Musim Hujan Terbukti Perlu Perhatian Khusus Ketika Berkendara

Memasuki musim hujan, jalanan basah, dan licin sering kali membawa tantangan besar bagi para pengemudi. Jalanan yang licin akibat air hujan sering kali menyebabkan pengemudi kehilangan kendali, terutama jika kecepatan kendaraan terlalu tinggi atau ketika ada genangan air yang tak terlihat.

Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, bahkan pada pengemudi yang berpengalaman sekalipun, karena permukaan jalan yang basah cenderung menurunkan traksi ban pada kendaraan. Sehingga penting bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam berkendara di musim hujan. Berikut beberapa tips penting agar mengemudi bisa tetap aman saat kondisi jalanan licin:

Kurangi Kecepatan

Jalanan basah meningkatkan risiko aquaplaning, kondisi saat ban tidak dapat menyerap air dengan baik, sehingga mobil terasa seperti melayang di atas air. Hal ini dapat menghilangkan traksi ban pada permukaan jalan, yang akhirnya membuat kendaraan sulit dikendalikan. Dengan mengurangi kecepatan, Anda meminimalkan risiko kehilangan kendali kendaraan akibat aquaplaning.

Hati-hati Dengan Kubangan Air

Kubangan air di jalan bisa menutupi lubang yang membahayakan, bahkan bagi pengemudi yang berpengalaman sekalipun. Ketika Anda melintasi kubangan, kendaraan Anda dapat menyebabkan percikan besar yang berpotensi mengganggu visibilitas pengendara di belakang atau samping Anda.

Gunakan Lampu

Saat hujan deras, gunakan lampu utama agar kendaraan Anda lebih mudah terlihat oleh pengendara lain. Hindari penggunaan lampu hazard, yang justru dapat menimbulkan kebingungan di jalan. Karena pengemudi lain tidak dapat mengetahui arah atau kondisi kendaraan Anda.

Microsleep dan Risikonya Bagi Pengendara

Microsleep atau kondisi ketika seseorang secara singkat tertidur tanpa disadari, memang sangat berbahaya, terutama saat sedang berkendara. Microsleep terjadi dalam beberapa detik saja, namun dapat menyebabkan risiko kecelakaan yang sangat serius.

Karena terjadinya sangat singkat, orang sering kali tidak sadar tengah mengalami microsleep. Namun, dalam waktu singkat tersebut, potensi kecelakaan bisa sangat besar, apalagi jika saat berkendara dalam kecepatan tinggi, maupun saat berada di lalu lintas yang ramai.

Penyebab microsleep dapat didasari oleh beberapa faktor. Yang pertama ialah kurang tidur. Orang-orang yang bekerja dengan shift, terutama di malam hari, lebih rentan mengalami microsleep. Sebab, pola tidur yang terganggu, sehingga membuat otak lebih mudah kelelahan. Otak lalu mencari cara mendapat waktu untuk beristirahat, dan masuk ke fase microsleep.

Selanjutnya, microsleep bisa terjadi ketika fisik dan mental seseorang sedang dalam kondisi lelah. Akibatnya otak mengalami kesulitan untuk membuat tubuh tetap waspada. Hal ini bisa semakin diperparah, terutama saat melakukan aktivitas yang monoton, seperti menyetir di jalan tol yang lurus dan sepi.

Gangguan tidur seperti sleep apnea atau insomnia, memang mengganggu kualitas tidur seseorang. Hasilnya, membuat otak tidak mendapat waktu yang cukup untuk beristirahat. Akibatnya, saat sedang melakukan aktivitas sehari-hari, otak akan mencoba ‘colongan’ dengan mencari cara untuk memasuki fase microsleep.

Ada beberapa cara tetap waspada dan mengurangi risiko agar tidak mengalami microsleep saat berkendara. Yang pertama adalah cukup tidur sebelum berkendara. Pastikan tidur yang cukup dengan durasi minimal tujuh jam.

Selanjutnya, jangan lupa untuk beristirahat secara berkala. Setiap dua jam, berhenti sejenak untuk meregangkan otot dan membiarkan otak beristirahat. Lalu hindari berkendara pada rawan, seperti tengah malam hingga dini hari. Sebab itulah waktu di mana otak secara alami merasa lelah.

Curah Hujan Tinggi, Perhatikan Cara Berkendara Yang Aman

Curah hujan tinggi atau hujan deras diiringi angin kencang kerap kali membuat jarak pandang saat berkendara jadi terbatas. Kondisi tersebut tentu saja harus diwaspadai, karena dapat menimbulkan kecelakaan saat berlalu lintas.

Seperti diketahui, curah hujan tinggi diiringi angin kencang kini tengah melanda Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dan beberapa wilayah lainnya di Indonesia. Bahkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD DKI Jakarta telah memberi peringatan dini terkait cuaca tersebut di wilayah Jabodetabek.

Pasalnya, akan berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang sampai lebat diiringi petir dan angin kencang. Tentu saja, peringatan ini perlu diindahkan oleh setiap pengemudi mobil agar senantiasa aman saat berkendara. Oleh karenanya, Anda patut memperhatikan beberapa hal penting agar aman berkendara saat musim hujan.

Turunkan Kecepatan Saat Berkendara

Kondisi curah hujan tinggi diiringi angin kencang kerap membuat jarak pandang lebih pendek. Karena itu, Anda harus menurunkan kecepatan mobil minimal 10 km saat berkendara. Hal tersebut penting dilakukan untuk memperbaiki kondisi normal. Dengan begitu, jarak pandang aman dan Anda dapat membuat kendaraan dalam kondisi berhenti.

Bersihkan Jamur di Kaca Mobil dan Perhatikan Kondisi Wiper

Hal lainnya yang tak kalah penting diperhatikan saat hendak berkendara di kondisi curah hujan tinggi adalah memperhatikan jamur di kaca mobil. Anda wajib membersihkannya, karena jamur bisa menahan jatuhnya air hujan yang membuat air tidak dapat dibuang oleh wiper. Selain itu, penting juga untuk menjaga kondisi wiper dengan rajin melihat kekerasan karetnya. Segera mengganti karet wiper jika sudah getas.

Cek Kondisi Ban Mobil

Pengendara juga harus mewaspadai kondisi aquaplaning atau berada di tengah genangan air saat musim hujan. Pasalnya, kondisi ini dapat menyebabkan ban mobil kehilangan cengkeraman saat berkendara dengan kecepatan tinggi di genangan air. Pastikan umur ban sesuai dengan batas pemakaiannya, memeriksa tekanan angin ban mobil, serta mengganti ban yang tidak layak pakai atau kondisinya tapaknya sudah habis.

Kecelakaan mobil

Lalu Lintas Makin Semrawut, Waktunya Terapkan Defensive Driving

Melihat makin semrawutnya lalu lintas di kota besar, ada baiknya kita menjunjung tinggi tingkat keselamatan berkendara. Ingat, kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di jalan raya, yang repot bukan hanya pengendara yang terlibat. Ada kepentingan orang lain dan bahkan keluarga kita juga akan terganggu.

Untuk menumbuhkan rasa aman dan selamat di perjalanan, coba terapkan mentalitas defensive driving. Ini adalah mentalitas yang berlawanan dengan cara berkendara agresif, dan meningkatkan kenyamanan serta keselamatan.

mobil tabrakan

Bagaimana caranya? Beberapa tips untuk defensive driving ada di bawah ini. Intinya, kalau meminjam perkataan Sony Susmana, pakar keselamatan berkendara, “Jangan menabrak, jangan sampai ditabrak dan jangan menyebabkan tabrakan.” Sekali lagi, berkendaralah dengan aman dan selamat.

Terapkan mentalitas keselamatan berkendara. Hindari cara mengemudi yang agresif dan abai terhadap sekitar. Ini akan menempatkan Anda pada posisi yang lebih pasti untuk menghadapi perilaku mengemudi orang lain yang tidak wajar (agresif, ceroboh, dan sebagainya.)

Selalu Waspada

Defensive driving

Perhatikan kondisi lalu lintas di sekitar. Dengan lebih waspada, Anda bisa lebih antisipatif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan. Biasanya, karena berkendara mobil atau motor sudah jadi kebiasaan, secara alami kita akan lebih abai. Ini yang harus dihindari.

Juga, jangan percaya orang lain juga berkendara dengan aman. Ini bagian dari kewaspadaan. Saat Anda sudah merasa berkendara dengan aman, jangan terlalu yakin kalau mobil di sekeliling Anda juga melakukan hal serupa.

Tetap Fokus

distraksi saat driving

Saat berkendara, jangan sampai terdistraksi. Pastikan pandangan dan pikiran selalu ke jalan. Lupakan telepon genggam untuk sesaat. Jangan sampai film yang diputar di head unit atau bahan obrolan dengan penumpang, menjadi pengalih perhatian.

Aturan Tiga Detik

jaga jarak

Jaga Jarak. Contoh mereka yang sulit menjaga jarak dan berujung tabrakan sudah banyak. Ingat, antara aksi pengemudi dan reaksi alat (rem, setir dan lainnya) ada jeda waktu.

Di kalangan test driver dan pemerhati keselamatan berkendara di mana pun, ada istilah ‘Tiga Detik’. Itu adalah jarak minimal antara Anda dengan kendaraan lain di depan. Contoh praktik paling mudah, saat kendaraan depan mulai beranjak, hitung tiga detik, baru Anda bergerak.

Tabrak belakang

Kalau Anda merasa kendaraan di belakang terlalu dekat, jangan lalu tancap gas dan menjauh. Pindah jalur saat memungkinkan adalah langkah paling aman. Intinya, kalau yang belakang terlihat agresif, jangan terpancing.

Tidak Perlu Emosi

road rage

Jangan terpancing untuk ikut berkendara agresif. Apalagi sampai ribut di jalan raya (road rage). Contohnya, di beberapa posting media sosial. Bahkan sampai ada yang mengeluarkan senjata api. Tidak ada gunanya. Segera mengalah demi keselamatan bersama. Hindari kontak mata dan coba melambat atau menepi.

Hindari Pengemudi Tidak Jelas

Driving under infulence

Menjauhlah dari pengemudi yang berkendara dengan tidak beraturan. Atau menjalankan kendaraannya dengan tidak beraturan. Bisa jadi karena yang bersangkutan kelelahan, dibawah pengaruh alkohol atau narkoba, atau memang lalai.

Perhatikan Kecepatan

Speed limit

Kecepatan adalah musuh keselamatan. Itulah kenapa negara memiliki peraturan batas kecepatan yang aman. Lebih dari itu, kemungkinan terjadi kecelakaan makin besar. Dan ingat di Indonesia ada aturan kecepatan minimal (60 km/jam), terutama di jalan tol.

Selain itu, banyak yang berkendara terlalu pelan di jalur yang tidak semestinya. Istilahnya road hogging. Contoh, berkendara 60 km/jam di jalur paling kanan, tanpa ada niat untuk mendahului. Atau sebaliknya, berkendara 200 km/jam di jalur paling kiri. Sama bahayanya, dan ingat, itu serupa dengan merampas hak orang lain.

Tetap Kuat Berkendara Saat Bulan Puasa

Untuk Anda lebih banyak aktivitas berkendara saat berpuasa, tentu memerlukan persiapan matang agar tetap fit. Pasalnya, saat berpuasa, Anda akan berhadapan dengan kondisi jalan dan cuaca yang kurang bersahabat sehingga akan membuat tubuh cepat lelah. Belum lagi dengan teriknya panas matahari selama di jalan yang membuat Anda kehilangan cairan.

Supaya ibadah puasa dan pekerjaan Anda tetap berjalan lancar tanpa hambatan, simak tips berkendara saat bulan puasa ini:

Penuhi nutrisi tubuh saat sahur

Pastikan menu sahur Anda sudah memenuhi kadar gizi yang dibutuhkan tubuh saat berpuasa dan cukup untuk beraktivitas seharian. Disarankan untuk mengonsumsi nasi, lauk yang kaya protein, dan juga sayuran yang kaya serat serta vitamin. Jangan lupa juga untuk menghidrasi tubuh dengan minum air putih 4-6 gelas saat sahur.

Jaga kecepatan berkendara

Selama berada di jalan, pusatkan konsentrasi Anda pada sekitar dan selalu jaga jarak aman serta kecepatan berkendara. Hindari untuk meningkatkan kecepatan berkendara meskipun jalan sedang lengang. Seringkali, jalan tol yang kosong membuat pengendara mengabaikan batas kecepatan kendaraan yang diperbolehkan. Kondisi ini tentu berpotensi menimbulkan risiko kecelakaan. Untuk itu, jaga selalu kecepatan berkendara Anda saat berada di jalan.

Istirahat yang cukup

Usahakan untuk mengistirahatkan tubuh dengan tidur yang cukup. Hal ini akan membantu Anda untuk lebih konsentrasi dan juga fokus saat mengemudi. Bulan puasa memang seringkali membuat waktu tidur Anda berkurang karena sahur dan melakukan ibadah lainnya, namun pastikan tubuh tetap fit dengan istirahat yang cukup.

Tepikan kendaraan ketika mengantuk

Jika Anda sudah merasa mengantuk atau lelah, segera pinggirkan kendaraan di rest area atau tempat yang aman untuk beristirahat. Jangan paksakan untuk berkendara karena justru bisa membahayakan. Luangkan waktu sekitar 30 menit hingga 1 jam untuk beristirahat terlebih dahulu.

Itu dia beberapa tips berkendara yang bisa Anda terapkan selama berpuasa. Terakhir, jangan lupa untuk memilih posisi nyaman dan selalu mematuhi rambu lalu lintas selama di perjalanan.

Keselamatan Berkendara Jadi Menu Utama Bagi ASEAN NCAP

Perkembangan teknologi kendaraan bermotor secara global telah berlangsung tanpa henti. Bisa dikatakan bahwa setiap hari ada saja teknologi baru untuk membuat kendaraan semakin aman dan nyaman saat dikendarai. Tentunya tidak hanya menghasilkan kedua aspek tersebut, namun produsen kendaraan harus menciptakan kendaraan yang juga dapat mendukung keselamatan berkendara.

New Car Assessment Program (NCAP) ialah badan yang memiliki tanggung jawab untuk menginformasikan tingkat keamanan dan keselamatan berkendara dari sebuah kendaraan kepada konsumen. Tujuannya adalah untuk menguji faktor keselamatan mobil baru dan untuk membantu produsen mobil meningkatkan teknologi keselamatan pada produk mereka.

Populasi sepeda motor Asia Tenggara cukup masif

Khusus untuk kawasan Asia Tenggara, maka ada ASEAN NCAP. Badan ini memiliki misi untuk mempromosikan dan meningkatkan standar keselamatan kendaraan dan sistem penilaian di kawasan ASEAN. Faktor penilaian dari ASEAN NCAP meliputi perlindungan penumpang dewasa, perlindungan penumpang anak, dan bantuan keselamatan.

Uniknya, pada ASEAN NCAP ini juga menilai keselamatan pengendara sepeda motor. Sebab, populasi sepeda motor di kawasan Asia Tenggara memang cukup masif. Terkait dengan keselamatan berkendara yang juga melibatkan sepeda motor, maka secara langsung para pelaku industri otomotif juga menyesuaikan sistem dan teknologi yang diterapkan pada produk kendaraannya.

ADAS meningkatkan keselamatan mobil dan jalan raya

Sistem bantuan mengemudi canggih atau Advanced Driver Assistance System (ADAS) yang dipasang di dalam mobil memiliki peran penting dalam keselamatan berkendara dan kinerja sistem ini pun dinilai oleh ASEAN NCAP. Sistem ini juga membantu pengemudi dalam fungsi berkendara dan ketika parkir.

“ADAS meningkatkan keselamatan mobil dan jalan raya. Sebab ADAS terintegrasi dengan sensor dan kamera, untuk mendeteksi rintangan terdekat atau kesalahan pengemudi, dan meresponsnya dengan tepat,” kata En. Ts. Yahaya Ahmad, Technical Leader ASEAN NCAP, di sela acara Vehicle Safety Course 2023/006 yang diadakan di Politeknik APP Jagakarsa, Jakarta (16/03/2023).

Faktor manusia memegang peranan tinggi dalam terjadinya kecelakaan

ADAS dikembangkan untuk mengotomatisasi, mengadaptasi, dan meningkatkan teknologi kendaraan untuk keselamatan dan mengemudi yang lebih baik. ADAS terbukti mengurangi kejadian fatal di jalan dengan meminimalkan kesalahan manusia. Fitur keselamatan ini dirancang untuk menghindari kecelakaan dengan menawarkan teknologi yang memperingatkan pengemudi saat ada potensi risiko, menerapkan perlindungan, dan mengendalikan kendaraan jika diperlukan.

Dalam kesempatan yang sama, diungkapkan bahwa mayoritas terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor masih disebabkan oleh faktor manusia. “Faktor manusia memegang peranan tinggi, bahkan mencapai 60 persen. Sedangkan faktor kendaraan hanya ada di tingkat 5 persen, lingkungan 3 persen, dan sisanya ialah irisan dari ketiga faktor tadi,” papar Adrianto Sugiarto Wiyono, selaku ASEAN NCAP Technical Committee.

Vehicle Safety Course merupakan kegiatan yang digelar oleh Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS) dan ASEAN NCAP. Dalam penyelenggaraan yang keenam ini bekerjasama dengan Politeknik APP Jakarta dan PT Karya Fajar Ultima (KyFU).

Kegiatan VSC selalu menyajikan paparan dari berbagai pihak yang peduli terhadap keselamatan, terutama dari para manufaktur kendaraan maupun pembuat peralatan keselamatan. Harapannya, para peserta VSC ini akan mendapatkan informasi yang akurat akan fitur keselamatan kendaraan.

Berkendara Malam_1

Berkendara Jauh di Malam Hari Perlu Ada Langkah Khusus

Kondisi tubuh yang fit merupakan salah satu faktor penting saat berkendara karena berkaitan dengan keselamatan. Terlebih untuk yang berencana maupun yang terbiasa berkendara mobil di malam hari, Anda wajib memperhatikan kondisi fisik maupun mobil.

Bagi yang berencana untuk berkendara di malam hari menggunakan mobil, sebaiknya simak terlebih dahulu artikel ini. Karena di sini kami punya tips bermanfaat untuk Anda. Berikut ini kami sudah merangkum beberapa tips untuk Anda yang ingin mengendarai mobil di malam hari. Simak tipsnya agar berkendara lebih nyaman dan tenang.

Lakukan Persiapan

Tips yang pertama yaitu melakukan persiapan dengan latihan. Namun sebelum itu, pastikan Anda tidur di siang hari 2 hari sebelum melakukan perjalanan jauh di malam hari. Mulailah latihan beraktivitas di malam hari. Latihan ini akan membantu Anda agar tetap fokus saat mengendarai mobil, karena mengendarai mobil di malam hari membutuhkan fokus yang lebih tinggi.

Pastikan Kondisi Fisik Bugar dan Sehat

Berkendara di malam hari hanya jika tubuh Anda sedang prima atau sehat. Selain itu, pastikan Anda melakukan latihan beraktivitas di malam hari beberapa hari sebelumnya. Jika diperlukan, silahkan Anda minum multivitamin untuk membantu badan tetap fit. Selain itu, jaga kualitas tidur dengan tidur di siang hari sebelum berangkat di malam hari.

Selalu Jaga Jarak

Jaga jarak aman dengan kendaraan lain yang ada di depan. Hal ini juga berlaku di siang hari, namun di malam hari harus lebih waspada lagi. Lampu mobil tidak bisa mengimbangi cahaya matahari di siang hari. Artinya terkadang menggunakan lampu saja belum cukup dalam kondisi tertentu. Itulah kenapa Anda harus menjaga jarak dengan kendaraan untuk mencegah timbulnya kecelakaan.

Pastikan Kondisi Lampu Mobil Optimal

Pencahayaan mobil di malam hari sangat penting, khususnya bagian lampu utama. Pastikan lampu depan mobil Anda masih layak untuk digunakan. Jika lampu tersebut bermasalah, kami menyarankan untuk menggantinya sebelum berkendara mobil di malam hari. Meskipun lampu headlamp ini sangat penting, namun tidak disarankan untuk menggunakan bohlam yang dimodifikasi berlebihan. Gunakanlah lampu standar pabrikan dan sesuai peraturan dari pemerintah.

Periksa Kondisi Mobil

Selain kesehatan tubuh, Anda juga harus mengecek kondisi mobil sebelum bepergian. Lakukan servis terlebih dahulu sebelum Anda menggunakannya untuk perjalanan jauh di malam hari. Jangan lupa untuk cek kondisi mobil secara berkala, dan pilihlah bengkel resmi saja untuk melakukan servis rutin.

Tidak Perlu Terlalu Kencang

Kondisi jalan di malam hari biasanya lebih lenglang daripada di siang hari. Meski begitu, Anda tidak perlu ngebut saat berkendara. Tetap jaga kecepatan sesuai dengan batas maksimal peraturan pemerintah. Memacu kendaraan dengan kecepatan yang tidak terlalu cepat juga bisa memberikan kesempatan pada pengendara untuk bereaksi jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi. Dengan begitu, keselamatnan pun lebih terjamin.

Istirahat Jika Tubuh Sudah Mulai Lelah

Cari tempat terdekat untuk beristirahat jika badan Anda sudah terasa lelah dan mengantuk. Pilih rest area yang nyaman untuk memulihkan kondisi fisik. Ambil waktu istirahat 2 hingga 3 jam sebelum melanjutkan perjalanan. Jika dirasa sudah sangat lelah, Anda juga bisa mencari penginapan terdekat untuk istirahat. Kemudian Anda bisa melanjutkan perjalanan keesokan harinya.

Menjaga kesehatan fisik dan mesin saat berkendara mobil di malam hari, terutama untuk perjalanan jauh sangat penting. Dengan tubuh dan kendaraan yang prima, Anda bisa melakukan perjalanan dengan nyaman.

Aquaplaning Jangan Dianggap Remeh

Menjelang pergantian tahun, biasanya di Indonesia sudah mulai musim hujan. Kalau sudah musim hujan, grafik pengguna jalan raya yang mengalami kecelakaan mulai terlihat meningkat. Terkait kecelakaan, salah satu faktornya adalah kondisi ban pada kendaraan. Bahkan, kondisi ban yang masih bagus saja masih berpotensi tergelicir di jalan basah, apalagi jika kondisi tapak ban sudah mulai menipis.

Ada satu keadaan yang begitu menyeramkan jika terjadi di permukaan jalan basah, yakni aquaplaning. Hal ini merupakan suatu kondisi ban kendaraan seolah mengambang karena air yang terdapat pada alur tapak ban begitu banyak dan tidak sanggup dibuang secara sempurna, sehingga ban kehilangan traksi pada aspal.

Efeknya, kendaraan akan lebih mudah tergelincir dan lebih sulit dikendalikan. Aquaplaning sering digunakan sebagai istilah di Eropa dan Asia, sedangkan di Amerika biasanya mereka sebut Hydroplaning. Gambaran mudah tentang Aquaplaning adalah seperti batu pipih yang kita lemparkan secara menyamping ke danau, batu itu meloncat-loncat dan akhirnya tetap tenggelam.

Bisa terjadi gejala Lift Force

Aquaplaning ini biasa terjadi ketika kendaraan melewati genangan air dengan kecepatan yang cukup tinggi, karena ketika kendaraan melaju dengan cepat mendapatkan gaya angkat (lift force) ketika melewati genangan air. Aquaplaning terjadi ketika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi melintasi jalanannya yang permukaannya tergenang air.

Saat melintasi genangan air tersebut, jumlah dari genangan air yang terkumpul di depan kendaraan akan melebihi kemampuan ban dalam membuang air ke belakang. Akibatnya air tersebut tidak terbuang ke belakang dan akan membentuk sebuah lapisan tipis di jalan sehingga membuat ban tidak memiliki traksi pada permukaan jalan atau ban tidak menapak pada jalan. Kondisi ban yang sudah tipis akan lebih beresiko terjadinya aquaplaning. Berikut ada beberapa faktor yang dapat Anda lakukan untuk menghindari aquaplaning:

Kecepatan

Saat hujan sebaiknya kecepatan maksimal kendaraan 70 km/jam dan perhatikan kecepatan kendaraan sekitar. Ini tujuannya untuk meminimalisasi terjadinya selip pada kondisi jalan basah.

Kondisi Ban

Ketika masuk musim hujan, menggunakan ban yang masih bagus menjadi hal teramat penting, jadi sebelum berkendara sebaiknya memeriksa tapak ban kendaraan. Waktu membeli ban juga di perhatikan, pilihlah jenis ban yang direkomendasikan untuk permukaan kering maupun basah.

Tekanan Udara

Pengecekan sebelum berkendara penting dilakukan, salah satunya dengan memeriksa tekanan udara pada ban, apakah sudah sesuai dengan standar tekanan angin yang ditetapkan.

Akibat yang ditimbulkan oleh aquaplaning memang begitu besar, untuk itu sudah menjadi keharusan bagi kita apabila sudah menghadapi musim hujan, periksa kembali seluruh keadaan kendaraan, demi keselamatan Anda dan juga orang lain.