dan Long Tail. Dua buah sirip aileron tegak di belakang, membuatnya menyandang julukan Twil Tail.

Yang menarik, mobil bisa diubah dari Long Tail ke reguler hanya dalam waktu lima menit. 

Sasis standar bawaan Alpine A110 sedikit dimodifikasi agar bisa ditumpangi bodi hasil garapan Zagato. Seluruh rangka dan panel bodi menggunakan material serat karbon berbobot ringan.

Gaya khas mobil balap Le Mans terlihat jelas pada desain kokpit berkubah. Lampu depan berukuran besar, saluran air intake model baru serta bonnet depan dirancang ulang oleh Zagato. 

Mesin Standar Alpine A110

Pada sasis terpasang mesin 4-silinder 1.8-liter turbo bawaan  Alpine A110. Namun jika konsumen ingin performa lebih, mesin bisa dioprek sehingga output tenaga terdongkrak jadi 300 hp. Gratis pula.

Perpindahan gigi pun tetap menggunakan transmisi automatic 7-speed kopling ganda bawaan Alpine A110.

Hanya ada 19 unit Alpine A110 edisi khusus ini yang akan diproduksi. Harganya mulai dari €650.000 atau kurang lebih sekira Rp 11,4 milyar. Belum termasuk bea pajak dan biaya lainnya.

Unit pesanan akan tersedia mulai Juli 2024 mendatang saat resmi diluncurkan di Italia. 

Pagani Imola Roadster, Hypercar Menawan Hanya 8 Unit Di Dunia

Pagani lebih jarang terdengar dibanding brand supercar dan hypercar asal Italia lainnya seperti Ferrari atau Lamborghini. Namun bagi penyuka hypercar, ini bukan brand sembarangan. Salah satu model yang baru saja diluncurkan adalah hypercar pagani Imola Roadster, versi convertible dari hypercar Imola Coupe.

Soal kemampuan rancang bangun, kalau Anda paham siapa itu Horacio Pagani, kualitas mobil ini tidak perlu diragukan lagi. 

Bukan Roadster Biasa

Pagani Imola Coupe pertamakali diperkenalkan tahun 2020. Nama yang disematkan merupakan penghormatan untuk sirkuit legendaris Imola di Italia.

Namun versi coupe saja nampaknya belum cukup bagi Pagani. Pengembangan roadster pun dilakukan Pagani selama sekitar tiga tahun.

Teknologi canggih dan rancang bangun Imola coupe dan Huayra Roadster pun dibekalkan pada Imobil ini. Mulai dari sistem elektronika, suspensi hingga peningkatan mesin dan transmisi.

Aerodinamika Berperan Penting

Pagani merombak desain sasis dan bodi Imola coupe agar roadster dapat melaju kencang namun tetap stabil meskipun tanpa atap. Diantaranya, lubang saluran intake bagian depan diperbesar untuk meningkatkan aliran udara pendingin rem dan mesin. Saluran pembuang hawa panas pun dibuat di kolong bodi, fender dan sisi bemper depan maupun belakang.

Lampu belakang pun ternyata dilengkapi lubang pembuang hawa panas yang dihasilkan mesin dan rem belakang. Tak hanya mendinginkan rem, tapi juga meningkatkan gaya tekan gravitasi bagian belakang terutama di sekitar roda.

Hasilnya ternyata sungguh luar biasa. down force pada Imola Roadster ini dikatakan menyentuh 600 kg di kecepatan 280 km/jam. Pagani bahkan mengklaim Imola Roadster mampu menghasilkan gaya lateral sebesar 2,2 G dan gaya pengereman sebesar 2,2 G.

Bodi Super Ringan

Performa hypercar roadster dibuat lebih galak dibanding Imola coupe maupun Huayra Roadster BC. Mesin 6.0-liter V12 yang dipasok dari Mercedes-AMG memang sama seperti Imola coupe, namun dituning ulang. Output tenaganya jadi 838 hp. Sedangkan torsi maksimumnya 1.100 Nm!

Berbekal transmisi sekuensial 7-speed Xtrac racikan Pagani, Imola Roadster diklaim mampu melesat hingga 350 km/jam.

Sasis dan bodi menggunakan material super ringan Carbo-Titanium HP62-G2 dan Carbo-Triax HP62. Bahkan lapisan cat Acquarello Light pada bodi bobotnya lebih ringan 5 kg dari Imola Coupe. Hasilnya, bobot total mobil ini pun hanya 1.260 kg. Lebih ringan dari Huayra Roadster.

Interior Ala Pagani

Di kabin, perpaduan aksen serat karbon dengan panel kayu dan balutan kulit Alcantara digarap dengan gaya khas Pagani.

 

Meskipun ini adalah mobil tanpa atap yang super kencang, namun fitur pemanja telinga tak dilupakan. Sistem audio 7-kanal dengan speaker kualitas tinggi terpasang di belakang head rest. Raungan mesin V12 plus alunan musik menghentak menjadi pengiring saat melaju pada kecepatan tinggi. Kenikmatan berkendara yang tiada tara…

Hanya ada 8 unit Imola Roadster yang ditawarkan kepada para pelanggan setia Pagani. Harga tak disebutkan, namun pastinya di kisaran jutaan dollar..

 

Lotec C1000, Supercar Jerman Sarat Material Eksotis

Di tahun 1962, Kurt Lotterschmid, seorang pembalap mobil legendaris asal Jerman, mendirikan perusahaan otomotif bernama Lotec. Perusahaan tersebut berfokus pada pengerjaan mobil balap, karena Lotterschmid sempat beberapa kali meraih sukses dengan mobil Lotec di event Interseries dan balap touring di Jerman. Lotec juga terkenal karena kepiawaiannya membuat mesin turbo untuk sejumlah Ferrari, Mercedes-Benz, dan Porsche. Salah satu karya Lotec yang paling terkenal ialah C1000.

Memasuki tahun 1990, Lotec mendapat pesanan dari seorang pengusaha minyak bumi asal Uni Emirat Arab. Ia menginginkan sebuah supercar yang benar-benar eksotis dan meminta Lotec untuk membuatnya. Lotec menyanggupinya, meski akhirnya proyek C1000 tersebut baru selesai lima tahun kemudian. Biayanya tak main-main, kala itu sudah mencapai US$ 3,4 juta.

Pada era itu, desain Lotec C1000 memang luar biasa. Bentuk eksteriornya menganut desain aeronautika yang dipadukan dengan sejumlah komponen mobil balap. Bodi Lotec C1000 begiru melandai, rendah, serta memiliki bentuk lampu depan yang unik. Tak hanya futuristis, bodi C1000 juga mempunyai garis tegas dan dilengkapi lubang udara berukurang besar pada sisi samping.

Serat karbon atau carbonfibre telah menjadi material pilihan utama ketika sebuah produsen otomotif ingin membuat suatu kendaraan berperforma tinggi. Sebab, serat karbon dianggap sebagai material polimer yang lima kali lebih kuat dibandingkan logam dan memiliki bobot yang amat ringan.

Lotec menggunakan material serat karbon tersebut dalam jumlah yang banyak, sehingga wajar saja jika mobil ini dinamakan C1000. Karena huruf C itu berarti carbonfibre. Di masa kini, penggunaan material serat karbon memang sudah sering digunakan untuk kendaraan. Namun di awal tahun 1990an, serat karbon lebih sering digunakan untuk keperluan khusus, misalnya dalam dunia aviasi.

Interior C1000 memadukan aspek fungsional dan kemewahan. Lotec terinspirasi dari kabin mobil balap Le Mans yang memiliki tampilan dashboard yang minimalis. Tanpa diramaikan dengan indikator, switch, dan tombol yang berlebihan. Joknya menggunakan model bucket dan pada lapisan plafon menggunakan material kulit berwarna merah serta hitam. Tapi lingkar kemudinya harus dibalut dengan bahan Alcantara.

Meski strukturnya banyak menggunakan serat karbon, agar bobot bodi tetap ringan (hanya sekitar 1 ton), Lotec tidak ingin kompromi dengan kenyamanan bagi penggunanya. Karena C1000 dilengkapi juga dengan perangkat AC, tak ketinggalan tilt steering dan adjustable pedal.

Mesin memang menjadi bagian yang terpenting dari setiap mobil. Karena terkenal akan desain dan kualitas pembuatannya yang sangat baik, mesin Mercedes-Benz dipilih oleh Lotec untuk menjadi ‘nyawa’ C1000. Terlebih lagi, Lotec punya hubungan baik dengan pabrikan asal kota Stuttgart tersebut.

Jantung mekanis V8 twin turbocharger 5.6 liter yang mirip dengan mobil balap Le Manz Sauber C8 dan C9 dijejalkan pada C1000. ‘Kepalang tanggung’, maka sepasang turbocharger buatan Garrett berperforma tinggi pun menggantikan turbocharger yang sebelumnya sudah terpasang. Hasilnya, output mesin mencapai 1000 hp dan torsi puncaknya 980 Nm. Kami suka sekali!

Mesin ini lalu digandengkan dengan transmisi manual 6-speed buatan Hewland, sehingga mampu membawa C1000 dari posisi diam hingga 200 km/jam dalam waktu 8 detik saja. Anda penasaran dengan top speed Lotec C1000 yang hanya satu-satunya di dunia ini? Tak kurang dari 430 km/jam, super edan…

Mercedes-AMG One, Mobil Jalan Raya Versi Produksi Terkencang di Nürburgring

Sirkuit balap Nürburgring di Jerman yang tersohor dengan julukan The Green Hell menjadi barometer uji rekor catatan waktu tercepat hampir seluruh mobil high performance modern di dunia, salah satunya adalah Mercedes-AMG One.

Pihak pabrikan pada awalnya tak memandang perlu untuk menguji hypercar street legal berpenggerak hybrid yang mengadopsi teknologi mobil balap F1 Mercedes ini di Nürburgring. Toh, pada akhirnya pihak pabrikan pun tergelitik untuk menjajal seberapa kencang mobil ini di sirkuit balap legendaris tersebut.

Pembalap DTM Maro Engel pun didapuk untuk memiloti Mercedes-AMG One di Green Hell pada 28 Oktober 2022 lalu dan berhasil mencatatkan rekor waktu 6 menit 35,183 detik. Meskipun catatan waktu tersebut bersifat tidak resmi, namun lebih cepat dari rekor 6 menit 38,835 detik yang dibukukan oleh Porsche 911 GT2 RS pada Juni 2021 lalu.

Dari catatan waktu tersebut, pihak pabrikan pun optimis dan meyakini bahwa mobil ini masih bisa mencatatkan rekor waktu yang jauh lebih cepat lagi. Mengingat uji catatan waktu tercepat ini dilakukan untuk mobil versi produksi, maka tak ada sedikitpun modifikasi yang dilakukan pada Mercedes-AMG One.

Settingan pada mesin 1.6-liter V6 plus 4 motor hybrid dengan output daya total 1.063 hp yang digunakan mobil ini sesuai standar versi produksi. Transmisi manumatic 7-speed dengan kopling bermaterial karbon 4 cakram sangat mumpuni dengan performa ‘makhluk’ super ini.

Mercedes-AMG One didukung oleh konstruksi monocoque karbon Formula 1 yang super kuat dan ringan, mesin yang bertenaga, dan transmisi yang luar biasa serta terintegrasi langsung dengan sasis. Selain itu, sasis aluminium multi-link yang sporty dan inovatif dengan penyangga suspensi push-rod melintang menonjolkan desain tanpa kompromi.

Sekadar amat sangat kencang saja tidaklah cukup. Kinerja sistem pengereman, setting ban dan gaya aerodinamika kendaraan serta kesiapan fisik dan mental sang pilot menjadi faktor yang tak dapat dikesampingkan.

Apakah mobil ini dapat menorehkan catatan waktu yang lebih cepat atau akankah ada mobil lain yang mampu mematahkan rekor Mercedes-AMG One? Tentu saja… Rekor waktu memang untuk dipatahkan bukan? Akan selalu ada yang lebih kencang dan jauh lebih cepat…