GIIAS 2024

GIIAS 2024 Jadi Yang Terbesar Sepanjang Sejarahnya

Gaikindo Indonesia International Auto Show 2024 (GIIAS 2024) akan kembali digelar pada 18-28 Juli 2024 mendatang. Selain lebih cepat satu bulan dari biasanya, event otomotif ini akan menempati 11 hall di gedung Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, Kabupaten Tangerang.

Makin banyaknya merek baru yang ikut dalam pameran ini, membuat ICE BSD harus menambah satu hall lagi, dengan luas 12.000 meter persegi.

Tercatat, ada 50 merek peserta kendaraan penumpang, kendaraan komersial, sepeda motor dan ratusan merek industri pendukung. ”Tahun ini akan menjadi penyelenggaraan GIIAS dengan area terbesar dan terlengkap. Antusiasme peserta yang ingin menjadi bagian dari pameran GIIAS 2024 masih sangat tinggi. Kami masih terus berkoordinasi untuk mengakomodir kebutuhan para peserta,” ungkap Rizwan Alamsjah selaku Ketua III sekaligus Ketua Penyelenggara Pameran GAIKINDO.

Ia juga menambahkan pada GIIAS tahun ini tercatat ada delapan merek baru mobil dan motor akan tampil dan pihaknya masih dalam proses diskusi kepesertaan dengan beberapa merek lainnya.

Makin banyaknya merek otomotif abru ini ditanggapi oleh Yohannes Nagoi, Ketua Umum Gaikindo. ”Indonesia merupakan salah satu pusat ekonomi besar di Asia Tenggara. Dengan kaum muda mendominasi mayoritas dari 275 juta penduduknya, Indonesia menjadi pasar mobil yang sangat potensial dan dinamis. Sehingga sangat menarik bagi para produsen kendaraan bermotor global.”

Selain itu, indikator lainnya kalau Indonesia adalah pasar yang menarik, dilihat dari realisasi nilai investasi industri otomotif Indonesia yang terus meningkat dengan masuknya merek-merek kendaraan baru.

”Saat ini produsen mobil global khususnya dari China terus bidik pasar Indonesia, dan mereka semangat berinvestasi guna membangun pabrik dan infrastrukturnya di Tanah Air. Bagi GAIKINDO hal ini tentu menjadi hal yang sangat positif bagi perkembangan industri otomotif Indonesia,” jelas Nangoi.

Daftar merek-merek kendaraan bermotor kelas dunia yang berpartisipasi pada GIIAS 2024 bisa Anda lihat di bawah ini.

Kendaraan Penumpang

  • Audi
  • BAIC
  • BMW
  • BYD
  • Chery
  • Citroen
  • Daihatsu
  • GAC Aion
  • Great Wall Motors (GWM)
  • Honda
  • Hyundai
  • Jetour
  • KIA
  • Lexus
  • Mazda
  • Mercedes-Benz
  • Morris Garage (MG)
  • MINI
  • Mitsubishi Motors
  • Neta
  • Nissan
  • Porsche
  • Seres
  • Subaru
  • Suzuki
  • Toyota
  • VinFast
  • Volkswagen
  • Volvo
  • Wuling

Kendaraan Komersial

  • Hino
  • Isuzu
  • Mitsubishi Fuso
  • UD Trucks

Karoseri

  • Adiputro
  • Laksana
  • Tentrem.

Sepeda Motor

  • Alva
  • Aprilia
  • Astra Honda Motor
  • Exotic
  • Harley Davidson
  • Ion Mobility
  • Italjet
  • Kupprum
  • Moto Guzzi
  • Pacific
  • Piaggio
  • Polytron
  • Royal Alloy
  • Royal Enfield
  • Scomadi
  • Vespa.
Hyundai Ioniq6 N

Pemerintah Targetkan 600 Ribu Unit Mobil Listrik, Memang Bisa?

Populasi mobil listrik memang meningkat belakangan ini. Kalau melihat data GAIKINDO, hingga bulan Juni lalu (semester I 2023) sebanyak 5.849 unit mobil listrik. Ini adalah angka distribusi dari pabrik ke dealer, atau biasa disebut wholesales. Jumlah tersebut sebetulnya menggembirakan jika dibanding 2022 yang setahun penuh angkanya hanya 10.000-an unit. Itupun adalah penjualan grosir (dari dealer ke konsumen).

Kementrian Perindustrian, melalui siaran persnya mengatakan mereka mentargetkan paling tidak 600 ribu unit mobil listrik dan 2,45 juta motor elektrik bisa diproduksi. Pemerintah optimis ini bisa dicapai, dengan ekosistem kendaraan listrik yang semakin berkembang. Melibatkan para pemangku kepentingan yang meliputi industri otomotif, produsen baterai dan konsumen.

“Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis bahwa penggunaan kendaraan listrik untuk menggantikan kendaraan berbahan bakar fosil akan mampu mengurangi emisi CO2,” ujar Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Jumat (8/9).

Namun disiratkan juga, memang perlu waktu karena kebiasaan. Masyarakat sudah sangat familiar dengan penggunaan kendaraan konvensional, yang tidak repot mengisi BBM. Kemudian beralih ke EV yang fasilitas isi ulangnya masih sangat terbatas.

Kia EV6 GT

Untuk mengatasi keterbatasan itu, semua wajib kompak. Pemerintah harus bergerak cepat memberikan ruang untuk pembentukan ekosistem EV yang mumpuni. Komitmen pengurangan polusi serta insentif atau bantuan kepemilikan itu satu hal. Masih ada deretan hal lain yang harus terwujud demi membangun ekosistem ini. Seperti iklim investasi produsen hingga penyedia fasilitas isi ulang listrik, hingga bagaimana sistem daur ulang komponen yang sudah waktunya diganti.

GAIKINDO Yakin

Sementara itu, dari sisi produsen, GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Indonesia) juga menyatakan keyakinannya. Berdasarkan Sertifikat Uji Tipe (SRUT) hingga Juli 2023 lalu, telah terdaftar lebih dari 18.000 unit mobil listrik.

Wuling Air ev ke KTT G20

Ketua I GAIKINDO Jongkie Sugiarto mengatakan, target besar tersebut bukan mustahil tercapai mengingat era kendaraan listrik merupakan suatu keniscayaan secara global. Namun ia juga menegaskan, untuk mencapai target tersebut perlu lebih banyak mobil listrik dengan harga yang lebih terjangkau.

Dan memang harus diakui, saat ini harga mobil listrik masih terasa mahal dibanding versi konvensional. Itupun pemerintah sudah menggelontorkan kebijakan insentif pemotongan pajak pertambahan nilai (PPN) 10 persen. Namun baru dua produsen mobil listrik saja yang berhak mendapat insentif tersebut. Keduanya adalah Wuling dan Hyundai.