Garansi Enam Tahun Ban Michelin Supaya Konsumen Tenang

Seiring dengan menjalankan ibadah di bulan Ramadan, sejumlah pemilik kendaraan malah sudah melakukan persiapan untuk mudik di momen libur panjang Lebaran. Tentu ada hal penting yang perlu diperhatikan, terutama yang terkait dengan keselamatan dan kenyamanan selama perjalanan. Terlebih lagi, berbarengan dengan potensi cuaca ekstrem selama periode pancaroba. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah melakukan pemeriksaan kendaraan dengan cermat dan menyeluruh, tak terkecuali kondisi ban.

Perlu diingat, bahwa ban merupakan satu-satunya bagian dari kendaraan yang bersentuhan langsung dengan permukaan jalan. Sehingga sangat penting memastikan kondisi ban, agar perjalanan mudik terasa aman, lancar, dan nyaman.

Michelin Indonesia, perusahaan mobilitas bagian dari Michelin Group, selalu mengutamakan keselamatan dan pengalaman berkendara. Sekaligus menyediakan solusi berupa sederet produk ban berkualitas, sesuai dengan kebutuhan pasar Indonesia.

“Keselamatan dan pengalaman berkendara yang optimal adalah prioritas utama bagi Michelin. Kami menyediakan produk Michelin dan BFGoodrich dengan standar keselamatan yang tinggi dan performa yang cocok untuk segala medan,” kata Sai Banu Ramani, President Director PT Michelin Indonesia.

“Memastikan ban dalam kondisi baik dapat mengurangi risiko kecelakaan dan memastikan kenyamanan berkendara bagi pengemudi dan keluarga. Dalam keseharian, kita bisa melakukan tindakan preventif, seperti menghindari paparan sinar matahari langsung. Termasuk memberikan perhatian ekstra pada kondisi ban kendaraan, terutama ketika ingin melakukan perjalanan jauh,” tambah Mochammad Fachrul Rozi, Product Marketing Manager PT Michelin Indonesia.

Menghadirkan produk dengan kualitas terbaik merupakan komitmen Michelin Indonesia, bahkan Michelin Indonesia memberikan garansi selama enam tahun sejak pembelian produknya. Pemberian garansi ini ‘berani’ dilakukan, karena berdasarkan hasil uji internal Michelin.

Tidak ada perbedaan performa antara ban yang baru diproduksi dengan ban yang berumur tiga tahun, asalkan disimpan yang baik. “Garansi yang diberikan mencerminkan keyakinan Michelin akan performa produk kami, sehingga setiap konsumen Michelin mendapatkan pengalaman terbaik dalam berkendara,” tutup Sai Banu Ramani.

Bridgestone Indonesia Gelar Ban dan Promo Terbaik di GIIAS 2023

PT Bridgestone Tire Indonesia (Bridgestone Indonesia), kembali menjadi partisipan untuk memeriahkan event GIIAS 2023.

Presiden Direktur Bridgestone Indonesia, Mukiat Sutikno, menyampaikan optimismenya, “Tahun ini sepertinya akan lebih meriah, karena saat ini status pandemi covid sudah menjadi endemi. Bila tahun kemarin saja antusiasnya sangat besar, tahun ini pasti lebih besar. Ini menjadi kesempatan bagi kami untuk kembali mendekatkan diri kepada konsumen.”

Di GIIAS kali ini, Bridgestone kembali menghadirkan jajaran ban terbaiknya untuk SUV line up yakni Turanza T005A, Dueler HT 6843, dan R154.

Selain jajaran produk ban baru, mereka juga menghadirkan beberapa Heritage Tires. Contohnya seperti ban Bridgestone F1. Ban asli di ajang balap jet darat Formula One (F1). Pabrikan ini pada 1997 – 2010 menjadi bagian kejayaan balap motorsport tersebut.

Selain F1, tampil juga ban kendaraan komersial pertama yang mereka produksi tahun 1975 silam. Hmm…menarik!

Booth Bridgestone di GIIAS 2023

“Tentu di event sebesar GIIAS ini pastinya kami menghadirkan berbagai promo menarik untuk memberikan yang terbaik bagi konsumen. Jadi jangan lupa, mampir ke booth Bridgestone, karena ada banyak keseruan yang kami hadirkan,” tutup Mukiat.

Saat ini, merek ban Jepang ini juga dipercaya oleh pabrikan mobil seperti Toyota, Mitsubishi dan lainnya untuk menyediakan ban standar mobil-mobil merek (ban OEM).  Bahkan truk Mercedes-Benz Axor juga menggunakannya sebagai ban standar.

Selain itu, kalangan penyuka otomotif kerap menggunakan model high-end mereka seperti Potenza, Battlax (ban motor) dan lainnya. Beberapa produk mereka sudah dibuat lokal di pabrik yang terletak di Karawang Timur, Jawa Barat. 

 

Ini Penyebab Ban Berdecit Saat Mobil Belok

Saat berkendara, ban mobil kerap mengeluarkan suara berdecit saat berbelok dengan cepat, mengerem, atau berakselerasi. Berdecitnya ban mobil terjadi karena tapak ban yang bersentuhan dengan permukaan jalan untuk mendapatkan traksi. Hal ini sebetulnya normal terjadi, apalagi saat mobil melewati permukaan yang licin atau dilapisi cat, seperti pada area parkir gedung bertingkat.

Namun suara decit ban mobil juga dapat menjadi indikasi adanya masalah dengan sistem pengereman atau ada komponen suspensi yang mulai aus. Apalagi jika suara tersebut timbul saat mobil berbelok atau melaju dengan pelan. Ada beberapa faktor penyebab ban berdecit, yang jika tidak segera diatasi maka berpotensi menimbulkan masalah.

Kurang tekanan angin

Kurangnya tekanan angin pada ban tidak hanya membuat ban kempes, tapi juga rentan rusak. Di mana kondisi tersebut akan membuat kemampuan traksi ban semakin buruk. Jika tekanan angin ban kurang, saat mobil berbelok tidak ada perlawanan yang cukup terhadap kekuatan fisik dalam ban, sehingga tapak ban akan mencoba menemukan kontak yang tepat dengan permukaan jalan. Kondisi ini membuat ban berdecit saat berbelok di tikungan.

Keausan yang tidak merata

Tapak ban menjadi kunci untuk kendaraan mendapatkan traksi yang cukup. Saat keausannya tidak merata, ban akan mengeluarkan suara berdecit. Untuk menghindari keausan tidak rata, ban perlu diperiksa secara berkala, mulai dari balancing dan rotasi, memeriksa tekanan angin ban, suspensi, hingga kondisi tapak paling luar.

Roda yang tidak sejajar

Pengaturan sudut camber dan toe, membantu posisi roda sejajar antara satu sama lain dan permukaan jalan. Jika salah satu komponen tidak sejajar, ban akan mengalami keausan tidak merata dan menyentuh permukaan jalan dengan posisi yang salah. Penting untuk diingat bahwa penyelarasan roda (spooring) berbeda dengan penyeimbangan ban (balancing). Sebab spooring akan mempengaruhi posisi suspensi, sedangkan balancing dilakukan dengan pembagian distribusi bobot pada ban.

Kebiasaan mengemudi yang kurang tepat

Cara mengemudi yang kurang tepat juga bisa menyebabkan ban berdecit. Untuk memastikan kemudi, suspensi, roda, dan ban dalam kondisi prima dan bertahan lebih lama, pastikan untuk menghindari akselerasi dan pengereman mendadak. Saat melewati tikungan juga disarankan untuk tidak mengemudikannya dengan kecepatan tinggi, karena perbedaan antara ban dan titik arah mobil akan menghasilkan suara berdecit dan suhu juga meningkat dengan cepat, yang bisa menyebabkan ban aus sebelum waktunya.

Aquaplaning Jangan Dianggap Remeh

Menjelang pergantian tahun, biasanya di Indonesia sudah mulai musim hujan. Kalau sudah musim hujan, grafik pengguna jalan raya yang mengalami kecelakaan mulai terlihat meningkat. Terkait kecelakaan, salah satu faktornya adalah kondisi ban pada kendaraan. Bahkan, kondisi ban yang masih bagus saja masih berpotensi tergelicir di jalan basah, apalagi jika kondisi tapak ban sudah mulai menipis.

Ada satu keadaan yang begitu menyeramkan jika terjadi di permukaan jalan basah, yakni aquaplaning. Hal ini merupakan suatu kondisi ban kendaraan seolah mengambang karena air yang terdapat pada alur tapak ban begitu banyak dan tidak sanggup dibuang secara sempurna, sehingga ban kehilangan traksi pada aspal.

Efeknya, kendaraan akan lebih mudah tergelincir dan lebih sulit dikendalikan. Aquaplaning sering digunakan sebagai istilah di Eropa dan Asia, sedangkan di Amerika biasanya mereka sebut Hydroplaning. Gambaran mudah tentang Aquaplaning adalah seperti batu pipih yang kita lemparkan secara menyamping ke danau, batu itu meloncat-loncat dan akhirnya tetap tenggelam.

Bisa terjadi gejala Lift Force

Aquaplaning ini biasa terjadi ketika kendaraan melewati genangan air dengan kecepatan yang cukup tinggi, karena ketika kendaraan melaju dengan cepat mendapatkan gaya angkat (lift force) ketika melewati genangan air. Aquaplaning terjadi ketika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi melintasi jalanannya yang permukaannya tergenang air.

Saat melintasi genangan air tersebut, jumlah dari genangan air yang terkumpul di depan kendaraan akan melebihi kemampuan ban dalam membuang air ke belakang. Akibatnya air tersebut tidak terbuang ke belakang dan akan membentuk sebuah lapisan tipis di jalan sehingga membuat ban tidak memiliki traksi pada permukaan jalan atau ban tidak menapak pada jalan. Kondisi ban yang sudah tipis akan lebih beresiko terjadinya aquaplaning. Berikut ada beberapa faktor yang dapat Anda lakukan untuk menghindari aquaplaning:

Kecepatan

Saat hujan sebaiknya kecepatan maksimal kendaraan 70 km/jam dan perhatikan kecepatan kendaraan sekitar. Ini tujuannya untuk meminimalisasi terjadinya selip pada kondisi jalan basah.

Kondisi Ban

Ketika masuk musim hujan, menggunakan ban yang masih bagus menjadi hal teramat penting, jadi sebelum berkendara sebaiknya memeriksa tapak ban kendaraan. Waktu membeli ban juga di perhatikan, pilihlah jenis ban yang direkomendasikan untuk permukaan kering maupun basah.

Tekanan Udara

Pengecekan sebelum berkendara penting dilakukan, salah satunya dengan memeriksa tekanan udara pada ban, apakah sudah sesuai dengan standar tekanan angin yang ditetapkan.

Akibat yang ditimbulkan oleh aquaplaning memang begitu besar, untuk itu sudah menjadi keharusan bagi kita apabila sudah menghadapi musim hujan, periksa kembali seluruh keadaan kendaraan, demi keselamatan Anda dan juga orang lain.

BFGoodrich Advantage

BFGoodrich Advantage Touring, Ban Ekonomis Kualitas Premium Untuk Jalanan Aspal

Biasanya, BFGoodrich adalah ban off road, kini mereka merambah ke jalanan aspal.

Michelin Indonesia meluncurkan ban mobil penumpang jenis on-road BFGoodrich Advantage Touring untuk pasar Indonesia. Ban on-road bernilai ekonomis dan efisien yang didesain khusus ini dirancang dan diposisikan sebagai ban untuk mobil LCGC, MPV, sedan, hatchback, dan SUV.

BFGoodrich Advantage Touring diproduksi mulai ukuran 14 hingga 18 inci. Ban ini juga dilengkapi garansi pabrik selama enam tahun yang menjadi komitmen kualitas ban premium bagi para pelanggan.

Steven Vette, Presiden Direktur Michelin Indonesia mengungkapkan peluncuran ban mobil penumpang BFGoodrich merupakan milestone penting bagi Michelin di Indonesia.

Sementara, Mochammad Fachrul Rozi, Customer Engineering Support Michelin Indonesia menjelaskan bahwa BFGoodrich Advantage Touring memiliki beberapa fitur unggulan yang menjadikan ban ini menjadi pilihan favorit pecinta otomotif, sepert estetika dan performa kebisingan yang lebih baik. Ini didapat dari desain pola tapak yang baru, dinamis dan lebih sederhana. Juga pola tapak asimetris yang dioptimalkan melalui optimalisasi berbasis komputer untuk mengurangi kebisingan kabin interior.

Advantage Touring juga dirancang untuk menangani pengereman di segala kondisi, dengan desain permukaan asimetris yang memiliki blok tapak yang tegas, serta dinding yang memungkinkan penanganan dan kontrol menjadi lebih responsif, baik dalam kondisi basah maupun kering.

Diklaim, fitur lengkap yang akan mendorong kepercayaan diri saat berkendara, didukung dengan teknologi untaian rangka ban yang saling mengunci. Hal tersebut dapat mengurangi gesekan dan panas, sehingga membantu mengurangi konsumsi bahan bakar. Ditambah lagi dengan bidang kontak yang dioptimalkan dan dirancang khusus untuk kondisi jalan yang memiliki panas yang tinggi.

BFGoodrich Advantage Touring baru tersedia di seluruh diler resmi BFGoodrich. BFGoodrich Advantage Touring hadir dengan total 43 ukuran ban (peringkat kecepatan H, T, dan V).

Ban mobil

Tips Menjaga Kualitas Ban Saat Mobil Lama Tidak Dipakai

Mobil jarang dipakai? Perhatikan kondisi ban dulu sebelum menggunakan kembali. 

Jarang menggunakan mobil sebagai kendaraan harian? Meskipun begitu, jangan lupa selalu lakukan pengecekan kaki-kaki kendaraan seperti cakram, maupun kampas rem yang lebih mudah berkarat pada kendaraan di posisi diam. Sedangkan kampas rem pada ban belakang bisa menjadi lengket karena terlalu lama mencengkram.

Begitu juga kondisi ban. Ban rentan mengalami flat spot. Tapak ban akan mengalami kerusakan yang disebabkan oleh tekanan secara terus menerus di posisi yang sama. Kondisi ban dingin dan lembab karena cuaca juga menjadi penyebab tekanan udara pada ban akan lebih cepat berkurang.

“Secara fisik ban yang mengalami flat spot susah untuk diketahui (karena bagian yang mengalami flat spot berada pada bagian yang berkontak langsung dengan jalanan). Saat mengemudi, Anda bisa merasakan getaran, handling yang tidak nyaman, hingga dentuman halus.” National Sales Manager Passenger Car Radial (PCR) PT Hankook Tire Sales Indonesia, Apriyanto Yuwono.

Untuk itu, perusahaan ban Korea Selatan ini memberikan beberapa tips untuk mencegah flat spot pada ban kendaraan Anda.

Pertama, gunakan penyanggah ban. Dengan cara ini maka ban akan tetap bertahan pada bentuk aslinya. Hal ini bisa mencegah terjadinya flat spot dalam cuaca apapun. Namun, hindari kontak langsung sinar matahari terhadap ban. Karena sinar UV bisa merusak dan membuat ban menjadi kering.

Kedua, panaskan kendaraan secara berkala agar mesin tetap bekerja dengan baik, juga kesehatan ban. Gunakan kendaraan Anda berkeliling selama 5 – 7 menit di sekitar rumah. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga suhu ban agar tetap stabil sehingga struktur ban tersebut tidak berubah.

Ketiga, naikan tekanan angin pada ban. Sebelum meninggalkan kendaraan Anda, cobalah untuk menaikan tekanan hingga ±3 psi, atau pastikan tidak melewati batas maksimal rekomendasi dari pabrikan.

Keempat, cek tekanan angin secara berkala. Tekanan yang stabil dapat mengurangi kerusakan yang fatal.

Kelima, cek keausan ban pada simbol TWI (tread wear indicator) secara berkala. Berkurangnya tekanan angin pada ban dapat mempercepat keausan pada ban. Karena, beban yang diterima oleh tapak ban akan menjadi lebih besar sehingga terjadi defleksi ban. Pengecekan ini dapat dilakukan minimal satu minggu sekali.