Transmisi Honda CR-V RS e:HEV Berikan Kenikmatan Berkendara
All New Honda CR-V, terutama varian RS e:HEV, dihadirkan oleh PT Honda Prospect Motor (HPM) dengan konsep berkendara dinamis yang kental. Tentu ada sejumlah aspek yang ditonjolkan, yakni kenyamanan dan performa. Yang utama tentu saja mesin 4 silinder Atkinson-cycle direct injection 2.0 liter, dipadu dengan baterai lithium-ion dengan kapasitas 1,06 kWh.
Tak ketinggalan ialah Electric Continuously Variable Transmission (E-CVT). Transmisi ini memiliki motor penggerak dan motor pembangkit tenaga berukuran kecil yang disusun secara paralel pada poros yang terpisah. Dengan mengadopsi magnet performa tinggi yang baru dikembangkan dan motor dengan struktur multi-ring, torsi maksimum dan kecepatan maksimum telah ditingkatkan.
Akselerasi lembut
Selain itu, dengan menetapkan roda gigi terpisah untuk penggerak motor dan penggerak mesin, hal tersebut meningkatkan tenaga penggerak dan kecepatan maksimum sekaligus menekan peningkatan putaran mesin selama melaju di kecepatan tinggi.
Selain rasio tinggi pada transmisi tersebut, rasio rendah telah ditambahkan ke rasio roda gigi dalam mode engine drive. Area aplikasi mode engine drive telah diperluas untuk menyertakan akselerasi yang lembut dalam berkendara di perkotaan, dan lebih jauh lagi untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar.
Deceleration Paddle Selector
Sistem e:HEV bekerja dalam empat mode Driving System yang terdiri dari EV Mode, Hybrid Mode, Engine Mode, dan Regenerative yang secara otomatis akan berganti sesuai dengan kondisi jalan, pengendaraan, beban mesin dan cara mengendarai kendaraan. Ada hal unik yang dapat dijumpai saat mengendarai All New Honda CR-V RS e:HEV, yaitu terdapat Deceleration Paddle Selector di balik lingkar setir.
Fitur ini berfungsi sebagai pedal deselerasi (perlambatan) untuk memaksimalkan pengisian daya baterai melalui pengereman kendaraan (regenerative braking). Jika semakin besar level perlambatan, maka semakin banyak daya yang diserap oleh baterai. Agar semakin optimal, pengemudi dapat memindahkan posisi tuas transmisi, dari D menuju B. Hal ini untuk memberikan perlambatan yang aman bahkan di jalan menurun, sekaligus mengatur pengisian baterai yang lebih optimal.
Opsi transmisi B ini menghasilkan deselerasi yang tinggi, memberikan deselerasi yang aman dan rasa aman bahkan di jalan yang curam. Anggap saja seperti efek ‘engine brake’ pada kendaraan bertransmisi manual. Selain proses pengisian baterai menjadi lebih cepat, di saat yang bersamaan pun usia kampas rem dapat menjadi lebih awet.