AION Y Plus Premium, Tak Kalah Pamor Dari Segi Harga Dan Fitur
Berkenaan dengan partisipasi perdana di GIIAS Bandung, AION Indonesia mengajak kami dan sejumlah rekan media dari Jakarta untuk menggunakan AION Y Plus menuju press day di GIIAS Bandung 2024.
Tema “AION Y Plus Media Drive: Unlimit Your e:Xperience” yang dipilih pada kegiatan yang berlangsung selama dua hari yakni 25-26 September 2024 ini memang cocok. Kami dan para awak media penasaran ingin mencoba lebih jauh berbagai aspek dari mobil listrik lansiran GAC AION yang satu ini.
Ada sejumlah tantangan yang diberikan kepada para peserta pada sesi test drive. Power Saver Challenge jadi tantangan utama untuk membuktikan daya jelajah maksimum 490 km dari varian Premium.
Yang tak kalah menarik adalah tantangan Luggage dan Comfort Challenge. Tak hanya menguji kepraktisan dan kenyamanan kabin, tapi juga daya muat bagasi AION Y Plus.
AION Y Plus Premium
AION Y Plus varian Premium yang kami kendarai dibekali baterai berdaya 63,2 kWh. Jarak jelajah maksimumnya dikatakan bisa mencapai 490 km (standar siklus NEDC). Speknya setara dengan AION Y Plus varian Elite 490 yang dipasarkan di Thailand.
Mobil listrik ini dianggap cocok dengan konsumen di Indonesia yang membutuhkan mobil keluarga dengan kabin yang lapang. Kondisi iklim, lalu-lintas, serta karakter jalan raya di sejumlah kota besar Indonesia tak jauh beda dengan Thailand.
Jakarta-Bandung-Jakarta
Dealer AION Warung Buncit, Jakarta Selatan menjadi titik start. Ada lima unit mobil AION Y Plus yang digunakan pada sesi test drive. Meskipun konfigurasinya 5-seater, tapi setiap mobil diisi empat orang penumpang dengan beragam postur tubuh. Mulai dari yang berpostur tubuh sedang hingga tinggi besar alias extra large.
Mengapa hanya diisi empat penumpang? Nah, varian Premium bobotnya sekira 80 kg lebih berat dari varian Exclusive yang punya daya baterai lebih kecil. Bobot yang kurang lebih setara satu orang penumpang. Belum lagi barang bawaan di bagasi.
Akselerasi Tergolong Responsif
Saat masuk kabin dan sistem kelistrikan dalam posisi ON, pada layar indikator tertera kapasitas baterai di posisi 100 persen. Saat tombol START ditekan dan motor generator hidup, indikator baterai jadi 99 persen.
Dengan kapasitas daya baterai 63,2 kWh (63.200 Watt), maka untuk START butuh daya sebesar 1 persen atau setara 632 Watt.
Kami coba mode ECO saat melaju di jalan dalam kota, lalu beralih ke mode SPORT. Lumayan responsif juga akselerasinya untuk mencapai angka 60 km/jam. Kecepatan mulai meningkat saat di tol TB Simatupang hingga tol MBZ. Laju berkendara rata-rata 80 km/jam sesuai aturan rambu tol.
AION Y Plus digerakkan oleh motor listrik bertenaga 150 kW (201 hp) dengan torsi puncak sebesar 225 Nm. Tak heran pada mode SPORT tarikannya lumayan responsif.
Akselerasi dari kondisi diam hingga 100 km/jam diklaim hanya butuh waktu 8,5 detik. Karena AION Y Plus bukan spek performa tinggi seperti AION Hyptec, jadi menurut kami wajar saja jika waktunya lebih lamban dari 8,5 detik. Lagipula, ini adalah mobil harian dan bukan buat drag race.
Sebagai catatan, para pengemudi yang awam dan belum terbiasa dengan mobil listrik sebaiknya membiasakan diri secara bertahap. Mulai dari mode ECO, i-Pedal, NORMAL lalu SPORT. Tentunya pengemudi agar tidak kaget saat beradaptasi dengan respon performanya yang cukup instan.
Mode i-Pedal Memang Praktis
Lalu lintas di ruas tol tak terlampau padat hingga sampai di rest area KM 72. Arus padat merayap mulai kami nikmati ketika memasuki kota Bandung.
Setibanya di lokasi event GIIAS Bandung, indikator baterai menunjukkan angka 60 persen. Kami pun menjelajahi kota Bandung dengan kondisi lalu lintas padat merayap. Mode ECO dan i-Pedal jadi pilihan yang pas.
Mode i-Pedal paling cocok dan praktis jika tengah terjebak di lalu lintas padat merayap. Anda cukup menggunakan pedal gas saja. Cukup angkat kaki dari pedal gas, laju mobil akan melambat hingga berhenti sempurna meski pedal rem tak diinjak.
Sistem rem pun bekerja sangat baik di berbagai rentang kecepatan. Selain itu, AION Y Plus dilengkapi fitur regenerative braking yang akan mengkonversi energi pengereman menjadi energi listrik dan disimpan di baterai. Ternyata ini dia yang bikin konsumsi daya baterai terbilang irit.
Kemampuan energy recovery dapat disetel levelnya mulai dari low hingga high. Makin tinggi angkanya, laju berkendara akan lebih lekas melambat seiring berkurangnya tekanan pijakan kaki pada pedal gas.
Keesokan harinya kami kembali ke Jakarta via tol Cipularang. Kecepatan berkendara rata-rata di angka 60-75 km/jam. Mode berkendara Normal dan Sport selama di tol.
Kami pun finish di bilangan Ampera, Jakarta Selatan. Indikator baterai menunjukkan daya yang tersisa di angka 24 persen. Perjalanan yang kami tempuh tercatat 360 km.
Dengan sisa daya baterai 24 persen, estimasi jarak yang bisa ditempuh di kisaran 115-130 km, bergantung pada mode berkendara yang akan digunakan.
Konsumsi daya baterai pada perjalanan kami mungkin akan lebih irit lagi jika hanya menggunakan mode berkendara ECO dan i-Pedal, tanpa menggunakan mode Normal maupun Sport. Konsumsi daya listrik baterai yang cukup ekonomis ditunjang dengan adanya fitur regenerative braking.
Kabin Nyaman Dan Lapang
Salah satu yang jadi daya pikat dari AION Y Plus Premium adalah kemasan kabinnya.
Interior mobil listrik AION Y Plus ini punya ruang kabin yang lumayan lega dan bisa membuat. Joknya terutama yang ada di baris depan bisa direbahkan hingga rata dengan jok di baris kedua.
Posisi duduk pada jok depan dan belakang cukup nyaman dan ergonomis. Pengemudi dan penumpang bertubuh tinggi besar sekalipun tetap merasa nyaman.
Tak hanya ruang kaki dan ruang batas kepala dengan plafon yang terbilang lega. menjadi lega. Bukaan pintu hampir 90° serta lantai kabin yang datar mempermudah akses penumpang masuk dan keluar kabin.
Lingkar setir model flat bottom cukup tebal dan berbalut kulit. Tak hanya ergonomis dan nyaman digenggam. Bobotnya pun tidak terlalu ringan.
Kekurangannya, posisi setir hanya tersedia setelan tilt (naik-turun), tanpa dilengkapi setelan telescopic (maju-mundur).
Kemasan kabin bagian depan terutama area dashboard dan konsol tengah bergaya semi futuristis dan simple minim tombol fisik.
Panel instrumen berupa layar digital LCD 10,25 inci di balik kemudi cukup besar dan informasi yang tertera mudah dibaca.
Tersedia Dua Pilihan Warna Interior
Panel digital touch screen penampil sistem multimedia berukuran 14,6 inci di tengah dahsboard terbilang besar. Seluruh fitur berkendara dikendalikan dari layar sentuh di dashboard. Termasuk pengaturan AC dan posisi kaca spion.
Bagi yang belum terbiasa memang agak merepotkan harus berkutat pada menu fitur pada tampilan layar. Agak kurang praktis.
Ada dua pilihan warna interior, yakni Fairry Wonderland bernuansa abu-abu gelap dan Enchanted Forest yang nampak lebih kalem.
Kabin mobil listrik berukuran compact ini dilengkapi dengan 32 warna pencahayaan dan delapan tingkat kecerahan. Anda bisa mengaturnya via layar di tengah dashboard.
Satu hal yang bikin betah berkendara walau cuaca panas terik adalah hembusan angin dari kisi-kisi AC cukup kencang. Sudah disetel pada level paling rendah pun tetap dingin.
Di atap terdapat panoramic sunroof yang kendali buka tutupnya bisa dilakukan via voice command. Fitur perintah suara juga bisa digunakan untuk pengoperasian beragam fitur lainnya. Nah, canggih kan….
Sayangnya, hanya ada satu port USB dan soket 12 volt di kabin depan. Sedangkan di belakang hanya tersedia satu port USB. Selain itu, port untuk kabel ponsel Type C juga belum tersedia. Hal ini bisa menjadi catatan tersendiri bagi GAC AION selaku produsen.
Sensasi Berkendara Menyenangkan
Nah, bagian inilah yang bikin kami betah mengendarai mobil listrik AION Y Plus Premium. Ban berukuran 215/50 R18 terbilang punya tapak cukup lebar dengan profil ketebalan ban agak tipis. Grip ban ke permukaan jalan begitu terasa saat bermanuver di tol maupun menikung dengan kecepatan agak tinggi.
Handling kemudi lumayan jinak. Berkendara jadi kian PD dengan adanya sejumlah fitur seperti Vehicle Dynamic Assist, Traction Control System dan Electronic Stability Program. Sistem bantu berkendara akan mengurangi gejala understeer maupun oversteer.
Hanya saja saat melintasi permukaan jalan cor beton di jalan tol terasa bantingan suspensinya agak sedikit keras. Tetapi masih bisa ditolerir dan tidak mengganggu kenyamanan penumpang.
Kaca depan cukup lebar dengan bagian hidung agak pendek dan terbilang landai membuat jarak pandang pengemudi lebih leluasa. Bodi yang terbilang cukup kecil tak menyulitkan saat parkir di tempat terbatas. Demikian pula saat menikung di jakan agak sempit maupun saat putar balik.
ADAS Tergolong Komplit
Soal fitur keselamatan berkendara aktif semi otonom dan ADAS yang ada pada AION Y Plus terbilang lengkap.
Mulai dari Adaptive Cruise Control with Stop & Go, Intelligent Cruise Assist, Lane Keeping Assist, Lane Departure Warning, Forward Collision Warning, Automatic Emergency Braking, Traffic Jam Assist, hingga sensor radar. Masih ditambah lagi dengan sensor Integrated Body Control Module (IBCM) dan sistem kamera 360° berkualitas HD (High Definition).
Dari sisi fitur seperti ADAS dan kelengkapan lainnya, kedua varian AION Y Plus baik Exclusive maupun Premium tidak ada perbedaan alias sama persis.
Mobil listrik AION Y Plus varian Premium dipasarkan di Indonesia dengan harga Rp 475 juta On The Road (OTR) Jakarta. Hanya selisih Rp 60 juta lebih mahal dari varian Exclusive yang daya baterainya lebih kecil.
Jika dibandingkan dengan kompetitor dengan level setara seperti BYD Atto 3 dan Chery Omoda E5 yang berada di level Rp 500 jutaan, harga mobil listrik AION Y Plus masih relatif lebih murah.
Jika saja GAC memproduksi mobil listrik AION Y Plus secara lokal di Indonesia, harga jual bakal lebih terjangkau.